Permasalahan yang dihadapi oleh perusahaan yang menghasilkan bantalan rel kereta api ini adalah adanya produk yang cacat yaitu retakan pada body , kurang presisinya bentuk bantalan , dan ujung bantalan pecah tidak rata. Dalam menyelesaikan permasalahan tersebut diusulkan ke manajemen perusahaan untuk menerapkan sistem perbaikan berkelanjutan dengan memadukan metode Quality Control Circle (QCC) dan Lean Six Sigma (LSS) untuk mendapatkan hasil produk yang lebih berkualitas dan optimal dalam proses produksinya. Dari penelitian ini didapatkan hasil penelitian berdasarkan data yang diolah selama 3 bulan dan diperoleh rerata QCC untuk produk cacat retakan pada body (5,66%), kurang presisisnya bentuk bantalan (5%) , dan ujung bantalan pecah tidak rata (1,66%).Sedangkan dari hasil perhitungan LSS diperoleh hasil perhitungan DPMO yaitu 1272 berada pada tingkat sigma 4,52.Adanya ketidaksesuaian pada produk yang dihasilkan shingga menyebabkan cacat produk disebabkan karena faktor manusia atau Man (operator yang bekerja tidak sesuai SOP dan kurang teliti), Methods (kesalahan dalam pemasangan , kurang hati hati), Material (terlalu lama penyimpanan) , Machine (kondisi mesin yang tidak optimal karena kurangnya perawatan), dan Environment (lingkungan terlalu panas , sirkulasi udara kurang).Usulan sistem perbaikan ini menggunakan prinsip 3M dan 5W+1H dan diharapkan mampu mengurangi cacat dan mengedepankan kualitas produk untuk kedepannya.