Indanah, Indanah
Unknown Affiliation

Published : 14 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 14 Documents
Search

PEMAKAIAN DIAPERS DAN EFEK TERHADAP KEMAMPUAN TOILET TRAINING PADA ANAK USIA TODDLER Indanah, Indanah; Azizah, Noor; Handayani, Tutiek
Jurnal Ilmu Keperawatan dan Kebidanan Vol 5, No 3 (2014): JURNAL ILMU KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
Publisher : STIKES Muhammadiyah Kudus

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pemakaian diapers dalam jangka panjang dan dipakai setiap saat, dapat menimbulkan efek yang berbahaya serta bisa  menghambat  kemampuan toilet  training anak.  Penelitian  kuantitatif  dengan  desain cros  sectional ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara frekuensi dan lamanya pemakaian diapers terhadap kemampuan toilet training pada anak usia toddler di wilayah X. Penelitian  ini  menggunakan  kuesioner   untuk  mengidentifikasi  kemampuan toilet  training,  frekuensi  dan lamanya  pemakaian diapers.  Penelitian  dilakukan   dari  tanggal  24  Januari  hingga  27  Januari  2014.  Populasi dalam  penelitian  ini  adalah  anak  usia toddler di wilayah  X  sejumlah  48  anak,   dengan  teknik  pengambilan sampel menggunakan total populasi dengan sampel sebanyak 48 responden. Hasil penelitian menunjukkan ada hubungan signifikan antara frekuensi pemakaian diapers dengan kemampuan toilet  training anak  usia toddler (p=  0,020; α=0,05),  ada  hubungan  yang  signifikan  anatara  lama  pemakaian diapers dengan  kemampuan toilet training anak toddler (p= 0,000; α=0,05). Penelitian ini  merekomendasikan orang tua  yang  memakaikan diapers pada anak  untuk  mengganti diapers lebih sering  karena semakin  kurang frekuensi dan lama pemakaian diapers maka kamampuan toilet training anak tidak akan terganggu.
RIWAYAT KEJADIAN POSTPARTUM BLUES MENGHAMBAT PERKEMBANGAN ANAK USIA 1 TAHUN Indanah, Indanah; Himawan, Rizka; Aksan, Aksan
Jurnal Ilmu Keperawatan dan Kebidanan Vol 6, No 1 (2015): JURNAL ILMU KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
Publisher : STIKES Muhammadiyah Kudus

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Usia toddler (1-3 tahun ) merupakan masa ke“emas“an karena anak mengalami perkembangan sangat cepat. Pada usia ini perkembangan  berlangsung sangat cepat dan menjadi landasan perkembangan berikutnya, termasuk perkembangan anak. Apabila seorang ibu mengalami kesedihan atau kemurungan setelah melahirkan secara terus menerus akan memberikan dampak yang kurang baik pada anak. Kondisi tersebut dikenal dengan istilah “post partum blues”. Penelitian bertujuan mengetahui apakah riwayat kejadian post partum blues berhubungan dengan perkembangan anak usia 1 tahun wilayah XJenis penelitian adalah deskriptif korelasi dengan pendekatan retrospectif, populasi dalam penelitian ini adalah anak usia 1 tahun di wilayah X sejumlah 50 anak,  dengan teknik  pengambilan sampel menggunakan total populasi. Instrumen yang digunakan untuk mengidentifikasi riwayat postpartum blues menggunakan modifikasi dari Edinburgh Post Partum Depression Scale (EPDS) dan Denver II untuk mengidentifikasi perkembangan  anak Hasil penelitian  menunjukkan ada hubungan antara riwayat kejadian post partum blues dengan perkembangan anak usia 1 tahun,  hasil uji statistik  Chi-square 3,97  dan nilai p value sebesar 0,026(α < 0,05).Hendaknya keluarga memberikan dukungan kepada ibu selama kehamilan sehingga mampu mencegah terjadinya post partum blues yang berpengaruh terhadap perkembangan anak yang dilahirkan.
PELECEHAN SEXUAL PADA ANAK Indanah, Indanah
Jurnal Ilmu Keperawatan dan Kebidanan Vol 7, No 1 (2016): JURNAL ILMU KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
Publisher : STIKES Muhammadiyah Kudus

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pelecehan seksual merupakan tindakan/perilaku seksual yang tidak dikehendak. Pelecehan sexual bisa  dalam bentuk verbal (kata-kata) maupun non verbal. Anak yang mengalami pelecehan sexual  menyebabkan perasaan terhina bagi orang lain. Menurut UNICEF sekitar 120 juta anak diseluruh dunia atau lebih dari 100 anak mengalami pelecehan seksual di bawah usia 20 tahun. Menurut Komisi Nasional Perlindungan Anak Indonesia(KPAI) mengatakan bahwa di tahun 2013 terdapat 925 kasus pelecehan seksual terhadap anak. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara pola asuh orangtua dan pengetahuan tentang kesehatan reproduksi dengan risiko terjadinya pelecehan seksual pada anak usia sekolah di SD X. Penelitian ini dilakukan di SD X di wilayah Kudus pada tahun 2015, merupakan penelitian deskriptif analitik dengan pendekatan cross Sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa SD X sejumlah 94 orang. Penelitian menggunakan teknik total sampling dalam pengambilan sampel. Instrumen yangdigunakan dalam penelitian ini berupa kuesioner yang telah dilakukan uji validitas dan reliabilitas. Analisa data menggunakan analisis univariat dan bivariat. Uji hubungan penelitian ini menggunakan Chi Square. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dari 94 siswa yang diambil data sebagai responden, menunjukkan bahwa ada hubungan antara pola asuh orangtua dan  pengetahuan kesehatan reproduksi dengan  dengan risiko terjadinya pelecehan seksual pada anak usia sekolah di SD X dengan p value masing masing sebesar 0,003, dan 0,000 (α= 0,05).
UPAYA MENURUNKAN KECACATAN PADA PENDERITA KUSTA MELALUI KEPATUHAN TERHADAP PENGOBATAN DAN DUKUNGAN KELUARGA Indanah, Indanah; Suwarto, Tri
Jurnal Ilmu Keperawatan dan Kebidanan Vol 5, No 3 (2014): JURNAL ILMU KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
Publisher : STIKES Muhammadiyah Kudus

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kusta  merupakan  penyakit kronik  yang    menyerang  syaraf  tepi,  kulit  dan  organ  tubuh manusia.Penyakit kusta  masih  menimbulkan stigma dari masyarakat, sehingga penderita kusta  menderita tidak hanya  karena penyakitnya saja, tetapi juga dijauhi dan dikucilkan oleh  masyarakat. Stigma  masyarakat timbul karena  resiko  kecacatan  yng  ditimbulkan  oleh  kusta.  Kecacatan,  proses  penyembuhan  dan  dampak sosial terhadap  penyakit  kusta  ini  sedemikian  besarnya,  sehingga  menimbulkan  masalah  kesehatan  yang  sangat mendalam.  Dampak  yang  timbul  karena  penyakit  kusta  dapat  diminimalkan  jika  adanya  dukungan  keluarga yang  optimal  terhadap  proses  pengobatan  pada  pasien  kusta. Tujuan  dari  penelitian  adalah    mengetahui hubungan antara  kepatuhan  terhadap  pengobatan  dan  dukungan  keluarga  dengan  tingkat  kecacatan  penderita kusta. Jenis Penelitian   adalah deskriptif  korelasi dengan  pendekatan cross  sectional. Populasi  dalam penelitian  ini  adalah  penderita  kusta  di  wilayah  X  sejumlah 52  orang,   dengan  teknik  pengambilan  sampel menggunakan  total  populasi.  Instrumen  yang  digunakan  untuk  mengidentifikasi  dukungan  keluarga menggunakan  kuesioner  yang  telah  valid  dan  reliabel  dan  menggunakan  instrumen cacat/ prevention of disability (POD) dari Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Hasil penelitian menunjukkan ada hubungan antara kepatuhan terhadap pengobatan dengan  kecacatan penderita kusta (p = 0,0040; α = 0,036) dan ada hubungan anatar dukungan  keluarga dengan kecacatan pada penderita  kusta  dengan  (p  =0,0040;  α  =  0,036).    Penelitian  ini  merekomendasikan  untuk  meningkatkan dukungan dari keluarga untuk meningkatkan kepatuhan terhadap pengobatan sehingga mampu mencegah dan menurunkan tingkat kecacatan pada penderita kusta.
HUBUNGAN TINGKAT KECEMASAN IBU DENGAN TINGKAT RETARDASI MENTAL ANAK DI SDLB PURWOSARI KECAMATAN KOTA KABUPATEN KUDUS TAHUN 2007 Yulisetyaningrum, Yulisetyaningrum; indanah, indanah; Azizah, Noor
Jurnal Ilmu Keperawatan dan Kebidanan Vol 2, No 2 (2011): JURNAL ILMU KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
Publisher : STIKES Muhammadiyah Kudus

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Latar Belakang kecerdasan menyesuaikan: Retardasi mental merupakan suatu keadaan yang di tandai dengan fungsi diri umum yang berada di bawah rata-rata di sertai dengan berkurangnya kemampuan untuk (berperilaku adaptif) yang mulai timbul sebelum usia 18 tahun.( Maramis,2004)Berdasarkan survey awal yang di lakukan secara acak pada tanggal 18 Februari 2007 pada 4 ibu dari siswa penderita retardasi mental di SD Luar Biasa Purwosari Kecamatam Kota Kabupaten Kudus berdasarkan tingkat kecemasan di dapatkan hasil 3 ibu mempunyai tingkat kecemasan yang berat dan 1 ibu mempunyai tingkat kecemasan yang sedang.Tujuan : Diketahuinya hubungan tingkat kecemasan ibu dengan tingkat retardasi mental anak di SDLB Purwosari Kecamatan Kota Kabupaten Kudus.Metode : Penelitian ini menggunakan survey analitik dengan metode pendekatan  Cross Sectional sedangkan analisa datanya menggunakan analisa univariat dan analisa bivariat dengan menggunakan uji Chi Square dengan sistem SPSS 12.Hasil : Berdasarkan hasil observasi yang menggunakan uji Chi Squaredi dapatkan hasil signifikan P = 0,001 atau P = < 0,05 .Hal ini menunjukkan bahwa adanya hubungan antara tingkat kecemasan ibu dengan tingkat retardasi mental  anak.Kesimpulan : Adanya hubungan antara tingkat kecemasan ibu dengan tingkat retardasi mental anak
HUBUNGAN ANTARA POLA MAKAN DAN AKTIVITAS FISIK DENGAN KADAR GDS PADA PASIEN DIABETES MELLITUS (DM) TIPE II DI PUSKESMAS MAYONG II JEPARA TAHUN 2015 Cholifah, Noor; Azizah, Noor; indanah, indanah
Jurnal Ilmu Keperawatan dan Kebidanan Vol 7, No 2 (2016): JURNAL ILMU KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
Publisher : STIKES Muhammadiyah Kudus

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kongres Federasi Diabetes Internasional di Paris tahun 2003, diabetes mellitus menduduki peringkat keempat setelah penyakit jantung, pembuluh darah, dan penyakit kanker. Menurut Badan Kesehatan Dunia (WHO), jumlah penderita diabetes mellitus tahun 2005 mencapai 200 juta orang. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara pola makan dan aktivitas fisik dengan kadar GDS pada pasien DM Tipe II di Puskesmas Mayong II Jepara. Penelitian ini merupakan  Studi Korelasi dengan pendekatan Cross Sectional dengan uji Kendall tau. Populasi dalam penelitian ini adalah pasien DM tipe II  di wilayah kerja puskesmas Mayong II Jepara yang berjumlah sebanyak 139 orang pasien DM tipe II, didapatkan sampel 34 responden. Hasil penelitian ini menunjukkan nilai p value < 0,05. Dimana nilai p value (p=0,002 dan p=0,000). Sehingga dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara pola makan dan aktivitas fisik dengan kadar GDS pada pasien DM tipe II di Puskesmas Mayong II Jepara. Adapun hubungan tersebut adalah sedang dan kuat. Ada hubungan antara pola makan dan aktivitas fisik dengan kadar GDS pada pasien DM tipe II di Puskesmas Mayong II Jepara
DUKUNGAN KELUARGA BERHUBUNGAN DENGAN KECACATAN PENDERITA KUSTA Indanah, Indanah; Suwarto, Tri; Wiyarni, Nunuk
Jurnal Ilmu Keperawatan dan Kebidanan Vol 5, No 1 (2014): JURNAL ILMU KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
Publisher : STIKES Muhammadiyah Kudus

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tujuan  dari  peneitian  adalah    mengetahui  hubungan  antara  dukungan  keluarga  dengan  tingkat kecacatan penderita kusta. Penelitian merupakan penelitian cross sectional. Hipotesa yang dibuktikan adalah  “Adanya  hubungan  antara  dukungan  keluargal   dengan  tingkat  kecacatan  pada  penderita. Sampel dalam penelitian ini adalah seluruh penderita kusta di wilayah kabupaten  X sejumlah 77 pasien.  Penelitian  menggunakan    instrument  tentang  dukungan  keluarga  dan  kecatatan  penderita kusta. Hasil menunjukkan ada hubungan antara dukungan keluarga dengan kecacatan pada penderita kusta dengan p = 0,0040 (α = 0,05).   Penelitian ini merekomendasikan untuk meningkatkan dukungan dari keluarga untuk mencegah dan menurunkan tingkat kecacatan pada penderita kusta.Kata Kunci : dukungan keluarga, kecacatan, kusta
PENGARUH TEHNIK RELAKSASI EFFLURAGE TERHADAP PENURUNAN NYERI PADA PASIEN POST APPENDICTOMY DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN KUDUS Fitrianingrum, Fitrianingrum; indanah, indanah; Suwarto, Tri
Jurnal Ilmu Keperawatan dan Kebidanan Vol 4, No 2 (2013): JURNAL ILMU KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
Publisher : STIKES Muhammadiyah Kudus

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Latar Belakang: Pengelolaan managemen nyeri dapat dilakukan dengan berbagai tehnik antara lain yaitu tehnik hipnotis, distraksi, imajinasi terbimbing dan tehnik relaksasi efflurage. Tehnik relaksasi efflurage merupakan tehnik relaksasi dengan melakukan masase daerah sekitar fokus nyeri yang terjadi sehingga otot-otot sekitar menjadi relaksasi. Dalam kondisi rileks tubuh juga menghentikan produksi hormon adrenalin dan semua hormon yang diperlukan saat kita stress dan nyeri. Karena hormon stres dan nyeri adrenalin diproduksi dari blok bangunan kimiawi yang sama, ketika kita mengurangi stres kita juga telah mengurangi produksi kedua hormon nyeri tersebut.Tujuan penelitian: Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh tehnik relaksasi efflurage terhadap nyeri pada pasien post appendectomy di Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Kudus.Metode Penelitian: Metode dalam penelitian ini adalah quasy-eksperiment yang mempunyai tujuan mengungkapkan hubungan sebab akibat dengan cara melibatkan kelompok kontrol disamping kelompok eksperiment dengan populasi pasien post appendictomy di Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Kudus pada bulan April - Oktober 2012 yang berjumlah 243 pasien dan besar sampel 46 responden. Adapun pengambilan sampel dengan tehnik accidental sampling.Hasil Penelitian: Hasil analisis uji mann whitney didapatkan bahwa p value = 0,001 (p value            < a) maka dapat disimpulkan Ho ditolak dan Ha diterima yang berarti ada pengaruh tehnik relaksasi eflurage terhadap nyeri pada pasien post appendectomy di Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Kudus.Saran: Dengan penelitian ini diharapkan pasien malaksanakan manegemen nyeri dengan menggunakan tehnik relaksasi eflurage untuk mengurangi nyeri pasca operasi serta adanya kelanjutan penelitian mengenai manegemen nyeri dengan menggunaan metode tindakan keperawatan yang lebih baik dan sampel yang lebih proporsional.
ANALISIS FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN “SELFCARE BEHAVIOR” PADA ANAK USIA SEKOLAH DENGAN TALASEMIA MAYOR DI RSUPN. DR. CIPTO MANGUNKUSUMO JAKARTA 2010 Indanah, Indanah; Yetti, Krisna; Sabri, Luknis
Jurnal Ilmu Keperawatan dan Kebidanan Vol 2, No 2 (2011): JURNAL ILMU KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
Publisher : STIKES Muhammadiyah Kudus

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian mendapatkan gambaran “faktor-faktor berhubungan dengan Selfcare Behavior anak usia sekolah dengan talasemia mayor”. Penelitian  merupakan penelitian cross sectional. Hipotesa yang dibuktikan adalah “Adanya hubungan antara Pengetahuan, Dukungan Sosial, Status Kesehatan, Usia, Jenis Kelamin, Lamanya Sakit dengan Selfcare behavior Anak Usia Sekolah dengan Talasemia Mayor”. Sampel penelitian  adalah pasien usia sekolah dengan talasemia mayor di RSUPN. Dr. Cipto Mangunkusumo Jakarta, sejumlah 131 pasien. Instrumen berupa instrument pengetahuan, dukungan sosial, status kesehatan dan instrument selfcare behavior. Hasil menunjukkan ada hubungan antara pengetahuan, dukungan sosial dengan selfcare behavior, dengan pengetahuan yang paling dominan.  Penelitian ini merekomendasikan untuk meningkatkan pendidikan kesehatan tentang talasemia.
FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERNIKAHAN DINI Indanah, Indanah; Faridah, Umi; Sa’adah, Muslihatus; Sa’diyah, Siti Halimatus; Aini, Siti Maslihatul; Apriliya, Restiana
Jurnal Ilmu Keperawatan dan Kebidanan Vol 11, No 2 (2020): JURNAL ILMU KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
Publisher : STIKES Muhammadiyah Kudus

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26751/jikk.v11i2.796

Abstract

Pernikahan dini merupakan pernikahan yang dilakukan pada usia<20 tahun. Pernikahan usia dini menjadi permasalahan global. Menurut UNICEF (2016), sekitar 250 juta anak menikah sebelum usia 15 tahun. Indonesia termasuk negara ke-37 dengan presentase pernikahan usia muda yang tinggi dan merupakan tertinggi kedua di ASEAN setelah Kamboja (Kemenkes, 2015). Idealnya usia pernikahan untuk perempuan adalah 20 tahun. Secara psikologis, sudah stabil dalam menyikapi banyak hal. Pernikahan dini berdampak terhadap aspek kesehatan, psikologis, pendidikan, ekonomi-demografiPernikahan dini telah menjadi tradisi masyarakat yang sulit dihilangkan. Pernikahan usia dini disebabkan banyak factor. Faktor internal terdiri dari pendidikan, pengetahuan responden, dan agama. Sedangkan faktor eksternal dipengaruhi oleh tingkat pendidikan orang tua, social ekonomi keluarga, wilayah/tempat tinggal, kebudayaan, pengambilan keputusan, akses informasi, pergaulan bebas.Tujuan Penelitian untuk mengetahui faktor yang berhubungan dengan pernikahan dini pada pasangan muda di Kecamatan X Kabupaten Kudus. Penelitian merupakan penelitian deskriptif dengan pendekatan case-control study.  Populasi penelitian adalah semua pasangan muda yang menikah di Kantor KUA Kecamatan Dawe Kabupaten Kudus periode Januari – Oktober 2018. Teknik pengambilan sampel menggunakan Teknik purposive sampling sejumlah 84 responde. Penelitian ini  menggunakan  kuisioner yang telah dilakukan uji validitas dan reliabilitas.Hasil penelitian menunjukan ada hubungan antara pendidikan, pengetahuan, perilaku sex pranikah, pendidikan orangtua, sosial ekonomi orangtua, pola asuh pendidikan agama dan faktor budaya keluarga dengan pernikahan dini (nilai p value < 0.05). Kesimpulan penelitian menunjukkan bahwa faktor sosial ekonomi keluarga merupakan faktor yang paling dominan berhubungan dengan pernikahan dini dengan Odd Ratio 2,784. Orangtua dengan sosial ekonomi rendah memberikan peluang 2,784 kali terjadinya pernikahan dini.Kata Kunci: Pernikahan Dini