Sumadhi Sastrodihardjo
Unknown Affiliation

Published : 5 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

IMPRESSION DIMENSIONAL CHANGE OF POLYVINYL SILOXANE LIGHT AND MEDIUM BODY MATERIAL BY USING PERFORATED TRAY : PERUBAHAN DIMENSI CETAKAN BAHAN CETAK POLYVINYL SILOXANE LIGHT DAN MEDIUM BODY DENGAN MENGGUNAKAN SENDOK CETAK BERLUBANG Sumadhi Sastrodihardjo; Dahliana Purba
Dentika: Dental Journal Vol. 17 No. 3 (2013): Dentika Dental Journal
Publisher : TALENTA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1837.799 KB) | DOI: 10.32734/dentika.v17i3.1740

Abstract

Generally impression materials including elastomer impression materials show dimensional changes after impression taking. There are many investigations that show these dimensional changes with several causal factor possibilities proposed by the authors. The actual causal factor has not been elucidated yet. The aim of this study was to find out the behaviour and dimensional changes occured in two types of elastomeric impression consistency materials by using perforated tray. Light and medium body types of polyvinyl siloxane impression materials were used in this study. Impression consistency materials were tested with the method noted at the ANSI/ ADA specification no.19-2000. Design of study post-test only. Impression was taken by using perforated metal tray on frustum conical metal master die (n= 10 impressions/material). The dimensions of samples were measured by using digital calliper (Mitutoyo, Japan) at base, top area and height. The dimensional changes were calculated from master and stone die measurement. The results showed that there were dimensional changes occured in all of observed areas. Light body type showed dimensional changes at base, top area and height as many as (+) 0.032 ± 0.016 mm, (-) 0.136 ± 0.045 mm and (+) 0.112 ± 0.022 mm, respectively. Medium body type showed dimensional changes at base, top area and height as many as (+) 0.009 ± 0.013 mm, (-) 0.090 ± 0.016 mm and (+) 0.085 ± 0.010mm, respectively. In conclusion, there were significant differences between light and medium body types of polyvinyl siloxane impression materials caused the quantity of dimensional changes on impression (p< 0.05). Stress releasing passes through the holes on perforated tray may take a possible role to cause different direction of dimensional changes on impression.
PERBEDAAN PENYERAPAN AIR KE DALAM RESIN KOMPOSIT MIKROHIBRID DAN NANOHIBRID SETELAH DIRENDAM DI DALAM SALIVA BUATAN: DIFFERENCES OF WATER ABSORPTION INTO MICRO AND NANOHYBRID COMPOSITE RESINS AFTER IMMERSED IN ARTIFICIAL SALIVA Kholidina Imanda Harahap; Harry Agusnar; Sumadhi Sastrodihardjo
Dentika: Dental Journal Vol. 17 No. 4 (2013): Dentika Dental Journal
Publisher : TALENTA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (218.316 KB) | DOI: 10.32734/dentika.v17i4.1780

Abstract

Resin komposit sebagai bahan restorasi di dalam mulut akan selalu berkontak dengan saliva sehingga terjadi penyerapan air ke dalam resin komposit. Penyerapan air pada resin komposit dapat menurunkan sifat fisis dan mekanis serta menimbulkan kelarutan elemen resin komposit sehingga akan memperpendek masa pakai dan menimbulkan toksis. Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan besaran serapan air, kedalaman dan kecepatan penyerapan air antara resin komposit mikrohibrid dengan nanohibrid setelah direndam di dalam saliva buatan. Sampel yang digunakan pada penelitian ini dibuat dari resin komposit mikrohibrid dan nanohibrid berbentuk tablet berdiameter 15 mm dan tebal 1 mm dengan pengerasan sinar tampak biru. Penelitian dilakukan dengan merendam sampel di dalam saliva buatan selama 2, 4, 6, dan 8 jam. Besaran serapan air dihitung dari perubahan berat yang terjadi dan kedalaman penyerapan air diukur dengan menggunakan mikrograf mikroskop. Kecepatan penyerapan dihitung dengan membandingkan kedalaman penyerapan air dengan waktu perendaman. Hasil yang diperoleh memperlihatkan serapan air pada resin komposit mikrohibrid 2,69, 5,71, 5,88, dan 5,96% sedangkan pada nanohibrid 5,34, 3,76, 3,09 dan 2,83%. Hasil pengukuran kedalaman penyerapan air pada resin komposit mikrohibrid 3054,98, 6125,42, 8529,94, dan 8930,01µm sedangkan pada nanohibrid 7830,77, 6941,29, 6844,67 dan 6120,53µm. Hasil penghitungan kecepatan penyerapan air resin komposit mikrohibrid adalah 1527,45, 1531,36, 1421,66 dan 1116,18µm/jam sedangkan pada nanohibrid 3915,39, 1735,32, 1140, 78 dan 761,32µm/jam. Analisis statistik menunjukkan perbedaan signifikan (p≤ 0,05) pada ketiga variabel tersebut antara kedua jenis resin komposit yang diuji. Dapat disimpulkan, serapan air dan kedalaman penyerapan resin komposit mikrohibrid lebih besar dibandingkan nanohibrid sedangkan kecepatan penyerapan air pada kedua jenis resin komposit mengalami penurunan.
TEKNOLOGI NANO DI BIDANG KEDOKTERAN GIGI: NANO TECHNOLOGY IN DENTISTRY Sefty Aryani Harahap; Sumadhi Sastrodihardjo
Dentika: Dental Journal Vol. 18 No. 2 (2014): Dentika Dental Journal
Publisher : TALENTA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (146.778 KB) | DOI: 10.32734/dentika.v18i2.2030

Abstract

Akhir-akhir ini teknologi nano semakin berkembang pesat di bidang kedokteran gigi. Penggunaan teknologi ini akanmemungkinkan pengembangan ilmu material dan bio-teknologi. Teknologi nano mengembangkan bahan dalam bentukpartikel berukuran nano untuk mendapatkan produk-produk yang lebih baik. Hal ini erat hubungannya denganperkembangan bahan dan perawatan di kedokteran gigi. Makalah ini akan memaparkan mengenai pengaplikasianteknologi nano, teknologi pemanipulasian serta tujuan penggunaan teknologi nano di bidang kedokteran gigi.Nanokomposit, dental implan, nanoadhesif, bahan cetak nano, gigi tiruan, pasta gigi dan kawat ortodonti merupakanbahan yang telah menggunakan teknologi nano. Sintesa partikel nano dapat diakukan dengan metode top down (fisika)dan metode bottom up (kimia). Sebagai kesimpulan, dengan teknologi nano ini akan diperoleh sifat-sifat bahan yang lebihbaik pada sifat fisis (hardness, translusensi, flow), mekanis (strength, modulus of elasticity, strength, khemis(osseointegrasi) dan biologis. Walaupun demikian masih ada keburukan yang masih kontroversi pada penggunaanteknologi nano, misalnya sitotoksisitas.
Perilaku perubahan dimensi pada hasil cetakan Sumadhi Sastrodihardjo
Makassar Dental Journal Vol. 2 No. 1 (2013): Vol 2 No 1 Februari 2013
Publisher : Makassar Dental Journal PDGI Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (151.238 KB) | DOI: 10.35856/mdj.v2i1.113

Abstract

Pengambilan cetakan merupakan pekerjaan awal dalam pembuatan berbagai restorasi. Perubahan dimensi yang terjadi pada hasil cetakan merupakan hal yang tidak diharapkan. Perubahan dimensi hasil cetakan dapat menyebabkan restorasi yang dihasilkan tidak sesuai untuk dipasangkan didalam mulut. Penyebab perubahan dimensi hasil cetakan ini banyak coba diungkapkan seperti jenis bahan cetak yang dipergunakan beserta sifat-sifatnya, waktu pengisian hasil cetakan, desinfeksi hasil cetakan dengan bahan desinfektan dan lain sebagainya. Walaupun demikian penyebab perubahan dimensi yang sebenarnya terutama sewaktu pengambilan cetakan belum dapat diungkapkan secara jelas. Dalam makalah ini akan dipaparkan mengenai bagaimana peri laku perubahan dimensi yang terjadi pada hasil cetakan sewaktu pengambilan cetakan dan kemungkinan penyebab terjadinya perubahan dimensi hasil cetakan tersebut. Perubahan dimensi pada hasil cetakan dapat terjadi oleh adanya pengembangan dan pengerutan bahan cetak. Pengembangan dan pengerutan bahan ini dapat terjadi disebabkan oleh sifat-sifat bahan yang dipergunakan dan kemungkinan juga faktor-faktor lainnya. Dari beberapa hasil penelitian akan didiskusikan bagaimana perilaku perubahan dimensi yang terjadi pada hasil cetakan sewaktu pengambilan cetakan dan kemungkinan penyebabnya.
Perubahan elemen resin komposit mikrohibrid setelah direndam di dalam saliva buatan Kholidina Imanda Harahap; Sumadhi Sastrodihardjo; Harry Agusnar
Makassar Dental Journal Vol. 2 No. 3 (2013): Vol 2 No 3 Juni 2013
Publisher : Makassar Dental Journal PDGI Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (179.736 KB) | DOI: 10.35856/mdj.v2i3.128

Abstract

Kondisi lingkungan rongga mulut ketika pemakaian bahan restorasi resin komposit merupakan hal penting yang dapat mempengaruhi sifat resin komposit tersebut. Paparan saliva terhadap resin komposit menimbulkan proses penyerapan air. Penyerapan air pada resin komposit selain dapat menurunkan sifat mekanis dan ketahanannya terhadap keausan, juga dapat merusak ikatan antara matriks dengan filler menyebabkan lepasnya beberapa unsur di dalam resin komposit. Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat perubahan elemen resin komposit mikrohibrid yang terjadi setelah perendaman di dalam saliva buatan. Pada penelitian ini resin komposit mikrohibrid (Solare F, GC, Jepang) dibuat menjadi sampel berbentuk tablet berdiameter 15 mm dan ketebalan 1 mm. Setelah penyinaran dengan visible blue light selama 20 detik, sampel direndam di dalam saliva buatan dan disimpan di dalam inkubator 37ºC selama 2, 4, 6, dan 8 jam. Elemen pada sampel diperiksa dengan menggunakan SEM-EDX (Jeol, JSM-6510LA, Jepang). Dari hasil pemeriksaan terlihat penurunan persentase berat unsur karbon, dari 41,34%berat menjadi 38,58%berat, 33,30%berat, 31,19%berat dan 26,06% berat masing-masing setelah direndam di dalam saliva buatan selama 2, 4, 6, dan 8 jam. Jumlah unsur silikon berubah dari 22,27%berat menjadi 18,80%berat, 21,71%berat, 21,20%berat dan 22,26%berat setelah perendaman. Sedang jumlah oksigen terjadi peningkatan dari 19,02%berat menjadi 34,53%berat, 36,10%berat, 38,80%berat dan 41,54%berat. Terdeteksi juga unsur lain berupa kalium sebanyak 3,22%berat, 4,00%berat, 3,86%berat dan 3,72%berat setelah perendaman 2, 4, 6, dan 8 jam. Unsur magnesium pada komposit resin setelah perendaman 2 jam terdeteksi sebanyak 0,47%berat dan pada 8 jam sebanyak 0,98%berat. Dengan terjadinya penyerapan cairan pada resin komposit menyebabkan pelepasan beberapa unsur yang terkandung pada resin komposit.