Claim Missing Document
Check
Articles

Found 14 Documents
Search

Konsep Dakwah Dalam Memelihara Dan Pemberdayaan Masyarakat Di Sekitar Hutan (Studi Kasus Di Kabupaten Kerinci) Sunata, Ivan
Jurnal Dakwah dan Komunikasi Vol 2, No 2 (2017)
Publisher : Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Curup

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29240/jdk.v2i2.341

Abstract

Propagation as a pillar of Islam in conveying God's revelation must be interpreted broadly, not just propaganda materials related subject matter (tawhid) but also about the preservation of nature and the welfare of the people (society). Forests should be managed jointly between the public and the government that maintained continuity, while people living in the vicinity to prosperous. This research is field research field with qualitative research type, research method used is action research or action study with participatory approach, this approach emphasizes the importance of dialogue process in research. In this case can be seen how the concept of da'wah in the maintenance and empowerment of communities around the forest in Kerinci district
Kolaborasi Dakwah Ulama dan Umara dalam Perspektif Islam Zuhdi, Ahmad; Ivan Sunata
Ishlah: Jurnal Ilmu Ushuluddin, Adab dan Dakwah Vol. 2 No. 1 (2020): Juni
Publisher : Fakultas Ushuluddin, Adab dan Dakwah IAIN Kerinci

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32939/ishlah.v2i1.12

Abstract

Allah swt dalam banyak ayat menjelaskan bahwa kewajiban dalam menyeru umat tidak hanya dibebankan kepada para pendakwah, melainkan kewajiban seluruh umat. Diantara keseluruhan yang dimaksud adalah adanya peran serta antara Pemimpin dan Ulama. Pemimpin merupakan seseorang yang diberi kuasa dalam menata dan mengatur kehidupan bermasyarakat sesuai dengan aturan dan undang-undang yang ada, sedangkan para ulama adalah sosok yang hadir di tengah masyarakat sebagai penuntun dan penerang dalam mengamalkan aspek-aspek ajaran agama yang telah diperintahkan oleh Allah swt dan Rasul-Nya. Dalam penelitian ini, penulis akan mengungkapkan dan menjawab tiga pertanyaan penelitian, yaitu: 1) term kepemimpinan dalam Islam, 2) dakwah amanah allah bagi para ulama, 3) kolaborasi ulama dan umara dalam berdakwah.
Dakwah Sirriyah dan Jahriyah Perspektif Al-Quran Ivan Sunata; Aan Firtanosa
Ishlah: Jurnal Ilmu Ushuluddin, Adab dan Dakwah Vol. 1 No. 1 (2019): Juni
Publisher : Fakultas Ushuluddin, Adab dan Dakwah IAIN Kerinci

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32939/ishlah.v1i1.23

Abstract

Dakwah merupakan kegiatan penyebarluasan ajaran agama Islam, pelakunya disebut daʻi. Berdasarkan nash Al-Quran, kata daʻi pertama kali digunakan untuk Allah, Iblis, baru setelah itu Rasulullah SAW. Saat mengemban misi Allah SWT tersebut, Rasulullah SAW pertama kali melaksanakannya dengan cara sembunyi-bunyi, karena selain Islam adalah agama baru yang ajaranya intinya adalah mentauhidkan Allah SWT, dakwah Nabi Muhammad juga mendapat penolakan dari kaum kafir Quraisy. Lima sebab yang mendorong keras orang-orang Quraisy menentang seruan Islam, yaitu: 1) Mereka tidak dapat memilah dan memisahkan antara kenabian dengan kekuasaan. Mereka beranggapan bahwa mengikuti seruan Muhammad berarti menyatakan diri tunduk dan taau kepada Bani Abdul Muthalib. 2) Nabi Muhammad mengkampanyekan persamaan hak dan kedudukan antara kalangan bangsawan dan hamba sahaya. 3) Para pemuka Quraisy tidak terima ajaran Nambi Muhammad tentang kebangkitan dan pembalasan di alam akhirat. 4) Taklid kepada ajaran dan kepercayaan nenek moyang adalah kebiasaan yang sudah mengakar pada bangsa Arab. 5) Pemahat dan pedagang patung beranggapan bahwa Islam sebagai agama yang menghambat rezeki mereka. Setelah itu, dengan semakin banyaknya penganut agama Islam, serta jaminan keamanan dari beberapa sahabat, Nabi Muhammad secara berangsur berdakwah dengan cara terbuka atau terang-terangan.
Konsep Dakwah Dalam Memelihara Dan Pemberdayaan Masyarakat Di Sekitar Hutan (Studi Kasus Di Kabupaten Kerinci) Ivan Sunata
Jurnal Dakwah dan Komunikasi Vol 2, No 2 (2017)
Publisher : Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Curup

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29240/jdk.v2i2.341

Abstract

Propagation as a pillar of Islam in conveying God's revelation must be interpreted broadly, not just propaganda materials related subject matter (tawhid) but also about the preservation of nature and the welfare of the people (society). Forests should be managed jointly between the public and the government that maintained continuity, while people living in the vicinity to prosperous. This research is field research field with qualitative research type, research method used is action research or action study with participatory approach, this approach emphasizes the importance of dialogue process in research. In this case can be seen how the concept of da'wah in the maintenance and empowerment of communities around the forest in Kerinci district
Disorientasi Makna Jihad Dalam Komik Jihad Selfie (Analisis Semiotika Roland Barthes) Ivan Sunata
Jurnal Dakwah dan Komunikasi Vol 5, No 1 (2020)
Publisher : Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Curup

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29240/jdk.v5i1.1609

Abstract

Penelitian ini mengangkat sebuah kisah nyata kehidupan seorang mahasiswa Indonesia yang kuliah Imam Katip High School di Turki, yakni Teuku Akbar Maulana. Suatu hari godaan berat muncul dan hampir mengubah jalan hidupnya. Ia nyaris bergabung dengan Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) di Suriah, mengikuti jejak temannya.Salah satu faktor ketertarikannya bergabung dengan ISIS adalah propaganda di media sosial berupa penayangan anggota ISIS memegang dan menggunakan senjata.Atas dasar itu, Teuku Akbar Maulana mempersepsikan bahwa jihad itu identik dengan senjata dan sebagainya.Oleh karena itu, penelitian ini akan mengungkapkan beberapa kesalahan Teuku Akbar dan pelajar Indonesia lainnya dalam memahami makna jihad sesungguhnya.Tujuan penelitian ini untuk mengungkap bentuk-bentuk disorientasi makna jihad yang terkandung pada komik jihad selfie. Jenis penelitian yang digunakan kualitatif, yaitu suatu metode untuk mendapatkan gambaran yang objektif  terhadap variabel yang diteliti yang kesimpulannya berupa prediket. Penelitian kualitatif sering disebut penelitian naturalistik karena penelitiannya dilakukan pada kondisi yang alamiah (natural setting). Pendekatan yang digunakan adalah semiotika Roland Barthes.Semiotik adalah ilmu tentang tanda-tanda. Semiotik dapat didefinisikan sebagai ilmu yang mempelajari sederetan luas objek-objek, peristiwa-peristiwa, dan seluruh kebudayaan sebagai tanda.[1] Sedangkan tanda didefinisikan sebagai sesuatu yang atas dasar konvensional sosial yang terbangun sebelumnya, dapat dianggap mewakili sesuatu yang lain. Semiotik dapat digunakan untuk meneliti bermacam-macam teks. Teks disini adalah isi media yang tampil dalam wujud apa saja, seperti tayangan televisi, berita surat kabar, konser musik, film, iklan, fasion, fiksi, puisi, dan drama.[2]Untuk memperoleh data yang diperlukan dalam penelitian ini, maka peneliti menggunakan metode dokumentasi. Metode dokumentasi adalah metode yang digunakan dengan cara mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, dokumen, notulen rapat, agenda, dan sebagainya.[3]Kemudian penulis menganalisis kata demi kata, kalimat demi kalimat, dan wacana yang terdapat pada komikJihad Selfie. Analisis dalam penelitian ini adalah teks-teks yang berkaitan dengan disorientasi makna jihad yang terdapat di dalam komik Jihad Selfie. Langkah-langkah analisis yang akan dilakukan peneliti adalah mendeskripsikan data yang diperlukan dari komik Jihad Selfie. Kemudian, data yang berupa teks tersebut dibaca secara kualitatif deskriptif. Tanda yang digunakan dalam komik lalu akan diinterpretasikan sesuai dengan disorientasi makna jihad, sehingga makna novel akan dapat dipahami baik pada tataran pertama (denotatif), maupun pada tataran kedua (konotatif). Secara umum hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat disorientasi makna jihad pada diri Teuku Akbar Maulana dan pelajar-pelajar Indonesia lainnya yang bergabung dengan ISIS. Beberapa bentuk penyimpangan makna jihad diantaranya sebagai berikut; (1) Jihad identik dengan senjata, (2) Dengan memegang senjata dan atribut militer lainnya akan terlihat seperti anggota TNI bahkan legih gagah dari anggotaTNI (3) Jihad bisa membawa pelakunya mengelilingi kota-kota di Timur Tengah, (4) Terdapat berbagai fasilitas yang mewah bagi para mujahid.
PENYULUH AGAMA HONORER DALAM MENGATASI PROBLEMATIKA REMAJA DI KAB KERINCI PROINSI JAMBI Aan Firtanosa; Fauzi Fauzi; Ivan Sunata; Paisal Paisal
Islamika : Jurnal Ilmu-Ilmu Keislaman Vol. 17 No. 1 (2017): Islamika : Jurnal Ilmu-ilmu Keislaman
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian pada Masyarakat, Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Kerinci, Jambi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32939/islamika.v17i1.199

Abstract

Permasalahan yang dibahas dalam penelitian ini adalah tentang Peran Penyuluh Agama Honorer dalam Membina Perilaku Remaja di Kabupaten Kerinci. Tujuan akhir dari peran Penyuluh Agama Honorer adalah untuk membina remaja di Kabupaten Kerinci, terbinanya perilaku remaja agar sesuai dengan ajaran agama Islam, dalam rangka membangun remaja yang mandiri. Selain itu wirid remaja juga mempunyai fungsi sebagai pembinaan remaja dalam aspek kognitif (intelektual), afektif (emosional dan sikap), dan psikomotor (keterampilan). Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana Peran Penyuluh Agama Honorer dalam Membina Perilaku Remaja di Kabupaten Kerinci. Penelitian ini bertujuan ingin mengetahui bagaimana Peran Penyuluh Agama Honorer dalam Membina Perilaku Remaja di Kabupaten Kerinci. Adapun kegunaan penelitian ini yaitu untuk menambah khazanah ilmu pengetahuan dan wawasan penulis tentang peran Penyuluh Agama Honorer dalam membina perilaku remaja dan sebagai masukan kepada orang-orang yang berkecimpung dalam wirid remaja. Bentuk dan jenis penelitian ini adalah field research (penelitian lapangan) dengan menggunakan metode “Deskriptif”. Teknik pengumpulan data dilakukan melalui observasi dan wawancara, sedangkan teknik analisa data yang penulis gunakan adalah memeriksa data, menggambarkan apa yang diperoleh, mengkaji data kemudian menarik kesimpulan. Kesimpulan dari hasil penelitian ini adalah peran Penyuluh Agama Honorer dalam membina remaja ditinjau dari aspek kognitif (Intelektual) seperti sebelum mengikuti wirid remaja pengetahuan dan pemahaman remaja tentang ajaran agama Islam masih minim, akan tetapi setelah mengikuti wirid remaja memberikan pengetahuan, kemudian peran Penyuluh Agama Honorer ditinjau dari aspek afektif (Emosional dan Sikap) mampu memberikan perubahan seperti telah bisa mengendalikan emosi dan menjaga sikap dibandingkan sebelumnya, dan peran Penyuluh Agama Honorer ditinjau dari aspek psikomotor (Keterampilan) seperti megajarkan kaligrafi, menjadi imam, mengumandangkan adzan dan shalat jenazah.
Komunikasi Politik Tokoh Agama Pada Pilkada Serentak Tahun 2020 (Study Ustadz Abdul Somad) Ivan Sunata; Ahmad Khairul Nuzuli; Muhammad Munir
Jurnal Dakwah dan Komunikasi Vol 7, No 1 (2022)
Publisher : Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Curup

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29240/jdk.v7i1.4761

Abstract

This research broadly aims to reveal the role of ulama as political communicators and specifically to reveal the involvement of Ustadz Abdul Somad (UAS) in the perspective of political communication in the 2020 Pilkada. The results show that of the three kinds of political communicators, Ustadz Abdul Somad (UAS) falls into the third, namely the spokesperson and opinion leader. Because the goal is not to gain a position, but to provide support because of the same vision, mission and goals. UAS is also a highly charismatic person in the community, so it is believed to be able to move people to make political choices in the political contestation in the 2020 Pilkada. The political messages conveyed by UAS in the 2020 Pilkada are as follows: a) Politics is part of community education, b) Politics is a means to apply da'wah, c) Resist political pressure, d) Reject money politics.
Persuasi Dakwah Youtube Pada Mahasiswa Islam di Kota Surabaya Selama Pandemi Nanik Mujiati; Muhammad Munir; Ivan Sunata
Ishlah: Jurnal Ilmu Ushuluddin, Adab dan Dakwah Vol. 3 No. 1 (2021): Juni
Publisher : Fakultas Ushuluddin, Adab dan Dakwah IAIN Kerinci

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32939/ishlah.v3i1.61

Abstract

Youtube can make it easy for the public to enjoy and learn the content. The main target students in the use of youtube are good school materials, physical materials that they don't know about in their everyday lives. The aim of this research is how effective the short video in the story of every person who uses as a reminder because the truth of every Muslim is a reminder to other Muslims. With this research it will be useful for the Da’i in a time of much material and more effective long-term education. This type of research is qualitative that uses phenomenological studies in students, data analysis in this study is data reduction and data synthesization. While the group was observing and interviewing. The result of this research is to reveal about Dakwah Media, Youtube Dakwah Media, Youtube Video Adaptation Dakwah on Khalayak, Social Media and Student Self-Concept and the Dakwah symphony through this youtube can also be enjoyed anywhere and whenever. The subject or the indictment also contains the subject that Surabaya students need. As for this youtube persuasion, it's only about invitations or good advice for Surabaya students. The video's neither long nor boring. Surabaya students can also take wisdom or indictment as indictees say.
Resepsi Pembaca terhadap Isu Perselingkuhan Nissa Sabyan dan Ayus Sabyan di Tribunnews.com Ahmad Khairul Nuzuli Ahmad Khairul Nuzuli; Ivan Sunata
KOMUNIDA : Media Komunikasi dan Dakwah Vol 12 No 01 (2022): Komunida: Media Komunikasi dan Dakwah
Publisher : Fakultas Ushuluddin, Adab, dan Dakwah IAIN Parepare

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35905/komunida.v12i01.2599

Abstract

The pelakor case is one of the things that is viral in the media today, including the case of the affair of Nissa Sabyan and Ayus Sabyan. The concept of pelakor is one of the terms that is viralized by the mass media. This study aims to see how the readers interpret the affair issue of Nissa Sabyan and Ayus Sabyan in Tribunnews.com. This research uses descriptive qualitative type using reception analysis. The results showed that the majority of informants agreed with the pelakor labeling given by the media. On the other hand, the informants agree more that Nissa Sabyan and Ayus Sabyan are jointly responsible for their case. The opinion of the informant is influenced by the experience and environment in which the informant is located.
Manajemen Ibadah Kurban di Musala Ikhwatul Muslimin Renah Surian Kelurahan Pondok Tinggi Maharani Nabila; Samin Samin; Aan Firtanosa; Suriyadi Suriyadi; Ivan Sunata
Journal of Da'wah Vol. 1 No. 1 (2022): Juni
Publisher : Institut Agama Islam Negeri Kerinci

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (480.206 KB) | DOI: 10.32939/jd.v1i1.1269

Abstract

Penelitian ini bertujuan mengeksplorasi penerapan prinsip-prinsip manajemen yang dilakukan oleh penyelenggara ibadah kurban di Musala Ikhwatul Muslimin Renah Surian Kelurahan Pondok Tinggi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan fungsi perencanaan dimulai dari musyawarah pembentukan panitia, gotong royong penyiapan tempat penyembelihan hewan kurban hingga menyiapkan kupon distribusi daging serta penetapan harga kurban. Kemudian fungsi pengorganisasian dilaksanakan dengan membagi panitia menjadi beberapa seksi, mulai dari seksi penyembelihan hingga seksi distribusi. Pengawasan yang dilakukan berupa pengamatan dan mengawasi terhadap tiap-tiap pekerjaan kegiatan penyelenggaraan ibadah kurban dimulai dari penyembelihan, pengulitan, pemotongan, hingga pendistribusian.