Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

Pengembangan Produk Makaroni Dari Tepung Talas Beneng Dengan Penambahan Daun Kelor (Moringa oleifera L) Maulani, Tuti Rostianti; K, Retno Utami; Mulyanah, Anah
Gorontalo Agriculture Technology Journal Volume 2 Nomor 2 October 2019
Publisher : Universitas Gorontalo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (32.435 KB) | DOI: 10.32662/gatj.v2i2.723

Abstract

Pembuatan pasta makaroni dari tepung talas beneng sebagai pengisi pengganti tepung terigu dengan penambahan daun kelor merupakan salah satu alternatif produk pangan yang dapat menjadi produk biodisversifikasi pangan lokal Kabupaten Pandeglang. Menggunakan berbagai formulasi bahan dan pengaturan penggunaan daun kelor pada makaroni untuk melihat kualitas yang  paling baik. Hasil uji  proksimat produk makaroni tepung talas beneng  dengan penambahan daun kelor adalah kadar air 10,95%, kadar abu 1,82%, lemak 1,27%, protein 23,55% dan karbohidrat 62,41%. Secara organoleptik hasil makaroni yang dihasilkan  semakin banyak penggunaan daun kelor akan mempengaruhi warna dan rasa pada makaroni. Talas beneng dapat dijadikan berbagai macam produk olahan sebagai alternatif  pangan.
Characteristics of Nata De Taro from “Beneng” Taro Starch Waste with Addition of Various Types of Carbon and Isolated Soy Protein Dini Nur Hakiki; Tuti Rostianti Maulani
Industria: Jurnal Teknologi dan Manajemen Agroindustri Vol 9, No 1 (2020)
Publisher : Department of Agro-industrial Technology, University of Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (545.428 KB) | DOI: 10.21776/ub.industria.2020.009.01.2

Abstract

AbstractThe research aims to characterize nata of “Beneng” taro starch waste with addition of various types of carbon and several concentration of Isolated Soy Protein (ISP). The experimental design used was a complete randomized group design with ISP concentrations of 1%, 1.5%, and 2%. “Beneng” taro waste was heated, added with 2% vinegar, then treated with a carbon source of sucrose and glucose 5% and a nitrogen source from the ISP at concentrations of 1%, 1.5%, and 2% and fermented for 13 days. The results showed the combination of glucose with 1% ISP gave the best results and yield of 44.28%, 0.984 cm of thickness was not significantly different from the addition of ZA with a yield of 43.77%, thickness of 1.016 cm. Nata fiber content tends to be higher in the treatment with ZA addition compared to ISP, although it is not significantly different. The value of the white level is getting higher or the nata become brighter in the glucose treatment with ISP and significantly different from other treatments. The addition of ISP has the potential as an alternative for substitution of ZA and tends to increase the brightness of nata color.Keywords: “Beneng” taro, fermentation, isolated soy protein, nata
ANALISIS FAKTOR TITIK KRITIS DAN UJI MALACHITE GREEN UNTUK MENENTUKAN STATUS HALAL AYAM POTONG DI TPA KECAMATAN MENES Marlinda Indriati; Tuti Rostianti Maulani; Uti Nurliawati
International Journal Mathla’ul Anwar of Halal Issues Vol. 1 No. 1 (2021)
Publisher : Universitas Mathla’ul Anwar Banten

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (366.189 KB) | DOI: 10.30653/ijma.202111.6

Abstract

This study aims to analyze the critical point factor and malachite green test to determine the halal status of broiler chickens in chicken slaughterhouses (TPA). Samples were taken from 4 landfills in Menes District. The research was conducted in 3 stages, namely first filling the halal slaughtering quisoner according to the LPPOM MUI standard (2011), with results of 80% in accordance with the halal chicken slaughtering technique. The second stage is the Malachite Green test, which aims to prove whether the process of slaughtering broiler chickens is perfect, seen from the removal of chicken blood which must also be perfect, the data obtained is that blood removal is carried out completely from all samples (negative carcass). The last stage is post-slaughter handling by testing Eacherichia coli microbial contamination. The average value of microbial contamination is 2.6 x 104 cfu / gr with purple colonies on brilliance media, and the amount of e.coli contamination of broiler chicken meat exceeds the maximum limit of Eacherichia Coli microbial contamination (BMCM) of fresh chicken meat is less than 1 x 101 cfu / gr.
Deteksi Cemaran DNA Babi Dengan RT-PCR Pada Sosis Tanpa Logo Halal MUI Dari Empat Kecamatan di Kabupaten Pandeglang Banten Tuti Rostianti Maulani; Hadi Susilo; Marlinda Indriati; A Suhaemi
Gorontalo Agriculture Technology Journal Volume 3 Nomor 2 Oktober 2020
Publisher : Universitas Gorontalo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (327.611 KB) | DOI: 10.32662/gatj.v3i2.1171

Abstract

Sosis merupakan produk olahan daging yang cukup digemari di masyarakat khususnya di Kabupaten Pandeglang Provinsi Banten.   Pentingnya sertifikat halal atau adanya logo halal MUI (Majelis Ulama Indonesia) untuk produk olahan daging membuat masyarakat muslim yakin untuk mengkonsumsinya.  Tujuan dari penelitian ini adalah identifikasi cemaran DNA babi  pada produk sosis yang beredar di 4 kecamatan di Wilayah Kabupaten Pandeglang tanpa logo halal MUI menggunakan RT-PCR (Real Time- Polymerase Chain Reaction) dan Pork Detection Kit.  Metode dalam penelitan ini diawali dengan menggunakan Pork Detection Kit untuk pengujian antigen babi sebagai kontrol positif dan daging sapi sebagai kontrol negatif yang akan digunakan untuk running RT- PCR. Hasil running RT- PCR terhadap sampel DNA sosis di wilayah 4 (empat) kecamatan di Kabupaten Pandeglang (Majasari, Picung, Munjul, Cimanuk) tanpa label halal MUI menunjukkan trend DNA kontrol negatif pada kurva amplifaksi RT- PCR. Hal ini teridentifikasi bahwa sampel DNA sosis tanpa label halal MUI di 4 kecamatan di Kabupaten Pandeglang tidak tercemar DNA babi
Karakterisasi Fisikokimia Pati Porang Pandeglang Banten Nurman Nurman; Muslih Silahudin; Nurhali Muda; Tuti Rostianti Maulani
Gorontalo Agriculture Technology Journal Volume 5 Nomor 2 Oktober 2022
Publisher : Universitas Gorontalo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32662/gatj.v0i0.2423

Abstract

Porang (Amorphophallus muelleri) merupakan salah satu jenis tumbuhan umbi-umbian. Pengembangan produk porang dikembangkan menjadi pati mulai banyak dilakukan. Porang yang digunakan dalam penelitian ini adalah porang Kabupaten Pandeglang yang memiliki usia 8 bulan (PP1) dan porang usia 1 tahun (PP2).  Umbi porang PP1 dan PP2 akan dibuat pati dan dilakukan karakterisasi kimia pati.  Hasil karakterisasi kimia terbaik akan dilanjutkan  analisis gelatinisasi menggunakan Rapid Visco  Analyzer (RVA) dan analisis sifat termal dengan Differential Scanning Calorimetry(DSC). Hasil karakterisasi kimia pati porang terpilih PP1 (8 bulan) menghasilkan nilai kadar air 15.89%, lemak 2,59%, protein 2,75%, karbohidrat 75,82%, abu 3,06%, amilosa 20,44%, amilopektin 42,85% dan total pati 63,30%.  Grafik gelatinisasi pati porang PP1 Kabupaten Pandeglang menunjukkan nilai gelatinisasi pati PP1 menghasilkan nilai viskositas puncak 2774 cP, seatback 631 cP, breakdown 1754 cP dan suhu pasta 87,35 oC. Sedangkan pengukuran sifat termal dengan instrumen DSC menunjukkan nilai To, Tp dan ΔHg pati porang varietas Kabupaten Pandeglang antara lain 83,08°C, 88,71°C dan 8,04 J/g.  Dari hasil analisis ini menunjukkan nilai profil yang mirip dengan pati singkong dan sagu.  Berdasarkan hasil ini pati porang dapat dijadikan sebagai  alternatif sumber pati.
Pendampingan Peningkatan Potensi Desa Wisata Ramea Kabupaten Pandeglang berbasis Ekonomi Kreatif Tuti Rostianti Maulani; Agung Sugiarto; Tarso Rudiana; Nenden Suciyati Sartika
Jurnal Pengabdian Pada Masyarakat Vol 8 No 1 (2023): Jurnal Pengabdian Pada Masyarakat
Publisher : Universitas Mathla'ul Anwar Banten

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30653/jppm.v8i1.433

Abstract

Desa wisata merupakan sebuah kawasan pedesaan yang memiliki keunikan dan karakteristik khusus untuk menjadi destinasi wisata. Masyarakat disekitar desa wisata akan melakukan persiapan untuk memperbaiki kondisi desanya bersama-sama dengan aparat desa dan mempersiapkan diri menghadapi kedatangan wisatawan yang akan datang ke desa mereka. Ramea merupakan desa wisata yang dikembangkan di Kabupaten Pandeglang. Tujuan pengabdian ini adalah mengembangkan desa wisata Ramea melalui pengembangan ekonomi kreatif masyarakat dengan menggali potensi desa untuk menjadi desa wisata yang unggul. Pemberdayaan desa wisata Ramea dilakukan dengan pemberdayaan masyarakat melalui peningkatan usaha kecil mikro, pengembangan fasilitas infrastruktur penunjang wisata dan pengembangan aktivitas masyarakat dalam pengembangan pengelolaan desa wisata berkesanambungan. Proses dilakukan secara bertahap dan berkelanjutan. Hasil yang dicapai pemberdayaan yang dilakukan diikuti oleh sebagian masyarakat menjadikan harapan kesejahteraan dan akan timbul suasana yang baru dan meraka siap menerima wisatawan yang akan dating ke desa mereka. Analisis SWOT memperlihatkan bagaiamana desa Ramea dapat mengembangkan desa nya menjadi desa wisata yang mendatangkan kesejahteraan bagi masyarakat. A tourist village is a rural area that has uniqueness and special characteristics to become a tourist destination. The people around the tourist village will make preparations to improve the condition of their village together with village officials and prepare themselves for the arrival of tourists who will come to their village. Ramea is a tourist village developed in Pandeglang Regency. The purpose of community service is to develop the Ramea tourism village through the development of the community's creative economy by exploring the potential of the village to become a superior tourist village. The empowerment of Ramea tourism village is carried out by empowering the community through the improvement of micro-small businesses, the development of infrastructure facilities to support tourism and the development of community activities in the development of tourism village management. The process is carried out gradually and continuously. The results achieved by the empowerment carried out were followed by some communities making hopes of well-being and a new atmosphere will arise and ready to accept tourists who will come to their village The SWOT analysis shows how Ramea village can develop its village into a tourist village that brings prosperity to the community.