Futaqi, Sauqi
Unknown Affiliation

Published : 4 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

Intellectual Capital of Islamic Boarding Schools to Build Multicultural Education Epistemology Futaqi, Sauqi; Mashuri, Saepudin
EDUKASIA Vol 18, No 1 (2023): EDUKASIA
Publisher : Program Studi Pendidikan Agama Islam

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21043/edukasia.v18i1.17329

Abstract

This research intends to discover the multicultural epistemology at Islamic boarding schools (pesantren). So far, Westerners and some university graduates have dominated the discourse on multicultural education, even though pesantren, with their distinctive intellectual capital, have their own perspectives on understanding, developing, and practicing multicultural education. Using phenomenological qualitative research on two pesantrens in Indonesia, this study uncovered that pesantrens have significant multicultural capital through personal, structural, or relational knowledge. For pesantren, multicultural education is not only an anthropological issue but rather a manifestation of the theology of humanity. Multicultural education for pesantren is a legacy of traditions of freedom of opinion, openness to differences, and the essence of humanity.
SPIRITUAL BASE OF PESANTREN FOR BUILDING MULTICULTURAL AWARENESS IN INDONESIA CONTEXT Mashuri, Saepudin; Futaqi, Sauqi; Sulhan, Ahmad
Islam Futura Vol 24, No 1 (2024): Jurnal Ilmiah Islam Futura
Publisher : Universitas Islam Negeri Ar-Raniry

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22373/jiif.v24i1.17141

Abstract

This study examines the spiritual base of Pesantren, which is essential in building multicultural awareness. In Indonesia, Pesantren is an Islamic religious education institution emphasizing spirituality's importance. Pesantren is also closely related to various social and religious aspects. This study aims to find a spiritual base and its utilization in building multicultural awareness. This research uses a phenomenological qualitative study with data collection through observation, interviews, and documentation. The research was conducted for 1.5 years, from 2018-2019. Observations were made for a week every month. Interviews were conducted with 16 informants at site A and 13 at site B. Data analysis used a constant comparative model. From the results of the study, there are several significant findings: 1) Kiai's view of the spirituality of Islamic boarding schools related to multiculturalism is based on the monotheism of humanity; 2) Pesantrens have spiritual capital that comes from Sufistic teachings (Sufism) and interacts spirally with multiculturalism; 3) multicultural values are born from spiritual values that are grown and summarised in three categories of values, namely fundamental values, personal values , and social values; and 4) spiritual-multicultural interactions that continue to make students more multicultural competent. Multicultural awareness built through intense spirituality can birth "selfless multiculturalism"; an authentic multicultural attitude.
FENOMENA KENAKALAN REMAJA DAN ALTERNATIF PENANGGULANGANNYA DALAM KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR DI MADRASAH ALIYAH SABILUL MUTTAQIN MARGOAGUNG KECAMATAN SUMBERREJO KABUPATEN BOJONEGORO Tauchidi Putra, Ahda; Futaqi, Sauqi; Sholikhah, Khotimatus
Jurnal Murid Vol 1 No 3 (2024): September
Publisher : Fakultas Agama Islam

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kenakalan remaja merupakan fenomena kompleks yang telah menjadi perhatian serius di berbagai masyarakat di seluruh dunia. Hal ini tidak hanya mempengaruhi individu remaja secara pribadi, tetapi juga berdampak pada keluarga, sekolah, dan masyarakat secara luas. Faktor-faktor yang mempengaruhi kenakalan remaja sangat beragam, meliputi tekanan teman sebaya, gangguan lingkungan keluarga, rendahnya pengawasan orang tua, serta pengaruh media dan teknologi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetauhi bentuk-bentuk kenakalan remaja dan faktor-faktor penyebab terjadinya kenakalan remaja dilingkungan sekolah. Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Sebagai subjeknya adalah Guru BK, waka kesiswaan, dan siswa. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan pengamatan langsung atau observasi, wawancara, dan dokumentasi. Analisis data menggunakan proses kondensasi data, reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. teknik penjamin keabsahan data, triangulasi sumber, dan triagulasi teknik. Berdasarkan hasil penelitian fenomena kenakalan remaja dan alternatif penanggulangannya dalam kegiatan belajar mengajar di Madrasah Aliyah Sabilul Muttaqin Margoagung kecamatan Sumberrejo kabupaten Bojonegoro tahun 2024 bahwa: 1) Bahwa bentuk-bentuk kenakalan remaja di MA Sabilul Muttaqin Margoagung, yaitu berupa tidak memasukkan baju, terlambat datang sekolah, dan pelanggaran disiplin lainnya. Yang dilatar belakangi karena faktor pribadi, faktor keluarga, dan faktor lingkungan, 2) Bagaimana upaya yang dilakukan oleh guru dalam menanggulangi kenakalan remaja di MA Sabilul Muttaqin Margoagung, yaitu : upaya preventif atau upaya pencegahan dan upaya penindakan atau yang di sebut upaya represif, dan upaya kuratif atau pemberian layanan. Hasil implementasi penanggulangan kenakalan remaja berjalan dengan baik dan menghasilkan nilai-nilai karakter sopan santun, disiplin, dan tanggung jawab.
Celebrating Interfaith Rituals to Build Togetherness Between Children in Elementary Schools Yenuri, Ali Ahmad; Futaqi, Sauqi
QALAMUNA: Jurnal Pendidikan, Sosial, dan Agama Vol 15 No 2 (2023): Qalamuna - Jurnal Pendidikan, Sosial, dan Agama
Publisher : Lembaga Penerbitan dan Publikasi Ilmiah Program Pascasarjana IAI Sunan Giri Ponorogo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37680/qalamuna.v15i2.3395

Abstract

This research aims to describe and interpret forms of interreligious rituals in primary schools. Researchers also look at children's religious expressions in practicing interreligious rituals and their contribution as learning resources in building a sense of togetherness in schools. This study uses a qualitative-phenomenological approach with data collection interviews, observations, and documentation. The results showed that children's religious rituals were taught in and outside the classroom. They practice with teachers of the same religion in class, but outside the classroom, they practice with students of other religions as spectators. Therefore, religious rituals that can be communicated socially are celebrated. Interreligious rituals do not make children and parents experience theological fear but can become a source of learning to recognize and respect other religious rituals. The ritual expression is an expression of harmony and togetherness because they can cooperate in celebrating their respective religious rituals.