Claim Missing Document
Check
Articles

Found 10 Documents
Search
Journal : Jurnal Muara Ilmu Sosial, Humaniora, dan Seni

PERANAN REAKSI STRES KERJA TERHADAP KUALITAS HIDUP PADA PEKERJA LEVEL OPERATOR Wijaya, Kresna Surya; Koesma, Rismiyati; Zamralita, Zamralita
Jurnal Muara Ilmu Sosial, Humaniora, dan Seni Vol 3, No 1 (2019): Jurnal Muara Ilmu Sosial, Humaniora, dan Seni
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Universitas Tarumanagara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24912/jmishumsen.v3i1.3510

Abstract

Stres kerja merupakan permasalahan global yang banyak dialami oleh karyawan, selain berdampak kepada organisasi stres kerja juga dapat berdampak kepada kualitas hidup karyawan. Kualitas hidup merupakan aspek penting dalam hidup karyawan, diketahui bahwa karyawan dengan kualitas hidup yang baik akan cenderung lebih produktif. Secara personal, karyawan dengan kualitas hidup yang baik cenderung memiliki kesehatan mental yang baik. Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh dari reaksi stres kerja terhadap kualitas hidup pada karyawan. Penelitian dilakukan terhadap 227 karyawan level operator di PT.X yang berlokasi di Tangerang. Analisis statistik dilakukan menggunakan uji regresi linear dengan bantuan program SPSS versi 23. Hasil penelitian menunjukan bahwa stres kerja memiliki pengaruh terhadap kualitas hidup dengan nilai beta negatif. Dimensi reaksi stres kerja, seperti reaksi fisik stres kerja, reaksi psikologis stres kerja  dan reaksi prilaku stres kerjamemiliki pengaruh signifikan dengan kualitas hidup karyawan dengan nilai beta negatif. Berdasarkan hasil tersebut peneliti menyarankan terapi brief mindfulness sebagai cara yang dapat dilakukan untuk mengurangi stres kerja. Job stress is a global issue commonly experienced by employees, affecting their quality of life in addition to the organization. Being an important aspect in employees’ lives, those with good quality of life tend to be more productive and mentally healthy. This study aims to look at the effect of work stress reactions on quality of life of employees. The study was conducted on 227 operator level employees at PT. X, located in Tangerang. Statistical analysis was performed using linear regression test with the help of SPSS version 23. The result shows that work stress affects quality of life with negative beta value . Dimensions of work stress reactions, such as work stress physical reaction , work stress psychological reaction and work stress behavioral reaction have significant influence on the quality of life of employees with negative beta scores. Based on these results researchers suggest brief mindfulness therapy as a mean to reduce work stress.
PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL SEBAGAI MODERATOR KETIDAKSEIMBANGAN KEHIDUPAN-KERJA DAN KETERIKATAN KERJA PERAWAT Chan, Rosyeni; Zamralita, Zamralita; Markus, Rita
Jurnal Muara Ilmu Sosial, Humaniora, dan Seni Vol 4, No 2 (2020): Jurnal Muara Ilmu Sosial, Humaniora, dan Seni
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Universitas Tarumanagara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24912/jmishumsen.v4i2.7710.2020

Abstract

This study discussed about work engagement of nurses who experienced work-life imbalance and how the support from supervisor, coworker, organization, and family impacting it. This study aims to examined the moderating effect of social support in relation of work-life imbalance and nurses’ engagement and also evaluate the role of social support’s dimensions. A total of 120 nurses with a diploma in nursing participated in this study. They were working in nursing activities and lived with family as daily basis. The study was using adapted form of UWES-9, Industrial Society’s Work-Life, and CESS questionnaires. Measurement being done with Structural Equation Modeling (SEM) method and measurement model using Confirmatory Factor Analysis (CFA) with Lisrel 10.0. Structural model testing showed that work-life imbalance significantly correlated with work engagement (r=-0.24, normed c2<2.00, RMSEA<0.05), and no significant moderating effect of social support was found. Only support from coworker moderated the work-life imbalance and work engagement of nurses (r=0.20, normedc2<2.00, RMSEA<0.05), and neither support from supervisor, organization, and family show any significant correlations as moderating variables. As conclusion, hypotheses was tested and confirmed. The findings showed work-life imbalance negatively correlated with work engagement, and support from coworker can help buffer the impact of imbalanced work-life condition on nurses’ engagement. The other dimensions of social support show no significant correlations. Perawat dalam melaksanakan tugasnya rentan menghadapi kondisi ketidakseimbangan kerja yang dapat mempengaruhi keterikatan kerja mereka. Untuk mengatasi pengaruh tersebut diperlukan sumber daya seperti dukungan sosial dari atasan, rekan kerja, organisasi, dan keluarga perawat yang dapat memberi dukungan pekerjaan bagi perawat. Tujuan dari penelitian adalah untuk melihat peranan dukungan sosial dan masing-masing dimensinya sebagai moderator pada pengaruh ketidakseimbangan kehidupan kerja terhadap keterikatan kerja perawat. Partisipan penelitian adalah perawat (N=120) yang sedang aktif bekerja di bidang keperawatan dan berstatus tinggal dengan keluarga. Data diperoleh dengan kuesioner UWES-9, Industrial Society’s Work-Life, dan CESS yang telah diadaptasi. Pengolahan data menggunakan metode SEM dan pengujian model pengukuran menggunakan Confirmatory Factor Analysis (CFA) dengan bantuan program Lisrel versi 10.0. Hasil pengujian structural model menunjukkan bahwa ketidakseimbangan kehidupan kerja berkorelasi signifikan terhadap keterikatan kerja (r=-0.24, normedc2<2.00, RMSEA<0.05), sementara peran dukungan sosial sebagai variabel moderator tidak signifikan berkorelasi. Hanya satu dimensi dukungan sosial, yaitu dimensi coworker, secara signifikan berperan sebagai moderator (r=0.20, normedc2<2.00, RMSEA<0.05), sementara dimensi supervisor, organization, dan family tidak menunjukkan korelasi yang signifikan sebagai moderator. Kesimpulan dari penelitian ini adalah ketidakseimbangan kehidupan-kerja berpengaruh negatif terhadap keterikatan kerja perawat, dan hanya dukungan sosial dari rekan kerja yang dapat berperan sebagai moderator dalam hubungan tersebut. Sementara dukungan sosial dari atasan, organisasi, dan keluarga tidak berperan sebagai moderator antara ketidakseimbangan kehidupan-kerja dan keterikatan kerja pada perawat.
APAKAH PEMBERDAYAAN PSIKOLOGIS DAN PERSEPSI DUKUNGAN ORGANISASI MENDUKUNG KESIAPAN UNTUK BERUBAH ? Patricia, Nesa Lydia; Zamralita, Zamralita; Idulfilastri, Rita Markus
Jurnal Muara Ilmu Sosial, Humaniora, dan Seni Vol 4, No 1 (2020): Jurnal Muara Ilmu Sosial, Humaniora, dan Seni
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Universitas Tarumanagara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24912/jmishumsen.v4i1.7706.2020

Abstract

Facing the demands of economic change in global competition which creates an increasingly fierce competition climate, an organization must make changes as an adjustment in order to exist and develop. Increasing readiness for change in all employees is one of the most effective interventions an organization can undertake so that the change process can achieve the expected goals. This aim of this study is to identify the role of psychological empowerment and perceived of organizational on the readiness for change. The readiness for change is an employee's belief that they are capable for implementing the proposed change (change efficacy), the proposed changes are appropriate for the organization (appropriateness), the leader is committed to the proposed change (management support), and proposed changes will benefit the members of the organization personal benefit). The study was conducted on 53 employees of Airline X used populated samples and analyzed using linear regression by SPSS. The results showed that psychological empowerment had positive and significant influence on readiness for change Perceived of organizational support had positive and significant influence on readiness for change Both psychological empowerment and perceived of organizational support have positive and significant influence on readiness for change. The findings may serve as a reference for the improvement of the change strategy. Sebagai penyesuaian diri dalam menghadapi tuntutan perubahan ekonomi dalam persaingan global, suatu organisasi harus melakukan perubahan agar dapat eksis dan berkembang. Salah satu intervensi paling efektif yang dapat dilakukan oleh organisasi agar proses perubahan dapat mencapai tujuan yang diharapkan adalah dengan meningkatkan kesiapan terhadap perubahan pada seluruh karyawan. Penelitian ini bertujuan untuk melihat peran pemberdayaan psikologis dan persepsi dukungan organisasi terhadap kesiapan untuk berubah. Kesiapan untuk berubah merupakan kepercayaan karyawan bahwa mereka mampu melaksanakan perubahan yang diusulkan (change efficacy), perubahan yang diusulkan tepat untuk dilakukan organisasi (appropriateness), pemimpin berkomitmen dalam perubahan (management support), dan perubahan akan memberikan keuntungan bagi anggota organisasi (personal benefit). Penelitian dilakukan terhadap 53 orang karyawan maskapai penerbangan X menggunakan sampel jenuh. Analisis dilakukan menggunakan regresi linear dengan program SPSS. Hasil penelitian menunjukkan pemberdayaan psikologis memengaruhi kesiapan untuk berubah. Persepsi dukungan organisasi memengaruhi kesiapan untuk berubah. Pemberdayaan psikologis dan Persepsi dukungan organisasi secara simultan memengaruhi kesiapan untuk berubah. Temuan penelitian ini diharapkan menjadi referensi penyempurnaan strategi perubahan dengan intervensi peningkatan kesejahteraan karyawan dan mempertahankan keberlanjutan pemberdayaan psikologis karyawan dengan memfasilitasi mereka untuk berkinerja optimal melalui program-program pengembangan yang terarah.
GAMBARAN INTEGRITAS AKADEMIK PADA MAHASISWA BARU UNIVERSITAS X Wiranata, Kevin; Zamralita, Zamralita; Basaria, Debora
Jurnal Muara Ilmu Sosial, Humaniora, dan Seni Vol 4, No 1 (2020): Jurnal Muara Ilmu Sosial, Humaniora, dan Seni
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Universitas Tarumanagara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24912/jmishumsen.v4i1.7059.2020

Abstract

Integrity is a quality, character, or condition that an individual possesses to determine what is considered right and wrong in his/her life, and how much it can be shown in his/her everyday actions. Various phenomena in fact indicates the occurrence of various academic integrity violations among students and university students. This study aims to describe the academic integrity of freshmen, especially at University X. Participants amounted to 343 respondents who were freshmen of University X. The study was conducted in November 2019. Data analysis was conducted using a descriptive analysis method. The results showed that the freshmen of X University possess high academic integrity in each dimension of the academic integrity variable (with mean greater than 3.67). However, this study also found that the students of a certain faculty at University X show generally lower scores compared to students of other faculties at University X. Integritas merupakan suatu mutu, sifat, atau keadaan yang dimiliki individu untuk menentukan apa yang dianggap benar dan salah dalam hidup, serta seberapa besar hal tersebut dapat ditunjukan dalam tindakan sehari-harinya. Berbagai fenomena justru menunjukan terjadinya berbagai pelanggaran integritas akademik di kalangan pelajar dan mahasiswa. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran integritas akademik pada mahasiswa baru terutama di Universitas X., Partisipan terdiri atas 343 responden yang merupakan mahasiswa baru Universitas X. Penelitian dilakukan pada bulan November 2019. Analisis data dilakukan menggunakan metode analisis deskriptif. Hasil penelitian menunjukan bahwa mahasiswa baru Universitas X, memiliki integritas akademik yang tinggi pada setiap dimensi variabel integritas akademik (rata-rata lebih besar dari 3,67). Namun, dalam penelitian ini juga ditemukan bahwa, mahasiswa dalam sebuah Fakultas di Universitas X, cenderung memiliki lebih banyak yang memiliki skor rendah dibandingkan mahasiswa di Fakultas lain di Universitas X.
PERAN KUALITAS KEHIDUPAN KERJA TERHADAP INTENSI KELUAR KERJA MELALUI KOMITMEN ORGANISASI SEBAGAI MEDIATOR PADA KARYAWAN PT X Violany, Refacha; Zamralita, Zamralita; Markus Idulfilastri, Rita
Jurnal Muara Ilmu Sosial, Humaniora, dan Seni Vol. 6 No. 3 (2022): Jurnal Muara Ilmu Sosial, Humaniora, dan Seni
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Universitas Tarumanagara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24912/jmishumsen.v6i3.10074.2022

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peranan komitmen organisasi sebagai mediator hubungan antara kualitas kehidupan kerja dengan intensi keluar kerja pada karyawan di sebuah perusahaan yang bergerak di bidang perkebunan tebu dan pabrik gula. Penelitian ini mengambil data dengan menggunakan metode kuantitatif dengan mengumpulkan data melalui kuesioner yang melibatkan 102 karyawan. Terdapat tiga buah kuisioner yang digunakan dalam pengumpulan data, yaitu alat ukur variabel intensi keluar kerja, kualitas kehidupan kerja, dan komitmen organisasi. Data yang diperoleh kemudian dianalisis menggunakan program SPSS dengan menggunakan metode uji korelasi. Hasil dari penelitian ini adalah bahwa kualitas kehidupan kerja terbukti mempunyai peran terhadap intensi keluar kerja melalui komitmen organisasi sebagai mediator. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kualitas kehidupan kerja berkorelasi dengan komitmen organisasi (t = .5359 sig = .000). Kualitas kehidupan kerja juga berkorelasi dengan intensi keluar kerja (t = -17.166, sig = 0.000). Komitmen organisasi berkorelasi dengan intensi keluar kerja (t = -5.844, sig = .000). Hasil uji sobel tes didapat bahwa komitmen organisasi terbukti dapat sebagai mediator antara kualitas kehidupan kerja dengan intensi keluar kerja ( t = 2.047, p = 0.040 < 0.05).
APAKAH DIGITAL STRESS DAPAT MEMENGARUHI WORK ENGAGEMENT PADA KARYAWAN E-COMMERCE? Zamralita, Zamralita; Angesti, Nadya Ganis; Lie, Daniel
Jurnal Muara Ilmu Sosial, Humaniora, dan Seni Vol. 7 No. 2 (2023): Jurnal Muara Ilmu Sosial, Humaniora, dan Seni
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Universitas Tarumanagara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24912/jmishumsen.v7i2.23650.2023

Abstract

Dunia tengah mengalami perubahan, dan perubahan terbesar terjadi di ranah penggunaan teknologi. Perkembangan industri organisasi, yang beberapa tahun terakhir ini marak adalah organisasi atau perusahaan berbasis digital, diantaranya di bidang bisnis e-commerce. Persaingan bisnis yang ketat dengan para kompetitor menjadi tantangan besar, dan untuk tetap bertahan dan bertumbuh bisnisnya diperlukan karyawan berkualitas guna mendorong laju keberhasilan organisasi. Karyawan yang bekerja dengan perasaan termotivasi dan terikat dengan pekerjaannya mampu memberikan hasil kerja yang optimal, dan hal ini dapat memberi keuntungan lebih besar pada perusahaan. Dalam ranah ilmu Psikologi, keterikatan karyawan dengan pekerjaannya dikenal dengan istilah work engagement. Karyawan yang engaged akan bersemangat dan senang ketika bekerja serta menikmati setiap prosesnya meskipun dengan tuntutan pekerjaan yang cukup banyak. Salah satu faktor yang dapat memengaruhi work engagement yaitu digital stress yang diartikan sebagai fenomena stres yang muncul sebagai akibat dari ketidakmampuan karyawan beradaptasi dengan perkembangan sistem teknologi guna menyelesaikan tuntutan pekerjaannya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dampak digital stress terhadap work engagement khususnya di kalangan karyawan e-commerce. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode kuantitatif dengan partisipan sebanyak 218 karyawan e-commerce. Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini yaitu Utrecht Work Engagement Scale (UWES-17) serta Digital Stressor Scale (DSS). Hasil analisis regresi menunjukkan bahwa digital stress berpengaruh negatif terhadap work engagement (β = -0.291, p < 0.05) dan digital stress memberikan kontribusi sebesar 8.6% terhadap work engagement pada karyawan e-commerce.
PERAN BURNOUT SEBAGAI MEDIATOR PADA HUBUNGAN STRES DIGITAL DENGAN INTENSI KELUAR KERJA Puspita, Debora Dwi; Zamralita, Zamralita
Jurnal Muara Ilmu Sosial, Humaniora, dan Seni Vol. 7 No. 3 (2023): Jurnal Muara Ilmu Sosial, Humaniora, dan Seni
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Universitas Tarumanagara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24912/jmishumsen.v7i3.25674.2023

Abstract

This research is to see whether there is a role of digital stress on the turnover intention if mediated by burnout. Turnover intention is the intention of an employee to quit and leave the company, while digital stres is the pressure experienced by employees because of the increased of ICT systems used because of work system’s change from offline to online during the COVID-19 pandemic. This study was conducted with 115 participants using a non-probability sampling method where only 102 samples could be analysed further. Participants of this research is employees that had experience to the work from home working system and work from office with at least one year experience. This measurement of this research are turnover inten by Jung & Yoon (2013), digital stress scale by Fischer et al. (2021) dan burnout assessment tool (BAT) by Schaufeli et al. (2020. Data analysis was carried out using PROCESS and it was found that the correlation between digital stres and work intensity on employees was not significant, either without burnout or mediated by burnout. . Result of this research is digital stress and work intensity on employees were not significant, either without burnout or mediated by burnout. It because the most influence dimension on turnover intention is mental distance.   Penelitian ini untuk melihat apakah terdapat peranan stres digital terhadap intensi keluar kerja jika dimediasi oleh burnout. Intensi keluar kerja adalah niat seorang karyawan untuk berhenti dan keluar dari perusahaan. Stres digital adalah tekanan yang dialami oleh karyawan sebagai akibat dari penggunaan sistem Teknologi Informasi Komunikasi (TIK) yang meningkat yang disebabkan oleh perubahan sistem kerja dari luring (luar jaringan) menjadi daring (dalam jaringan) selama masa pandemi COVID-19. pada dasarnya semua orang akan meninggalkan pekerjaannya dan tidak akan ada satu orang yang akan tinggal bersama dengan organisasi selamanya, terdapat faktor yang mempengaruhi untuk tetap tinggal atau keluar dari perusahaan sehingga sangatlah penting untuk mengetahui cara mengantisipasinya. Penelitian ini dilakukan dengan jumlah sampel 115 partisipan dengan menggunakan metode pengambilan sampel nonprobability sampling dimana hanya 102 sampel yang dapat dianalisa lebih lanjut. Partisipan pada penelitian ini adalah karyawan yang menjalankan sistem kerja dari rumah maupun kerja dari kantor minimal selama satu tahun. Alat ukur yang digunakan pada penelitian ini adalah turnover inten dari Jung & Yoon (2013), digital stress scale dari Fischer et al. (2021) dan burnout assessment tool (BAT) dari Schaufeli et al. (2020). Analisa data dilakukan dengan menggunakan PROCESS dan didapatkan korelasi antara stres digital dan intensi keluar kerja pada karyawan tidak signifikan, baik tanpa dimediasi oleh burnout ataupun dengan mediasi burnout. Hasil penelitian menemukan, bahwa stres digital terhadap intensi keluar kerja pada karyawan tidak signifikan, baik tanpa dimediasi oleh burnout ataupun dengan mediasi burnout.
STUDI PADA KARYAWAN TEKNOLOGI INFORMASI: PERSEPSI DUKUNGAN ORGANISASI TERHADAP KINERJA INDIVIDUAL DENGAN KETERIKATAN KERJA SEBAGAI MEDIATOR Haropis, Yahdi Fahlevi; Zamralita, Zamralita
Jurnal Muara Ilmu Sosial, Humaniora, dan Seni Vol. 7 No. 3 (2023): Jurnal Muara Ilmu Sosial, Humaniora, dan Seni
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Universitas Tarumanagara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24912/jmishumsen.v7i3.25675.2023

Abstract

Penelitian ini dilakukan untuk menguji peran mediasi keterikatan kerja dalam hubungan persepsi dukungan organisasi dengan kinerja individual pada karyawan TI PT X. Variabel-variabel dalam penelitian ini adalah persepsi dukungan organisasi, kinerja individual dan keterikatan kerja. Variabel-variabel tersebut memiliki definisi sebagai berikut: Persepsi dukungan organisasi sebagai persepsi karyawan tentang kepedulian dan penghargaan yang ditunjukkan organisasi pada kesejahteraan dan kontribusi mereka. Kinerja individual memiliki definisi sebagai perilaku atau tindakan yang relevan dengan tujuan organisasi. Keterikatan kerja memiliki definisi keadaan pikiran yang positif, memuaskan, dan berhubungan dengan pekerjaan yang dicirikan oleh vigor, dedication, dan absorption. Partisipan dalam penelitian ini adalah 168 karyawan TI di PT X yang berlokasi di Jakarta. Data diambil menggunakan teknik purposive sampling dan menggunakan alat ukur SPOS (Eisenberger et al., 1986), IWPQ (Koopmans et al., 2015) dan UWES-9 (Schaufeli et al., 2006). Setelah diuji dengan pengujian Baron & Kenny didapatkan hasil persepsi dukungan organisasi ke keterikatan kerja (β = 0.263, p ≤ 0.01), Keterikatan kerja ke kinerja individual (β = 0.339, p ≤ 0.00), Persepsi dukungan organisasi ke kinerja individual (β = 0.375, p ≤ 0.00), dan persepsi dukungan organisasi ke kinerja individual melalui KK (β = 0.286, p ≤ 0.00). Secara keseluruhan, hasil penelitian dengan menggunakan uji analisis regresi menunjukkan bahwa persepsi dukungan organisasi memiliki pengaruh terhadap kinerja individual (β = 0.375, p ≤ 0.00). Dalam uji model mediator, Keterikatan kerja berperan sebagai partial mediator antara Persepsi dukungan organisasi dan kinerja individual (β = 0.286, p ≤ 0.00).
PERAN STRATEGI KOPING TERHADAP KESEJAHTERAAN PSIKOLOGIS MAHASISWA DALAM MASA PANDEMI COVID-19 Basaria, Debora; Zamralita, Zamralita; Aryani, Fransiska Xaveria
Jurnal Muara Ilmu Sosial, Humaniora, dan Seni Vol. 8 No. 1 (2024): Jurnal Muara Ilmu Sosial, Humaniora , dan Seni
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Universitas Tarumanagara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24912/jmishumsen.v8i1.27161.2024

Abstract

Kondisi kesejahteraan secara psikologis memiliki peran penting dalam kehidupan manusia, diharapkan dengan kesejahteraan psikologis yang baik dapat tercipta perasaan bahagia dalam menapaki kehidupan dan terbebas dari masalah mental. Diketahui pandemi saat ini sangat berdampak pada kesejahteraan psikologis individu di semua aspek termasuk di aspek pendidikan, khususnya pada mahasiswa. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peran strategi coping terhadap psychological well-being pada mahasiswa pada masa pandemi COVID-19. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif yang berbentuk penelitian korelasional dan non-eksperimental. Teknik pemilihan partisipan dalam penelitian ini yaitu non probability sampling dengan teknik convenience sampling. Partisipan dalam penelitian ini merupakan 307 mahasiswa dengan kriteria partisipan yaitu merupakan individu yang berusia antara 18 sampai 25 tahun, berstatus sebagai mahasiswa aktif, dan berdomisili di Jakarta dan sekitarnya. Teknik pengumpulan data untuk mengukur kedua variabel penelitian yaitu dengan menyebarkan kuesioner. Kuesioner tersebut akan terdiri dari alat ukur Brief COPE dan alat ukur psychological well-being dari Ryff. Berdasarkan hasil pengolahan data, dapat disimpulkan bahwa strategi coping berpengaruh positif dan signifikan terhadap psychological well-being. Individu yang lebih menggunakan problem focused coping atau emotion focused coping cenderung memiliki psychological well-being yang semakin tinggi. Sebaliknya, individu yang tinggi menggunakan avoidance coping akan memiliki psychological well-being yang semakin rendah.
PENGARUH GRIT TERHADAP TASK PERFOMANCE PADA KARYAWAN PT. X Prabandari, Amelia Kania; Zamralita, Zamralita; Saraswati, Kiky Dwi Hapsari
Jurnal Muara Ilmu Sosial, Humaniora, dan Seni Vol. 7 No. 3 (2023): Jurnal Muara Ilmu Sosial, Humaniora, dan Seni
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Universitas Tarumanagara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24912/jmishumsen.v7i3.28871.2023

Abstract

Pesatnya perkembangan industri di Indonesia memunculkan persaingan dan kompetisi di dunia bisnis. Perusahaan diharapkan adaptif untuk tetap bertahan dalam jangka panjang. Dengan hal itu perusahaan perlu meningkatkan sumber daya manusia yaitu karyawan karena terlibat langsung dengan perusahaan. Task performance merupakan perilaku yang berkontribusi langsung pada perusahaan. Dalam meningkatkan produktivitas, karyawan perlu memiliki sumber daya pribadi seperti grit. Grit menunjukkan bekerja keras dalam menghadapi tantangan sembari mempertahankan usaha serta tujuan meski dihadapkan dengan kegagalan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh grit terhadap task performance pada karyawan PT X. Peneliti menggunakan metode kuantitatif dengan melibatkan 75 karyawan yang bekerja di PT X. Teknik sampling yang digunakan adalah non-probability sampling yaitu convenience sampling, dimana partisipan memiliki kebebasan untuk berpartisipasi. Pengumpulan data dilakukan dengan menyebarkan kuesioner dengan dua alat ukur yaitu Individual Work Performance: Task Performance yang dikembangkan oleh Koopmans (2014) digunakan untuk variabel task performance dan Grit Scale yang dikembangkan Duckworth (2007) digunakan untuk variabel grit. Dalam pengumpulan dan pengolahan data, penulis menggunakan bantuan SPSS versi 25.00 dengan diolah menggunakan uji regresi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa grit berpengaruh terhadap task performance secara signifikan dan positif dengan dimensi perseverance of effort memiliki pengaruh lebih besar dibanding dimensi consistency of interest.