Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Diseminasi Pengembangan Potensi Ikan Lokal Bangka Belitung Kepada Masyarakat Perikanan Indonesia Ardiansyah Kurniawan; Jojo Subagja; Edian Taufansyah; Endang Bidayani; Aprillysa M. Putri; Bebbi Lestari; Muhammad Fiky; Mustobi Prananda; Destra Ramadhanu; Muhammad I. Nurfaizi; Kiki Arizona; Ira Triswiyana; Ahmad F. Syarif
JURPIKAT (Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat) Vol 3 No 1 (2022)
Publisher : Politeknik Piksi Ganesha Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37339/jurpikat.v3i1.764

Abstract

Pulau Bangka dan Belitung memiliki potensi ikan lokal yang potensial. Salah satunya adalah Osteochilus spilurus yang dikenal sebagai Ikan Cempedik dan bernilai ekonomis penting di pulau Belitung, khususnya Belitung Timur. Universitas Bangka Belitung, Pemerintah daerah Belitung Timur, dan Balai Riset Perikanan Budidaya Air Tawar Bogor telah melakukan berbagai riset terhadap O. spilurus dalam upaya mendomestikasikannya menjadi komoditas akuakultur. Riset perlu didisemenasikan sebagai capaian pengembangan potensi ikan lokal Bangka Belitung sehingga dilakukan forum diskusi online dalam webinar. Webinar dihadiri 206 peserta dari Medan hingga Ambon dan Kupang. Penyampaian materi diikuti dengan diskusi melalui tanya jawab tertulis maupun visual, dan diakhiri kuis untuk mengetahui pemahaman peserta webinar. Antusiasme peserta bertanya dan kemampuan menjawab pertanyaan menjadi tolok ukur bahwa pengetahuan tentang pengembangan potensi ikan lokal telah diterima oleh peserta. Pengetahuan ini diharapkan dapat menjadi landasan pengambilan keputusan peserta saat dihadapkan dengan permasalahan dan potensi ikan lokal di daerahnya.
Keragaman Genetik Hiu Barong (Rhina ancylostoma) dan Potensi Kepunahannya di Indonesia : Review berdasarkan gen COI ardiansyah kurniawan; Ira Triswiyana
Jurnal Biogenerasi Vol. 6 No. 2 (2021): Volume 6 nomor 2 tahun 2021
Publisher : Universitas Cokroaminoto Palopo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30605/biogenerasi.v6i2.1299

Abstract

Rhina ancylostoma (Bowmouth Guitarfish) yang dikenal dengan nama lokal Hiu Barong, Pari Barong, dan Pari Kupu-Kupu di Indonesia ini dinilau sebagai spesies yang terancam punah pada IUCN dan dilindungi pada appendiks II CITES. Ikan ini memiliki sebaran yang luas dari Afrika hingga Australia, termasuk Indonesia. Hubungan antar populasi spesies ini yang terpisah pada wilayah pengelolaan perikanan (WPP) berbeda berpotensi memunculkan variasi genetik. Kajian ini melakukan analisa kekerabatan genetik berdasarkan sekuen gen COI. Sekuen R. ancylostoma dari Pulau Bangka, Jawa, Bali, dan pembanding dari India dan Papua New Guinea diperoleh dari data sekunder pada publikasi, NCBI, dan BOLDSystem. R. ancylostoma dari Indonesia memiliki keragaman haplotipe rendah pada satu haplotipe yang sama dan memiliki jarak genetik 1,24% dengan India dan 0,16% dengan Papua New Guinea. Kesamaan haplotipe dimungkinkan akibat daya migrasi ikan yang luas sehingga terjadi aliran gen antar populasi di wilayah perairan yang berbeda. Keragaman genetik R. ancylostoma yang rendah berpotensi untuk kepunahan ikan, sehingga perlu diatur perlindungannya di Indonesia sebagaimana penilaian CITES dan IUCN.
REVIEW PERBEDAAN PERSEPSI MASYARAKAT PULAU BELITUNG TERHADAP IKAN CEMPEDIK (Osteochilus spilurus) Ardiansyah Kurniawan; Ira Triswiyana
Jurnal Perikanan Pantura (JPP) Vol 4 No 2 (2021): SEPTEMBER 2021
Publisher : Universitas Muhammadiyah Gresik

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30587/jpp.v4i2.3056

Abstract

Cempedik fish (Osteochilus spilurus) is a local fish of Belitung Island that has important economic value in East Belitung but not so in western Belitung. This difference is interesting to compare the perception of the people of West Belitung and East Belitung towards Cempedik Fish. The majority of people in both regions know and consume Cempedik fish. The difference occurs in the way consumers get to fish with the majority in East Belitung getting it from purchases, while most consumers in West Belitung get it from independent fishing. Cempedik consumption patterns are more influenced by the culture of the local community. Cempedik's fishing season in East Belitung is considered to be in the rainy season, while in West Belitung it is in the dry season. The ethno-technology of fishing in the two areas is also different from passive fishing gear in East Belitung and active gear in other areas. Exploitation in large numbers in East Belitung makes the community perceive a decrease in the size and number of Cempedik's catch from year to year so it needs to be domesticated.