Murdiono, Wisnu Eko
Jurusan Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya

Published : 34 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search
Journal : Plantropica: Journal of Agricultural Science

PENGARUH PENAMBAHAN SEKAM PADI DAN BEKATUL TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL JAMUR TIRAM PUTIH (Pleurotus ostreatus) Ali Yazid Muchsin; Wisnu Eko Murdiono; Mochammad Dawam Maghfour
PLANTROPICA: Journal of Agricultural Science Vol 2, No 1 (2017)
Publisher : Department of Agronomy, Faculty of Agriculture, Brawijaya University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (345.404 KB)

Abstract

Sekam dan bekatul merupakan limbah yang banyak mengandung nutrisi bagi pertumbuhan jamur tiram, sehingga dapat digunakan sebagai campuran media tumbuh jamur tiram. Penelitian bertujuan untuk mendapatkan penambahan sekam dan bekatul yang ideal terhadap pertumbuhan dan hasil jamur tiram putih (Pleurotus ostreatus). Penelitian  telah dilaksanakan di CV. Damar Ayu, Malang, pada bulan Februari hingga Juni 2016. Penelitian menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) Faktorial, yang terdiri atas 2 faktor. Faktor I: Penambahan sekam padi (tanpa penambahan, 100, 150, dan 200 gram) dan faktor II: Penambahan bekatul (tanpa penambahan, 70, dan 150 gram) dengan jumlah perlakuan sebanyak 12 dengan 3 kali ulangan. Variabel pengamatan mencakup panjang miselium, waktu miselium memenuhi baglog, muculnya badan buah pertama, diameter tudung buah, jumlah badan buah dan bobot segar badan buah. Hasil penelitian kombinasi perlakuan pe-nambahan bekatul 15% dan penambahan sekam 20% menghasilkan panjang miselium tertinggi saat umur 10,15 dan 20 hsi, masing-masing menghasilkan 12,9, 17,47 dan 21,4 cm. Sedangkan kombinasi perlakuan penambahan sekam 15% dan bekatul 15% menghasilkan jumlah badan buah tertinggi yaitu 44,5 buah. Penambahan bekatul  15% secara signifikan dapat meningkatkan bobot segar badan buah hingga 321 g/baglog dan dapat mempercepat waktu miselium memenuhi baglog yaitu 24,08 hsi. Sedangkan penambahan sekam 20% secara signifikan dapat memperlambat waktu munculnya badan buah pertama hingga 49,1 hsi, namun  tidak berpengaruh nyata terhadap total bobot segar badan buah.
Perbanyakan Bibit Bawang Dayak (Eleutherine palmifolia L.) Secara In Vitro Syintia Indah Puspita Sari; Wisnu Eko Murdiono; Nunun Barunawati
PLANTROPICA: Journal of Agricultural Science Vol 3, No 1 (2018)
Publisher : Department of Agronomy, Faculty of Agriculture, Brawijaya University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (423.361 KB)

Abstract

Bawang dayak (Eleutherine palmifolia L.) ialah jenis tanaman obat atau herbal. Bawang dayak merupakan komoditas yang memiliki potensi untuk dikembangkan dalam skala industri. Adanya kendala dalam teknik budidaya terutama pada teknik perbanyakan yang menyebabkan terbatasnya penyediaan bibit dalam skala besar. sehingga dibutuhkan upaya untuk  memperbanyak bawang dayak dalam skala besar yaitu melalui kultur jaringan. Salah satu faktor penentu keberhasilan dari kultur jaringan adalah media kultur yaitu ZPT. Zat pengatur tumbuh yang digunakan yaitu auksin (NAA)  dan sitokinin (BAP). Penelitian Bertujuan untuk mempelajari dan mendapatkan kombinasi konsentrasi NAA dan BAP yang tepat untuk perbanyakan eksplan bawang dayak secara in vitro. Penelitian dilaksanakan bulan Agustus – November 2017  di Laboratorium Kultur Jaringan, Jurusan Budidaya Pertanian, Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya, Malang. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang terdiri dari 6 perlakuan yaitu B0: kontrol tanpa ZPT, B1: NAA 0,1 ppm + BAP 0,5 ppm, B2: NAA 0,2 ppm + BAP 1 ppm, B3: NAA 0,3 ppm + BAP 1,5 ppm, B4: NAA 0,4 ppm + BAP 2 ppm, B5: NAA 0,5 ppm + BAP 2,5 ppm. Hasil Penelitian menunjukkan konsentrasi auksin NAA 0,1 ppm + sitokinin BAP 0,5 ppm mampu menunjukkan waktu muncul tunas paling cepat yaitu 21,57 hari setelah inokulasi.