Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search
Journal : BIOMA : Jurnal Biologi Makassar

OPTIMASI AIR PERASAN UBI JALAR UNGU (Ipomea batatas L.) PADA PEMERIKSAAN TELUR CACING Anggun Sophia Sophia; Suraini
BIOMA : JURNAL BIOLOGI MAKASSAR Vol. 7 No. 2 (2022): Bioma : Juli - Desember 2022
Publisher : Department of Biology, Faculty of Mathematics and Natural Sciences, Hasanuddin University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Infeksi cacing atau disebut dengan penyakit kecacingan termasuk ke dalam infeksi yang disebabkan oleh parasit. Soil Transmitted Helminths adalah cacing yang memerlukan tanah untuk menjadi bentuk infektif.  Eosin 2% merupakan zat warna yang digunakan dalam pemeriksaan telur cacing. Eosin sendiri memiliki sifat tidak mudah terurai dan menimbulkan limbah yang berbahaya sehingga diperlukan pewarnaan alternatif pengganti yang bersifat lebih ramah lingkungan. Ubi jalar ungu memiliki kandungan pigmen antosianin yang tinggi. Tujuan penelitian ini untuk menentukan konsentrasi dari variasi air perasan ubi jalar ungu yang optimal yang dapat mewarnai telur cacing. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif eksperimental yaitu pengamatan dengan melihat kekontrasan, penyerapan warna dan kejelasan bagian telur di mikroskop. Variasi konsentrasi perbandingan air perasan ubi jalar ungu dan aquadest yaitu 1:1, 1:2, 1:3, 1:4 dan 1:5. Hasil menunjukkan bahwa konsentrasi perbandingan air perasan ubi jalar ungu dan aquadest (1:3) memberikan kualitas pewarnaan yang paling baik untuk mewarnai telur cacing hal ini terlihat bahwa lapangan pandang kontras, telur cacing menyerap warna dan bagian telur terlihat jelas. Dengan demikian, ubi jalar ungu (Ipomea batatas L.) dapat digunakan untuk mewarnai telur cacing. Kata kunci :  Ipomea batatas L., eosin 2%, soil transmitted helminth  
EFEKTIVITAS AQUABIDEST DAN LIMBAH AIR AC SEBAGAI PELARUT MEDIA SDA UNTUK PERTUMBUHAN Candida albicans Anggun Sophia Sophia; Suraini
BIOMA : JURNAL BIOLOGI MAKASSAR Vol. 8 No. 1 (2023): Bioma : Januari - Juni 2023
Publisher : Department of Biology, Faculty of Mathematics and Natural Sciences, Hasanuddin University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Candida albicans merupakan flora normal yang bersifat komensal di rongga mulut, saluran pencernaan dan vagina, apabila terjadi perubahan fisiologi pada tubuh dapat bersifat patogen. Infeksi Candida albicans dapat diketahui melalui pemeriksaan laboratorium. Untuk melihat pertumbuhan Candida albicans pada pemeriksaan laboratorium diperlukan pelarut aquadest dan aquabidest. Aquades dan aquabidest cukup mahal dan kurang mencukupi keberadaanya di laboratorium maka perlu dicari alternatif pengganti yang mempunyai sifat kimia yang sama seperti limbah AC.  Tujuan penelitian ini untuk mengetahui efektivitas kemampuan aquabidest dan limbah AC sebagai pelarut media Sabouraud Dextrose Agar (SDA) untuk pertumbuhan Candida albicans. Penelitian ini menggunakan metode kuasi eksperimen, posttest only control group design. Penanaman suspensi Candida albicans dilakukan dengan dua metode yaitu streak plate method (gores) dan pour plate method (tuang). Data dianalisis menggunakan uji one way anova (Analysis of variance) selanjutnya dilakukan uji duncan’s pada taraf 5%. Hasil menunjukkan rata-rata jumlah koloni Candida albicans pada media SDA pelarut aquabidest metode gores 227 CFU/ml, metode tuang 256 CFU/ml, pelarut limbah air AC metode gores 308 CFU/ml, metode tuang 325 CFU/ml dengan diameter koloni rata-rata pelarut aquabidest ukuran terkecil 1,10 mm ukuran terbesar 2,00 mm dan pelarut limbah air AC ukuran terkecil 1,20 mm ukuran besar 2,10 mm. Uji one way anova didapatlan nilai P value = 0,000 < 0,05 dan uji Duncan melihatkan bahwa kemampuan limbah air AC sebagai pelarut media SDA memiliki kemampuan yang baik untuk pertumbuhan jumlah koloni Candida albicans dibandingkan dengan aquabidest. Kata kunci: Candida albicans, Aquabidest, Air AC, Sabouraud dextrose agar   
ANALISA JAMUR Candida albicans PADA SWAB MUKOSA MULUT PEROKOK AKTIF DI LUBUK BUAYA Anggun Sophia Sophia; Suraini
BIOMA : JURNAL BIOLOGI MAKASSAR Vol. 8 No. 2 (2023): Bioma : Juli - Desember 2023
Publisher : Department of Biology, Faculty of Mathematics and Natural Sciences, Hasanuddin University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Candida albicans is a fungus found in the oral cavity which will cause abnormalities if thare are risk factors. Risk factors may increase growth of Candida albicans colonies and promote fungal invasion It infiltrates networks, forms colonies and grievances. One of the risk factors for Candida albicans proliferation smoking. The purpose study this for know analysis type Candida albicans with a mucosal swab mouth smoker Active in Lubuk Buaya Padang. Study this use types of analytical studies observant and approach Cross section. Collect data local residents under Smoking active, prompt willingness aspiring respondents. A mucosal swab was taken mouth and fill in informed consent. test end and SDA culture and exams in a way Visual inspection in a way microscopic and Gram stain and coloring Lactophenol Cotton blue (LPCB) and genital tract examination. Direct testing of 20 respondents revealed that 65% of the samples had Candida albicans colonies growing and non- Candida albicans growing 35 % too . Based on smoking duration, those who smoked for less than 3 years were found to be positive Candida albican 50 % tested positive for Candida albicans over 3 years 15%. Based on the number of cigarettes smoked, those who smoked less than 10 cigarettes per day were Candida albicans positive more than 25% and more than 10 cigarettes per day were positive for Candida albican A whopping 40 %. Based on tooth brushing behavior, those who brushed once were Candida albicans positive 10% were positive for Candida , 55 % and twice daily. Based on complaints with complaints that tested positive for Candida albican Up to 10% and up to 60 % of coffee/ tea drinkers were found to be Candida albicans positive and no coffee/ tea intake obtained positive Candida albicans 5 %. The study concluded that 65 % of the 20 samples were infected with Candida albicans 35% are non candida albicans.
EFEKTIVITAS PERASAN DAUN MENIRAN (Phyllanthus niruri. L) SEBAGAI ANTIFUNGI TERHADAP PERTUMBUHAN JAMUR Candida albicans Anggun Sophia Sophia; Suraini
BIOMA : JURNAL BIOLOGI MAKASSAR Vol. 9 No. 1 (2024): Bioma : Januari - Juni 2024
Publisher : Department of Biology, Faculty of Mathematics and Natural Sciences, Hasanuddin University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Candida albicans is a normal flora in the healthy human body such as in the oral cavity, skin, digestive tract, reproductive tract and hair. Meniran plants contain flavonoid, tannin, saponin and alkaloid compounds that have antifungal effectiveness. The purpose of this study was to determine the effectiveness of meniran squeeze (Phyllanthus niruri. L) as an antifungal against the growth of Candida albicans. The type of research used is experimental research with a post test only control group research design. This research was conducted in February - July 2023 at the Biomedical Laboratory of Universitas Perintis Indonesia. The results showed the effectiveness of meniran leaf juice (Phyllanthus niruri. L) in inhibiting the growth of Candida albicans fungi where 40% concentration has an average diameter of the inhibition zone of 10.20 mm, 50% concentration has an average inhibition zone of 14 mm, 60% concentration has an average diameter of the inhibition zone of 19 mm, 80% concentration has an average inhibition zone of 22 mm. This shows that the higher the concentration, the greater the inhibition zone formed. In conclusion, meniran leaf juice (Phyllanthus niruri. L) has the ability to inhibit the growth of Candida albicans fungi.
HUBUNGAN INFEKSI SOIL TRANSMITTED HELMINTHES DENGAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT: Indonesia Rita Permatasari Yusdarfadri; Suraini
BIOMA : JURNAL BIOLOGI MAKASSAR Vol. 9 No. 1 (2024): Bioma : Januari - Juni 2024
Publisher : Department of Biology, Faculty of Mathematics and Natural Sciences, Hasanuddin University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Infeksi Soil Transmitted Helminthes adalah infeksi cacing yang ditularkan melalui tanah yang mempengaruhi kesehatan masyarakat. Anak usia sekolah merupakan golongan yang paling sering terinfeksi cacing Soil Transmitted Helminthes. Hal ini dikarenakan anak - anak berkontak langsung dengan tanah dan kurang memperhatikan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Hubungan Infeksi Soil Transmitted Helminthes dengan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat pada Siswa SDN 59/III Koto Lebuh Tinggi. Jenis penelitian ini adalah deskriptif dengan metode cross sectional, dengan jumlah sampel 32 orang yang memenuhi kriteria inklusi. Pemeriksaan feses dengan mikroskop menggunakan teknik direct smear untuk menentukan infeksi STH, mengenai Perilaku Hidup Bersih dan Sehat data diperoleh dari wawancara kuesioner terhadap siswa yang menjadi subjek penelitian. Data dianalisis dengan program SPSS denga uji Chi- Square. Angka kejadian infeksi diperoleh 9 orang (28,1%) positif terinfeksi Soil Transmitted Helminthes diantaranya 7 orang (21,9%) positif telur cacing Ascaris lumbricoides dan 2 orang (6,2%) positif telur cacing Trichuris trichiura. Hasil uji chi- square didapatkan p value > 0,05 artinya H0 diterima dan dapat disimpulkan Tidak ada Hubungan Infeksi Soil Transmitted Helminthes dengan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat pada Siswa SDN 59/III Koto Lebuh Tinggi.   Kata kunci : Kecacingan, PHBS, Siswa Sekolah Dasar Abstract   Soil Transmitted Helminthes infection is a worm infection that is transmitted through the soil that affects public health. School age children are often exposed to a class of worm Soil Transmitted Helminthes. This is because children have direct contact with the soil and pay little attention to clean and healthy living habits. This study aims to determine the relationship of Soil Transmitted Helminthes Infection Clean and Healthy Living Behavior among students at SDN 59/III Koto Lebuh Tinggi. Types of research is descriptive with a cross sectional method, with a sample size of 32 people who met the inclusion criteria. Stool examination under a microscope using the direct smear technique to determine STH infection, regarding clean and healthy living behavior data was obtained from questionnaire interviews with students who where research subjects. Data were analyzed using the SPSS program with the Chi-Square test. The incidence of infection was found to be 9 people (28,1%) who where positively infected with Soil Transmitted Helminthes, including 7 people (21,9%) who were positive for Ascaris lumbricoides worm eggs and 2 people (6,2%) who were positive for Trichuris trichiura worm eggs. The chi-square test result obtained p value > 0,05 means H0 accepted and it can be concluded that there is no relationship of Soil Transmitted Helminthes Infection and Clean and Healthy Behavior in Studens of SDN 59/III Koto Lebuh Tinggi.       Kata kunci : Worms, Clean and Healthy Behavoir Habits, Elementary school studens
PEWARNAAN ALTERNATIF DENGAN MENGGUNAKAN KULIT BATANG BAKAU (Rhizophora apiculata Blume.) PADA UJI MIKROSKOPIS Candida albicans PENYEBAB KANDIDIASIS ORAL Anggun Sophia Sophia; Suraini
BIOMA : JURNAL BIOLOGI MAKASSAR Vol. 9 No. 2 (2024): Bioma : Juli - Desember 2024
Publisher : Department of Biology, Faculty of Mathematics and Natural Sciences, Hasanuddin University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kulit kayu bakau (Rhizophora apiculata) dapat dimanfaatkan untuk pewarnaan alternatif. Tumbuhan bakau kaya akan kandungan tannin. Senyawa tannin dapat digunakan sebagai zat zat warna. Warna yang di kandung oleh kulit kayu bakau memungkinkan sebagai alternatif pada pewarnaan uji mikroskopik jamur. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui kulit kayu bakau dapat dimanfaatkan sebagai pewarnaan alternatif pada uji mikroskopis Candida albicans. Jenis penelitian ini eksperimen dengan metode Rancangan Acak Lengkap menggunakan 5 perlakuan (1:6, 1:7, 1:8, 1:9, 1:10) dan 5 ulangan. Hasil pengulangan dan konsentrasi berbeda diuji menggunakan uji Kruskal wallis dan dilanjutkan dengan uji man whitney. Hasil uji Kruskal wallis didapatkan nilai p value < 0,05 artinya kulit batang bakau dapat dijadikan pewarnaan alternatif uji mikroskopis Candida albicans. Hasil uji lanjut Man Whitney didapatkan konsentrasi 1:6 memberikan kualitas pewarnaan paling baik yang sama dengan KOH 10%. Dapat disimpulkan bahwa kulit batang bakau (Rhizophora apiculata) dengan konsentrasi 1:6 dapat digunakan sebagai pewarnaan alternatif untuk Candida albicans. Kata kunci: Kulit batang Rhizophora apiculata, Pewarnaan Alternatif, Candida albicans