Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

PRODUKSI DAN APLIKASI ZAT WARNA ALAMI DARI KULIT KAYU MAHONI DAN KULIT KAYU TINGI UNTUK BATIK DI DESA KUWIRAN, KECAMATAN BANYUDONO, KABUPATEN BOYOLALI Paryanto Paryanto; Adrian Nur; Desy Nurcahyanti
JURNAL ILMIAH MOMENTUM Vol 14, No 2 (2018)
Publisher : Universitas Wahid Hasyim

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36499/jim.v14i2.2505

Abstract

Pengembangan penggunaan pewarna alami sebagai pewarna tekstil baru-baru ini meningkat. Ini karena pewarna alami ramah lingkungan dan mudah diperoleh. Ada sekitar 150 spesies tanaman yang secara intensif menghasilkan pewarna alami. Dari total spesies tanaman yang digunakan sebagai produsen pewarna alam termasuk kayu mahoni dan tingi. Pewarna alami kayu mahoni dan kayu tingi diaplikasikan pada kain 5 kali dan 10 kali pencelupan. Setelah itu penguncian warna pada kain dengan beberapa fixator. Fixator adalah tawas, ferro sulfat, dan kapur. Kemudian kain tetap diuji untuk tahan luntur warna mereka terhadap cucian, pewarnaan, gosok, uji penuaan warna kain, dan uji keringat asam. Hasil eksperimen dengan pencelupan 5 kali menghasilkan warna yang kurang tajam, sedangkan dalam mewarnai 10 kali menghasilkan warna yang lebih tajam dibandingkan untuk warna kain pada pencelupan 5 kali. Hasil analisis percobaan telah menunjukkan bahwa pewarna Mahoni dan Tingi diaplikasikan pada kain batik dan difiksasi menggunakan tawas fixator memiliki nilai evaluasi luntur warna yang optimal. Mengenali warna kain uji penuaan yang memiliki nilai R% terkecil yaitu kain dicelup dengan pewarna mahoni pada pencelupan 10 kali dan difiksasi menggunakan fero sulfat dengan nilai R 6,05. Sedangkan kain yang memiliki nilai R% tertinggi dari kain dicelup dengan pewarna mahoni pada pewarna ke-5 dan difiksasi menggunakan alum fiksator dengan nilai R% sebesar 57,97. Analisis uji ketahanan warna terhadap keringat asam pada kain pewarna Tingi dengan pencelupan 5 kali, nilai perubahan warna kain memiliki skor Gray Scale (GS) 4-5 dengan evaluasi nilai BAIK. Nilai pewarnaan warna dari asetat, kapas, poliamida, poliester, akrilat, dan wol memiliki skor Gray Scale (GS) rata-rata 4 dengan evaluasi nilai BAIK.Kata kunci: mahoni, ramah lingkungan, tingi
PROSES VISUALISASI MOTIF BATIK MBOK SEMOK SEBAGAI MEDIA KONTEMPLASI PEMBATIK GIRILAYU DI KARANGANYAR JAWA TENGAH Desy Nurcahyanti; Agus Sachari; Achmad Haldani Destiarmand
Prosiding Seminar Nasional Pakar Prosiding Seminar Nasional Pakar 2019 buku II
Publisher : Lembaga Penelitian Universitas Trisakti

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25105/pakar.v0i0.4312

Abstract

Masyarakat Jawa masa lampau melakukan penyeimbangan jiwa dengan bertapa,laku prihatin, dan puasa. Salah satu aktifitas tradisi yang digunakan sebagaimedia kontemplatif adalah membatik. Aktifitas membatik bagi masyarakatGirilayu, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah, terutama kaum perempuanmerupakan pengisi waktu luang selepas menyelesaikan pekerjaan rumah tanggasekaligus sarana penyeimbang jiwa. Proses visualisasi hingga menciptakansuasana kontemplatif menarik untuk diteliti, salah satunya ke dalam motif batikMbok Semok yang kaya makna dan filosofi. Tujuan penelitian ini adalahmenjelaskan definisi, latar belakang, dan proses visualisasi motif batik MbokSemok sebagai media kontemplasi oleh pembatik di Girilayu. Metode penelitiankualitatif digunakan untuk mengetahui diskripsi makna tersirat maupun tersuratpada proses membatik di Girilayu. Pendekatan budaya lebih tepatnyaantropologi dari perspektif visual digunakan untuk mengetahui prosesperealisasian motif batik pada selembar kain. Analisis data menggunakan modelinteraktif Miles & Huberman. Proses visualisasi motif batik Mbok Semokmerupakan wujud keseimbangan tiga unsur, yaitu rat (dunia, alam pikir, logika),raga (tubuh), dan rasa (batin, jiwa, hati). Suasana kontemplatif diperoleh dariketenangan serta kepuasan batin pembatik Girilayu ketika mengurai motif batikpada selembar kain dengan melibatkan rat, raga, dan rasa.
Peran Kearifan Lokal Masyarakat Jawa Untuk Melestarikan Batik Tradisi di Girilayu, Karanganyar, Indonesia Desy Nurcahyanti; Agus Sachari; Achmad Haldani Destiarmand
Mudra Jurnal Seni Budaya Vol 35 No 2 (2020): Mei
Publisher : Institut Seni Indonesia Denpasar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31091/mudra.v35i2.816

Abstract

Rangkaian proses rumit yang menghasilkan nilai filosofi tinggi pada batik mulai ditinggalkan oleh masyarakat pembuatnya yakni para perajin batik. Fenomena menurunnya minat generasi muda untuk melanjutkan pembuatan batik tradisi di sentra-sentra batik merupakan masalah yang harus dipecahkan dari berbagai latar belakang, di antaranya secara sosial dan budaya. Solusi dan alternatif pemecahan masalah dengan menggunakan konsep kearifan lokal perlahan diterapkan kembali oleh para perajin batik di Girilayu. Tujuan penelitian ini antara lain: 1) mengetahui penyebab menurunnya pembuatan dan penggunaan batik tradisi dari segi sosial serta budaya, 2) mengetahui peran kearifan lokal masyarakat Jawa dari aspek efektifitasnya untuk melestarikan batik tradisi, dan 3) menguraikan cara penerapan kearifan lokal dalam melestarikan batik tradisi di Girilayu. Metode penelitian yang dipergunakan yakni wawancara mendalam pada para perajin batik di Girilayu sebagai pelaku, tokoh, dan pakar batik; serta studi pustaka referensif. Pendekatan antropologis dipergunakan untuk mengumpulkan dan menganalisis data berdasarkan realitas di masyarakat. Penelitian ini menemukan bahwa peran kearifan lokal masyarakat Jawa dalam melestarikan batik tradisi di Girilayu dapat berjalan efektif melalui dukungan pendidikan keluarga dan sekolah secara intensif.
PENGAPLIKASIAN SENI MELALUI MURAL EDUKASI SEBAGAI SUMBER PENGETAHUAN TERHADAP MASYARAKAT DI KELURAHAN KUTAWARU KABUPATEN CILACAP Fendi Geral Nuari; Yayan Suherlan; Desy Nurcahyanti
Jurnal Bakti Masyarakat Indonesia Vol. 6 No. 1 (2023): Jurnal Bakti Masyarakat Indonesia
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Universitas Tarumanagara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24912/jbmi.v6i1.23588

Abstract

Knowledge is the most important parent part owned by each individual to provide understanding and informationservices through the five senses that will be conveyed. In general, the community's assessment of mural art, apartfrom being a medium for social criticism, is certainly an aesthetic tool that develops as an information medium. Thepurpose of the educational mural in Kutawaru Village, Central Cilacap Subdistrict, Cilacap Regency is that inaddition to providing benefits to the environment for healthy living, it can add creativity in understanding scienceand insight to the community both from children, teenagers to parents. The phenomena that occur in today'sgeneration tend to be difficult to learn to understand even if they only see a glimpse and prefer to spend their timeplaying games and activities that are less useful. The existence of educational murals is able to have a positiveimpact on the community in Kutawaru Village so that it can be inspired to foster a sense of enthusiasm in learningwith the presence of mural art. The method that will be used in community service is using lecture, practice andevaluation methods. The method begins with direct observation by students by visiting residents, schools, and theKutawaru Village office to find out the conditions and assist in the preparation of concepts that will be visualizedinto mural art. The murals that will be visualized on the walls of residents with a size of 200 x 120 cm are 5 walls.The implementation of these activities went well as planned, the community was enthusiastic about the educationalmurals carried out by students and gave a positive response. The results of this service as a form of inspiration tothe community both from children, teenagers and parents so that they can be motivated to increase knowledge bylearning through educational murals ABSTRAKPengetahuan merupakan bagian induk terpenting yang dimiliki oleh setiap individu untuk memberikan pemahamanserta layanan informasi melalui panca indra yang akan disampaikan. Secara umum penilaian masyarakat terhadapseni mural selain menjadi media kritik sosial tentu menjadi sarana estetika yang berkembang sebagai mediainformasi. Tujuan dari mural edukasi di Kelurahan Kutawaru Kecamatan Cilacap Tengah Kabupaten Cilacap yakniselain memberikan manfaat terhadap lingkungan untuk hidup sehat, dapat menambah kreativitas dalam memahamiilmu pengetahuan dan wawasan kepada masyarakat baik dari kalangan anak-anak, remaja hingga orang tua.Fenomena-fenomena yang terjadi pada generasi masa sekarang cenderung sukar untuk belajar memahami walaupunhanya melihat sekilas dan lebih memilih menghabiskan waktunya untuk bermain game dan kegiatan yang kurangbermanfaat. Adanya mural edukasi mampu memberikan dampak positif terhadap masyarakat di KelurahanKutawaru sehingga dapat terinspirasi menumbuhkan rasa semangat dalam belajar dengan adanya seni mural.Metode yang akan digunakan dalam pengabdian masyarakat adalah menggunakan metode ceramah, praktik sertaevaluasi. Metode tersebut diawali dengan pengamatan secara langsung oleh mahasiswa dengan cara mendatangiwarga, sekolah, hingga kantor Kelurahan Kutawaru untuk mengetahui kondisi dan membantu dalam penyusunankonsep yang akan disosialisasikan ke dalam karya seni mural. Mural yang akan divisualisasikan ke dinding wargadengan ukuran 200 x 120 cm berjumlah 5 dinding. Pelaksanan kegiatan tersebut berjalan dengan baik sesuai denganyang direncanakan, masyarakat antusias terhadap mural edukasi yang dilaksanakan oleh mahasiswa danmemberikan respon positif. Hasil dari pengabdian ini sebagai wujud inspirasi terhadap masyarakat baik darikalangan anak-anak, remaja maupun orang tua supaya dapat termotivasi untuk menambah pengetahuan dengan carabelajar melalui mural edukasi