Claim Missing Document
Check
Articles

Found 17 Documents
Search

Pengetahuan dan Sikap Masyarakat Dalam Upaya Pencegahan Penyakit Schistosomiasis di Puskesmas Wuasa Kabupaten Poso Rasiman, Noviany Banne; Sampali, Lona Stanye
Husada Mahakam Vol 4 No 7 (2018): November 2018
Publisher : Politeknik Kesehatan Kemenkes Kalimantan Timur

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (113.092 KB)

Abstract

Schistosomiasis is a disease caused by Schistosoma japonicum worms that require an intermediary animal called Snail Oncomelania Hupensis Lindoensis. In the working area of Primary Health Care of ​​Wuasa is the focus area of ​​snails (habitat snail) which most of the inhabitants are migrants who open rice fields and plantations. Eradication of Schistosomiasis disease has not reached the target to <1%, because there are still many local communities have less supportive behaviors in terms of prevention. The objective of this study was to know knowledge and attitude of community in effort of prevention of Schistosomiasis disease at Health Primary Care of Wuasa, Poso District. Descriptive study was conducted with 99 people of North Lore District. Variable in this research is knowledge and attitude of community in effort of prevention of Schistosomiasis disease. Data were collected by questionnaires. Data were analyzed using descriptive statistic. The result of descriptive statistic showed that 77.8% of respondents had good knowledge and 52,5% of respondents had good attitude in preventing Schistosomiasis. Conclusion in this research is knowledge and attitude of community in effort of prevention of disease of Schistosomiasis at Primary Health Care of Wuasa, Poso District in good category. Based on these findings, the health workers should be to raise awareness of local communities in supporting the prevention of Schistosomiasis disease. Keywords: Knowledge, attitude, Schistosomiasis. Latar Belakang: Schistosomiasis adalah penyakit yang disebabkan oleh cacing Schistosoma japonicum yang memerlukan hewan perantara yaitu keong yang disebut Oncomelania Hupensis Lindoensis. Di wilayah kerja Puskesmas Wuasa merupakan daerah fokus keong (habitat keong) yang sebagian besar penduduknya adalah pendatang yang membuka lahan persawahan maupun perkebunan. Pemberantasan penyakit Schistosomiasis sampai saat ini belum mencapai target <1%, disebabkan masih banyak masyarakat setempat memiliki perilaku yang kurang mendukung dalam hal pencegahan. Tujuan penelitian ini adalah diketahuinya pengetahuan dan sikap masyarakat dalam upaya pencegahan penyakit Schistosomiasis di Puskesmas Wuasa Kabupaten Poso. Jenis penelitian adalah deskriptif. Variabel dalam penelitian ini adalah pengetahuan dan sikap masyarakat dalam upaya pencegahan penyakit Schistosomiasis. Pengumpulan data menggunakan kuesioner. Analisa data menggunakan analisis univariat. Populasi dalam penelitian ini adalah semua masyarakat Kecamatan Lore Utara. Pengambilan sampel menggunakan teknik proporsional random sampling berjumlah 99 responden. Hasil analisis univariat menunjukan 77,8% responden memiliki pengetahuan yang baik dan 52,5% responden memiliki sikap yang baik dalam upaya pencegahan Schistosomiasis. Kesimpulan dalam penelitian ini adalah pengetahuan dan sikap masyarakat dalam upaya pencegahan penyakit Schistosomiasis di Puskesmas Wuasa Kabupaten Poso dalam kategori baik. Saran kepada petugas kesehatan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat setempat dalam mendukung pencegahan penyakit Schistosomiasis.    
Pengetahuan dan Sikap Masyarakat Dalam Upaya Pencegahan Penyakit Schistosomiasis di Puskesmas Wuasa Kabupaten Poso Noviany Banne Rasiman; Lona Stanye Sampali
Husada Mahakam Vol 8 No 2 (2018): November 2018
Publisher : Poltekkes Kemenkes Kalimantan Timur (URL: http://poltekkes-kaltim.ac.id/)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (113.092 KB) | DOI: 10.35963/hmjk.v4i7.142

Abstract

Schistosomiasis is a disease caused by Schistosoma japonicum worms that require an intermediary animal called Snail Oncomelania Hupensis Lindoensis. In the working area of Primary Health Care of ​​Wuasa is the focus area of ​​snails (habitat snail) which most of the inhabitants are migrants who open rice fields and plantations. Eradication of Schistosomiasis disease has not reached the target to <1%, because there are still many local communities have less supportive behaviors in terms of prevention. The objective of this study was to know knowledge and attitude of community in effort of prevention of Schistosomiasis disease at Health Primary Care of Wuasa, Poso District. Descriptive study was conducted with 99 people of North Lore District. Variable in this research is knowledge and attitude of community in effort of prevention of Schistosomiasis disease. Data were collected by questionnaires. Data were analyzed using descriptive statistic. The result of descriptive statistic showed that 77.8% of respondents had good knowledge and 52,5% of respondents had good attitude in preventing Schistosomiasis. Conclusion in this research is knowledge and attitude of community in effort of prevention of disease of Schistosomiasis at Primary Health Care of Wuasa, Poso District in good category. Based on these findings, the health workers should be to raise awareness of local communities in supporting the prevention of Schistosomiasis disease. Keywords: Knowledge, attitude, Schistosomiasis. Latar Belakang: Schistosomiasis adalah penyakit yang disebabkan oleh cacing Schistosoma japonicum yang memerlukan hewan perantara yaitu keong yang disebut Oncomelania Hupensis Lindoensis. Di wilayah kerja Puskesmas Wuasa merupakan daerah fokus keong (habitat keong) yang sebagian besar penduduknya adalah pendatang yang membuka lahan persawahan maupun perkebunan. Pemberantasan penyakit Schistosomiasis sampai saat ini belum mencapai target <1%, disebabkan masih banyak masyarakat setempat memiliki perilaku yang kurang mendukung dalam hal pencegahan. Tujuan penelitian ini adalah diketahuinya pengetahuan dan sikap masyarakat dalam upaya pencegahan penyakit Schistosomiasis di Puskesmas Wuasa Kabupaten Poso. Jenis penelitian adalah deskriptif. Variabel dalam penelitian ini adalah pengetahuan dan sikap masyarakat dalam upaya pencegahan penyakit Schistosomiasis. Pengumpulan data menggunakan kuesioner. Analisa data menggunakan analisis univariat. Populasi dalam penelitian ini adalah semua masyarakat Kecamatan Lore Utara. Pengambilan sampel menggunakan teknik proporsional random sampling berjumlah 99 responden. Hasil analisis univariat menunjukan 77,8% responden memiliki pengetahuan yang baik dan 52,5% responden memiliki sikap yang baik dalam upaya pencegahan Schistosomiasis. Kesimpulan dalam penelitian ini adalah pengetahuan dan sikap masyarakat dalam upaya pencegahan penyakit Schistosomiasis di Puskesmas Wuasa Kabupaten Poso dalam kategori baik. Saran kepada petugas kesehatan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat setempat dalam mendukung pencegahan penyakit Schistosomiasis.
THE RELATIONSHIP BETWEEN KNOWLEDGE AND ATTITUDE WITH EFFORT OF SCHISTOSOMIASIS PREVENTION BY COMMUNITY IN THE WORK AREA PUBLIC HEALTH CARE CENTER OF WUASA Noviany Banne Rasiman
Berkala Kedokteran Vol 18, No 1 (2022)
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (205.164 KB) | DOI: 10.20527/jbk.v18i1.12819

Abstract

Abstract: Schistosomiasis is a disease caused by worm Schistosoma japonicum which requires an intermediate animal, namely a snail called Oncomelania Hupensis Lindoensis. In the work area Health Care Canter of Wuasa, the disease is still many cases, because most of the population are immigrants, they are open rice fields and plantations in the focus area of snail. The purpose was to determine the relationship between knowledge and attitudes with the effort of Schistosomiasis prevention by Community in the Public Health Care Center of Wuasa, North Lore District, Poso Regency. This type of research is analytic with cross sectional approach. The variables in this study are the knowledge and attitudes of the community with efforts to prevent Schistosomiasis. The types of data are primary and secondary. data collection using a questionnaire. Data analysis used univariate and bivariate analysis with Chi-square test. The population in this study were all people of North Lore District. Sampling using proportional random sampling technique with total 99 respondents. The results of the univariate analysis showed that 77.8% of respondents had good knowledge of schistosomiasis prevention efforts, 52.5% of respondents had good attitudes and 83.8% of respondents had quite good schistosomiasis prevention efforts. Bivariate analysis with Chi-square statistical test with 95% confidence level with a significance value of 0.05. The results showed that there was a relationship between knowledge and efforts to prevent Schistosomiasis with p-value = 0.000 (where p < 0.05) and there was a relationship between community attitudes and efforts to prevent Schistosomiasis disease with p-value = 0.003 (where p < 0.05). The conclusion of the study were there is a significant relationship between knowledge and attitudes of the community with efforts to prevent Schistosomiasis in the Public Health Care Center of Wuasa. Suggestions to the health workers in the work area of health care center to increase local community awareness in supporting the prevention of Schistosomiasis disease.Keywords: Knowledge; attitude; prevention; Schistosomiasis.
The Role of Families in Preventing Uric Acid Relapse in the Elderly in SilagaVillage, Siniu District, Parigi Moutong Regency Niswa Salamung; Noviany Banne Rasiman; Maftuha Maftuha; Ni Ketut Elmiyanti; Freny Ravika Mbaloto
D'Nursing and Health Journal (DNHJ) Vol. 2 No. 2 (2021): Correlation Knowledge and Attitude of Nurse
Publisher : Universitas Bondowoso

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (346.292 KB) | DOI: 10.36835/dnursing.v2i2.195

Abstract

Introduction: Gout or commonly called gout arthritis is a disease that arises suddenly, repeatedly and is very painful, which generally occurs in the big toe or other joints. The elderly said they did not get information and support from their families about how to prevent gout recurrence. The purpose of this study was to determine the role of the family in the prevention of gout recurrence in the elderly in Silanga Village, Siniu District, ParigiMoutong Regency. Method: The type of research used is descriptive research, the population in this study is the elderly who suffer from gout in Silanga Village, Siniu District, ParigiMoutong Regency, a total of 39 people. The sample in this study was the entire population as a sample, amounting to 39 people. The sampling method is non-probability sampling with a total sampling approach model. Result: It shows that of 39 respondents stated that most of the family roles are sufficient (53.8%), good family roles (23.1%) and less family roles (23.1%). It is hoped that families will give more roles to gout sufferers, namely in the form of a role as a motivator, a role as an educator, and a role as a family nurse. Suggestions for health workers to be more active in providing information about gout, causative factors, and ways to prevent gout recurrence and always involve families to assist the elderly. Conclusion: It is hoped that the family will increase the role given to the elderly in preventing the recurrence of gout in terms of the role as a motivator.
Penyuluhan Kesehatan Dan Pelaksanaan Sikat Gigi Bersama Anak SD Di Dusun RuvaBakubakulu Kecamatan Palolo Noviany Banne Rasiman
Jurnal Abdidas Vol. 1 No. 4 (2020): Vol 1 No 4 August Pages 183-305
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/abdidas.v1i4.54

Abstract

Dusun Ruva adalah salah satu Dusun terpencil, di Kecamatan Palolo, Provinsi Sulawesi Tengah. Anak–anak SD di Dusun Ruva mendapatkan pendidikan dengan program kelas jauh yang hanya memiliki pengajar satu orang guru. Anak-anak SD banyak yang belum memahami cara perawatan dan menyikat gigi yang benar dikarenakan oleh kurang pengetahuan. Keadaan geografis dan ekonomi penduduknya yang kurang terpapar dengan informasi dan tidak adanya fasilitas untuk menyikat gigi. Penyuluhan kesehatan adalah kegiatan pendidikan yang dilakukan dengan cara menyebarkan pesan, menanamkan keyakinan, sehingga masyarakat tidak saja sadar, tahu dan mengerti, tetapi juga mau dan bisa melakukan suatu anjuran yang ada hubungannya dengan kesehatan. Menurut para dokter gigi, menyikat gigi dilakukan minimal dua kali sehari yaitu sehabis sarapan pagi dan sebelum tidur malam. Menyikat gigi juga dianjurkan menggunakan pasta gigi yang membantu membersihkan gigi lebih bersih dan wangi. Akibat dari jarangnya menyikat gigi adalah timbulnya plak di gigi yang diakibatkan dari penumpukan kotoran digigi. Plak gigi juga dapat menyebabkan gigi berlubang yang jika dibiarkan bisa membuat gigi ngilu. Penyuluhan dan pelaksanaan sikat gigi bersama diperlukan karena menyikat gigi memanglah kegiatan harian yang wajib dilakukan guna menjaga gigi tetap sehat dan bersih.
PENGENALAN SENAM KESEGARAN JASMANI PADA MASAYARAK DUSUN 1 DESA LORU KECAMATAN BIROMARU KABUPATEN SIGI niswa salamung; helmi Rumbo; Noviany Banne Rasiman
ABDIMASNU: Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat Vol 2, No 2 (2022): ABDIMASNU
Publisher : STIKES Nahdlatul Ulama Tuban

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47710/abdimasnu.v2i2.146

Abstract

Gymnastics is a physical activity or body exercise that is chosen and created with a plan, arranged systematically according to the order of motion with the aim of forming a series of artistic movements that are interesting and develop a person in harmony. However, when in a wider environment, many people do SKJ exercises, or other exercises including meditation to calm themselves down. This activity of introducing healthy, cheerful, healthy exercise is a very useful activity where to introduce to residents what physical fitness is, what is healthy cheerful exercise and others. This activity is carried out as an effort to refresh physically and mentally as well as to unite the strength and intimacy of residents in the Dusun I environment, Loru Village, Biromaru District, Sigi Regency. The exercise was led directly by several gymnastics instructors so that participants could immediately see and follow the exercise or movement directly. The SKJ Gymnastics PKM activity was attended by 28 participants consisting of residents of Dusun I, Loru Village..
PENINGKATAN KESEGARAN JASMANI MELALUI SENAM LANSIA DI PANTI SOSIAL PELITA HATI KABUPATEN SIGI Niswa Salamung; Helmi Rumbo; Noviany Banne Rasiman; Mahasiswa Profesi Ners STIK Indonesia Jaya
JOURNAL OF COMMUNITY DEDICATION Vol. 2 No. 2 (2022): MEI
Publisher : CV. ADIBA AISHA AMIRA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (611.963 KB)

Abstract

Lansia merupakan populasi berisiko terjadinya penurunan kesehatan, berdasarkan hal tersebut maka latihan fisik tetap diperlukan bagi orang tua agar tetap sehat dan bugar seperti melakukan gerakan senam. Senam lansia dapat meningkatkan aktivitas metabolisme tubuh dan kebutuhan oksigen. Oleh karena itu, senam lansia sangat penting untuk para lanjut usia untuk menjaga kesehatan tubuh mereka. Tujuan kegiatan ini adalah peningkatan kesehatan jasmani lansia melalui senam lansia di Panti Sosial Pelita Hati Kabupaten Sigi. Subjek dalam pelaksanaan kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini adalah seluruh Lansia yang berada di Panti Sosial pelita Hati Kabupaten Sigi. Pelaksanaan kegiata ini berupa Pendidikan kesehatan dan demostrasi senam lansia. Sehingga kegiatan ini dapat dilakukan oleh lansia secara berkesimbungan dalam kegiatan aktifitas hariannya.
PENGARUH SENAM TERHADAP PERUBAHAN TEKANAN DARAH PADA LANSIA Noviany Banne Rasiman; Ardi Ansyah
Pustaka Katulistiwa : Karya Tulis Ilmiah Keperawatan Vol 1 No 1 (2020)
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Indonesia Jaya Palu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (748.486 KB)

Abstract

Hipertensi adalah sebagai peningkatan tekanan darah sistolik sedikitnya 140 mmhg atau tekanan diastolik sedikitnya 90 mmhg. Berdasarkan data Puskesmas Galang terdapat lansia hipertensi di Desa Kinapasan pada bulan Januari-Juni 2017 berjumlah 64, yang menunjukan peningkatan pada bulan Januari-Maret ber- jumlah 28 dan pada bulan April-Juni berjumlah 38, maka Puskesmas Galang melaksanakan program kombinasi dari pengobatan terapi tanpa obat melalui senam lansia. Tujuan penelitian ini adalah diketahuinya pengaruh senam terhadap perubahan tekanan darah pada lansia hipertensi di Desa Kinapasan Kabupaten Tolitoli. Jenis penelitian adalah pre-experimental dengan desain pre-post test. Variabel dalam penelitin ini terdiri dari variabel bebas yaitu senam lansia dan variabel terikat tekanan darah. Pengumpulan data menggunakan lembar observasi. Analisa data menggunakan analisis univariat dan bivariat dengan uji t-test. Populasi dalam penelitian ini adalah lansia hipertensi di Desa Kinapasan. Sampel berjumlah 18 lansia diambil dengan pendekatan accidental sam- pling. Hasil penelitian ini menunjukan, dari 18 lansia yaitu untuk tekanan darah sistolik sebelum senam dengan nilai Mean = 157,8 mmHg dan sesudah senam dengan nilai Mean = 125 mmHg dan untuk tekanan darah dias- tolik sebelum senam dengan nilai Mean = 106,11 mmHg dan sesudah senam dengan nilai Mean = 75 mmHg dengan nilai p-value pada sistolik 0,000 dan diastolik 0,000 (p-value ≤ 0,05). Kesimpulan dalam penelitian ini yaitu ada pengaruh senam lansia terhadap perubahan tekanan darah pada lansia hipertensi di Desa Kinapasan Kabupaten Tolitoli. Saran dalam penelitian ini adalah diharapkan kepada Kepala Puskesmas Galang dan Kepala Desa Kinapasan agar senam lansia diadakan secara rutin yaitu 1 minggu 2 kali agar lansia yang hipertensi tidak mengalami peningkatan setiap tahunnya.
UPAYA PENANGGULANGAN DIARE SEBAGAI PERAN PERAWAT DALAM MENDIDIK MASYARAKAT DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BULILI, KOTA PALU Noviany Banne Rasiman
Pustaka Katulistiwa : Karya Tulis Ilmiah Keperawatan Vol 1 No 2 (2020)
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Indonesia Jaya Palu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1508.495 KB)

Abstract

Angka kematian di Indonesia akibat diare masih cukup tinggi. Berdasarkan Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT), Studi Mortalitas dan Riset Kesehatan Dasar tahun 2010 diketahui bahwa diare masih menjadi penyebab utama kematian di Indonesia. Upaya untuk menurunkan angka kematian karena diare dengan melakukan tatalaksana secara tepat dan akurat.Perawat sebagai tenaga kesehatan sesuai dengan perannya.Peran perawat adalah sebagai pemberi pelayanan yang mencakup pemberi rasa nyaman, pelindung, komunikator, mediator dan rehabilitator.Setelah terjadi peningkatan penyakit diare peran perawat sebagai pendidik sangatlah penting untuk memberikan pemahaman kepada masyarakat di semua lingkup pelayanan kesehatan. Data yang ada di Sulawesi Tengah pada tahun 2018, penyakit diare menempati peringkat ke-6, jumlah pasien diare akut lebih banyak dari pada diare kronis yang berjumlah 70-80% kasus diare pada balita adalah diare akut. Penderita diare yang meninggal akibat dehidrasi tahun 2019 sebanyak 54 kasus, dan kurangnya kebersihan lingkungan, serta pentingnya pemberian oralit, dan kurangnya penggunaan jamban. Upaya dalam penanggulangan diare, perawat dapat melaksanakan perannya dalam beberapa hal, salah satunya adalah memberikan pendidikan kepa- da orang tua mengenai dehidrasi oral untuk mengatasi diare. Tujuan pelitian ini adalah diketahuinya upaya penanggulangan diare sebagai peran perawat dalam mendidik masyarkat di Wilayah Kerja Puskesmas Bulili Kota Palu.Jenis penelitian adalah deskriptif, variabel dalam penelitian ini adalah peran perawat sebagai pendidik dalam penanggulangan diare..Pengumpulan data menggunakan kuesioner..Populasi dalam penelitian ini adalah semua perawat yang bekerja di Puskesmas Bulili Kota Palu dengan jumlah sampel yaitu 24 perawat.Hasil penelitian menunjukan dari 24 perawat yang berperan baik sebagai pendidik berjumlah 13 responden (54,2%), sedangkan perawat yang berperan kurang baik sebagai pendidik berjumlah 11 responden (45,8%).Kesimpulan dari penelitian ini adalah upaya penanggulangan diare sebagai peran perawat dalam mendidik di Puskesmas Bulili Kota Palu sudah baik.Disarankan kepada pihak Puskesmas Bulili khususnya pada perawat berupaya memberikan pendidikan dan pelatihan kepada klien dan keluarganya dalam penenggulangan diare.
PENGETAHUAN KELUARGA TENTANG PERAWATAN PADA ORANG DENGAN GANGGUAN JIWA DI DESA SULI, KECAMATAN BALINGGI Noviany Banne Rasiman
Pustaka Katulistiwa : Karya Tulis Ilmiah Keperawatan Vol 2 No 1 (2021)
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Indonesia Jaya Palu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1398.869 KB)

Abstract

Gangguan jiwa merupakan kondisi dimana terjadi penurunan fungsi kerja otak yang mempengaruhi kondisi fisiologik dan mental. Gangguan jiwa disebabkan oleh banyak faktor diantaranya faktor biologis, sosial, psikologis, genetik fisik dan kimiawi. Jumlah kasus orang dengan gangguan jiwa di Desa Suli sebanyak 14 orang. Sedangkan Prevalensi gangguan jiwa dengan kasus pasung di Wilayah kerja Balinggi yaitu 1 kasus hanya ada di Desa Suli. Tujuan penelitian ini adalah diketahuinya pengetahuan keluarga tentang perawatan pada Orang dengan Gangguan Jiwa (ODGJ) di Desa Suli Kecamatan Balinggi. Variabel dalam penelitian ini adalah pengetahuan perawatan keluarga pada orang dengan gangguan jiwa. Data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder. Data analisis menggunakan analisis univariat. Populasi adalah keluarga orang dengan gangguan jiwa di Desa Suli sebanyak 14 orang. Sampel berjumlah 14 orang dengan teknik pengambilan sampel total populasi. Hasil penelitian ini menunjukkan dari 14 responden, yang memiliki pengetahuan perawatan baik 5 responden (36%), 6 responden memiliki pengetahuan cukup tentang perawatan cukup (43%) dan 3 responden yangmemiliki pengetahuan kurang (21%). Berdasarkan hasil penelitian disimpulkan sebagian besar keluarga memiliki pengetahuan cukup tentang perawatan pada Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ). Saran diharapkan kepada keluarga agar dapat lebih meningkatkan perawatan pada anggota keluarga yang berstatus orang dengan gangguan jiwa