Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

ASPEK TEKNOLOGI TERHADAP PERKEMBANGAN DESAIN BUSANA PENGANTIN DI GORONTALO Hariana, Hariana
Jurnal Vokasi Sains dan Teknologi Vol. 3 No. 1 (2023): JURNAL VOKASI SAINS DAN TEKNOLOGI (NOVEMBER)
Publisher : Program Vokasi UNG

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56190/jvst.v3i1.49

Abstract

Desain busana pengantin perempuan Gorontalo terus berkembang dari waktu ke waktu. Busana pengantin memiliki atribut yang terbuat dari lembaran kuningan.  Ukuran atribut busana pengantin Gorontalo beragam dari jenis, ukuran, dan bentuknya. Penelitian ini mengkaji tentang unsur alat, bahan, dan proses pembuatan busana pengantin perempuan. Tujuan penelitian untuk mengetahui peranan teknologi terhadap  perkembangan busana pengantin di Gorontalo. Aspek  alat mencakup peralatan yang digunakan untuk membuat atribut busana dengan teknik ketok, teknik tatah manual, dan teknik tatah menggunakan mesin. Aspek bahan mencakup bahan tekstil untuk busana dan  kuningan untuk pembuatan atribut busana pengantin. Aspek proses fokus membahas pembuatan atribut busana pengantin. Metode penelitian kualitatif dengan teknik pengumpulan data melalui studi literatur, wawancara, pengamatan/observasi, dan dokumentasi. Bentuk pengamatan adalah melihat langsung proses pembuatan atribut busana menggunakan teknik ketok dan teknik tatah manual. Hasil penelitian menunjukkan bahwa atribut busana yang dikerjakan dengan teknik ketok dan teknik tatah manual menghasilkan tampilan produk yang berbeda. Perlu kesesuaian antara alat, bahan dan proses untuk mendapatkan hasil yang baik dan bernilai seni.
PENGEMBANGAN RAGAM HIAS FURNITURE DENGAN MENERAPKAN TEKNIK MOZAIK Maulinda, Maulinda; Hariana, Hariana; Mohamad, Isnawati
Jurnal Vokasi Sains dan Teknologi Vol. 3 No. 2 (2024): JURNAL VOKASI SAINS DAN TEKNOLOGI (MEI)
Publisher : Program Vokasi UNG

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56190/jvst.v3i2.50

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menambah nilai estetika pada produk furnitur meja dengan menerapkan ragam hias flora dan geometris pada permukaan furnitur. Penerapan ragam hias dilakukan dengan menggunakan teknik mozaik dari bahan pecahan CD (Compact Disk). Metode penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif deskriptif dengan jenis penelitian R&D (Research and Development). Pengumpulan data dilakukan melalui observasi, wawancara, eksperimen dan dokumentasi. Langkah-langkah penelitian meliputi identifikasi potensi dan masalah, pengumpulan informasi, membuat desain produk, perbaikan desain dan uji coba produk. Hasil yang didapatkan dari pengembangan ragam hias flora dan geometris yang diterapkan pada produk furnitur meja adalah menambah nilai estetika pada produk furnitur meja. Selain menambah nilai estetika, ragam hias yang diterapkan juga memberikan dampak positif bagi pelaku usaha, masyarakat dan penikmat seni untuk mencipkan inovasi-inovasi pada produk benda pakai. Pengembangan ragam hias dengan motif flora dan geometris berbentuk mozaik pada meja, bisa menjadi salah satu referensi bagi masyarakat dalam memilih produk furnitur yang lebih estetik dan menjadi alternatif dalam pengembangan ragam hias furnitur di Mebel Sederhana Lala-Lulu dan juga pada usaha mebel lainnya. Penelitian ini perlu dilakukan untuk menambah nilai jual dan nilai estetika produk furnitur.
Pola Pewarisan Keterampilan Seni Ukir Pada Masyarakat Transmigrasi Bali Di Desa Mopugad Provinsi Sulawesi Utara Candra, I Wayan; Sudana, I Wayan; Hariana, Hariana
Jambura: Jurnal Seni dan Desain Vol 3, No 2 (2023): September
Publisher : Jambura: Jurnal Seni dan Desain

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengungkap dan menjelaskan secara eksplisit pola pewarisan keterampilan seni ukir pada masyarakat transmigrasi Bali di Desa Mopugad, Kabupaten Bolaang Mongondow, Provinsi Sulawesi Utara. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan format studi kasus. Pengumpulan data dilakukan dengan metode observasi, wawancara dan telaah studi pustaka. Teknik analisis dilakukan secara interaktif melalui reduksi data, penyajian data serta pembahasan dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan, bahwa pola pewarisan keterampilan seni ukir yang ada di Desa Mopugad dilakukan dengan pola pewarisan tegak (vertical transmission) dan pola pewarisan miring (diagonal transmission). Pada pola pewarisan tegak, keterampilan mengukir dibelajarkan dari pengukir ahli kepada pengukir pemula berdasarkan garis keturunan keluarga, sedangkan pada pola pewarisan miring keterampilan mengukir dibelajarkan dengan kegiatan belajar secara mandiri pada lingkungan masyarakat tanpa berdasarkan keturunan. Proses pembelajaran mengukir pada kedua pola pewarisan tersebut dilakukan melalui tahap-tahap yang sistematis, yaitu: pengenalan alat, pembuatan bentuk dasar ukiran (makalin), menghaluskan, finishing, perawatan alat, dan menggambar motif-motif ukiran. Melalui pola dan proses pembelajaran tersebut, keterampilan seni pada masyarakat transmigrasi Bali di Desa Mopugad dapat diwariskan lintas generasi.Kata kunci: Pola Pewarisan, Keterampilan, Seni Ukir, Masyarakat Transmigrasi
Penerapan Sulam Pita Pada Sulaman Karawo Di Desa Pilohayanga Kecamatan Telaga Harun, Dita Nurfajrin; Hariana, Hariana; Hasmah, Hasmah
Jambura: Jurnal Seni dan Desain Vol 4, No 1 (2024): Maret
Publisher : Jambura: Jurnal Seni dan Desain

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hasil penerapan sulam pita pada sulaman karawo di Desa Pilohayanga Kecamatan Telaga. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif. Penelitian ini dilakukan melalui eksperimen dengan tahapan uji coba secara mandiri dan dilakukan tahapan perbaikan eksperimen pada perajin. Adapun proses penelitian ini dilakukan melalui: 1)Persiapan alat dan bahan berupa pensil, kertas HVS, kertas millimeter blok, silet, jarum jahit, jarum sulam, pamedangan, kain, benang mas, benang jahit, pita satin; 2) proses pembuatan desain; 3) Proses mengiris kain; 4) Mencabut serat kain; 5) Menyulam; 6) Merawang/finishing; 7) Proses akhir penerapan sulam pita. Proses penerapan sulam pita pada kain yang pertama memiliki tingkat kerumitan saat mengkomposisikan sulam pita pada bagian tengah sulaman karawo. Dalam pembuatan sulam pita pada sulaman karawo yang diterapkan pada kain kedua dan ketiga terlihat jauh lebih baik dari pada kain yang pertama, dikarenakan pada sulaman yang pertama menggunakan warna dasar kain yang cerah sedangkan pada sulaman kedua dan ketiga menggunakan warna dasar kain yang lebih gelap sehingga motif yang diterapkan di atas kain baik itu motif sulam pita maupun sulaman karawo terlihat timbul sehingga menambah nilai keindahan pada masing-masing kain tanpa meredupkan salah satu sulaman. Disimpulkan bahwa penerapan sulam pita pada sulaman karawo dapat dianggap sebagai aktivitas pembangunan dalam upayah memperbaharui produk sulaman karawo.Kata kunci: Penerapan, Sulam Pita, Sulaman Karawo
A techno-economic and environmental analysis of co-firing implementation using coal and wood bark blend at circulating fluidized bed boiler Cahyo, Nur; Sulistyowati, Desy; Rahmanta, Mujammil Asdhiyoga; Felani, Muhamad Iqbal; Soleh, Mochamad; Paryanto, Paryanto; Prismantoko, Adi; Hariana, Hariana
International Journal of Renewable Energy Development Vol 13, No 4 (2024): July 2024
Publisher : Center of Biomass & Renewable Energy (CBIORE)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.61435/ijred.2024.60234

Abstract

The study aimed to explore the effects of biomass co-firing of coal using acacia wood bark at circulating fluidized bed (CFB) boiler coal-fired power plant with 110 MWe capacity. The analysis focused on main equipment parameters, including the potential for slagging, fouling, corrosion, agglomeration, fuel cost, and specific environmental factors. Initially, coal and acacia wood bark fuel were blended at a 3% mass ratio, with calorific values of 8.59 MJ/kg and 16.59 MJ/kg, respectively. The corrosion due to chlorine and slagging potential when using wood bark was grouped into the minor and medium categories. The results showed that co-firing at approximately 3% mass ratio contributed to changes in the upper furnace temperature due to the variation in heating value, high total humidity, and a less homogeneous particle size distribution. Significant differences were also observed in the temperature of the lower furnace area, showing the presence of a foreign object covering the nozzle, which disturbed the ignition process. A comparison of the seal pot temperature showed imbalances as observed from the temperature indicators installed on both sides of boiler, with specific fuel consumption (SFC) increasing by approximately 0.17%. During the performance test, the price of acacia wood bark was 0.034 USD/kg, resulting in fuel cost of 0.023355 USD/kWh, adding 0.061 cent/kWh to coal firing cost. Despite co-firing, the byproducts of the combustion process, such as SO2 and NOx, still met environmental quality standards in accordance with government regulations. However, a comprehensive medium- and long-term impact evaluation study should be carried out to implement co-firing operations using acacia wood bark at coal-fired power plant. Based on the characteristics, such as low calorific value, with high ash, total moisture, and alkali, acacia wood bark showed an increased potential to cause slagging and fouling.