Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

Relasi Padung-padung dan Gerga Tulak Paku dalam Arsitektur Tradisional Karo Ariani .; Imam Santosa; Achmad Haldani Destiarmand; Agus Sachari
RUANG: Jurnal Lingkungan Binaan (SPACE: Journal of the Built Environment) Vol 9 No 1 (2022): April 2022
Publisher : Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (530.629 KB) | DOI: 10.24843/JRS.2022.v09.i01.p06

Abstract

One of the rich traditions owned by the Karo tribe in North Sumatra is a variety of ornamental or gerga. Gerga is applied to traditional Karo architecture with the aim of beautifying and representing the belief and kinship system that forms the basis of the Karo people's cosmology. One of the organic-shaped gerga inspired by nature is tulak paku. The structure of gerga tulak paku also becomes a visual image based on various crafted objects, one of which is padung-padung. This large earring jewelry is worn by Karo women from certain classes and becomes one of the cultural identities of the Karo Tribe. By its structure and shape, padung-padung is assumed to originate from the application of gerga tulak paku. This study aims to determine the relationship between the ornamental elements of tulak paku applied to the padung-padung form, and its application in Karo traditional architecture. The research was conducted using technical analysis and interpretation adopting an aesthetic approach to describe three basic aspects of an artistic object or event, namely form, weight, and appearance. Based on the results of research, it is known that the element of the gerga tulak paku has a shape structure similar to padung-padung. Both have meanings related to human power and glory, thus their applications in traditional architecture are expected to bring ‘good’ impacts.Keywords: relation; padung-padung; gerga tulak paku; Karo traditional architecture AbstrakSalah satu kekayaan tradisi yang dimiliki oleh suku Karo di Sumatera Utara adalah ragam hias atau gerga. Gerga diterapkan pada arsitektur tradisional Karo dengan tujuan untuk memperindah sekaligus merepresentasikan sistem kepercayaan dan kekerabatan yang menjadi dasar kosmologi masyarakat Karo. Salah satu gerga berbentuk organis yang terinspirasi dari alam adalah tulak paku. Selain diterapkan pada rumah adat, struktur bentuk gerga tulak paku juga menjadi citra visual pada berbagai benda-benda kerajinan, salah satunya adalah padung-padung. Perhiasan berupa anting berukuran besar ini dikenakan oleh perempuan Karo dari kelas tertentu dan menjadi salah satu identitas kultural suku Karo. Ditinjau dari struktur bentuknya, padung-padung diduga berasal dari penerapan gerga tulak paku. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui relasi unsur ragam hias tulak paku yang diterapkan pada bentuk padung-padung, serta aplikasinya dalam arsitektur tradisional Karo. Penelitian dilakukan dengan teknik analisis dan interpretasi menggunakan pendekatan estetika untuk mendeskripsikan tiga aspek dasar pada suatu benda atau peristiwa kesenian, yaitu wujud, bobot, dan penampilan. Berdasarkan hasil penelitian, diketahui bahwa unsur gerga tulak paku memiliki struktur bentuk yang mirip dengan padung-padung. Keduanya memiliki makna yang berkaitan dengan kekuatan dan kemuliaan manusia sehingga penerapannya pada arsitektur tradisional diharapkan dapat membawa dampak kebaikan.Kata kunci: relasi; padung-padung; gerga tulak paku; arsitektur tradisional Karo
UTILIZATION OF ‘TALI AIR’ BATIK STAMP IN EMPOWERING CREATIVE RESOURCE IN BANDUNG Ghaida Nasya Putri; Yan Yan Surnarya; Achmad Haldani Destiarmand
Jurnal Sosioteknologi Vol. 17 No. 1 (2018)
Publisher : Fakultas Seni Rupa dan Desain ITB

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.5614/sostek.itbj.2018.17.1.10

Abstract

'Tali air' batik stamp is a tool to create batik which is a single perpendicular line stamp by using hot wax. 'Tali air' batik stamp has a great potential to create various main ornaments but this technique has not been utilized yet for designing fashion products from Bandung. In this study ‘tali air’ batik stamp is utilized in empowering creative resource in Bandung. Method used in the study is qualitative method that is exploration by observing and discussing as data collection techniques. The result of empowering in this study is a prototype of 'Tali air' batik stamp product. This study can be developed to utilize 'Tali air' batik stamp in empowering non creative society or creative resource from areas other than Bandung.
PROSES VISUALISASI MOTIF BATIK MBOK SEMOK SEBAGAI MEDIA KONTEMPLASI PEMBATIK GIRILAYU DI KARANGANYAR JAWA TENGAH Desy Nurcahyanti; Agus Sachari; Achmad Haldani Destiarmand
Prosiding Seminar Nasional Pakar Prosiding Seminar Nasional Pakar 2019 buku II
Publisher : Lembaga Penelitian Universitas Trisakti

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25105/pakar.v0i0.4312

Abstract

Masyarakat Jawa masa lampau melakukan penyeimbangan jiwa dengan bertapa,laku prihatin, dan puasa. Salah satu aktifitas tradisi yang digunakan sebagaimedia kontemplatif adalah membatik. Aktifitas membatik bagi masyarakatGirilayu, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah, terutama kaum perempuanmerupakan pengisi waktu luang selepas menyelesaikan pekerjaan rumah tanggasekaligus sarana penyeimbang jiwa. Proses visualisasi hingga menciptakansuasana kontemplatif menarik untuk diteliti, salah satunya ke dalam motif batikMbok Semok yang kaya makna dan filosofi. Tujuan penelitian ini adalahmenjelaskan definisi, latar belakang, dan proses visualisasi motif batik MbokSemok sebagai media kontemplasi oleh pembatik di Girilayu. Metode penelitiankualitatif digunakan untuk mengetahui diskripsi makna tersirat maupun tersuratpada proses membatik di Girilayu. Pendekatan budaya lebih tepatnyaantropologi dari perspektif visual digunakan untuk mengetahui prosesperealisasian motif batik pada selembar kain. Analisis data menggunakan modelinteraktif Miles & Huberman. Proses visualisasi motif batik Mbok Semokmerupakan wujud keseimbangan tiga unsur, yaitu rat (dunia, alam pikir, logika),raga (tubuh), dan rasa (batin, jiwa, hati). Suasana kontemplatif diperoleh dariketenangan serta kepuasan batin pembatik Girilayu ketika mengurai motif batikpada selembar kain dengan melibatkan rat, raga, dan rasa.
Peran Kearifan Lokal Masyarakat Jawa Untuk Melestarikan Batik Tradisi di Girilayu, Karanganyar, Indonesia Desy Nurcahyanti; Agus Sachari; Achmad Haldani Destiarmand
Mudra Jurnal Seni Budaya Vol 35 No 2 (2020): Mei
Publisher : Institut Seni Indonesia Denpasar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31091/mudra.v35i2.816

Abstract

Rangkaian proses rumit yang menghasilkan nilai filosofi tinggi pada batik mulai ditinggalkan oleh masyarakat pembuatnya yakni para perajin batik. Fenomena menurunnya minat generasi muda untuk melanjutkan pembuatan batik tradisi di sentra-sentra batik merupakan masalah yang harus dipecahkan dari berbagai latar belakang, di antaranya secara sosial dan budaya. Solusi dan alternatif pemecahan masalah dengan menggunakan konsep kearifan lokal perlahan diterapkan kembali oleh para perajin batik di Girilayu. Tujuan penelitian ini antara lain: 1) mengetahui penyebab menurunnya pembuatan dan penggunaan batik tradisi dari segi sosial serta budaya, 2) mengetahui peran kearifan lokal masyarakat Jawa dari aspek efektifitasnya untuk melestarikan batik tradisi, dan 3) menguraikan cara penerapan kearifan lokal dalam melestarikan batik tradisi di Girilayu. Metode penelitian yang dipergunakan yakni wawancara mendalam pada para perajin batik di Girilayu sebagai pelaku, tokoh, dan pakar batik; serta studi pustaka referensif. Pendekatan antropologis dipergunakan untuk mengumpulkan dan menganalisis data berdasarkan realitas di masyarakat. Penelitian ini menemukan bahwa peran kearifan lokal masyarakat Jawa dalam melestarikan batik tradisi di Girilayu dapat berjalan efektif melalui dukungan pendidikan keluarga dan sekolah secara intensif.
UNSUR VISUAL ARCA PARWATI SEBAGAI DASAR IDE DESAIN PERHIASAN KONTEMPORER: USING VISUAL ASPECTS OF PARWATI STATUES AS A BASIS FOR CONTEMPORARY JEWEL DESIGNIDEAS Raissa Salsabila; Achmad Haldani Destiarmand
Jurnal Seni dan Reka Rancang: Jurnal Ilmiah Magister Desain Vol. 7 No. 1 (2024): Jurnal Seni dan Reka Rancang : Jurnal Ilmiah Magister Desain
Publisher : Universitas Trisakti

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25105/jsrr.v7i1.18998

Abstract

Dynamic developments in jewelry design encourage collaboration between designers and craftsmen to continue to develop innovation and uniqueness as a characteristic and strength of an industry. This research aims to design contemporary jewelry that integrates visual elements from the Parwati statue. The research method uses qualitative and quantitative approaches. With a qualitative and quantitative approach, data was collected through literature, observation, expert interviews, and questionnaires. The research results show that integrating traditional elements with new aesthetics through resin technology and 3D printing creates artistic jewelry products relevant to Generation Z. Design exploration successfully adopts past ideas, proving that design transformation can create explorative products and attract market interest. With high market interest in Arca Parwati-inspired jewelry, this research contributes to art and design, opens up new economic opportunities, and preserves cultural heritage through unique contemporary jewelry.