Wulan Wangi
English Educational Department, Language And Art Faculty, PGRI University Of Banyuwangi

Published : 20 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 20 Documents
Search

PELATIHAN ENGLISH FOR YOUNG LEARNERS DI “KAMPOENG BATARA”, KALIPURO, BANYUWANGI Wangi, Wulan
JURNAL WIDYA LAKSANA Vol 9, No 1 (2020)
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (642.143 KB) | DOI: 10.23887/jwl.v9i1.19487

Abstract

AbstrakKampoeng Batara (Baca Taman Rimba) merupakan tempat belajar alternatif dalam mempelajari segala hal yang berkaitan dengan pendidikan melalui berbagai macam kegiatan yang bersifat edukasi. Tujuan dari program ini adalah memberikan pelatihan Bahasa Inggris bagi pembelajar usia muda atau yang dikenal dengan English for Young Learners (EYL) di Kampoeng Batara.Jurusan Pendidikan Bahasa Inggris berkolaborasi dengan Jurusan Bimbingan dan Konseling Universitas PGRI Banyuwangi dalam melaksanakan Pengabdian Kepada Masyarakat di Lingkungan Papring, Kecamatan Kalipuro, Kabupaten Banyuwangi dengan menggunakan metode ceramah, tanya jawab dan demonstrasi. Hasil yang diperoleh dari kegiatan ini adalah materi bahasa Inggris yang diberikan kepada peserta melalui beberapa macam permainan (games) dapat membantu keterbatasan kemampuan Bahasa Inggris mereka. Kata kunci: EYL; Pelatihan; Kampoeng Batara
Analisa Kesalahan Pengucapan Siswa-Siswi pada English Diphtongs Melalui Aplikasi Android “English Pronunciation By Kepham” Wulan Wangi; Sutami Dwi Lestari
Jurnal Inspirasi Pendidikan Vol 10 No 1 (2020): Januari 2020
Publisher : Universitas Kanjuruhan Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (367.93 KB) | DOI: 10.21067/jip.v10i1.3703

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk memamparkan data dan mendeskripsikan kesalahan pengucapan English Diphtongs pada siswa-siswa kelas X Jurusan Perikanan (APHP dan APAT) di SMKN 1 Glagah, Banyuwangi melalui aplikasi android “English Pronunciation, By Kepham”. Penelitian ini menggunakan penelitian deskriptif kuantitatif dengan beberapa langkah yaitu identifikasi, kategori, analisis dan menyimpulkan data. Dalam pengumpulan data, peneliti menggunakan tes pengucapan, kuessioner dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan persentase rata-rata pada kesalahan pengucapan diftong adalah sebesar 55,60% dengan kesalahan dikategorikan “sedang”. Jenis kesalahan pengucapan yang paling sering terjadi berada pada jenis substitutions dengan frekuensi sebanyak 513 kali pada delapan jenis diftong yaitu [eɪ], [aɪ], [ɔɪ], [aʊ], [əʊ], [ɪə], [eə], dan [ʊə]. Kesalahan pengucapan omissions, terjadi pada dua jenis diftong yaitu [eɪ] dengan frekuensi kesalahan pengucapan 1 kali dan [əʊ] dengan frekuensi kesalahan pengucapan 1 kali. Untuk kesalahan pengucapan addition terjadi pada satu jenis diftong yaitu [eɪ] dengan frekuensi kesalahan pengucapan 1 kali. Hal-hal tersebut disebabkan karena 27 dari 58 responden (46,55%) mengakui bahwa mereka kadang-kadang dan tidak pernah dalam menggunakan smartphone untuk belajar bahasa Inggris secara mandiri. Sebagian besar responden menggunakan smartphone untuk keperluan berinteraksi di dunia maya bersama teman, dan diskusi bersama dengan teman tentang mata pelajaran yang lainnya.
Sosialisasi Penggunaan Pompa Hidram dalam Mengoptimalisasi Pengairan Lahan di Atas Permukaan Sungai Wulan Wangi; Wisnu Kuncoro
JURPIKAT (Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat) Vol 2 No 1 (2021)
Publisher : Politeknik Dharma Patria

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37339/jurpikat.v2i1.482

Abstract

Persoalan irigasi lahan merupakan persoalan kompleks yang sering dimiliki oleh pemilik lahan yang memiliki lahan di atas aliran sungai. Dampak dari irigasi lahan yang tidak lancar akan mengakibatkan permasalahan serius terhadap tanaman dan hasil panen. Adapun tujuan dari kegiatan pengabdian masyarakat ini adalah untuk mengatasi permasalahan irigasi lahan yang memiliki letak geografis di atas permukaan sungai melalui teknologi tepat guna berupa pompa hidram. Metode kegiatan ini terdiri dari beberapa langkah yaitu 1) Persiapan Materi dan Alat, 2) Sosialisasi, 3) Demonstrasi, dan 4) Evaluasi. Kegiatan pengabdian masyarakat ini diharapkan menjadi solusi yang efektif dalam menanggulangi permasalahan irigasi pada lahan pertanian mereka. Hasil kegiatan pengabdian masyarakat ini menunjukkan bahwa pompa hidram merupakan solusi yang sesuai atas permasalahan irigasi yang terjadi pada pemilik lahan di dataran tinggi di daerah Gaplek, Banyuwangi. Melalui penggunaan pompa hidram ini, para petani dan pemilik lahan diharapkan bisa mengoptimalisasi irigasi lahan di sekitar kawasan dataran tinggi Gaplek, Banyuwangi.
TINGKAT KEBERTERIMAAN TERJEMAHAN ISTILAH BUDAYA OSING: SEBUAH STUDI KASUS TERPANCANG Wiwin Indiarti; Wulan Wangi
Ranah: Jurnal Kajian Bahasa Vol 4, No 1 (2015): Jurnal Ranah
Publisher : Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (7282.705 KB) | DOI: 10.26499/rnh.v4i1.22

Abstract

Artikel ini didasarkan pada penelitian yang menggunakan pendekatan deskriptif-kualitatif dengan disain studi kasus terpancang dan berorientasi pada produk penerjemahan. Tujuannya adalah menilai tingkat keberterimaaan terjemahan istilah budaya Osing (Using) yang terdapat pada 3 publikasi pariwisata dwibahasa yang secara resmi diterbitkan oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Banyuwangi berdasarkan ideologi yang dianut serta strategi penerjemahan yang diterapkan oleh penerjemah. Parameter yang dipakai untuk menilai tingkat keberterimaan diadopsi dari Instrumen Pengukur Tingkat Keberterimaan Terjemahan milik Prof. Nababan. Hasil studi menunjukkan bahwa terjemahan istilah budaya Osing ke dalam Bahasa Inggris dalam sumber data primer memiliki tingkat keberterimaan yang tergolong tinggi karena keberpihakan penerjemah terhadap budaya dan bahasa sasaran (pembaca sasaran/turis asing) yang dibuktikan dengan pilihan ideologi domestikasi dan strategi penerjemahan yang sesuai, yaitu transposisi (90 kali), sinonim (69 kali), padanan deskriptif (26 kali), penambahan-semantik (23 kali), penambahan-struktural (13 kali), penyusutan (11 kali), perluasan (10 kali), penghilangan (6 kali), terjemahan resmi (5 kali), analisis komponensial (2 kali) dan padanan budaya (1 kali). Secara lebih rinci penerjemahan 381 data primer menghasilkan 261 data (94,75%) yang tergolong berterima, 3 data (0,79%) kurang berterima, dan 17 data (4,46%) tidak berterima.
PELATIHAN ENGLISH FOR YOUNG LEARNERS DI “KAMPOENG BATARA”, KALIPURO, BANYUWANGI Wulan Wangi
JURNAL WIDYA LAKSANA Vol 9 No 1 (2020)
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (642.143 KB) | DOI: 10.23887/jwl.v9i1.19487

Abstract

AbstrakKampoeng Batara (Baca Taman Rimba) merupakan tempat belajar alternatif dalam mempelajari segala hal yang berkaitan dengan pendidikan melalui berbagai macam kegiatan yang bersifat edukasi. Tujuan dari program ini adalah memberikan pelatihan Bahasa Inggris bagi pembelajar usia muda atau yang dikenal dengan English for Young Learners (EYL) di Kampoeng Batara.Jurusan Pendidikan Bahasa Inggris berkolaborasi dengan Jurusan Bimbingan dan Konseling Universitas PGRI Banyuwangi dalam melaksanakan Pengabdian Kepada Masyarakat di Lingkungan Papring, Kecamatan Kalipuro, Kabupaten Banyuwangi dengan menggunakan metode ceramah, tanya jawab dan demonstrasi. Hasil yang diperoleh dari kegiatan ini adalah materi bahasa Inggris yang diberikan kepada peserta melalui beberapa macam permainan (games) dapat membantu keterbatasan kemampuan Bahasa Inggris mereka. Kata kunci: EYL; Pelatihan; Kampoeng Batara
AN ANALYSIS OF FIGURATIVE LANGUAGE ON THE SONG LYRICS “YOU ARE MY SUNSHINE” BY ANNE MURRAY Vinanda Yusnitasari; Wulan Wangi; Yuli Sugianto
LUNAR Vol 6 No 1 (2022): Language and Art (LUNAR)
Publisher : Prodi Pendidikan Bahasa Inggris, Universitas PGRI Banyuwangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36526/ln.v6i1.1971

Abstract

Figurative language is language used to express something beyond the literal meaning. There are thirteen types of figurative language used in this research, namely simile, methapor, personification, hyperbole, euphemism, symbolism, repetition, irony, sarcasm, paradox, antithesis, idioms and imagery. This research focuses in analysing the types of figurative language found on the song lyrics “You are My Sunshine”. The objective of the research is to know what the types of figurative language used on the Song Lyrics “You are My Sunshine” by Anne Murray and how the types of figurative language used on the Song Lyrics “You are My Sunshine” by Anne Murray. In this research, researchers used a descriptive qualitative method in analyzing data in the song lyrics. In collecting data, the research identified and classified the types of figurative language in the song lyrics. In analysis data, the research reads song lyrics, determines types of figurative language in song lyrics, sorting song lyrics to put into types of figurative language, conclusion. The results of the research found nine types of figurative language with a total of each types of figurative language, namely, methapor (3), hyperbloe (1), symbolism (1), repetition (1), idiom (2), imagery (1). From thirteen types of figurative language used in the song lyrics, nine types of figurative language are used in the song lyrics and four types of figurative language are not used in the song lyrics. Types of figurative language that is not in the song lyrics, because the sentence song lyrics is ordinary language sentence.
ANALISIS PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN SINKRON DAN ASINKRON OLEH DOSEN PENGAJAR MATA KULIAH DASAR UMUM (MKDU) BAHASA INGGRIS Wulan Wangi; Arin Inayah; Nur Hasibin
Jurnal Pendidikan Dasar dan Sosial Humaniora Vol. 1 No. 3: Januari 2022
Publisher : Bajang Institute

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (560.896 KB)

Abstract

Pada perguruan tinggi, mata kuliah bahasa Inggris adalah Mata Kuliah Dasar Umum (MKDU) yang wajib ditempuh oleh mahasiswa pada Program Studi Non Pendidikan Bahasa Inggris di semester awal. Agar proses pembelajaran berjalan dengan baik, maka dosen perlu mengunakan metode dan media pembelajaran yang tepat. Perkembangan teknologi pada saat ini banyak membantu proses pembelajaran jarak jauh (online). Pembelajaran online sinkron dan asinkron dianggap sebagai pembelajaran yang sesuai pada saat ini. Tujuan penelitian ini adalah menganalisa penggunaan metode pembelajaran sinkron dan asinkron oleh dosen pengajar Mata Kuliah Dasar Umum (MKDU) Bahasa Inggris di Universitas PGRI Banyuwangi. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Teknik pengumpulan data dilakukan melalui dokumentasi, observasi, dan kuesioner (kuesioner close-ended questions dan open-ended questions). Hasil penelitian menunjukkan 100% responden (3 orang) menjawab sering menggunakan metode pembelajaran asinkron dan kadang-kadang menggunakan metode pembelajaran sinkron dikarenakan metode pembelajaran asinkron lebih sederhana, mudah digunakan, ruang waktu belajar yang tidak terikat, dan membutuhkan kuota internet lebih sedikit dibandingkan metode pembelajaran sinkron. Metode pembelajaran sinkron dan asinkron memang sesuai untuk digunakan pada situasi pandemi seperti sekarang ini. Namun kedua metode ini perlu dikombinasikan dengan pembelajaran tatap muka (luring) agar pembelajaran bahasa Inggris lebih efektif dan proses kegiatan belajar mengajar semakin optimal.
THE ANALYSIS OF PRONUNCIATION ERROR ON ENGLISH DIPHTHONGS MADE BY CERTIFIED TOUR GUIDES Wulan Wangi; Dzicky Amiq Nudiya
Academic Journal PERSPECTIVE: Education, Language, and Literature Vol 8, No 2 (2020)
Publisher : Lembaga Penelitian (The Institute of Research) Universitas Swadaya Gunung Jati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (553.021 KB) | DOI: 10.33603/perspective.v8i2.4244

Abstract

As a rule, the tour guides speak English to introduce and describe the tourism object to the foreign tourist. The communication between tour guides and tourists should be worked without any obstruction to avoid misunderstanding. However, the pronunciation error on English diphthongs still occurred when the tour guides spoke English with the tourist. The objectives of this study were 1) analysing the types of pronunciation error on English diphthongs made by certified tour guides, 2) finding the most difficult English diphthongs made by certified tour guides, and 3) identifying the reasons of the pronunciation error on English diphthongs made by certified tour guides. The research method was descriptive qualitative. The researcher used four steps in collecting the data, they were recording, questionnaire, observation, and documentation. The respondents of this research were five certified guides. The research result showed that pronunciation error on English diphthongs made by certified guide was 120 errors (76 errors in substitution and 44 errors in omission). The highest pronunciation error was [??] diphthong and it occurred 45 times. The certified tour guides did not aware that they make pronunciation error. They had conversation in English with the foreign tourist but they had less time in learning pronunciation with native or competent person in English. The certified tour guides need to improve their English quality through learning more about pronunciation with the expert to minimize their pronunciation error on English diphthongs.
A DESCRIPTIVE STUDY OF USING ENGLISH SONGS IN TEACHING LISTENING TO DEVELOP STUDENTS’ VOCABULARY MASTERY AT THE TENTH GRADE STUDENTS OF IPA 1 OF MAN SRONO BANYUWANGI Wulan Wangi; Pratiwi i Widyaning Premest; Atik Nurul Khotimah; Rohim Pradana
SOSIOEDUKASI Vol 6 No 1 (2017): SOSIOEDUKASI : JURNAL ILMIAH ILMU PENDIDIKAN DAN SOSIAL
Publisher : Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universaitas PGRI Banyuwangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (98.961 KB)

Abstract

This research was aimed at investigating the use of English songs in improving students’ vocabulary mastery and students’ response toward learning vocabulary through song. A descriptive qualitative research design was employed in a class consisting of 30 students at Tenth Grade of IPA 1 of MAN Srono Banyuwangi. Songs in learning activities positively promote memorizing and gaining new vocabulary easier, developing listening skill, understanding the lesson more, and expanding knowledge. The teachers can take its advantages in classroom activities to promote an effective and interesting learning atmosphere.The objective of this study is directed to improve the vocabulary mastery of the tenth grade (10) of IPA I students of MAN Srono Banyuwangi, Academic Year 2014-2015.This study applied English songs to improve the students’ vocabulary.The design of this research is Classroom Action Research (CAR) to check the students’ vocabulary improvement as well as their rate in vocabulary. This study was conducted on one cycle. It was conducted onin four meetings; three meetings were for giving treatment and implementing English songs and the other one was used for asking students’ response. The writer determined that the criteria of success the students would be successful if generally the 70% of the students’ average score were up to 61 or B. The data in this research are classified into qualitative and quantitative data. The qualitative data are taken from observation sheet, field note and students’ response sheet. Meanwhile, the quantitative data are taken from the result of listening test.
A DESCRIPTIVE STUDY OF CODE MIXING PHENOMENON IN “BRIDEZILLA” MOVIE Yuli Fatmawati; Wulan Wangi; Wageyono
LUNAR Vol 6 No 2 (2022): Language and Art (LUNAR)
Publisher : Prodi Pendidikan Bahasa Inggris, Universitas PGRI Banyuwangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36526/ln.v6i2.2462

Abstract

Code mixing in movie is the phenomenon found in almost our daily life. The characters use two or more languages into one phrase to make communication with the interlocutor. When, someone communication could be more interesting mix the languages. The reseacher analysed Bridezilla movie to identify the types of code mixing and to describe the factors of code mixing. The types and factors of code mixing are based on Fasold and Weinrich theory. The result showed that Bridezilla movie consist two types (word and phrase type). The result showed that there are 73 words and 48 phrases type. The dominant type of code mixing is “word”. The researcher found that there are factors of code mixing, they are 105 internal factors (8 homonyms, 95 low frequencies of word, and 2 synonyms) and 16 external factors (4 factors of introduction and development of new cultures, 3 factors of oversights, and 9 factors of social values). Based on the result above, it was concluded that all types and factors of code mixing that was found in Bridezilla movie.