Claim Missing Document
Check
Articles

Found 13 Documents
Search

UJI ANGKA LEMPENG TOTAL BAKTERI TERHADAP IKAN CAKALANG ASAP YANG DIRENDAM DENGAN LARUTAN SAYURAN KUBIS Mohamad, Fihrina; Mohamad, Yolanda Pransiska
JOURNAL HEALTH AND NUTRITIONS Vol 2, No 1 (2016): Health and Nutritions
Publisher : Jurusan Gizi Politeknik Kesehatan Gorontalo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRACT Test the Total Plate Number (ALT) and more precisely ALT mesophyll aerobics or anaerobic mesophyll using solid media with the end result in the form of colonies that can be observed visually in the form of numbers in colony (cfu) per ml or per gram or colony / 100ml. Skipjack is one of the mainstay fishery commodities from Maluku waters and is excellent, as indicated by the still low utilization rates, such as the management of small-scale and traditional fisheries. The ensiling process is the result of fermentation of cabbage vegetables using NaCl salt solution (Asnadi 2009). One of the preservation processes that use natural ingredients is the ensiling process. The ensiling process is a process of preserving natural foods (fish, crops, meat, etc.)This study aims to determine the total bacterial plate number of smoked skipjack soaked in cabbage vegetable solution The method used in the study was an experiment with the treatment of boiling cabbage vegetables by testing the total bacterial plate number. The sample used in this study is the fungus caklang fish which are as many as 3 tails. Data analysis used to calculate the number of bacterial cultures that grow on Nutrient Agar media using Coloni Counter. By using the formula: Number of colonies x 1 / diluent factor.Results of the study: there is a difference in the amount of the total number of bacterial plates in smoked skipjack which is soaked in a solution of vegetable cabbage. On immersion treatment for 1 hour. the number of bacteria is 1.7 x 105 CFU / gram. in the treatment of soaking for 2 hours. the number of bacteria was 2.5 x 105 CFU / gram, in the immersion treatment for 3 hours. Obtained from the calculation of the number of bacteria is 2.1 x 105 CFU / gram. In testing the control treatment of smoked skipjack, it was found that the number of bacteria was 8.6 x 102. When viewed from the average number of bacteria in the treatment the overall sample was still below the SNI standard (5 x 102) microbial pollution in smoked food. ABSTRAK Uji Angka Lempeng Total (ALT) dan lebih tepatnya ALT aerob mesofil atau anaerob mesofil menggunakan media padat dengan hasil akhir berupa koloni yang dapat diamati secara visual berupa angka dalam koloni (cfu) per ml atau per gram atau koloni/100ml. Ikan cakalang merupakan salah satu komoditas perikanan andalan dari perairan Maluku dan menjadi primadona, ditunjukkan oleh tingkat pemanfaatan masih rendah, seperti pengelolaan usaha perikanan berskala kecil dan bersifat tradisional. Proses ensiling adalah hasil fermentasi sayuran kubis menggunakan larutan garam NaCl (Asnadi 2009). Salah satu proses pengawetan yang menggunakan bahan alami adalah proses ensiling. Proses ensiling merupakan proses pengawetan pangan alami (ikan, hasil tanaman, daging, dll)Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui angka lempeng total bakteri terhadap ikan cakalang asap yang direndam dengan larutan sayuran kubis Metode yang digunakan dalam penelitian adalah eksperimen dengan perlakuan pendaman sayuran kubis dengan uji angka lempeng total bakteri. Sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah ikan caklang asap yang sebanyak 3 ekor. Analisis data yang digunakan Untuk menghitung jumlah biakan bakteri yang tumbuh pada media Nutrient Agar dengan menggunakan Coloni Counter. Dengan menggunakan rumus : Jumlah koloni x 1/faktor pengencer.Hasil penilitan : ada perbedaan jumlah antara jumlah angka lempeng total bakteri pada ikan cakalang asap yang direndam deng larutan sayuran kubis. Pada perlakuan perendaman selama 1 jam. jumlah bakterinya adalah 1,7 x 105 CFU/gram. pada perlakuaan perendaman selama 2 jam. jumlah bakteri adalah 2,5 x 105 CFU/gram, pada perlakuan perendaman selama 3 jam. Diperoleh dari perhitungan jumah bakteri adalah 2,1 x105 CFU/gram. Pada pengujian perlakuan kontrol pada ikan cakalang asap didapati jumlah bakteri 8,6 x 102. Jika dilihat dari rata-rata jumlah bakteri pada perlakuan sampel keseluruhan masih dibawah standar SNI (5 x 102) pencemaran mikroba pada bahan pangan yang diasap.
AMILUM JAGUNG PULO (Zea mays ceratina) SEBAGAI ALTERNATIF ZAT PENGIKAT TABLET YANG EKONOMIS Imran, Arlan K.; Mohamad, Fihrina; Kisman, Deyanti; Maku, Zahra Ainun
Journal of Experimental and Clinical Pharmacy (JECP) Vol 1, No 1 (2021): Februari, 2021
Publisher : Poltekkes Kemenkes Gorontalo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52365/jecp.v1i1.197

Abstract

Provinsi Gorontalo merupakan salah satu daerah penghasil jagung, dimana Gorontalo merupakan penghasil jagung terbesar dibandingkan dengan daerah lain di Indonesia. Salah satu jenis jagung yang banyak diproduksi adalah jagung pulo (Zea mays ceratina). Sebagian besar atau seluruh pati jagung pulo adalah amilopektin. Kandungan amilopektin yang tinggi menyebabkan jagung menjadi lengket dan pulen seperti ketan, sehingga dapat digunakan sebagai bahan perekat. Artikel ini bertujuan untuk mendeskripsikan potensi jagung pulo sebagai bahan pengikat dalam pembuatan sediaan tablet. Artikel ini dilaksanakan dengan mengumpulkan data-data potensial yang mendukung dan menunjukkan potensi Pulo Jagung (Zea mays certina) untuk digunakan sebagai bahan pengikat pada sediaan tablet melalui tinjauan literatur yang tersedia.Hasil tinjauan pustaka menunjukkan bahwa jagung pulo memiliki kandungan amilopektin yang sangat tinggi dibandingkan dengan jenis jagung lainnya, yaitu 70 persen. Dalam pembuatannya sebagai bahan pengikat tablet, pati jagung pulo (Zea mays certina) harus dibuat dalam bentuk musilago dengan kisaran konsentrasi 5-10%. Cara pembuatannya adalah dengan mensuspensikan pati dengan air. Dalam hal ini, kadar air yang digunakan adalah 11-14%, yang akan menyebabkan tablet berintegrasi dengan cepat. Pembuatannya juga harus hati-hati agar diperoleh musilago yang baik dan tidak terhidrolisis. Dengan hadirnya tepung jagung pulo (Zea mays certina), alternatif pengikat tablet yang lebih ekonomis dan mudah didapat.Kata Kunci:  Amilum, Jangung Pulo, Pengikat, Penyiapan Tablet 
Amilum Jagung Pulo (Zea mays ceratina) Sebagai Alternatif Zat Pengikat Tablet yang Ekonomis Arlan K. Imran; Fihrina Mohamad; Deyanti Kisman; Zahra Ainun Maku
Journal of Experimental and Clinical Pharmacy (JECP) Vol 1, No 1 (2021): Februari, 2021
Publisher : Poltekkes Kemenkes Gorontalo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52365/jecp.v1i1.197

Abstract

Provinsi Gorontalo merupakan salah satu daerah penghasil jagung, dimana Gorontalo merupakan penghasil jagung terbesar dibandingkan dengan daerah lain di Indonesia. Salah satu jenis jagung yang banyak diproduksi adalah jagung pulo (Zea mays ceratina). Sebagian besar atau seluruh pati jagung pulo adalah amilopektin. Kandungan amilopektin yang tinggi menyebabkan jagung menjadi lengket dan pulen seperti ketan, sehingga dapat digunakan sebagai bahan perekat. Artikel ini bertujuan untuk mendeskripsikan potensi jagung pulo sebagai bahan pengikat dalam pembuatan sediaan tablet. Artikel ini dilaksanakan dengan mengumpulkan data-data potensial yang mendukung dan menunjukkan potensi Pulo Jagung (Zea mays certina) untuk digunakan sebagai bahan pengikat pada sediaan tablet melalui tinjauan literatur yang tersedia.Hasil tinjauan pustaka menunjukkan bahwa jagung pulo memiliki kandungan amilopektin yang sangat tinggi dibandingkan dengan jenis jagung lainnya, yaitu 70 persen. Dalam pembuatannya sebagai bahan pengikat tablet, pati jagung pulo (Zea mays certina) harus dibuat dalam bentuk musilago dengan kisaran konsentrasi 5-10%. Cara pembuatannya adalah dengan mensuspensikan pati dengan air. Dalam hal ini, kadar air yang digunakan adalah 11-14%, yang akan menyebabkan tablet berintegrasi dengan cepat. Pembuatannya juga harus hati-hati agar diperoleh musilago yang baik dan tidak terhidrolisis. Dengan hadirnya tepung jagung pulo (Zea mays certina), alternatif pengikat tablet yang lebih ekonomis dan mudah didapat.Gorontalo Province is one of the corn producing areas, where Gorontalo is the largest corn producer compared to with other regions in Indonesia. One of the many types of corn produced is corn pulo (Zea mays ceratina). Most or all Pulo corn starch is amylopectin. Amylopectin content which causes the corn to become sticky and fluffier like sticky rice, so it can be used as an adhesive. This article aims to describe the potential of Pulo corn as a binder in tablet preparation. This article was carried out with collect potential data that supports and shows the potential of Pulo Corn (Zea mays certina) to be used as an ingredient binders in tablet preparations through a review of the available literature. Result literature review shows that Pulo corn contains very high amylopectin compared to other types of corn, that is 70%. In its manufacture as a tablet binder, starch Pulo corn (Zea mays certina) must be made in the form of a musilago with concentration range of 5-10%. The way to make it is by suspend starch with water. In this case, the water content used is 11-14%, which will cause the tablet to integrate quickly. The manufacture must also be careful in order to obtain a good and beautiful musilago not hydrolyzed. With the presence of Pulo corn flour (Zea mays certina), alternative to tablet binders that are more economical and easy to obtain.
THE POTENTIAL OF “TYAM” BISCUIT (BICCUIT WITH TEMPE FLOUR AND SPINNING POWDER SUBSTITUTION) AS ALTERNATIVE TO PREVENT STUNTING IN TODDLERS Fihrina Mohamad; Denny Indra Setiawan; Nangsih Sulastri Slamet; Zulfiayu Sapiun; Anna Y. Pomalingo
Journal Health & Science : Gorontalo Journal Health and Science Community Vol 6, No 1 (2022): APRIL: JOURNAL HEALTH AND SCIENCE : GORONTALO JOURNAL HEALTH AND SCIENCE COMMUNI
Publisher : Gorontalo State University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35971/gojhes.v5i3.13797

Abstract

Pangan fungsional dapat dijadikan sebagai alternatif dalam mencegah stunting pada balita. Tempe dan bayam merupakan bahan lokal yang mudah diperoleh, ekonomis, nilai gizinya tinggi dan mutu cernanya tinggi dalam tubuh sehingga berpotensi dijadikan pangan fungsional. Kebaruan dalam penelitian ini meneliti potensi Biskuit “TYam”(biskuit dengan substitusi tepung tempe dan serbuk bayam) sebagai alternatif pencegahan stunting pada balita. Penelitian ini bertujuan untuk memformulasi biskuit yang disubtitusi tepung tempe dan serbuk bayam (Biskuit “TYam”) dan menganalisis pengaruh subtitusi tersebut terhadap organoleptik dan nilai gizi biscuit.Metode penelitian ini adalah eksperimen laboratorium. Biskuit “TYam” diformulasi dengan mensubtitusi tepung terigu dengan tepung tempe dan serbuk bayam, masing-masing 0g (P0), 15g (P1), 30g (P2) dan 45g (P3). Keempat formula Biskuit “TYam” diuji organoleptik (warna, aroma, rasa dan kerenyahan) oleh 25 panelis menggunakan skala hedonik dengan teknik skoring. Analisis data uji organoleptik meliputi uji normalitas, uji Friedman dan uji lanjutan yakni uji Wilcoxon. Sedangkan nilai gizi biskuit “TYam” dihitung menggunakan Nutrisurvey. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara organolpetik formula biscuit “TYam” P2 (15g) paling disukai dari segi warna, aroma, rasa dan kerenyahan. Sedangkan nilai gizi Biskuit “TYam” yang meningkat adalah Protein, PUFA, Vitamin A, Vitamin E, Vitamin B6, Total asam folat, Kalium, Magnesium, Fosfor, Ferro dan Zink. Kesimpulan penelitian adalah semakin banyak tepung tempe dan serbuk bayam yang disubtitusi pada Biskuit “TYam”. maka nilai gizi semakin meningkat dan berpengaruh signifikan terhadap organoleptiknya.Kata Kunci: Bayam; Biskuit; Pangan fungsional; Stunting; Tempe. AbstractFunctional foods can be used as an alternative to prevent growth retardation in young children. Tempe and spinach are local ingredients that are easy to procure, economical, nutritious, digestible in the body, and have the potential to be used as functional foods. Novelty in research to examine the potential of "TYam" Biscuits (biscuits with substitution of tempeh flour and spinach powder) as an alternative to stunting prevention in toddlers. The purpose of this study is to formulate biscuits (“TYam” biscuits) replaced with tempe and spinach powder and analyze their effects on the sensual and nutritional value of biscuits. This research method is a laboratory experiment. "TYam" biscuits were formulated by replacing wheat flour with tempe flour and spinach powder, 0g (P0), 15g (P1), 30g (P2) and 45g (P3), respectively. "TYam" biscuit formulas were sensually tested by 25 panelists using a hedonic scale using t-scoring technology (color, aroma, flavor, crispness). Analysis of sensory test data included a normality test, a Friedman test, and another test, the Wilcoxon test. On the other hand, the nutritional value of "TYam" biscuits was calculated using Nutrisurvey. The results showed that the sensually "TYam" P2 (15 g) biscuit formulation was the most preferred in terms of color, aroma, flavor, and crispness. The nutritional value of the increased "TYam" biscuits was protein, PUFA, vitamin A, vitamin E, vitamin B6, total folic acid, potassium, magnesium, phosphorus, iron and zinc. The conclusion of the study was that the "TYam" cookie as an alternative functional food in preventing stunting in toddlers. 
Uji Aktivitas Antioksidan Sediaan Lip Balm Rambut Jagung (Zea mays L.) dengan Metode DPPH (1,1-Diphenyl-2-Picrylhydrazyl) Hartati Hartati; Fadli Husain; Nangsih Sulastri Slamet; Fihrina Mohamad; Zulfiayu Sapiun
JURNAL ILMU KEFARMASIAN INDONESIA Vol 18 No 2 (2020): JIFI
Publisher : Fakultas Farmasi Universitas Pancasila

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35814/jifi.v18i2.829

Abstract

Jagung sebagai komoditas utama di Provinsi Gorontalo menghasilkan limbah yang cukupbanyak. Hal ini membuat pemerintah menawarkan peluang investasi dengan memanfaatkan limbahjagung, di antaranya rambut jagung. Studi pustaka menunjukkan bahwa rambut jagung memilikiaktivitas antioksidan yang cukup baik, sehingga dilakukan formulasi lip balm dengan memanfaatkaninfusa rambut jagung sebagai bahan aktif. Penelitian kuantitatif dengan quasi eksperimen laboratoriumdilakukan untuk mengetahui aktivitas antioksidan dari sediaan lip balm rambut jagung (Zea mays L.)yang diformulasi dengan menggunakan tiga konsentrasi infusa rambut jagung, yaitu Formula A (7,5%);Formula B (15%) dan Formula C (22,5%). Sediaan dibuat dengan mencampurkan fase air (infusa rambutjagung dan gliseril monostearat) dengan fase minyak (lanolin, beeswax, setil alkohol, paraffi n cair danminyak jagung) serta emulgator (span 60 dan tween 60). Hasil uji stabilitas organoleptik dan pH selama4 minggu pengamatan menunjukkan bahwa tidak ada perubahan, baik dari segi organoleptik maupunpH masing-masing sediaan. Aktivitas antioksidan diukur dengan menggunakan spektrofotometer UVVisibel“SHIMADZU UV-1800” dan kuersetin (1000 μg/mL) sebagai pembanding. Hasil pengujianmenunjukkan bahwa Formula B (15%) memberikan aktivitas yang lebih baik dalam meredam radikalDPPH dengan nilai IC50 sebesar 0,987 mg/mL, Formula C (22,5%) sebesar 1,857 mg/mL dan FormulaA (7,5%) sebesar 2,909 mg/mL.
UJI ANGKA LEMPENG TOTAL BAKTERI TERHADAP IKAN CAKALANG ASAP YANG DIRENDAM DENGAN LARUTAN SAYURAN KUBIS Fihrina Mohamad; Yolanda Pransiska Mohamad
JOURNAL HEALTH AND NUTRITIONS Vol 2, No 1 (2016): Health and Nutritions
Publisher : Jurusan Gizi Politeknik Kesehatan Gorontalo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52365/jhn.v2i1.107

Abstract

ABSTRACT Test the Total Plate Number (ALT) and more precisely ALT mesophyll aerobics or anaerobic mesophyll using solid media with the end result in the form of colonies that can be observed visually in the form of numbers in colony (cfu) per ml or per gram or colony / 100ml. Skipjack is one of the mainstay fishery commodities from Maluku waters and is excellent, as indicated by the still low utilization rates, such as the management of small-scale and traditional fisheries. The ensiling process is the result of fermentation of cabbage vegetables using NaCl salt solution (Asnadi 2009). One of the preservation processes that use natural ingredients is the ensiling process. The ensiling process is a process of preserving natural foods (fish, crops, meat, etc.)This study aims to determine the total bacterial plate number of smoked skipjack soaked in cabbage vegetable solution The method used in the study was an experiment with the treatment of boiling cabbage vegetables by testing the total bacterial plate number. The sample used in this study is the fungus caklang fish which are as many as 3 tails. Data analysis used to calculate the number of bacterial cultures that grow on Nutrient Agar media using Coloni Counter. By using the formula: Number of colonies x 1 / diluent factor.Results of the study: there is a difference in the amount of the total number of bacterial plates in smoked skipjack which is soaked in a solution of vegetable cabbage. On immersion treatment for 1 hour. the number of bacteria is 1.7 x 105 CFU / gram. in the treatment of soaking for 2 hours. the number of bacteria was 2.5 x 105 CFU / gram, in the immersion treatment for 3 hours. Obtained from the calculation of the number of bacteria is 2.1 x 105 CFU / gram. In testing the control treatment of smoked skipjack, it was found that the number of bacteria was 8.6 x 102. When viewed from the average number of bacteria in the treatment the overall sample was still below the SNI standard (5 x 102) microbial pollution in smoked food. ABSTRAK Uji Angka Lempeng Total (ALT) dan lebih tepatnya ALT aerob mesofil atau anaerob mesofil menggunakan media padat dengan hasil akhir berupa koloni yang dapat diamati secara visual berupa angka dalam koloni (cfu) per ml atau per gram atau koloni/100ml. Ikan cakalang merupakan salah satu komoditas perikanan andalan dari perairan Maluku dan menjadi primadona, ditunjukkan oleh tingkat pemanfaatan masih rendah, seperti pengelolaan usaha perikanan berskala kecil dan bersifat tradisional. Proses ensiling adalah hasil fermentasi sayuran kubis menggunakan larutan garam NaCl (Asnadi 2009). Salah satu proses pengawetan yang menggunakan bahan alami adalah proses ensiling. Proses ensiling merupakan proses pengawetan pangan alami (ikan, hasil tanaman, daging, dll)Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui angka lempeng total bakteri terhadap ikan cakalang asap yang direndam dengan larutan sayuran kubis Metode yang digunakan dalam penelitian adalah eksperimen dengan perlakuan pendaman sayuran kubis dengan uji angka lempeng total bakteri. Sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah ikan caklang asap yang sebanyak 3 ekor. Analisis data yang digunakan Untuk menghitung jumlah biakan bakteri yang tumbuh pada media Nutrient Agar dengan menggunakan Coloni Counter. Dengan menggunakan rumus : Jumlah koloni x 1/faktor pengencer.Hasil penilitan : ada perbedaan jumlah antara jumlah angka lempeng total bakteri pada ikan cakalang asap yang direndam deng larutan sayuran kubis. Pada perlakuan perendaman selama 1 jam. jumlah bakterinya adalah 1,7 x 105 CFU/gram. pada perlakuaan perendaman selama 2 jam. jumlah bakteri adalah 2,5 x 105 CFU/gram, pada perlakuan perendaman selama 3 jam. Diperoleh dari perhitungan jumah bakteri adalah 2,1 x105 CFU/gram. Pada pengujian perlakuan kontrol pada ikan cakalang asap didapati jumlah bakteri 8,6 x 102. Jika dilihat dari rata-rata jumlah bakteri pada perlakuan sampel keseluruhan masih dibawah standar SNI (5 x 102) pencemaran mikroba pada bahan pangan yang diasap.
Skrining Fitokimia dari Ekstrak Metanol Akar Kelor (Moringa oleifera L.) Insyira Fadliana Basri; Fihrina Mohamad; Nangsih Sulastri Slamet; Arlan K. Imran; Rizka Puji Astuti Daud; Fitriah Ayu Magfirah Yunus; Prisca Safriani Wicita; Rakhmadhana Fitraeni Basri
Journal of Experimental and Clinical Pharmacy (JECP) Vol 2, No 2 (2022): Agustus 2022
Publisher : Poltekkes Kemenkes Gorontalo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52365/jecp.v2i2.345

Abstract

Tanaman kelor tumbuh di daerah tropis dan telah dikenal oleh masyarakat sebagai sayur dan berkhasiat sebagai obat tradisional. Sangat jarang ditemukan penelitian yang mengidentifikasi senyawa metabolit sekunder pada bagian akar kelor. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi senyawa metabolit sekunder yang terkandung dalam akar kelor (Moringa oleifera L.) yang berasal dari Desa Talulobutu, Kabupaten Bone Bolango. Metode penelitian ini menggunakan reagen Mayer dan reagen Dragendorff untuk mengidentifikasi senyawa alkaloid, reagen NaOH 4% untuk mengidentifikasi senyawa tanin, reagen Pb(C2H3O2)2 10% untuk megidentifikasi senyawa flavonoid, dan uji buih menggunakan aquadest panas untuk megidentifikasi senyawa saponin.Moringa plant grows in the tropics and has been known by the public as a vegetable and efficacious as traditional medicine. It is very rare to find studies that identify secondary metabolites in the roots of Moringa. Therefore, this study aims to identify secondary metabolites contained in Moringa root ( Moringa oleifera L.) originating from Talulobutu Village, Bone Bolango Regency. This research method uses Mayer's reagent and Dragendorff's reagent to identify alkaloid compounds, 4% NaOH reagent to identify tannin compounds, Pb(C2H3O2)2  10% reagent to identify flavonoid compounds, and foam test using hot aquadest to identify  saponins compounds.
ANALISIS KANDUNGAN SUKROSA DAN UJI DAYA TERIMA PRODUK SUSU JAGUNG Dian Saraswati; Mohamad Taufik Iriawan Sutaji; Netty I. Ischak; Fihrina Mohamad; Agustian A Maridji
JOURNAL HEALTH AND NUTRITIONS Vol 5, No 2 (2019): Health and Nutritions
Publisher : Jurusan Gizi Politeknik Kesehatan Gorontalo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52365/jhn.v5i2.484

Abstract

Plant-based milks such as corn milk are especially important for health, especially for someone who is allergic to cow's milk. The purpose of making corn milk is to determine the amount of sucrose content and the effect of adding water in making corn milk to the level of consumer acceptance through organoleptic tests which include color, aroma, and taste with the addition of 200 ml of water (treatment 1), 250 ml (treatment 1). 2), and 300 ml (treatment 3). The method used in this study is the Carbohydrate test (Luff Schoorl) and experiments. The analysis used is the Anova test. The purpose of this study was to determine the amount of sucrose content in corn milk and how the effect of adding water was 200 ml, 250 ml, and 300 ml. The results showed that the amount of sucrose contained in corn milk with the addition of 250 ml of water was 2.90% and the highest level of acceptance was, for the organoleptic taste test, namely in treatment 2 with the addition of 250 ml of water and 3 with the addition of 300 ml of water with the results percentage of 40%, for the aroma organoleptic test, namely in treatment 2 with a presentation result of 40%, and the last color organoleptic test was treatment 2 with a presentation result of 68%. Corn milk with with 250ml water added has 2,90% sucrose and it is acceptable based on standard.  ABSTRAK  Susu nabati seperti susu jagung sangat penting untuk kesehatan, terutama bagi seseorang yang alergi terhadap susu sapi. Tujuan pembuatan susu jagung adalah untuk mengetahui besarnya kandungan sukrosa dan pengaruh penambahan air dalam pembuatan susu jagung terhadap tingkat penerimaan konsumen melalui uji organoleptik yang meliputi warna, aroma, dan rasa dengan penambahan 200 ml air (P0), 250 ml (P1), dan 300 ml (P 3). Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji karbohidrat (luff schoorl) dan eksperimen. Analisis yang digunakan adalah uji Anova. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui jumlah kandungan sukrosa pada susu jagung dan bagaimana pengaruh penambahan air 200 ml, 250 ml, dan 300 ml terhadap daya terima produk susu jagung. Hasil penelitian menunjukkan bahwa jumlah sukrosa yang terkandung dalam susu jagung dengan penambahan 250 ml air adalah 2,90% dan tingkat penerimaan tertinggi adalah P1, untuk uji rasa organoleptik yaitu pada perlakuan 2 dengan penambahan 250 ml air. Penambahan 300 ml air dengan hasil prosentase 40%, untuk uji organoleptik aroma yaitu pada perlakuan 2 dengan hasil penyajian 40%, dan uji organoleptik warna terakhir adalah perlakuan 2 dengan hasil penyajian dari 68%. Kesimpulan penelitian menunjukkan susu jagung dengan penambahan 250ml air memiliki kandungan sukrosa 2,90% dan dapat diterima sesuai standar.  
UJI DAYA TERIMA MIE BASAH SUBTITUSI DAUN KELOR Widyawati Koniyo; Misrawati Goi; Fihrina Mohammad
JOURNAL HEALTH AND NUTRITIONS Vol 6, No 1 (2020): Health and Nutritions
Publisher : Jurusan Gizi Politeknik Kesehatan Gorontalo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52365/jhn.v6i1.489

Abstract

Moringga leaves has Latin Name that is Moringa Oleifera. This plant also type of nutritious vegetables and has many benefits. The aim of the research was to find out the community acceptance towards the increment of wet noodles production. The research method was a laboratory experiment. The data were obtained by organoleptic of 30 panelist respondents trained with 4 treatments those were wet noodles without the increment moringa leaves, the wet noodles with the 100gr increment of moringa leaves, the increment 200gr and 300 gr increment of moringa leaves. The result of this study were taken by Friedman test. The acceptance of wet noodles moringa leaves showed that P31 treatment or (noodles with 300gr moringa leaves) was the most liked with the score 3.05, the most preferred aroma was P31 treatment or (noodles with 300gr moringa leaves) with the score 3.75, the most color liked was P31 treatment or (noodles with 300gr moringa leaves) with   the score 3.97 and the most preferred texture was P21 treatment with the score 2.55.The conclusion  in acceptance with high score for indicator taste, aroma, and color was P31 and texture indicator in P21.  Tanaman kelor yang mempunyai nama dalam bahasa latin disebut Moringa oleifera atau dalam bahasa Inggris disebut drumstick plant ini merupakan tanaman yang menjadi sayuran yang sarat nutrisi dan mempunyai berbagai jenis kegunaan. Tujuan penelitian untuk mengetahui daya terima masyarakat terhadap penambahan daun kelor untuk pembuatan mie basah.Penelitian ini termasuk eksperimen laboratorium. Data diperoleh dari uji organoleptik oleh 30 orang panelis agak terlatih dengan 4 perlakuan yaitu mie tanpa tambahan daun kelor, mie dengan penambahan 100 gr daun kelor, mie dengan penambahan 200 gr daun kelor dan mie dengan penambahan 300 gr daun kelor. Hasil penelitian menunjukkan data diambil dari uji friedman test, diketahui uji daya terima rasa mie daun kelor yang paling banyak disukai yaitu pada perlakuan P31 (mie 300 gr daun kelor) dengan nilai 3.05, aroma yang paling banyak disukai yaitu  perlakuan P31 (mie 300 gr daun kelor) dengan nilai 3.75,  warna yang paling banyak disukai yaitu perlakuan P31 (mie 300 gr daun kelor) dengan nilai 3.97 dan untuk tekstur yang paling banyak disukai yaitu P21 dengan nilai 2.55. Kesimpulan menunjukkan pada uji daya terima aspek rasa, aroma, warna nilai tertinggi pada P31, sementara pada aspek tekstur tertinggi pada P21. 
UJI DAYA TERIMA KONSUMEN TERHADAP MINUMAN SERBUK JAHE MERAH (Zingiber officinale Roscoe) Fitri Yani Arbie; Khairunnisa Saleh; Fihrina Mohamad
JOURNAL HEALTH AND NUTRITIONS Vol 6, No 1 (2020): Health and Nutritions
Publisher : Jurusan Gizi Politeknik Kesehatan Gorontalo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52365/jhn.v6i1.485

Abstract

Red ginger is a plant from Zingiberaceae family that had been utilized as traditional medicine hereditary because it contains higher volatile (atsiri oil) and non-volatile (oleoresin) components than other types of ginger. The rhizome of red ginger can be used as medicine for colds and indigestion, to decrease the cholesterol level, as an analgesic, antipyrectic, anti-inflammatory, etc., (Panjaitan, 2012). The research was aimed to investigate the consumer’s acceptance level test on red ginger (Zingiber officinale Roscoe) powder drink.It applied laboratory pre-experimental method. The data were collected by an organoleptic test using 30 rather trained panelists with 4 treatments: the addition of  10 gr, 20 gr, 30 gr ginger, and without the addition of ginger.It can be concluded that for taste criteria, the most preffered one is P1, the addition of  10 gr red ginger by having an average score of  3. The most preferred aroma was P1 by having the average score of  2.9, and the most preferred texture was P0 by having the average score of 3. ABSTRAK  Jahe merah (Zingiber officinale Roscoe) merupakan tumbuhan suku Zingiberaceae yang sudah digunakan sebagai obat secara turun-temurun sejak dulu karena mempunyai komponen volatile (minyak atsiri) dan non volatile (oleoresin) paling tinggi jika dibandingkan dengan jenis jahe yang lain. Rimpang jahe merah biasa digunakan sebagai obat masuk angin, gangguan pencernaan, menurunkan kadar kolesterol, sebagai analgesik, antipiretik, antiinflamasi, dan lain-lain (Panjaitan, 2012).Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui daya terima konsumen terhadap Minuman Serbuk Jahe merah (Zingiber officinale Roscoe).Metode penelitian ini termasuk jenis penelitian pre eksperimental laboratorium. Data diperoleh dari uji organoleptik dengan menggunakan 30 panelis yang agak terlatih dengan 4 kali perlakuan yaitu penambahan jahe 10 gr, 20 gr, 30 gr, dan tanpa penambahan jahe.Hasil penelitian data menggunakan uji friedman test, diketahui uji daya terima konsumen terhadap minuman serbuk jahe merah (Zingiber officinale Roscoe).Kesimpulanuji daya terima konsumen terhadap minuman serbuk jahe merah (Zingiber officinale Roscoe) yang paling banyak disukai dari kriteria rasa terdapat pada P1 dengan penambahan jahe 10 gr dengan nilai rata-rata 3, aroma yang paling banyak disukai terdapat pada P1 dengan penambahan jahe 10 gr dengan nilai rata-rata 2.9, warna yang paling banyak disukai terdapat pada P0 dengan tanpa tambahan jahe dengan nilai rata-rata 2.7, sedangkan tekstur yang paling banyak disukai terdapat pada P0 dengan tanpa tambahan jahe dengan nilai rata-rata 3.