Claim Missing Document
Check
Articles

Found 9 Documents
Search

SEJARAH MENJAMURNYA MASJID DAN LANGGAR PASCA-65 DI KECAMATAN TANGGUNGGUNUNG, TULUNGAGUNG Teguh, Teguh; Syafii, Imam
Kontemplasi: Jurnal Ilmu-Ilmu Ushuluddin Vol 6, No 2 (2018): Jurnal Kontemplasi
Publisher : IAIN Tulungagung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (762.411 KB) | DOI: 10.21274/kontem.2018.6.2.291-308

Abstract

Many high and beautiful mosques and langgar stand in Tanggunggunung, Tulungagung. Those can easily be found in various corners of the villages. Interestingly, this subdistrict categorizes mountainous and far from the city center of Tulungagung. However, this phenomenon does not make the development places of worship in Tanggunggunung receded, even the construction is more rapidly and aggressively. The phenomenon is inversely proportional to the other general situation in the Tulungagung mountain area. This research tries to trace the roots of historical background and why the places of worship mushrooming in this region. The research method uses an ethnographical method. The nature of this method is by searching data from the field. Informants are useful as a guide to understand the facts. So, you could say, a researcher dives into and learn directly from informant. In that way, this research successfully provides an overview that the places of worship have complexity. Furthermore, mosques and langgar in Tanggunggunung are developed around the mid-20th century. The mushrooming of places of worship in this region because people are afraid with the situation of the 1965 bloody tragedy that claimed many lives.Keywords: Safety, Mosque, langgar, Worship. Banyak masjid dan langgar menjulang tinggi dan megah berdiri di daerah ini. Semua dengan mudah dapat dijumpai di pelbagai sudut desa. Menariknya, wilayah ini termasuk pegunungan dan jauh dari pusat kota pemerintahan Tulungagung. Tetapi, hal ini tidak membuat pembangunan tempat ibadah di Tanggunggunung surut, bahkan pembangunannya semakin pesat dan gencar. Fenomena tersebut berbanding terbalik dengan situasi umum lainnya di daerah pegunungan Tulungagung. Penelitian ini ingin mencoba melacak akar sejarah berdiri dan mengapa tempat ibadah menjamur di tempat ini. Metode penelitian yang digunakan ialah metode Etnografi. Sifat dari metode ini tentu saja menggali data dari lapangan. Informan berguna sebagai guru penuntun untuk memahami fakta. Jadi bisa dibilang, seorang peneliti menyelami dan belajar langsung kepada informan. Dengan begitu, penelitian ini berhasil memberikan gambaran bahwa tempat ibadah memiliki kompleksivitas sehingga banyak yang meneliti. Lebih lanjut, Masjid dan langgar di Tanggunggunung berkembang belum lama yakni di pertengahan abad 20. Puncak menjamurnya tempat ibadah di wilayah ini karena masyarakat ketakutan dengan situasi mencekam tragedi berdarah 65 yang banyak merenggut banyak nyawa. Kata kunci: Keselamatan, Langgar Masjid, Ibadah.
PENGARUH BONANG SEKATEN PADA BONANG BARUNG: KAJIAN GARAP KARAWITAN Teguh, Teguh; Widiandari, Widiandari
SELONDING Vol 17, No 1 (2021): : MARET 2021
Publisher : Institut Seni Indonesia Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24821/sl.v17i1.5383

Abstract

Gamelan Sekaten merupakan salah satu jenis gamelan Pakurmatan, dimana mempunyai  instrumen yang unik yaitu bonang yang ditabuh oleh 2-3 pengrawit, dimana lazimnya bonang lanang ditabuh oleh seorang pengrawit, sedangkan bonang wadon oleh 1-2 pengrawit. Selain itu permasalahan kreatifitas dalam motif tabuhan bonang menyebabkan stagnansi pada kualitas di dalam penyajian seni karawitan yang biasanya berdasarkan “angon rasa” menjadi “angon ngelmu”. Kolaborasi garap ricikan yang satu dengan ricikan lainnya akan menimbulkan harmoni dalam sebuah sajian gending, sehingga ketepatan pemilihan motif tabuhan bonang  menjadi sangat penting, begitu pula sebaliknya tanpa alasan yang mendasar sajian sebuah gending menjadi hambar atau bahkan tidak berkualitas, cebleh, sangli, ora mungguh dan seterusnya. Penelitian ini mempergunakan kualitatif deskripsi dimana teknik pengumpulan data terbagi menjadi studi pustaka, observasi dan wawancara. Hasil menunjukkan bahwa Teknik tabuhan mipil rangkep bonang sekaten isiannya relatif sedikit, hal ini ada pengaruh dari bentuk fisik dan penyajian sekaten yang membutuhkan tenaga ekstra. Ditambah pula bahwa penyajian sekaten menjelang suwuk selalu ada permainan tabuhan soran dengan irama tanggung laya seseg, oleh karenanya penabuh bonang harus bisa menghemat atau mengelola tenaga dengan baik. Selanjutnya pada teknik tabuhan gembyang hanya satu nada alasannya adalah bahwa bonang sekaten hanya terdiri dari tujuh nada dengan wilayah oktaf tinggi atau kecil. Konteks adopsi yang dimaksud adalah tabuhan bonang barung yang mengambil dari tabuhan bonang sekaten, sedangkan adaptasi adalah meniru motif tabuhan yang ada pada tabuhan bonang sekaten yang kemudian diaplikasikan ke dalam tabuhan bonang barung meskipun selehnya berbeda.
Integration of Madrasah diniyah learning systems for strengthening religious moderation in Indonesian universities Ngainun Naim; Abdul Aziz; Teguh Teguh
International Journal of Evaluation and Research in Education (IJERE) Vol 11, No 1: March 2022
Publisher : Institute of Advanced Engineering and Science

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.11591/ijere.v11i1.22210

Abstract

Madrasah diniyah is a very special Islamic education system in Indonesia that can be implemented from primary, secondary, and even higher education levels. This study aimed to explain the integration of the madrasah system in Islamic Religious Universities in the framework of strengthening religious moderation. The research method used was qualitative with a symbolic interactionalism approach. The main informants in this study were eleven people from the elements of the chancellor, vice-rector 1, head of Madrasah diniyah (Mudhir), teachers/ustadz, and students at State Islamic Institute (IAIN) Tulungagung selected by purposive sampling technique. The research implementation procedure was technically carried out by the stages of data collection, reduction, presentation, and analysis. This study found that the integration of the Madrasah diniyah system into the learning system at IAIN Tulungagung is quite effective in increasing students' religious knowledge. The implementation of Madrasah diniyah needs the support of all stakeholders in higher education. The obstacles faced need to be minimized in terms of infrastructure improvement and participant readiness. The Madrasah diniyah system which is integrated into the learning system in universities is a breakthrough in the world of higher education. With the effective integration of the Madrasah diniyah system into the learning system at Islamic religious universities, the implementation of Madrasah diniyah requires the support of all stakeholders. Therefore, the Madrasah diniyah system integration model is a model that can be developed in other Islamic religious universities.
SEJARAH MENJAMURNYA MASJID DAN LANGGAR PASCA-65 DI KECAMATAN TANGGUNGGUNUNG, TULUNGAGUNG Teguh Teguh; Imam Syafii
Kontemplasi: Jurnal Ilmu-Ilmu Ushuluddin Vol 6 No 2 (2018): Jurnal Kontemplasi
Publisher : IAIN Tulungagung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21274/kontem.2018.6.2.291-308

Abstract

Many high and beautiful mosques and langgar stand in Tanggunggunung, Tulungagung. Those can easily be found in various corners of the villages. Interestingly, this subdistrict categorizes mountainous and far from the city center of Tulungagung. However, this phenomenon does not make the development places of worship in Tanggunggunung receded, even the construction is more rapidly and aggressively. The phenomenon is inversely proportional to the other general situation in the Tulungagung mountain area. This research tries to trace the roots of historical background and why the places of worship mushrooming in this region. The research method uses an ethnographical method. The nature of this method is by searching data from the field. Informants are useful as a guide to understand the facts. So, you could say, a researcher dives into and learn directly from informant. In that way, this research successfully provides an overview that the places of worship have complexity. Furthermore, mosques and langgar in Tanggunggunung are developed around the mid-20th century. The mushrooming of places of worship in this region because people are afraid with the situation of the 1965 bloody tragedy that claimed many lives.Keywords: Safety, Mosque, langgar, Worship. Banyak masjid dan langgar menjulang tinggi dan megah berdiri di daerah ini. Semua dengan mudah dapat dijumpai di pelbagai sudut desa. Menariknya, wilayah ini termasuk pegunungan dan jauh dari pusat kota pemerintahan Tulungagung. Tetapi, hal ini tidak membuat pembangunan tempat ibadah di Tanggunggunung surut, bahkan pembangunannya semakin pesat dan gencar. Fenomena tersebut berbanding terbalik dengan situasi umum lainnya di daerah pegunungan Tulungagung. Penelitian ini ingin mencoba melacak akar sejarah berdiri dan mengapa tempat ibadah menjamur di tempat ini. Metode penelitian yang digunakan ialah metode Etnografi. Sifat dari metode ini tentu saja menggali data dari lapangan. Informan berguna sebagai guru penuntun untuk memahami fakta. Jadi bisa dibilang, seorang peneliti menyelami dan belajar langsung kepada informan. Dengan begitu, penelitian ini berhasil memberikan gambaran bahwa tempat ibadah memiliki kompleksivitas sehingga banyak yang meneliti. Lebih lanjut, Masjid dan langgar di Tanggunggunung berkembang belum lama yakni di pertengahan abad 20. Puncak menjamurnya tempat ibadah di wilayah ini karena masyarakat ketakutan dengan situasi mencekam tragedi berdarah 65 yang banyak merenggut banyak nyawa. Kata kunci: Keselamatan, Langgar Masjid, Ibadah.
Pengembangan Topik Modul Kompetensi Pedagogik Mahasiswa PGSD Universitas Terbuka di Kota Palembang Alpin Herman Saputra; Ade Mardiana; Teguh Teguh
DWIJA CENDEKIA: Jurnal Riset Pedagogik Vol 3, No 2 (2019): DWIJA CENDEKIA: Jurnal Riset Pedagogik
Publisher : Universitas Sebelas Maret

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (269.126 KB) | DOI: 10.20961/jdc.v3i2.34666

Abstract

Berdasarkan hasil Ujian Kompetensi Guru (UKG) kepada 6224 guru SD di Kota Palembang, pada aspek pedagogik menunjukkan skor 50,70 di bawah rata-rata nasional yaitu 53,02 atau di bawah standar kompetensi minimal yang ditetapkan yakni 55,0. Tujuan penilitian ini adalah menghasilkan topik kompetensi pedagogik yang dapat dikembangkan menjadi program di Universitas Terbuka. Peneliti mengembangkan berdasarkan standar kompetensi Permendikbud No. 16 Tahun 2017. Hasilnya ada 10 topik yaitu, (1) Karakteristik dan  Pengembangan Potensi Peserta Didik, (2) Teori Belajar dan Prinsip Pembelajaran yang Mendidik (3) Pengembangan Kurikulum(4) Metodologi Pembelajaran (5) Penilaian Proses dan Hasil Belajar(6) Komunikasi Efektif (7) Perancangan Pembelajaran yang Mendidik (8) Pemanfaatan Hasil Penilaian Pembelajaran (9) Pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) dalam Pembelajaran (10) Refleksi Pembelajaran dan Tindak lanjutnya melalui Penelitian Tindakan Kelas (PTK).
Implementasi Turnitin untuk memaksimalkan orisinalitas karya ilmiah di jurusan Aqidah filsafat Islam IAIN Tulungagung Lia Umaroh Lia Umaroh; Muhammad Teguh
Al Maktabah : Jurnal Kajian Ilmu dan Perpustakaan Vol 6, No 1 (2021): JUNI
Publisher : Pusat Perpustakaan IAIN Bengkulu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29300/mkt.v6i1.4272

Abstract

Implementasi turnitin belum bisa memaksimalkan orisinalitas karya ilmiah mahasiswa Akidah Filsafat Islam. Masih ditemukan beberapa karya dengan tingkat similarity tinggi meskipun sudah dilakukan sering dilakukan pelatihan kepenulisan dan pengecekan karya dengan turnitin. Penelitian ini bertujuan menjelaskan implementasi turnitin untuk memaksimalkan orisinalitas karya ilmiah di jurusan Akidah Filsafat Islam IAIN Tulungagung. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif deskriptif. Sedangkan teknik analisis data dimulai dari observasi partisipan pencarian dokumen hingga wawancara secara mendalam. Pada tahap analisis data penulis melakukan tiga tahapan yang meliputi reduksi data, display data dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Pada tahap formulasi perpustakaan pusat IAIN Tulungagung juga memiliki peran penting dalam pemberian pelatihan turnitin. Kemudian tahap pelaksanaan akses turnitin didapatkan secara langsung dari perpustakaan dan hanya ada seorang instruktor saja tanpa adanya sebuah kelas student dalam akses turnitin. Sedangkan tahap evaluasi disebutkan masih adanya mahasiswa yang karyanya memiliki jumlah similarity yang masih tinggi meskipun sudah diadakan beragam pelatihan menulis.
Selametan Day of the Dead From a Javanese Cultural Perspective among Santri and Abangan: a Case Study in Tulungagung District Bagus Wahyu Setyawan; Abd. Aziz; Teguh Teguh; M. Jazeri
IBDA` : Jurnal Kajian Islam dan Budaya Vol 20 No 1 (2022): IBDA': Jurnal Kajian Islam dan Budaya
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Universitas Islam Negeri Profesor Kiai Haji Saifuddin Zuhri Purwokerto Purwokerto

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (163.461 KB) | DOI: 10.24090/ibda.v20i1.5182

Abstract

Selametan (communal feast) is tradition to commomerate one’s death day conducted by the Javanese community. Its implementation is different from one region to others. The study focused on describing and explaining the differences of selametan between santri and abangan community. It was a field study carried out in Tanen Village, Rejotangan District, Tulungagung Regency. The data were obtained by conducting an observation to the Tanen community. Besides, the data were also collected through interview and literature study. The results indicate that there are two versions of implementing the selametan tradition in Tanen Village. The abangan version still maintains traditions from the ancestors, in terms of using sesajen (offering) as a cultural symbol and means in a ritual. The time also remains the same as inherited from the ancestors, in which the ritual is conducted from the first day until nyewu dina or 1000 th day. The santri version only conducts the selametan tradition from the first until seventh days after the funeral and does not use sesajen considering its inappropriateness with Islamic lessons. Apart from these differences, the selametan tradition has positive functions, including a means to give alms, close the bound between community members, entertain a family of a deceased, and remember the death.
INDONESIAN WOMEN ELECT: THE STUDY OF ISLAMIC PHILOSOPHY Teguh Teguh; Iffatin Nur
Akademika : Jurnal Pemikiran Islam Vol 27 No 1 (2022)
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Institut Agama Islam Negeri Metro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (245.768 KB) | DOI: 10.32332/akademika.v27i1.4805

Abstract

Women's participation in Indonesian politics gives its own color for the democracy of the nation. The number of female voters in the DPT of General Election 2019 is greater than the number of male voters, becoming an important key to the future direction of Indonesia's politics, democracy, and governance. This causes women's voices to become significantly valuable as the entry gate for the struggle and the development of the face of Indonesian politics, democracy, and governance. In this study, descriptive qualitative method was used with the Secondary Data Analysis (ADS) approach which utilized secondary data as the main research data related to the phenomenon of women's choice in the 2019 Presidential Election. The main objective of the current research is to see and analyze the level of adherence, pragmatism, fanaticism, and political intelligence of Indonesian women in making decisions to give their vote in the Presidential Election 2019 in a philosophical study. In terms of democratic presidential elections, philosophically if we believe in a democratic system as a form of sovereignty in the hands of the people, it is appropriate that the people directly elect the executive authorities, which in this case are the president and vice president. The elected president and vice president will further be responsible for the people who choose them, in this case is taking care, protecting, and guaranteeing the welfare of all people, including women. Therefore, there are several factors behind women's decisions in determining or voting which pair of president and vice president they think is ideal.
Litigation and Penology of Pedophilia in the Perspective of Indonesian Conventional and Islamic Laws Iffatin Nur; Teguh Teguh; Hiba Fajarwati
Analisis: Jurnal Studi Keislaman Vol 22, No 2 (2022): Analisis : Jurnal Studi Keislaman
Publisher : Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24042/ajsk.v22i2.14184

Abstract

The high number of pedophilic incidences in Indonesia is partly due to the lack of community’s social control and the weak supervision of the litigation and penological processes. Considering the impact of pedophilia to victims including long-term trauma, injury, and socio-moral damage that tends to be acute and dangerous, intensive monitoring of both litigation and penological processes must be carried out on a massive scale to ensure and maximize the sustainable protection for children which guarantees and protects their rights so they can live, grow, develop, and participate optimally appropriate to human dignity and integrity as well as get protection from any form of violence and discrimination act. This empirical-normative-juridical qualitative study uses emic and etic approaches; the data analysis refers to the explication technique developed by Von Eckartsberg, Wertz, and Schweitzer, starting with data interpretation and continuing with the integration of interview results and normative-juridical analysis. The results of the study show that the litigation and penology of pedophilia are in line with the Indonesian conventional law and in accordance with the objectives of Islamic law (maqasid shari’ah) eventhough at its penological aspect it is not pretty optimal yet.