Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

PEMBERDAYAAN KOMUNITAS PEMUDA: MENUJU PALANGKA RAYA SEBAGAI IBUKOTA PEMERINTAHAN REPUBLIK INDONESIA Suprayitno, Suprayitno; Silalahi, Juli Natalia; Pratiwi, Putri Fransiska Purnama
Administratio Vol 10 No 2 (2019): Administratio : Jurnal Ilmiah Administrasi Publik dan Pembangunan
Publisher : Jurusan Ilmu Administrasi Publik, Universitas Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

The article aimed to analyze and identify the readiness of the Palangka Raya city to be the Administrative Capital City of the Republic of Indonesia. An indicator is from the aspect of Youth readiness in the City of Palangka Raya in welcoming the transfer of the administrative capital city. As an important aspect in preparing the Palangka Raya city as the Capital of the future Government is the readiness of youth in the Palangka Raya itself in welcoming the transfer of the administrative capital city from Jakarta to Palangka Raya. Youth, in reality, is a pioneer of any changes occurring throughout the history of the Indonesian. The roles of youth always start from the National Awakening on 1908, the Youth Oath on 1928, the Independence Revolution on 1945, the Proclamation of Independence on 1945, and the Reformation Movement on 1998. Based on history on behalf of the Youth has sensitivity to the problems faced by the nation. Currently, there is a positive trend related to Youth activities in Palangka Raya. Today, there are a lot of youth communities in the Palangka Raya that are formed by young people on the basis of social awareness, voluntary and non-profit oriented aiming to improve competence. There needs a collaboration between the local government and the youth community aiming to invite more youth in Palangka Raya who are creative in an effort in welcoming the transfer of the administrative capital city of Republic of Indonesia, from Jakarta to Palangka Raya city.
KARYAWAN ALFAMART KINIBALU KOTA PALANGKA RAYA SEBAGAI CHEERFUL ROBOTS Silalahi, Juli Natalia
Asketik : Jurnal Agama dan Perubahan Sosial Vol 4, No 2 (2020)
Publisher : Pusat penelitian dan Pengembangan Masyarakat (P3M) IAIN Kediri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30762/ask.v4i2.2302

Abstract

The purpose of this study is to explain the meaning of work rationality for Alfamart employees (Crew, ACOS, COS) while serving at PT. Sumber Alfaria Tri Jaya, TBK (Alfamart). The benefits of research are criticizing the workings of capitalism in the objective reality of Alfamart employees. Meaning was analyzed using the perspective of C. Wright Mills about Cheerful Robots. Rationality in Mills's perspective that ratio work must precede objective reality, because objective reality is the exploitation of the human ratio. The present social reality is not the work of ratio work, but the work of technology. Accordingly, Alfamart employees understand their work as technological work, not ratio work. Alfamart makes the reproduction of excited robots that are workers who are ready to run Standard Operating Procedures (SOP) from PT. Sumber Alfaria Tri Jaya, TBK.The method used is qualitative research with a qualitative descriptive approach.  The results of this study indicate: 1. Alfamart employees do not have the creative power to speak out about the discomfort they get, because all of that is covered with sweet promises from the company. Though the promise is not certain, and the income obtained by Alfamart employees is very far from the owner of PT. Sumber Alfaria Trijaya and structural position holders (Korwil, Inventory Collection / IC, Directors, President Commissioners, etc.). 2. Without realizing by this Alfamart employee that they become Cheerful Robots that are driven by PT. Sumber Alfaria Trijaya, Tbk. They consider this work to be fine, even though they know there is a loss they are getting, but it is considered fairness and responsibility. They lose their reason and autonomy of mind.
Strategi Pengembangan Hasil Pertanian Dan Pemasaran Kelompok Tani : Studi Kasus Kelurahan Kalampangan Silalahi, Juli Natalia; Ikhwani, Akhmad; Jariah, Ainun; Murtiaji, Andhika; Holivia, Holivia; Landari, Landari; Mimit, Mimit; Rahmawati, Rahmawati; Sapna, Sapna; Novalia, Tia; Pardede, Joshua F.
Edu Sociata : Jurnal Pendidikan Sosiologi Vol 6 No 2 (2023): Edu Sociata : Jurnal Pendidikan Sosiologi
Publisher : Edu Sociata : Jurnal Pendidikan Sosiologi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33627/es.v6i2.2425

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui strategi yang tepat dilakukan oleh Kelompok Tani Kelurahan Kelampangan Kecamatan Sabangau Kota Palangka Raya Provinsi Kalimantan Tengah dalam menghadapi kendala dalam memasarkan hasil tani. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif yang menggunakan pendekatan studi kasus. Adapun data yang diperoleh merupakan hasil wawacara dan observasi secara langsung kepada anggota kelompok tani dan kegiatan yang dilakukannya, serta pengumpulan data sekunder. Kemudian data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan teknik reduksi data yaitu proses pemilihan, pemusatan perhatian pada penyederhanaan, pengabstrakan dan transformasi data kasar yang muncul dari catatan-catatan tertulis di lapangan, penyajian data kemudian ditarik kesimpulan yang berkaitan dengan Strategi Pengembangan Hasil Pertanian dan Pemasaran Kelompok Tani : Studi Kasus Kelurahan Kelampangan. Teori yang digunakan teori Tindakan sosial oleh Max Weber. Hasil yang didapatkan dari penelitian ini adalah strategi yang dilakukan oleh kelompok tani menggunakan Tindakan rasionalitas instrumental, Tindakan kelompok tani berdasarkan pencapaian tujuan sudah diperhitungkan oleh kelompok tani. Adapun strategi yang dapat dilakukan yaitu meningkatkan pengetahuan teknik pertanian modern melalui pelatihan dan penyuluhan dari ahli pertanian, meningkatkan modal dengan melakukan kerja sama dengan pihak swasta atau memanfaatkan program pemerintah seperti kredit usaha rakyat (KUR) serta membuka akses pasar melalui kerja sama dengan toko-toko atau pasar-pasar di kota terdekat dan memanfaatkan media sosial untuk mempromosikan produk pertanian.
Politik Gambut: Penyebab Kebakaran Gambut Di Kalimantan Tengah Dalam Sudut Pandang Komunitas Politik Silalahi, Juli Natalia; Saragih, Osi Karina; Pebrianti, Anisa; Hutasoit, Jenni; Sugiarti, Sugiarti
Edu Sociata : Jurnal Pendidikan Sosiologi Vol 7 No 1 (2024): Edu Sociata : Jurnal Pendidikan Sosiologi
Publisher : Edu Sociata : Jurnal Pendidikan Sosiologi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33627/es.v7i1.2546

Abstract

Kebakaran gambut dapat menyebabkan banyak kerugian, salah satunya dampak ekologi. Kerusakan fungsi ekologis gambut ini dapat dirasakan hingga jauh setelah kebakaran selesai. Seperti halnya, setelah kebakaran hutan dan lahan gambut di tahun 2015, dilaporkan terjadinya pencemaran air Sungai Sebangau yang airnya menjadi lima kali lipat lebih asam. Dampak juga terjadi pada Kesehatan, iklim, ekonomi, sosial. Beragam upaya dilakukan untuk merestorasi dan melindungi gambut, seperti pasca kebakaran lahan gambut yang hebat tahun 2015 sehingga di tahun 2016 pemerintah mengeluarkan Peraturan Pemerintah No. 57 Tahun 2016 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Ekosistem Gambut serta membentuk Badan Restorasi Gambut. Namun kebakaran gambut masih terjadi, bahkan di Tahun 2019 kebakaran gambut membakar seluas 711.927,30 Hektaree lahan. Menurut Purnomo, dkk (2019) bahwa pada tahun 2015, sebaran titik panas di Sumatra dan Kalimantan menujukkan bahwa titik api tercatat di 45% area perusahaan (13% perkebunan kelapa sawit, 27% perkebunan kayu pulp, 5% konsesi penebangan kayu, 2% area tumpang tindih), dan 53% berada di area di luar konsesi perusahaan (konsesi non-perusahaan yaitu masyarakat dan pemerintah). Hal ini menunjukkan bahwa kebakaran hutan dan lahan banyak terjadi pada wilayah konsesi perusahaan, sedangkan kawasan konservasi 31%, dan masyarakat hanya 22%. Untuk itu, penelitian ini mencoba menganalisis apa sesungguhnya penyebab kebakaran gambut di Kalimantan Tengah, khususnya di Kota Palangka Raya sebab sampai saat ini sejumlah 304 titik panas hingga agustus 2023 ini masih ditemukan. Mengapa masyarakat yang selalu dianggap penyumbang kebakaran gambut, padahal titip panas menunjukkan persentase cukup tinggi di wilayah area perusahaan. Untuk itu, penelitian ini akan menggali kedalaman data dari sudut pandang komunitas politik di Kalimantan Tengah. Komunitas politik akan membongkar ruang tersembunyi dari publik terkait kebakaran gambut di Kalimantan Tengah. Metode penelitian kualitatif dengan pendekatan deskriptif digunakan sebagai cara untuk membantu menemukan jawaban atas pertanyaan penelitian, sementara itu pengumpulan data menggunakan teknik wawancara mendalam, observasi, dan studi dokumen. Model analisis kualitatif yang ditempuh dalam penelitian ini adalah model analisis penelitian yang mengikuti model analisis dasar dari penelitian kualitatif yaitu analisis induktif. Dalam model analisis yang kualitatif ini, menggunakan analisis alur mengalir (flow analysis) yang memadukan semua tahapan mulai pengumpulan data, kategorisasi, mempolakan konsep atau tema dan penstrukturan serta sajian dalam cakupan kegiatan analisis, sehingga analisis berlangsung sepanjang tahapan kegiatan penelitian. luaran utama dari penelitian ini adalah publikasi artikel pada jurnal nasional dan terdaftar Hak Kekayaan Intelektual dalam bentuk hak cipta sebagai luaran tambahan.