Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Antioxidant Activity Test of "Aia Tempayang" With DPPH Metode (2,2-Diphenyl-1 Picrylhydrazyl) Junita, Dera Elva; Anjani, Gemala; Muniroh, Muflihatul; Widyastuti, Nurmasari; Legowo, Anang M; Syauqy, Ahmad
Jurnal Aisyah : Jurnal Ilmu Kesehatan Vol 7, No 3: September 2022
Publisher : Universitas Aisyah Pringsewu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1878.917 KB) | DOI: 10.30604/jika.v7i3.1023

Abstract

Aia Tempayang is a traditional West Sumatera drink made from sappan wood (caesalpania sappan), pangdahai/scaphium macropadum, and basil seeds (Ocimum basilicum). Aia tempayang is simple to find and can be found in stalls that sell it in packs. The local society consumes aia tempayang because it is thought to reduce fever and treat canker sores. Sappan wood, pangdahai, and basil have antioxidant, anti-inflammatory, anticancer, and antibacterial properties. Because there has been no research on the health benefits of aia tempayang drink, the goal of this study was to determine the antioxidant activity of aia tempayang drink as well as the antioxidant activity of each ingredient. The DPPH method was used in this study to assess antioxidant activity (2,2-diphenyl-1 Picrylhydrazil). aia tempayang drink by steeping dry sappan wood, pangdahai, and basil seeds in warm water for 20 minutes at 70 Degrees Celsius, then filtering it. As a comparison, aia tempayang wrought material dissolved in ethanol was used. Comparison of components aia tempayang drink S: 56%, KS:9%, BS:35% made in 3 graded doses where dose 1 (S 4 g: KS 0.67 g: BS 2.5 g); dose 2 (S 8 g): KS 1.34 g: BS 5 g); and dose 3 (S 8 g): KS 1.34 g: BS 5 g) (S 16 g: KS 2.68 g : BS 10 g). The results of testing the antioxidant activity of aia tempayang drink showed an IC50 value of 4,417 g/l, while aia tempayang material in ethanol obtained an IC50 value of 2,018 g/ll. This shows that at a concentration of 4,417 g/l it can reduce free radicals by 50% where this result is the same as being located between dose 3 and dose 4. Testing the antioxidant activity of each ingredient according to the dose brewed with warm water obtained IC50 values as follows: 0,852 g/l, pangdahai 0,480 g/l and basil seeds 2,197 g/l. This shows that pangdahai has a high activity compared to sappan wood and basil seed.Abstrak: Aia Tempayang merupakan minuman tradisional khas Sumatera Barat yang berasal dari kombinasi kayu secang (caesalpania sappan) , kembang semangkuk (pangdahai/scaphium macropadum) dan biji selasih (ocimum basilicum). Aia tempayang secara komersial dijual dalam 1 kemasan. Bagi masyarakat sekitar, aia tempayang dikonsumsi karena dipercaya dapat menurunkan panas dan mengobati sariawan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui aktivitas antioksidan minuman aia tempayang serta aktivitas antioksidan rmasing–masing bahan Metode pengujian aktivitas antioksidan yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode DPPH (2,2-difenil-1-pikrilhidrazil). Persiapan minuman aia tempayang dilakukan dengan cara bahan kayu secang kering, kembang semangkuk, dan biji selasih diseduh dengan air hangat suhu 70 Derajat Celsius selama 20 menit, lalu disaring. Bahan kering aia tempayang yang dilarutkan dengan pelarut etanol digunakan sebagai pembanding. Perbandingan komponen simplisia aia tempayang yaitu S : 56% , KS :9% , BS : 35% dibuat dalam 3 dosis bertingkat dimana dosis 1 (S 4 g: KS 0,67 g : BS 2,5 g) ;  dosis 2 (S 8 g: KS 1,34 g : BS 5 g) dan dosis 3 (S  16 g: KS 2,68 g :BS 10 g). Hasil pengujian aktivitas antioksidan minuman aia tempayang menunjukkan niai IC50 4,417 g/l , sedangkan bahan aia tempayang yang dilarutkan etanol diperoleh nilai IC50 sebesar 2,018 g/l. Hal ini menunjukkan pada konsentrasi 4,417 g/l dapat meredam radikal bebas sebanyak 50% dimana hasil ini sama dengan terletak diantara dosis 3 dan dosis 4.Pengujian aktivitas antioksidan masing–masing bahan sesuai dosis yang diseduh dengan air hangat diperoleh nilai IC50 sebagai berikut kayu secang 0,852 g/l, kembang semangkuk 0,480 g/l, dan biji selasih 2,197 g/l. Hal ini menunjukkan kembang semangkuk memiliki aktivitas yang tinggi dibandingkan kayu secang dan biji selasih.
The Development of Yogurt Powder is High in Minerals, Rich in Antioxidants from Tempeh as a Synbiotic Drink Amala, Nur; Legowo, Anang M; Juniarto, Achmad Zulfa; Noer, Etika Ratna; Al-Baarri, Ahmad Ni’matullah
Jurnal Aisyah : Jurnal Ilmu Kesehatan Vol 7, No 3: September 2022
Publisher : Universitas Aisyah Pringsewu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (646.125 KB) | DOI: 10.30604/jika.v7i3.1162

Abstract

The habit of consuming ultra-processed foods with high calories and low in nutrients increases the prevalence of obesity and mineral deficiencies, such as calcium (Ca), magnesium (Mg), and iron (Fe). The purpose of this study was to determine the content of Ca, Mg, and Fe and antioxidant activity in synbiotic tempeh yogurt powder. This study consisted of three treatments, with the addition of tempeh as much as 0% (YT 0%), 50% (YT 50%), and 95% (YT 95%). The mineral content was analyzed by the permanganometric titration method, while antioxidant activity used the 2,2-diphenyl-1-picrylhidrazyl (DPPH) method. The addition of tempeh in the manufacture of yogurt powder to the content of Ca, Mg, and Fe was significantly different in all treatment groups with a value of (p less than 0.05). The best treatment group with the highest mineral content in YT (0%) and YT (95%) with values of 895.53 + 0.04 and 858.83 + 0.01 mg (Ca), 78.83 + 0.01 and 72.20 + 0.00 mg (Mg) as well as 25.87 + 0.28 and 25.85 + 0.28 mg (Fe) were significantly different from YT (50%). However, the highest antioxidant content in the YT treatment (50%) was 78.12+0.10%. The addition of tempeh in the manufacture of yogurt powder is very significantly different from the value (p less than 0.001) of antioxidant content. The development of yogurt powder high in minerals and rich in antioxidants from tempeh as a synbiotic drink can be an alternative in the management of obesity. Abstrak: Kebiasaan mengkonsumsi makanan ultra-olahan berkalori tinggi dan rendah zat gizi, meningkatkan prevalensi obesitas dan defisiensi mineral, seperti : kalsium (Ca), magnesium (Mg) dan zat besi (Fe) . Tujuan penelitian ini, untuk mengetahui kandungan Ca, Mg, dan Fe dan aktivitas antioksidan dalam bubuk yogurt tempe sinbiotik. Penelitian ini terdiri dari tiga perlakuan, dengan penambahan tempe sebanyak 0% (YT 0%), 50% (YT 50%) dan 95% (YT 95%). Kandungan mineral dianalisis dengan metode titrasi permanganometri, sedangkan aktivitas antioksidan menggunakan metode 2,2-diphenyl-1-picrylhidrazyl (DPPH). Penambahan tempe dalam pembuatan bubuk yogurt terhadap kandungan Ca, Mg, dan Fe secara signifikan beda nyata pada semua kelompok perlakuan dengan nilai (p kurang dari 0,05). Kelompok perlakuan terbaik dengan kandungan mineral tertinggi pada YT (0%) dan YT (95%) dengan nilai 895.53 + 0.04 dan 858.83 + 0.01 mg (Ca), 78.83 + 0.01 dan 72.20 + 0.00 mg (Mg) serta 25.87 + 0.28 dan 25.85 + 0.28 mg(Fe) secara signifikan beda nyata dengan YT (50%). Namun, kandungan antioksidan tertinggi pada perlakuan YT (50%) sebesar 78.12+0.10%. Penambahan tempe dalam pembuatan bubuk yogurt sangat signifikan beda nyata dengan nilai (p kurang dari 0,001) terhadap kandungan antioksidan. Pengembangan bubuk yogurt tinggi mineral dan kaya antioksidan dari tempe sebagai minuman sinbiotik dapat menjadi alternatif dalam manajemen obesitas.