Claim Missing Document
Check
Articles

Found 18 Documents
Search

POTENSI UMBI BENGKUANG DAN TONGKOL JAGUNG SEBAGAI MEDIA PENGHASIL ZAT WARNA MERAH MELALUI METODE SOLID STATE FERMENTATION UNTUK MEMPERKAYA MATERIAL PEWARNA BATIK Mauliza, Ika Natalia; ., Mardiyati; Djamaludin, Octianne; Komalasari, Maya
Jurnal Riset Industri Vol 10, No 1 (2016): Peran Teknologi dan Inovasi dalam Meningkatkan Efisiensi dan Efektifitas Produ
Publisher : Badan Penelitian dan Pengembangan Industri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (991.512 KB)

Abstract

Pembuatan dan penggunaan zat warna sintetik pada aplikasi pembuatan batik memiliki dampak negatif terhadapkesehatan dan lingkungan. Alternatif pemecahan masalah yang perlu dilakukan adalah dengan menggunakanzat warna alam yang mudah, aman, dan cepat pemrosesannya seperti zat warna dari angkak. Kekuranganangkak sebagai bahan pewarna adalah menggunakan beras sebagai media fermentasi. Pada penelitian ini,dicari alternatif media lain untuk mengganti beras, yaitu digunakan umbi bengkuang dan tongkol jagung dilihatkarakteristik serta kualitas zat warna yang dihasilkan pada kain kapas. Umbi bengkuang dan tongkol jagungdifermentasi menggunakan jamur Monascus purpureus selama 21 hari, kemudian dikarakterisasi sifatpenyerapan, gugus fungsi, kadar, serta sifat pewarnaan yang dihasilkan pada kain kapas. Hasil percobaanmenunjukkan bahwa umbi bengkuang dan tongkol jagung memiliki kemampuan untuk digunakan sebagai mediapembuatan zat warna dengan serapan maksimum pada panjang gelombang 500 nm. Gugus fungsi zat warnamengarah pada struktur zat warna merah Monascus. Kadar zat warna yang dimiliki oleh media umbi bengkuangadalah 13,43% dan tongkol jagung adalah 7,46%. Ketuaan warna yang dihasilkan pada kapas yang diwarnaimenggunakan zat warna ekstrak media umbi bengkuang dan media tongkol jagung dievaluasi dengan nilai K/Sberturut-turut yaitu 1,218 dan 0,677.Kata kunci - beras, kapas, Monascus, pewarnaan, tongkol jagung, umbi bengkuang
POTENSI UMBI BENGKUANG DAN TONGKOL JAGUNG SEBAGAI MEDIA PENGHASIL ZAT WARNA MERAH MELALUI METODE SOLID STATE FERMENTATION UNTUK MEMPERKAYA MATERIAL PEWARNA BATIK Mauliza, Ika Natalia; ., Mardiyati; Djamaludin, Octianne; Komalasari, Maya
Jurnal Riset Industri Vol 10, No 1 (2016): Peran Teknologi dan Inovasi dalam Meningkatkan Efisiensi dan Efektifitas Produ
Publisher : Badan Penelitian dan Pengembangan Industri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (991.512 KB)

Abstract

Pembuatan dan penggunaan zat warna sintetik pada aplikasi pembuatan batik memiliki dampak negatif terhadapkesehatan dan lingkungan. Alternatif pemecahan masalah yang perlu dilakukan adalah dengan menggunakanzat warna alam yang mudah, aman, dan cepat pemrosesannya seperti zat warna dari angkak. Kekuranganangkak sebagai bahan pewarna adalah menggunakan beras sebagai media fermentasi. Pada penelitian ini,dicari alternatif media lain untuk mengganti beras, yaitu digunakan umbi bengkuang dan tongkol jagung dilihatkarakteristik serta kualitas zat warna yang dihasilkan pada kain kapas. Umbi bengkuang dan tongkol jagungdifermentasi menggunakan jamur Monascus purpureus selama 21 hari, kemudian dikarakterisasi sifatpenyerapan, gugus fungsi, kadar, serta sifat pewarnaan yang dihasilkan pada kain kapas. Hasil percobaanmenunjukkan bahwa umbi bengkuang dan tongkol jagung memiliki kemampuan untuk digunakan sebagai mediapembuatan zat warna dengan serapan maksimum pada panjang gelombang 500 nm. Gugus fungsi zat warnamengarah pada struktur zat warna merah Monascus. Kadar zat warna yang dimiliki oleh media umbi bengkuangadalah 13,43% dan tongkol jagung adalah 7,46%. Ketuaan warna yang dihasilkan pada kapas yang diwarnaimenggunakan zat warna ekstrak media umbi bengkuang dan media tongkol jagung dievaluasi dengan nilai K/Sberturut-turut yaitu 1,218 dan 0,677.Kata kunci - beras, kapas, Monascus, pewarnaan, tongkol jagung, umbi bengkuang
Sifat Tarik Dan Sifat Impak Komposit Polipropilena High Impact Berpenguat Serat Rami Acak Yang Dibuat Dengan Metode Injection Molding Mardiyati, Mardiyati; Srahputri, Nurdesri; Steven, Steven; Suratman, Rochim
Mesin Vol 26, No 1 (2017)
Publisher : Mesin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (635.411 KB) | DOI: 10.5614/MESIN.2017.26.1.2

Abstract

Rami merupakan salah satu jenis serat alam yang banyak tumbuh di Indonesia dan memiliki sifat mekanik yang baik. Hingga saat ini, pemanfaatan rami sebagai material penguat pada komposit polimer berpenguat serat alam telah banyak dipelajari. Namun, penggunaan serat rami sebagai bahan penguat dan polipropilena high impact (PPHI) yang banyak digunakan dalam industri otomotif sebagai matriks dalam komposit untuk aplikasi di bidang otomotif belum banyak dipelajari. Pada penelitian ini dipelajari pengaruh fraksi volume serat rami terhadap sifat tarik dan sifat impak komposit PPHI berpenguat serat rami. Komposit PPHI dibuat dengan menggunakan injection molding pada temperatur 190 0C dengan fraksi volume serat rami sebesar 5%, 10%, dan 15%. Pengujian densitas dan pengujian fraksi volume bahan penyusun diukur dengan mengacu pada ASTM D 792 dan ASTM D 3171. Kekuatan tarik komposit diukur dengan mengacu pada standar ASTM 3039. Harga Impak dari komposit diukur dengan mengacu pada ASTM D 6110-04. Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa kekuatan tarik komposit tertinggi dimiliki oleh komposit PPHI berpenguat serat rami dengan fraksi volume serat sebesar 10%, yaitu sebesar 18.17 Mpa, lebih tinggi 21% dibandingkan dengan kekuatan tarik PPHI yang tidak diperkuat oleh serat rami. Harga impak komposit tertinggi juga dimiliki oleh komposit PPHI berpenguat serat rami dengan fraksi volume serat 10%, yaitu sebesar 46.39 KJ/m2, lebih tinggi 15.5% dibandingkan dengan PPHI yang tidak diperkuat oleh serat rami.
Sifat Mekanik Komposit Polipropilena Berpenguat Serat Sansevieria Unidirectional Mardiyati, Mardiyati; Rizkiansyah, Raden Reza; Purnomo, Ikhsan
Mesin Vol 25, No 2 (2016)
Publisher : Mesin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (479.269 KB)

Abstract

Serat hayati merupakan bahan yang saat ini sedang banyak dikembangkan sebagai penguat material komposit bermatriks polimer. Penggunaan serat hayati sebagai penguat pada suatu komposit memiliki beberapa keunggulan dibandingkan serat sintetis, diantaranya yaitu lebih ramah lingkungan, dapat diperbaharui, murah, serta memiliki densitas yang relatif rendah. Lidah mertua (Sansevieria trifasciata) merupakan salah satu jenis tanaman yang umumnya digunakan sebagai tanaman hias yang banyak tumbuh di Indonesia. Serat dari tanaman ini pada dasarnya memiliki potensi untuk digunakan sebagai penguat pada komposit berpenguat serat hayati karena memiliki sifat mekanik yang cukup baik, namun masih belum banyak dipelajari dalam aplikasinya sebagai penguat komposit. Pada penelitian ini, dilakukan studi mengenai pembuatan komposit sansevieria/ polipropilena dengan menggunakan metode tekan panas dengan fraksi volume serat terukur 4.9%, 8.6% dan 13.5%. Kualitas dari komposit diuji melalui pengujian tarik yang mengacu kepada ASTM D-3039 dan pengujian densitas. Pada penelitian ini telah berhasil dilakukan pembuatan komposit yang berbahan dasar serat sansevieria unidirectional dengan matriks polipropilena. Berdasarkan pengujian void dan bahan penyusun komposit, nilai fraksi volume serat terukur lebih rendah dibandingkan dengan fraksi volume serat terhitung. Seiring peningkatan fraksi volume serat terukur dapat menurunkan fraksi volume void, meningkatkan densitas, kekuatan tarik serta kekakuan dari komposit sansevieria/PP. Kekuatan tarik dan kekakuan tertinggi dari komposit sansevieria/PP diperoleh pada komposit sansevieria/PP dengan fraksi volume serat terukur 13.5%, yakni sebesar 53.07 MPa dan 2841 MPa.  
Sifat Mekanik Packaging Kertas Berbahan Dasar Selulosa Alga Cladophora Mardiyati, Mardiyati; Steven, Steven; Suratman, Rochim; Santosa, Sigit Puji
Mesin Vol 27, No 1 (2018)
Publisher : Mesin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (223.833 KB)

Abstract

Alga cladophora merupakan salah satu alga yang banyak tumbuh di pesisir pantai Indonesia. Alga cladophora memiliki kandungan selulosa yang cukup tinggi sehingga sangat berpotensi untuk dimanfaatkan sebagai bahan baku material packaging kertas. Tujuan dari penelitian ini adalah mempelajari sifat mekanik kertas yang berbahan dasar selulosa alga cladophora. Pada penelitian ini, selulosa alga cladophora diekstraksi melalui beberapa tahapan proses yang meliputi proses alkalisasi dan proses hidrolisis. Proses alkalisasi dilakukan dengan merefluks alga cladophora didalam larutan NaOH (1%, 5%, 10%, 15% dan 17.5%) pada temperatur 100 ? selama 2 jam. Proses hidrolisis dilakukan dengan merefluks alga cladophora hasil alkalisasi didalam larutan asam sulfat 1 M pada temperatur 100 ? selama 2 jam. Proses pembuatan kertas dilakukan dengan metode solution casting. Kandungan selulosa diukur dengan menggunakan metode Chesson-Datta. Sifat mekanik dari kertas selulosa alga cladophora diukur dengan pengujian tarik. Dari hasil pengukuran kandungan selulosa dapat disimpulkan bahwa selulosa yang diekstrasi dengan menggunakan larutan NaOH 17.5% memiliki tingkat kemurnian yang paling tinggi, yakni 94. 76%. Selulosa yang diekstraksi dengan menggunakan larutan NaOH 17.5% menghasilkan kertas dengan permukaan yang paling halus serta memiliki kekuatan tarik dan kekakuan yang paling tinggi dibandingkan dengan kertas lainnya yang dihasilkan dalam penelitian ini, yakni 57.68 MPa dan 10.12 GPa.
Pembuatan dan Karakterisasi Bioplastik Pati-Kitosan Dengan Menggunakan Metode Dialisis-Solution Casting Steven, Steven; Mardiyati, Mardiyati; Widyanto, Bambang
Mesin Vol 27, No 1 (2018)
Publisher : Mesin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (357.911 KB)

Abstract

Bioplastik pati merupakan salah satu solusi yang ditawarkan untuk mengatasi permasalahan yang ditimbulkan oleh material plastik konvensional. Namun dikarenakan ketahanan airnya yang buruk, bioplastik pati umumnya digabungkan dengan material yang memiliki ketahanan air yang lebih baik, seperti kitosan. Didalam pembuatan bioplastik pati-kitosan umumnya melibatkan asam asetat yang dapat membuat bioplastik yang dihasilkan menjadi asam dan kurang baik untuk dimanfaatkan pada beberapa aplikasi. Untuk mengatasi hal tersebut, pada penelitian ini dilakukan pembuatan bioplastik pati-kitosan dengan metode dialisis-solution casting. Tujuan dari penelitian ini adalah mempelajari pengaruh penambahan kitosan didalam bioplastik pati-kitosan. Didalam penelitian ini pembuatan bioplastik pati-kitosan dilakukan dengan menggunakan metode dialisis-solution casting. Untuk mengukur peforma dari bioplastik pati-kitosan dilakukan pengujian tarik, pengujian ketahanan air serta pengujian degradasi tanah. Pengujian tarik dilakukan dengan mengacu pada ASTM D882. Berdasarkan hasil pengujian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa seiring peningkatan konsentrasi kitosan didalam bioplastik pati-kitosan akan meningkatkan kekuatan tarik, kekakuan tarik, dan ketahanan air namun menurunkan perpanjangan dan kemampuan degradasi dari bioplastik pati-kitosan.
ACRYLIC SEBAGAI COMPATIBILIZER AGENT PADA PLASTIK PATI TAPIOKA/LATEKS KARET ALAM Mardiyati Mardiyati; Steven Steven
Jurnal Sains Materi Indonesia Vol 16, No 1: OKTOBER 2014
Publisher : Center for Science & Technology of Advanced Materials - National Nuclear Energy Agency

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (279.011 KB) | DOI: 10.17146/jsmi.2014.16.1.4330

Abstract

ACRYLIC SEBAGAI COMPATIBILIZER AGENT PADA PLASTIK PATI TAPIOKA/LATEKS KARET ALAM. Pati tapioka dan lateks Karet Alam(KA) merupakan dua polimer hayati yang banyak dihasilkan oleh alam Indonesia. Pati tapioka merupakan polimer hayati yang banyak dikembangkan sebagai bioplastik karenamemiliki kekuatan tarik yang tinggi namun memiliki kelemahan dalam ketahanan air. Sementara, lateks KAmerupakan polimer alam yangmemiliki elongasi dan ketahanan air yang tinggi. Dengan mencampurkan pati tapioka dengan lateks KA, diharapkan diperoleh sifat unggul dari kedua polimer tersebut. Namun, pencampuran pati dan lateks KA menghasilkan tingkat homogenitas yang rendah. Oleh karena itu, dalam penelitian ini acrylic ditambahkan ke dalam campuran pati dan lateks KA untuk meningkatkan homogenitasnya. Pada penelitian ini telah dilakukan pembuatan plastik campuran pati tapioka/lateks KA dengan menggunakan metode solution casting. Campuran pati tapioka/lateks KA ditambahkan acrylic sebagai compatibilizer agent dengan berbagai komposisi, sebesar 10%berat, 15%berat, 20%berat dan 25%berat. Untuk mengetahui kehomogenan campuran dilakukan karakterisasi dengan mengunakan Differential Scanning Calorimetry (DSC). Kekuatan mekanik plastik diuji dengan pengujian tarik.Ketahanan air plastik diuji dengan pengujian celup. Semakin banyak jumlah acrylic yang ditambahkan kedalam campuran pati tapioka/lateks KA, maka kekuatan tarik,modulus elastisitas, elongasi serta ketahanan air plastik semakin meningkat. Hal ini dipengaruhi oleh homogenitas yang baik dari campuran yang ditunjukkan oleh hasil kareakterisasi dengan menggunakan DSC.
SERAT KAPUK SEBAGAI BAHAN BAKU PEMBUATAN MIKROKRISTALIN SELULOSA Mardiyati Mardiyati; Raden Reza Rizkiansyah; Steven Steven; Arif Basuki; R. Suratman
Jurnal Sains Materi Indonesia Vol 17, No 4: JULI 2016
Publisher : Center for Science & Technology of Advanced Materials - National Nuclear Energy Agency

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (558.418 KB) | DOI: 10.17146/jsmi.2016.17.4.4179

Abstract

SERAT KAPUK SEBAGAI BAHAN BAKU PEMBUATAN MIKROKRISTALIN SELULOSA. Indonesia merupakan salah satu negara penghasil serat kapuk (Ceiba Pentandra) terbesar di dunia. Pada tahun 2013, luas perkebunan tanaman kapuk di Indonesia mencapai 157.283 ha dengan produksi 61.273 ton serat kapuk per tahun. Namun, saat ini pemanfaatan serat kapuk di Indonesia sebagian besar masih terbatas sebagai bahan pengisi untuk bantal, guling, atau kasur. Serat kapuk pada dasarnya memiliki kandungan selulosa yang cukup tinggi, yaitu dengan kandungan yang dapat mencapai 64%. Tingginya kandungan selulosa tersebut menunjukkan potensi dari serat kapuk sebagai sumber mikrokristalin selulosa, yaitu bagian kristalin dalam orde mikro yang diekstraksi dari selulosa. Pembuatan mikrokristalin selulosa dilakukan melalui dua tahap, yaitu alkalisasi dan hidrolisis. Proses alkalisasi dilakukan dengan merendam serat kapuk di dalam larutan NaOH 17,5% selama 8 jam pada suhu 100 oC untuk memperoleh selulosa alfa dari serat kapuk. Proses hidrolisis dilakukan dengan merendam serat kapuk hasil alkalisasi ke dalam larutan H2SO4 dengan variasi konsentrasi 0,1 M, 0,3 M, dan 0,5 M masing-masing selama 4 jam, 6 jam, dan 8 jam pada suhu 100 oC. Mikrokristalin selulosa yang diperoleh dikarakterisasi dengan menggunakan X-Ray Diffraction (XRD) dan Fourier Transform Infrared (FT-IR). Pada penelitian ini telah berhasil dilakukan ekstraksi mikrokristalin selulosa dari serat kapuk. Hasil karakterisasi menunjukkan bahwa kristalinitas dari mikrokristalin selulosa serat kapuk semakin meningkat seiring dengan peningkatan waktu hidrolisis namun akan lebih tinggi pada konsentrasi hidrolisis asam yang lebih rendah. Kristalinitas mikrokristalin selulosa tertinggi didapatkan dari hidrolisis pada konsentrasi 0,1 M selama 8 jam.
Pengaruh Variasi Konsentrasi Hidrolisis Asam Sulfat Terhadap Sifat Me-kanik Plastik Selulosa Teregenerasi dari Kapas Limbah Tekstil dengan Pelarut NaOH/Urea Raden Reza Rizkiansyah; Mardiyati Mardiyati; Steven Steven
Jurnal Sains Materi Indonesia Vol 19, No 3: APRIL 2018
Publisher : Center for Science & Technology of Advanced Materials - National Nuclear Energy Agency

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17146/jsmi.2018.19.3.4264

Abstract

Selulosa merupakan polimer alami dengan ketersediaan yang paling melimpah yang berpotensi untuk direkayasa menjadi suatu plastik biodegradable. Selulosa teregenerasi merupakan suatu material yang dibentuk dengan cara melarutkan selulosa dalam suatu palarut tertentu dan dicetak. Dalam penelitian ini, kapas limbah dari industri tekstil digunakan sebagai sumber selulosa. Kapas pada dasarnya memiliki kandungan selulosa yang sangat tinggi, yakni sekitar 86-98%. Selulosa diekstrak dari kapas limbah dengan hidrolisis asam sulfat dengan konsentrasi divariasikan pada 0,5; 1; 1,5; dan 0,5 M dengan temperatur 100°C selama 2 jam. Selulosa teregenerasi dibuat dengan melarutkan selulosa pada larutan NaOH 7%/Urea 12% dan dibentuk dengan metode solution casting. Berat molekul selulosa diukur dengan metode berat molekul rerata viskositas dengan viskometer Ubbelohde. Karakterisasi yang dilakukan menunjukkan peningkatan konsentrasi asam sulfat yang digunakan menyebabkan penurunan berat molekul selulosa yang terekstraksi. Berat molekul selulosa yang digunakan akan turut berpengaruh terhadap sifat mekanik dari plastik yang dihasilkan. Sifat optimum selulosa teregenerasi yang dihasilkan diperoleh dari selulosa dengan berat molekul 2.73 x 104 g/mol dari hasil hidrolisis 0,5 M, yang dimana memiliki kekuatan tarik, persen elongasi dan modulus masing-masing sebesar 49,24 MPa; 0.92 %; dan 11.39 GPa dengan densitas sebesar 1.53 g/cm3.
Pembuatan dan Karakterisasi Bioplastik Pati-Kitosan Dengan Menggunakan Metode Dialisis-Solution Casting Steven Steven; Mardiyati Mardiyati; Bambang Widyanto
Mesin Vol. 27 No. 1 (2018)
Publisher : Mesin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Bioplastik pati merupakan salah satu solusi yang ditawarkan untuk mengatasi permasalahan yang ditimbulkan oleh material plastik konvensional. Namun dikarenakan ketahanan airnya yang buruk, bioplastik pati umumnya digabungkan dengan material yang memiliki ketahanan air yang lebih baik, seperti kitosan. Didalam pembuatan bioplastik pati-kitosan umumnya melibatkan asam asetat yang dapat membuat bioplastik yang dihasilkan menjadi asam dan kurang baik untuk dimanfaatkan pada beberapa aplikasi. Untuk mengatasi hal tersebut, pada penelitian ini dilakukan pembuatan bioplastik pati-kitosan dengan metode dialisis-solution casting. Tujuan dari penelitian ini adalah mempelajari pengaruh penambahan kitosan didalam bioplastik pati-kitosan. Didalam penelitian ini pembuatan bioplastik pati-kitosan dilakukan dengan menggunakan metode dialisis-solution casting. Untuk mengukur peforma dari bioplastik pati-kitosan dilakukan pengujian tarik, pengujian ketahanan air serta pengujian degradasi tanah. Pengujian tarik dilakukan dengan mengacu pada ASTM D882. Berdasarkan hasil pengujian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa seiring peningkatan konsentrasi kitosan didalam bioplastik pati-kitosan akan meningkatkan kekuatan tarik, kekakuan tarik, dan ketahanan air namun menurunkan perpanjangan dan kemampuan degradasi dari bioplastik pati-kitosan.