Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

Implication of Perceived Spaces Toward Visitors' Learning Motivation In Rumah Atsiri Indonesia Kesumasari, Diana
Journal of Architectural Research and Education Vol 1, No 2 (2019): Journal of Architectural Research and Education
Publisher : Universitas Pendidikan Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1640.764 KB) | DOI: 10.17509/jare.v1i2.22295

Abstract

Rumah Atsiri Indonesia (RAI) is an edu-recreation complex located in Tawangmangu. RAI adopts “experiencing essence” concept through a comprehensive informal learning about essential oils. RAI’s challenge as an educational leisure setting sets a lead to the main research goal: how visitors perceived spaces in RAI and related them to learning motivation. The observation areas were focused on Museum Gallery and the Essential Oils Collection Gardens. These areas provide most knowledge about essential oils to visitors. Data and information were analyzed qualitatively, by comparing physical settings characteristics of observation areas, person-centered mapping and results of informal interviews and questionnaires. As the result, this research showed that there was relation between physical setting characterictics and visitors’ learning motivation. Visitors were more motivated to learn in Essential Oils Collection Gardens, especially in outdoor garden. In this area, visitors got richer experiences because visitors had more freedom in exploring essential oil plants. As a performative space that emphasizes visitors as active participants, this area could stimulated visitors’ emotional and memories through five senses. The adventurous feeling also can be seen from some architectural factors, such as circuitous path with shortcuts, ramps and stairs, which resulting “Learning for Fun” concept. While in Museum Gallery, visitors circulation and media displays were controlled. As a narrative space that put forward the storyline about the history of essential oils, evidently, visitors got bored easily and show no interest in learning which was reflected in their withdrawal behaviors. Stimulation to visitor’s senses were also limited to sight and hearing, so visitors could not be active participant. Learning motivation was also influenced by intrapersonal factors, but these factors were not analyzed further in this research. Some architectural factors that influenced visitors’ learning motivation include: space characteristics, binding scale categories, and media display types.Keywords: Essential Oils; Informal Learning; Physical Settings
AKULTURASI ARSITEKTUR PADA GEREJA KRISTEN JAWA (GKJ) MANAHAN SURAKARTA Kesumasari, Diana; Anjarwulan, Sidha Pangesti
Jurnal Arsitektur Komposisi Vol 15, No 1 (2021): Jurnal Arsitektur Komposisi
Publisher : Universitas Atma Jaya Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24002/jars.v15i1.5169

Abstract

Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk menginvestigasi akulturasi arsitektur yang terjadi di dalam Gereja Kristen Jawa (GKJ) Manahan Surakarta dengan penekanan pada relasi bentuk, fungsi dan makna bangunan. Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah deskriptif, analitis dan interpretatif berdasarkan hasil studi di lapangan. Indikator yang digunakan dalam penelitian ini adalah aspek bentuk, fisik dan makna. Hasil pada penelitian ini adalah 1) arsitektur tradisional Jawa dan arsitektur gereja secara signifikan mempengaruhi wujud arsitektur GKJ Manahan Surakarta, 2) akulturasi arsitektur pada GKJ Manahan Surakarta diwujudkan dengan cara mengadaptasi bentuk dari arsitektur tradisional Jawa yang mempunyai kesamaan makna dengan arsitektur gereja, yaitu kesakralan ruang yang membantu jemaat untuk merasakan kehadiran Tuhan di dalam gereja, dan 3) akulturasi arsitektur yang terjadi tidak membuat GKJ Manahan Surakarta meninggalkan jati diri sebagai bangunan gereja yang dalam pelayanan ibadahnya tetap menggunakan tata cara/ liturgi yang sama dengan Gereja Kristen Jawa lainnya. Kata Kunci: akulturasi arsitektur, Gereja Kristen Jawa, bentuk, fungsi, maknaTitle: Architectural Acculturation in the Javanese Christian Churches (GKJ) Manahan Surakarta: Emphasis on the Building's Form, Function, and MeaningAbstract: The aim of this research is to investigate the architectural acculturation that occurred in the Javanese Christian Church (GKJ) Manahan Surakarta with an emphasis on the relationship of form, function and meaning of the building. The methodology used in this research is descriptive, analytical and interpretive based on the results of field studies. The indicators used in this research are the aspects of form, function and meaning. The results of this research are 1) the architectural form of GKJ Manahan Surakarta is substantially influenced by Javanese traditional architecture and church architecture, 2) architectural acculturation at GKJ Manahan Surakarta is achieved by adapting the traditional Javanese architecture forms that have the same meaning as church architecture, namely the sacredness of space that allows the congregation to feel God's presence in the church, and 3) the architectural acculturation that occurs does not cause GKJ Manahan Surakarta to lose its identity as a church building that uses the same liturgical procedures as other Javanese Christian churches in its worship services.Keywords: architecture acculturation, Javanese Christian Church, form, function, meaning
KONSEP PERANCANGAN CITY HOTEL DI WONOGIRI DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR POSTMODERN Tulus Endaryanto; Diana Kesumasari; Dwi Ely Wardani
Jurnal Arsitektur GRID Vol 2, No 2 (2020): desember
Publisher : Jurnal Arsitektur GRID

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52429/grid.v2i2.531

Abstract

ABSTRAKKabupaten Wonogiri merupakan kabupaten di Jawa Tengah dengan potensi bisnis dan wisata yang baik karena berada di daerah strategis yaitu berada di antara Provinsi Jawa Tengah dan Jawa Timur. Dengan potensi dan meningkatnya jumlah pengunjung Kabupaten Wonogiri maka diperlukan tambahan usaha penyediaan akomodasi seperti City Hotel. Mengingat Kabupaten Wonogiri merupakan kabupaten yang kaya akan kerajinan serta kebudayaan maka pada proses perencanaan konsep desain City Hotel perlu mempertimbangkan kesesuaian nilai tradisional dan modern sehingga konsep desain City Hotel menggunakan pendekatan Arsitektur Postmodern.Dalam proses perancangan City Hotel terdapat beberapa metode. Metode tersebut terbagi menjadi 4 bagian yaitu pengumpulan data, pengolahan data, analisis data dan konsep perancangan. Hasil yang diperoleh dalam proses perancangan konsep desain City Hotel Wonogiri dengan pendekatan Arsitektur Postmodern adalah desain City Hotel yang diharapkan dapat menjadi ikon baru di Kabupaten Wonogiri dengan mengedepankan kesesuaian nilai tradisional dan modern baik dari segi fasilitas maupun citra bangunan.
BOYOLALI SHOPPING CENTER DENGAN PENDEKATAN KARYA BJARKE INGELS Reza Setianto; diana kesumasari; Dody Irnawan
Jurnal Arsitektur GRID Vol 1, No 2 (2019): Desember
Publisher : Jurnal Arsitektur GRID

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52429/grid.v1i2.342

Abstract

Perancangan ini bertujuan untuk memberikan rancangan desain Boyolali Shopping Center dengan pendekatan karya Bjarke Ingels. Obyek perancangan berada di atas bekas lahan Stadion Pandan Arang kota Boyolali. Pengumpulan data dilakukan dengan melakukan survei lapangan, wawancara dan studi pustaka untuk kemudian dilakukan analisis perancangan. Hasil analisa perancangan ini meliputi : 1) analisa aktivitas, 2) analisa perencanaan tapak, 3) analisa bentuk bangunan, 4) analisa bahan bangunan, 5) analisa struktur, serta 6) analisa utilitas. Desain akhir dari Boyolali Shopping Center (BSC) yang menggunakan pendekatan karya Bjarke Ingels (BI), berbentuk seperti karya BI yaitu Hualiance Residence (HR). Tidak sepenuhnya sama, HR diimplementasikan berbentuk pegunungan Taiwan sedangkan BSC berbentuk alur Gunung Merapi Merbabu. Kesamaannya memiliki bentuk yang berbuku-buku. Dari segi bentuk BSC mengadopsi bentuk HR dengan modifikasi penambahan alur Gunung Merapi Merbabu, harapannya bangunan ini bisa menjadi ikon baru di Boyolali dengan ciri khasnya yaitu Merapi Merbabu.
REDESAIN BANDARA INTERNASIONAL ADI SOEMARMO SOLO DENGAN KONSEP PENDEKATAN KARYA ZAHA HADID Helmi Setiawan; Diana Kesumasari; Dody Irnawan
Jurnal Arsitektur GRID Vol 2, No 2 (2020): desember
Publisher : Jurnal Arsitektur GRID

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52429/grid.v2i2.530

Abstract

Perancangan ini bertujuan untuk memberikan rancangan Redesain Bandara Adi Soemarmo Solo dengan pendekatan karya Zaha Hadid. Bandara ini terletak di Kabupaten Boyolali yang berjarak kurang lebih 14 KM dari kota Solo. Pengumpulan data dilakukan dengan melakukan survei lapangan, wawancara dan studi pustaka untuk kemudian dilakukan analisis perancangan. Hasil analisa perancangan ini meliputi : (1) Analisa Aktivitas meliputi analisa peruangan, analisa pelaku kegiatan, analisa pengelompokan krgiatan, analisa pola kegiatan, analisa kebutuhan ruang, analisa besaran ruang dan analisa pengelompokkan ruang. (2) Analisa Perencanaan Tapak meliputi orientasi matahari, orientasi sirkulasi, orientasi view, orientasi kebisingan, dan zoning site, (3) Analisis Bentuk Bangunan, (4) Analisis Bahan Bangunan, (5) Analisa Struktur meliputi struktur bawah, super structure, dan struktur atas, serta (6) Analisa Utilitas meliputi penyediaan air bersih, pengelolaan air limbah, jaringan listrik, transportasi vertikal, pemadam kebakaran, sistem keamanan, sistem telekomunikasi dan sound system, analisa penghawaan ruang, dan pengolahan limbah sampah. Desain akhir dari Redesain Bandara Adi Soemarmo Solo dengan pendekatan karya Zaha Hadid, di implementasikan berbentuk kompas dengan bentuk yang bercabang, dengan organisasi ruang claster dapat menerima ruang-ruang yang berlainan bentuknya,luwes dan dapat menerima pertumbuhan dan perubahan langsung tanpa mempengaruhi karakternya . Dari segi bentuk Redesain Bandara Adi Soemarmo berbentuk kompas bercabang yang indah menjadi berbentuk lancip beraturan. Harapanya bandara ini bisa menjadi ikon baru di Solo dengan ciri khas nya yaitu berbentuk kompas.