Purnama, Tedi
Jurusan Keperawatan Gigi Politeknik Kesehatan Kemenkes Jakarta I, Indonesia

Published : 17 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 17 Documents
Search

KEBUTUHAN PERAWATAN GIGI DAN MULUT PADA PASIEN LANSIA DI POLIKLINIK PERTAMEDIKA BEKASI PERIODE JANUARI-MARET TAHUN 2020: DENTAL AND MOUTH CARE NEEDS IN ELDERLY PATIENTS IN PERTAMEDIKA POLYCLINIC BEKASI PERIOD JANUARY-MARCH 2020 N. Eros Rosidah; Siti Nurbayani; Adelina Barus; Rizki Sofian; Tedi Purnama
JDHT Journal of Dental Hygiene and Therapy Vol. 1 No. 1 (2020): JDHT Journal of Dental Hygiene and Therapy
Publisher : Politeknik Kesehatan Kemenkes RI Jakarta I

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36082/jdht.v1i1.115

Abstract

Latar Belakang: Masalah kesehatan gigi yang paling menonjol di Indonesia adalah masalah kehilangan gigi akibat karies gigi. Dimana salah satu kelompok rentan terhadap penyakit gigi adalah lansia. prevalensi karies gigi kelompok umur 55-64 tahun sebesar 96,8% dengan indeks DMF-T 12,6 dan prevalensi penyakit periodontal sebesar 79,5% serta prevalensi kehilangan gigi sebesar 70,2%, artinya lansia memiliki tingkat kebutuhan yang tinggi dalam perawatan gigi. Tujuan: Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran kebutuhan perawatan gigi dan mulut pada pasien lansia di Poliklinik Pertamedika Bekasi periode Januari - Maret tahun 2020. Metode: Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan sampel penelitian menggunakan teknik total sampling sebanyak 66 responden. Data yang digunakan yaitu data sekunder yang diambil dari rekam medis pasien. Hasil: Dari hasil penelitian diperoleh sebagian besar pasien lansia Poliklinik Pertamedika Bekasi di Poliklinik Pertamedika Bekasi berjenis kelamin perempuan sebayak 36 orang (54.5%) dan berusia > 60 tahun 41 orang (60.6%). Kebutuhan perawatan gigi dan mulut berdasarkan perceived need pada pasien lansia adalah penambalan sebanyak 36 orang (56.1%) dan kebutuhan perawatan gigi dan mulut berdasarkan evaluated need pada pasien lansia adalah tindakan ekstraksi 33 orang (48.5%)
RIWAYAT PEMBERIAN SUSU FORMULA DENGAN INDEK def-t PADA ANAK USIA DINI DI TK PERTIWI IV PONDOK LABU: HISTORY OF FORMULA MILK WITHdef-t INDEXIN EARLY CHILDHOOD IN KINDERGARTEN PERTIWI IV PONDOK LABU 2020 Ngatemi Ngatemi; Jusuf Kristianto; Rini Widiyastuti; Tedi Purnama; Rahimah Laila Insani
JDHT Journal of Dental Hygiene and Therapy Vol. 1 No. 1 (2020): JDHT Journal of Dental Hygiene and Therapy
Publisher : Politeknik Kesehatan Kemenkes RI Jakarta I

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36082/jdht.v1i1.119

Abstract

Latar Belakang: Salah satu kelompok rentan terhadap penyakit gigi adalah anak prasekolah. Hal ini dibuktikan dari hasil Riskesdas tahun 2018 menunjukkan bahwa karies gigi pada anak usia 5-9 tahun sebesar 92,6% dengan indek def-t kelompok usia 5 tahun sebesar 8,1. Tingginya karies gigi susu disebabkan oleh kebiasaan minum susu formula, karena produk susu mengandung karbohidrat. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran riwayat pemberian susu formula dengan indek def-t pada anak usia dini di TK Pertiwi IV Pondok Labu. Metode: Penelitian ini menggunakan metode deskriptif, dengan sampel penelitian menggunakan teknik purvosive sampling sebanyak 60 responden terdiri 30 orang tua dan 30 anak. Data yang digunakan yaitu data primer dengan memberikan kuesioner kepada orang tua dan pemeriksaan gigi untuk melihat karies gigi susu (def-t) pada anak. Hasil: Hasil penelitian diperoleh responden yang memiliki riwayat pemberian susu formula < 2 tahun sebesar 43.3% dan riwayat pemberian susu formula > 2 tahun sebesar 56.7%. Indeks def-t diperoleh 4.8 termasuk kategori tinggi. Untuk responden memiliki riwayat pemberian susu formula < 2 tahun yang memiliki karies rendah sebesar 10% sedangkan karies tinggi sebesar 26,7%, responden memiliki riwayat pemberian susu formula > 2 tahun yang memiliki karies rendah sebesar 3,3% sedangkan karies tinggi sebesar 60%. Untuk responden laki-laki memiliki karies rendah sebesar 3,3% sedangkan perempuan (10%), responden laki-laki memiliki karies tinggi sebesar 33,3% sedangkan perempuan sebesar 53,3%. Kesimpulan: Riwayat pemberian susu formula > 2 tahun memiliki indek def-t yang lebih tinggi dibandingkan dengan riwayat pemberian susu formula < 2 tahun.
REQUIRED TREATMENT INDEX (RTI) PADA PASIEN DEWASA DI KLINIK DOKTER GIGI TJANG RIYANTO CAHYADI KOTA BOGOR: REQUIRED TREATMENT INDEX (RTI) ADULT PATIENTS AT THE TJANG RIYANTO CAHYADI DENTAL CLINIC BOGOR CITY Dhini Ramdiani; Ita Yulita; Bimo G. Sasongko; Tedi Purnama
JDHT Journal of Dental Hygiene and Therapy Vol. 1 No. 2 (2020): JDHT Journal of Dental Hygiene and Therapy
Publisher : Politeknik Kesehatan Kemenkes RI Jakarta I

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36082/jdht.v1i2.128

Abstract

Karies gigi merupakan masalah kesehatan gigi dan mulut yang sering dialami oleh hampir seluruh masyarakat di Indonesia. Prevalensi karies gigi kelompok umur usia 35-44 tahun sebesar 92,2% dengan indeks DMF-T sebesar 6,9. Required Treatment Index (RTI) merupakan angka persentase dari jumlah gigi tetap yang karies terhadap angka DMF-T. RTI menggambarkan besarnya kerusakan yang belum ditangani dan memerlukan penumpatan. Tujuan: Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran Required Treatment Index (RTI) pada pasien dewasa di Klinik Gigi Dokter Gigi Tjang Riyanto Cahyadi Kota Bogor pada Bulan Januari 2020. Metode: Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan sampel penelitian menggunakan teknik purposive sampling sebanyak 35 responden. Data yang digunakan yaitu data sekunder yang diambil dari rekam medis pasien. Hasil: Dari hasil penelitian diperoleh pasien dewasa Klinik Gigi Dokter Gigi Tjang Riyanto Cahyadi memiliki angka pengalaman karies sebesar 10,4. Perhitungan RTI diperoleh 32,4% termasuk kriteria baik dengan responden yang mempunyai RTI kriteria baik sebanyak 27 orang (77,1%) dan RTI kriteria kurang 8 orang (22,9%). kelompok umur 36-45 tahun memiliki skor RTI lebih baik dari kelompok umur 26-35 tahun, pasien laki-laki memiliki skor RTI lebih baik dari perempuan. Kesimpulan: Sebagian besar pasien dewasa di Klinik Gigi Dokter Gigi Tjang Riyanto Cahyadi memiliki skor DMF-T dengan kriteria tinggi dan persentase Required Treatment Index dengan kriteria baik
STATUS KESEHATAN GIGI DAN MULUT CALON PENGANTIN WANITA (STUDI KASUS: PUSKESMAS KECAMATAN CIPAYUNG JAKARTA TIMUR): DENTAL AND ORAL HEALTH STATUS ON THE BRIDE (CASE STUDY: PUBLIC HEALTH CENTER CIPAYUNG, EAST JAKARTA) Sigit Nur Indarto; Ni Nyoman Kasihani; Rini Widiyastuti; Rahaju Budiarti; Tedi Purnama
JDHT Journal of Dental Hygiene and Therapy Vol. 2 No. 1 (2021): JDHT Journal of Dental Hygiene and Therapy
Publisher : Politeknik Kesehatan Kemenkes RI Jakarta I

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36082/jdht.v2i1.186

Abstract

Latar belakang: Karies gigi merupakan masalah kesehatan gigi dan mulut yang sering dialami oleh hampir seluruh masyarakat di Indonesia. Prevalensi karies gigi nasional 57,8% dengan index DMF-T pada usia 15-34 tahun sebesar 2,40. Salah satu kelompok rentan terhadap karies gigi adalah ibu hamil dan menyusui menyusui. Karies gigi yang yang tidak dirawat akan menyebabkan masalah sistemik selama kehamilan dan dapat menyebabkan kelahiran prematur dan berat bayi rendah. Pelayanan kesehatan bagi calon pengantin merupakan bagian dari pelayanan kesehatan pada masa sebelum hamil, diantaranya pemeriksaan fisik, pemeriksaan laboratorium, pemeriksaan penunjang medis dan pemeriksaan gigi dan mulut. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran status kesehatan gigi dan mulut calon pengantin wanita di Puskesmas Kecamatan Cipayung Jakarta Timur. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengn sampel penelitian menggunakan teknik purvosive sampling sebanyak 30 responden. Data yang digunakan yaitu data primer dengan melakukan pemeriksaan gigi pada calon pengantin. Hasil: penelitian menunjukan gambaran status karies gigi didapatkan, DMF-T rata-rata 2,27 dengan status karies yang paling banyak kategori rendah (60%). Seluruh responden melakukan perawatan lanjutan (100%) dengan perawatan gigi yang dilakukan scalling 56,7% dan pemambalan 43,3%.
PENGETAHUAN TENTANG PENYEBAB DAN DAMPAK KEHILANGAN GIGI TERHADAP KEJADIAN KEHILANGAN GIGI PADA LANSIA: KNOWLEDGE ABOUT CAUSES AND IMPACTS OF TOOTH LOSS ON THE INCIDENCE OF TOOTH LOSS IN THE ELDERLY Lelli Adi Wahyuni; Vitri Nurilawaty; Rini Widiyastuti; Tedi Purnama
JDHT Journal of Dental Hygiene and Therapy Vol. 2 No. 2 (2021): JDHT Journal of Dental Hygiene and Therapy
Publisher : Politeknik Kesehatan Kemenkes RI Jakarta I

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36082/jdht.v2i2.335

Abstract

Latar belakang: Penyakit di rongga mulut pada lansia dapat berakibat negatif terhadap kesehatan dan kualitas hidup lansia secara keseluruhan. Beberapa kondisi yang sering terjadi pada rongga mulut lansia yaitu kehilangan gigi, penyakit gusi, mulut kering/xerostomia, dan periodontitis. Kehilangan gigi merupakan penyebab terbanyak menurunnya fungsi pengunyahan. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran pengetahuan tentang penyebab dan dampak kehilangan gigi terhadap kejadian kehilangan gigi pada lansia. Metode: Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan teknik pengambilan sampling menggunakan purposive sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan melakukan observasi kehilangan gigi dan lembar kuesioner. Hasil: Hasil penelitian ini menunjukkan persentase pengetahuan responden tentang penyebab kehilangan gigi paling banyak dengan kategori kurang (70%), pengetahuan tentang dampak kehilangan gigi paling banyak dengan kategori kurang (50%), jumlah lansia yang kehilangan gigi lebih banyak yaitu sebanyak 10 orang kehilangan gigi pada lansia yaitu 6-10 gigi yang hilang (33,3%), pengetahuan tentang penyebab kehilangan gigi terhadap kejadian kehilangan gigi paling tinggi yaitu kategori kurang (26,7%), dan pengetahuan tentang dampak kehilangan gigi terhadap kejadian kehilangan gigi paling tinggi yaitu kategori kurang (26,7%). Kesimpulan: pengetahuan tentang penyebab dan dampak kehilangan terhadap kejadian kehilangan gigi pada lansia di Majelis Taklim Baiturrohim Desa Cimanggu Pandeglang tahun 2021 termasuk dalam kategori kurang
STATUS KEBERSIHAN GIGI DAN KEBIASAAN MENGGOSOK GIGI PADA PASIEN ORTODONTIA: DENTAL HYGIENE STATUS AND TOOTH BRUSHING HABIT IN ORTHODONTIC PATIENTS Khudrah Khudrah; Ayu Sukma; Tedi Purnama
JDHT Journal of Dental Hygiene and Therapy Vol. 3 No. 1 (2022): JDHT Journal of Dental Hygiene and Therapy
Publisher : Politeknik Kesehatan Kemenkes RI Jakarta I

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36082/jdht.v3i1.512

Abstract

Latar belakang: penyakit karies dan periodontal merupakan penyakit yang disebabkan oleh kurangnya kebersihan gigi dan mulut yang buruk. Hal ini juga dapat terjadi pada pengguna alat ortodontik yang tidak memperhatikan kebersihan gigi dan mulutnya sehingga sisa makanan yang tidak dibersihkan dapat menimbulkan plak dan karang gigi. Tujuan: penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran status kebersihan gigi dan kebiasaan menggosok gigi pada pasien ortodontia Metode: Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan sampel penelitian ini menggunakan teknik purvosive sampling sebanyak 53 responden. Hasil: status kebersihan gigi didapatkan responden yang memiliki kategori sangat baik sebanyak 4 orang (7,5%), kategori baik sebanyak 28 orang (52,8%), kategori sedang sebanyak 20 orang (37,7%) dan status kebersihan gigi kategori buruk sebanyak 1 orang (1,9%). Gambaran kebiasaan menggosok gigi dengan benar sebanyak 40 orang (75,5%) dan kebiasaan menggosok gigi salah sebanyak 13 orang (24,5%). Gambaran status kebersihan gigi dan kebiasaan menggosok gigi berdasarkan jenis kelamin diperoleh status kebersihan gigi dan kebiasaan menggosok gigi dengan jenis kelamin perempuan lebih baik dibandingkan laki-laki.  Kesimpulan: Pasien ortodontia memiliki  kebiasaan menggosok gigi dengan benar dan status kebersihan gigi kategori baik.
KEBUTUHAN PERAWATAN GIGI DAN MULUT PADA PASIEN LANSIA DI POLIKLINIK PERTAMEDIKA BEKASI PERIODE JANUARI-MARET TAHUN 2020: DENTAL AND MOUTH CARE NEEDS IN ELDERLY PATIENTS IN PERTAMEDIKA POLYCLINIC BEKASI PERIOD JANUARY-MARCH 2020 N. Eros Rosidah; Siti Nurbayani; Adelina Barus; Rizki Sofian; Tedi Purnama
JDHT Journal of Dental Hygiene and Therapy Vol. 1 No. 1 (2020): JDHT Journal of Dental Hygiene and Therapy
Publisher : Politeknik Kesehatan Kemenkes RI Jakarta I

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36082/jdht.v1i1.115

Abstract

Latar Belakang: Masalah kesehatan gigi yang paling menonjol di Indonesia adalah masalah kehilangan gigi akibat karies gigi. Dimana salah satu kelompok rentan terhadap penyakit gigi adalah lansia. prevalensi karies gigi kelompok umur 55-64 tahun sebesar 96,8% dengan indeks DMF-T 12,6 dan prevalensi penyakit periodontal sebesar 79,5% serta prevalensi kehilangan gigi sebesar 70,2%, artinya lansia memiliki tingkat kebutuhan yang tinggi dalam perawatan gigi. Tujuan: Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran kebutuhan perawatan gigi dan mulut pada pasien lansia di Poliklinik Pertamedika Bekasi periode Januari - Maret tahun 2020. Metode: Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan sampel penelitian menggunakan teknik total sampling sebanyak 66 responden. Data yang digunakan yaitu data sekunder yang diambil dari rekam medis pasien. Hasil: Dari hasil penelitian diperoleh sebagian besar pasien lansia Poliklinik Pertamedika Bekasi di Poliklinik Pertamedika Bekasi berjenis kelamin perempuan sebayak 36 orang (54.5%) dan berusia > 60 tahun 41 orang (60.6%). Kebutuhan perawatan gigi dan mulut berdasarkan perceived need pada pasien lansia adalah penambalan sebanyak 36 orang (56.1%) dan kebutuhan perawatan gigi dan mulut berdasarkan evaluated need pada pasien lansia adalah tindakan ekstraksi 33 orang (48.5%)
RIWAYAT PEMBERIAN SUSU FORMULA DENGAN INDEK def-t PADA ANAK USIA DINI DI TK PERTIWI IV PONDOK LABU: HISTORY OF FORMULA MILK WITHdef-t INDEXIN EARLY CHILDHOOD IN KINDERGARTEN PERTIWI IV PONDOK LABU 2020 Ngatemi Ngatemi; Jusuf Kristianto; Rini Widiyastuti; Tedi Purnama; Rahimah Laila Insani
JDHT Journal of Dental Hygiene and Therapy Vol. 1 No. 1 (2020): JDHT Journal of Dental Hygiene and Therapy
Publisher : Politeknik Kesehatan Kemenkes RI Jakarta I

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36082/jdht.v1i1.119

Abstract

Latar Belakang: Salah satu kelompok rentan terhadap penyakit gigi adalah anak prasekolah. Hal ini dibuktikan dari hasil Riskesdas tahun 2018 menunjukkan bahwa karies gigi pada anak usia 5-9 tahun sebesar 92,6% dengan indek def-t kelompok usia 5 tahun sebesar 8,1. Tingginya karies gigi susu disebabkan oleh kebiasaan minum susu formula, karena produk susu mengandung karbohidrat. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran riwayat pemberian susu formula dengan indek def-t pada anak usia dini di TK Pertiwi IV Pondok Labu. Metode: Penelitian ini menggunakan metode deskriptif, dengan sampel penelitian menggunakan teknik purvosive sampling sebanyak 60 responden terdiri 30 orang tua dan 30 anak. Data yang digunakan yaitu data primer dengan memberikan kuesioner kepada orang tua dan pemeriksaan gigi untuk melihat karies gigi susu (def-t) pada anak. Hasil: Hasil penelitian diperoleh responden yang memiliki riwayat pemberian susu formula < 2 tahun sebesar 43.3% dan riwayat pemberian susu formula > 2 tahun sebesar 56.7%. Indeks def-t diperoleh 4.8 termasuk kategori tinggi. Untuk responden memiliki riwayat pemberian susu formula < 2 tahun yang memiliki karies rendah sebesar 10% sedangkan karies tinggi sebesar 26,7%, responden memiliki riwayat pemberian susu formula > 2 tahun yang memiliki karies rendah sebesar 3,3% sedangkan karies tinggi sebesar 60%. Untuk responden laki-laki memiliki karies rendah sebesar 3,3% sedangkan perempuan (10%), responden laki-laki memiliki karies tinggi sebesar 33,3% sedangkan perempuan sebesar 53,3%. Kesimpulan: Riwayat pemberian susu formula > 2 tahun memiliki indek def-t yang lebih tinggi dibandingkan dengan riwayat pemberian susu formula < 2 tahun.
REQUIRED TREATMENT INDEX (RTI) PADA PASIEN DEWASA DI KLINIK DOKTER GIGI TJANG RIYANTO CAHYADI KOTA BOGOR: REQUIRED TREATMENT INDEX (RTI) ADULT PATIENTS AT THE TJANG RIYANTO CAHYADI DENTAL CLINIC BOGOR CITY Dhini Ramdiani; Ita Yulita; Bimo G. Sasongko; Tedi Purnama
JDHT Journal of Dental Hygiene and Therapy Vol. 1 No. 2 (2020): JDHT Journal of Dental Hygiene and Therapy
Publisher : Politeknik Kesehatan Kemenkes RI Jakarta I

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36082/jdht.v1i2.128

Abstract

Karies gigi merupakan masalah kesehatan gigi dan mulut yang sering dialami oleh hampir seluruh masyarakat di Indonesia. Prevalensi karies gigi kelompok umur usia 35-44 tahun sebesar 92,2% dengan indeks DMF-T sebesar 6,9. Required Treatment Index (RTI) merupakan angka persentase dari jumlah gigi tetap yang karies terhadap angka DMF-T. RTI menggambarkan besarnya kerusakan yang belum ditangani dan memerlukan penumpatan. Tujuan: Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran Required Treatment Index (RTI) pada pasien dewasa di Klinik Gigi Dokter Gigi Tjang Riyanto Cahyadi Kota Bogor pada Bulan Januari 2020. Metode: Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan sampel penelitian menggunakan teknik purposive sampling sebanyak 35 responden. Data yang digunakan yaitu data sekunder yang diambil dari rekam medis pasien. Hasil: Dari hasil penelitian diperoleh pasien dewasa Klinik Gigi Dokter Gigi Tjang Riyanto Cahyadi memiliki angka pengalaman karies sebesar 10,4. Perhitungan RTI diperoleh 32,4% termasuk kriteria baik dengan responden yang mempunyai RTI kriteria baik sebanyak 27 orang (77,1%) dan RTI kriteria kurang 8 orang (22,9%). kelompok umur 36-45 tahun memiliki skor RTI lebih baik dari kelompok umur 26-35 tahun, pasien laki-laki memiliki skor RTI lebih baik dari perempuan. Kesimpulan: Sebagian besar pasien dewasa di Klinik Gigi Dokter Gigi Tjang Riyanto Cahyadi memiliki skor DMF-T dengan kriteria tinggi dan persentase Required Treatment Index dengan kriteria baik
STATUS KESEHATAN GIGI DAN MULUT CALON PENGANTIN WANITA (STUDI KASUS: PUSKESMAS KECAMATAN CIPAYUNG JAKARTA TIMUR): DENTAL AND ORAL HEALTH STATUS ON THE BRIDE (CASE STUDY: PUBLIC HEALTH CENTER CIPAYUNG, EAST JAKARTA) Sigit Nur Indarto; Ni Nyoman Kasihani; Rini Widiyastuti; Rahaju Budiarti; Tedi Purnama
JDHT Journal of Dental Hygiene and Therapy Vol. 2 No. 1 (2021): JDHT Journal of Dental Hygiene and Therapy
Publisher : Politeknik Kesehatan Kemenkes RI Jakarta I

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36082/jdht.v2i1.186

Abstract

Latar belakang: Karies gigi merupakan masalah kesehatan gigi dan mulut yang sering dialami oleh hampir seluruh masyarakat di Indonesia. Prevalensi karies gigi nasional 57,8% dengan index DMF-T pada usia 15-34 tahun sebesar 2,40. Salah satu kelompok rentan terhadap karies gigi adalah ibu hamil dan menyusui menyusui. Karies gigi yang yang tidak dirawat akan menyebabkan masalah sistemik selama kehamilan dan dapat menyebabkan kelahiran prematur dan berat bayi rendah. Pelayanan kesehatan bagi calon pengantin merupakan bagian dari pelayanan kesehatan pada masa sebelum hamil, diantaranya pemeriksaan fisik, pemeriksaan laboratorium, pemeriksaan penunjang medis dan pemeriksaan gigi dan mulut. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran status kesehatan gigi dan mulut calon pengantin wanita di Puskesmas Kecamatan Cipayung Jakarta Timur. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengn sampel penelitian menggunakan teknik purvosive sampling sebanyak 30 responden. Data yang digunakan yaitu data primer dengan melakukan pemeriksaan gigi pada calon pengantin. Hasil: penelitian menunjukan gambaran status karies gigi didapatkan, DMF-T rata-rata 2,27 dengan status karies yang paling banyak kategori rendah (60%). Seluruh responden melakukan perawatan lanjutan (100%) dengan perawatan gigi yang dilakukan scalling 56,7% dan pemambalan 43,3%.