Prabowo, Sulistyo
Unknown Affiliation

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

SUBSTITUSI KACANG HIJAU DAN KACANG MERAH PADA KUE CUBIT (Alternatif Pangan Untuk Mengatasi Anemia Gizi Besi (Fe) pada Remaja) Rahman, Fatur; Noviasty, Reny; Prabowo, Sulistyo
Jurnal Sains dan Teknologi Pangan Vol 6, No 1 (2021): Jurnal Sains dan Teknologi Pangan
Publisher : JURUSAN ILMU DAN TEKNOLOGI PANGAN, UNIVERSITAS HALU OLEO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (662.902 KB) | DOI: 10.33772/jstp.v6i1.16644

Abstract

ABSTRACTMung beans and kidney beans are some food ingredients that have the potential for high iron (Fe) content. The potential of these nutrients can be utilized as substitutable flour in making cubit cakes as an alternative healthy food to overcome the problem of iron (Fe) anemia in adolescents. This study aimed to analyze the effect of substituting mung bean and kidney bean flours on the nutritional content of the cubit cake. This was an experimental study using a completely randomized design method (CRD) with four treatments and three replications. The research results were processed using analysis of variance (ANOVA) techniques followed by Duncan's advanced test. The results show that there was no significant difference or significant effect on the nutritional content (carbohydrate, protein, fat, moisture, ash, iron, calories) of the cubit cakes that had been substituted but there was a significant effect on the fat content. The cubit cake K1 formulation (50% Wheat flour, 35% mung bean flour, 15% kidney bean flour) was the best formulation of the cubit cake because it met the nutritional requirement (RDA). K1 cubit cake formulation in 100 g serving (3 cubit cakes) contains 126.892 kcal calories, 42.1 g carbohydrates, 7.23 g protein, 13.32 g fat, and 0.001 mg/100 g iron. The substitution of mung bean and kidney bean flours tended to increase the nutrient content of the cubit cake but it was not statistically significant except for the fat content. The use of mung beans and kidney beans as alternative basic ingredients for healthy snacks should be applied to other local snacks.Keywords: Mung Beans, Kidney Beans, Cubit Cakes, Substitution, FormulationABSTRAKKacang hijau dan kacang merah merupakan beberapa bahan makanan yang memiliki potensi kandungan zat besi (Fe) yang cukup tinggi. Potensi zat gizi ini dapat dimanfaatkan menjadi tepung yang dapat disubstitusikan dalam pembuatan kue cubit sebagai alternatif panganan sehat untuk mengatasi permasalahan anemia gizi besi (Fe) pada remaja. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis pengaruh terhadap kandungan gizi kue cubit yang telah disubtitusikan tepung kacang hijau dan kacang merah. Desain penelitian ini adalah penelitian eksperimen murni dan metode Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 4 perlakuan serta 3 ulangan. Hasil penelitian diolah menggunakan teknik analisis sidik ragam (Anova) dengan dilanjutkan uji lanjut Duncan. Hasil penelitian menunjukkan tidak adanya perbedaan signifikan atau pengaruh nyata terhadap kandungan gizi (karbohidrat, protein, lemak, kadar air, kadar abu, zat besi, kalori) kue cubit yang telah disubstitusikan kecuali pada parameter kadar lemak, dimana kue cubit formulasi K1 (50% tepung terigu, 35% tepung kacang hijau, 15% tepung kacang merah) menjadi kue cubit formulasi terbaik karena memenuhi syarat makanan selingan untuk memenuhi angka kebutuhan gizi (AKG). Kue cubit formulasi K1 dalam 100 g takaran saji (3 buah kue cubit), mengandung kalori sebesar 126,892 kkal, karbohidrat sebesar 42,1 g, protein sebesar 7,23 g, lemak sebesar 13,32 g, dan zat besi sebesar 0,001 mg/100 g. Subtitusi tepung kacang hijau dan kacang merah dapat memperlihatkan kecenderungan peningkatan kandungan zat gizi terhadap kue cubit, namun tidak berbeda nyata atau signifikan secara statistik kecuali pada parameter lemak. Perlu adanya pemanfaatan kacang hijau dan kacang merah sebagai tepung alternatif bahan dasar panganan sehat yang diaplikasikan p
IDENTIFIKASI POTENSI BAHAYA PANGAN INDUSTRI TAHU SKALA RUMAH TANGGA DENGAN PENDEKATAN KONSEP HAZARD ANALYSIS CRITICAL CONTROL POINT (HACCP): LITERATURE REVIEW Jamiah, Jamiah; Prabowo, Sulistyo; Saragih, Bernatal
Jurnal Sains dan Teknologi Pangan Vol 7, No 2 (2022): Jurnal Sains dan Teknologi Pangan
Publisher : JURUSAN ILMU DAN TEKNOLOGI PANGAN, UNIVERSITAS HALU OLEO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (733.784 KB) | DOI: 10.33772/jstp.v7i2.23575

Abstract

Kasus kejadian luar biasa (KLB) yang disebabkan oleh keracunan pangan banyak terjadi pada produsen pangan di tingkat industri rumah tangga. Salah satu produk pangan olahan rumah tangga yang banyak dikonsumsi oleh masyarakat adalah tahu. Review ini membahas terkait kondisi proses dan praktik kerja, serta mengidentifikasi potensi sumber bahaya pada tahapan pengolahan tahu menggunakan pendekatan HACCP. Berbagai literatur jurnal yang telah didokumentasikan, selanjutnya  dianalisa dengan melakukan metode Gap Analysis, untuk membandingkan kondisi industri tahu saat ini dengan kondisi ideal atau semestinya. Studi literatur menunjukkan bahwa pada setiap proses pengolahan tahu terdapat potensi bahaya, berupa bahaya kimia, fisik, maupun mikrobiologis. Ditemukan titik kendali kritis (CCP) pengolahan tahu antara lain, bahaya kimia pada tahap penerimaan bahan baku, bahaya mikrobiologis pada proses perebusan tahu dan penggumpalan, serta kontaminasi fisik dan mikrobiologi pada tahap pengemasan dan penyimpanan sementara. Potensi bahaya kimia berasal dari pengawet non-pangan berbahaya seperti formalin dan borax maupun berasal dari residu pestisida. Bahaya biologi/mikrobiologi berasal dari bakteri pada air, kedelai, bubur kedelai, sari kedelai masak, gumpalan tahu dan tahu. Bahaya fisik berupa ranting, kulit luar kedelai, serbuk kayu, serta kerikil yang bersumber dari sisa panen, penggilingan, penjemuran, ataupun dari faktor lingkungan yang tidak memperhatikan penempatan lokasi pengolahan yang baik.