Claim Missing Document
Check
Articles

EKSTRAKSI POSISI 3 DIMENSI DARI PANORAMA SFERIS DENGAN TEKNIK ORIENTASI RELATIF MENGGUNAKAN ALGORITMA 8 TITIK Hidayat, Husnul; Hariyanto, Teguh; Cahyono, Agung Budi
GEOMATIKA Vol 20, No 1 (2014)
Publisher : Badan Informasi Geospasial in Partnership with MAPIN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24895/JIG.2014.20-1.30

Abstract

Perkembangan pesat dunia optik dan fotografi memungkinkan terciptanya jenis foto yang sebelumnya mustahil untuk dibuat. Salah satunya adalah panorama sferis dengan medan pandang tidak terbatas yang mampu merekam banyak data dari segala penjuru hanya dengan sedikit gambar. Tulisan ini memaparkan bagaimana informasi posisi 3 dimensi dapat diperoleh dari panorama sferis. Secara khusus tulisan ini membahas proses orientasi relatif pada 2 foto panorama sehingga memungkinkan ekstraksi posisi 3 dimensi tanpa bantuan titik kontrol pada objek. Sebagai percobaan digunakan 2 buah foto panorama yang diambil di Kampus ITS. Foto berukuran 16000x8000 piksel dibuat dengan teknik image stitching. Proses orientasi relatif dilakukan menggunakan algoritma 8 titik. Untuk menguji validitas orientasi relatif, posisi dan orientasi panorama yang dihasilkan kemudian digunakan untuk merekonstruksi model 3D dari objek-objek yang tampak pada foto. Hasil pengujian menunjukkan bahwa parameter posisi dan orientasi yang dihasilkan masih dalam sistem koordinat lokal. Hal ini disebabkan tidak dilibatkannya koordinat 3D titik kontrol pada objek yang diamati. Terlepas dari sistem koordinatnya yang masih bersifat lokal, parameter posisi dan orientasi yang dihasilkan dapat digunakan untuk menentukan posisi dan merekonstruksi bentuk 3D objek-objek sekeliling yang tampak pada foto. Analisis lanjutan menunjukkan bahwa kesalahan reproyeksi titik terbesar adalah 3.2 piksel dan yang terkecil adalah 0.00007 piksel. Sedangkan rata-rata kesalahan reproyeksi yaitu 0.6 piksel. Tentu kesalahan reproyeksi ini melampaui ukuran ketelitian 1 piksel pada foto. Dapat dikatakan bahwa model matematik yang digunakan dapat diterapkan untuk kasus orientasi relatif tersebut dan ekstraksi posisi 3D dari 2 foto panorama dapat dilakukan dengan baik.Kata Kunci : posisi 3 dimensi, panorama sferis, orientasi relatif, algoritma 8 titikABSTRACTFast developments in optics and photography enable people to create many images which were impossible to create. One of these images is spherical panorama with unlimited field of view, which can record much data all around only in few images. This paper presents how to extract 3D position from spherical panorama. Specifically, it explains the relative orientation process between 2 panoramas. This enables the extraction of 3D position of any object without any control points on the object. As experimental data, 2 panoramas taken at ITS Campus were used. The 16000x8000-pixel panoramas were created using image stitching technique. Then, the relative orientation process was done using 8-point algorithm. To validate relative orientation, the extracted position and orientation of panoramas were used for 3D-positioning and reconstruction of the visible objects on the panoramas. The results show that the position and orientation of panoramas are in local coordinate system because no control points on the object which were employed. Despite of their local coordinate system, the position and orientation parameters can be used to reconstruct 3D shapes and position of many objects all around. Further analysis shows that the biggest reprojection error is 3.2 pixels and the smallest value is 0.00007 pixels. The mean of reprojection error is 0.6 pixels, which obviously beyond the 1-pixel accuracy of photo coordinate measurement. It can be stated that the employed mathematical models can be applied for relative orientation and the extraction of 3D position from 2 panoramas can be done well.Keywords : 3D position, spherical panorama, relative orientation, 8-point algorithm
Development of Land Information Maps (PIBT) Through Community Participation Using Quadcopter UAV (Case Study Desa Pojok, Kec. Tawangsari, Kab. Sukoharjo) Widodo, Anggoro Wahyu; Budisusanto, Yanto; Cahyono, Agung Budi
IPTEK Journal of Proceedings Series No 2 (2019): The 3rd Geomatics International Conference (GEOICON) 2018
Publisher : Institut Teknologi Sepuluh Nopember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.12962/j23546026.y2019i2.5300

Abstract

The entire of land parcel in Indonesia is estimated 130million. Only about 45million land, parcels or not more than 35% of all is certified. Because of that, Government make a program called PTSL (Systematic Land Registration) to register land parcels within an area of villages. In this case, information is supporting the implementation of PTSL programme. The information formed of subject/object land parcels and with its boundary. Such information is created above the base map obtained from the process of aerial photoshoot using UAV (Unmanned Aerial Vehicle) and the collection of information through the participation of the community (Pemetaan Partisipatif). Location of the research at Pojok Village, Sukoharjo Regency. This research produced a base map formed from process orthophoto, Land Information Maps (PIBT) from Pemetaan Partisipatif and evaluating about area tolerance (KL=±0,5√L) from field measurement and result digitasi. From the results is known the information of subject/object land parcels as well as total of rice field land parcels is 615 parcels (128,598ha) and yards land parcels is 1,443 parcels (69,378ha). This information is useful for the preparation of land registry. In evaluating areas, 39 sampel accepted in area tolerance KL=±0,5√L. So, PIBT considered becomes a Land Parcels Map (PBT).
Analysis of Digital Terrain Model from LiDAR Data Using Hydro Enforcement Method on Aquatic Object in SEZ Tanjung Lesung Febriana, Elisya; Cahyono, Agung Budi
IPTEK Journal of Proceedings Series No 2 (2019): The 3rd Geomatics International Conference (GEOICON) 2018
Publisher : Institut Teknologi Sepuluh Nopember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.12962/j23546026.y2019i2.5296

Abstract

LiDAR (Light Detection and Ranging) is an active remote sensing system using a laser beam that can generate information about ground topographic characteristics in a horizontal and vertical position. In Indonesia it is still rare to use green waves in LiDAR data retrieval, so the infrared wave generates a value the point cloud elevation is refracted because it can not penetrate the depth of the water. In making aquatic objects from LiDAR acquisition results required method to create a surface water is better. One method of making DTM in aquatic area on data processing LiDAR is hydro enforcement. DTM processing using hydro enforcement method starting from draping terrain of aquatic bodies, eliminating mass points in waters up breakline formation for aquatic bodies according to draping results that have intervals between points cloud in the water body is 0.5 meters. Then do the process of macro hydro enforcement on LiDAR processing software. The results of this study indicate the quality of DTM with hydro enforcement method provides smooth and good visualization for planning infrastructure in irrigation works, water gates and providing good detail. However, this hydro enforcement method still lacks in terms of accuracy, so that the elevation of the aquatic bodies can not be used as a benchmark prior to the sampling field data retrieval
Analisis Metode Delineasi Bidang Tanah Pada Citra Resolusi Tinggi Dalam Pembuatan Kadaster Lengkap Arinda Kusuma Wardani; Agung Budi Cahyono; Dwi Budi Martono
Jurnal Teknik ITS Vol 5, No 2 (2016)
Publisher : Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat (DRPM), ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (489.455 KB) | DOI: 10.12962/j23373539.v5i2.17173

Abstract

Delineasi bidang tanah dilakukan dengan cara mengidentifikasi bidang-bidang tanah dengan menggunakan peta foto dan menarik garis ukur untuk batas bidang tanah yang jelas dan memenuhi syarat. Dalam penarikan batas, ada 2 metode yang dapat dijadikan sebagai acuan, yaitu delineasi metode general boundary (penarikan batas dari kenampakan yang terlihat) dan delineasi metode fixed boundary (penarikan batas dari hasil pengukuran di lapangan). Delineasi dengan metode general boundary dapat dijadikan sebagai alat dalam percepatan pembangunan basis data bidang tanah yang lengkap, cepat dan lebih murah. Berdasarkan analisis yang telah dilakukan dari beberapa delineasi metode general boundary, hasil ketelitian yang paling mendekati toleransi adalah delineasi metode general boundary pada skala perbesaran 1:1000 dengan penarikan batas sisi tengah dari kenapampakan yang terlihat (hasil dilihat dari jumlah sampel yang paling banyak diterima berdasarkan standarisasi yang telah ditetapkan). Analisis juga dilakukan dengan menggunakan uji hipotesis selisih nilai rata-rata berpasangan (uji paired t-test). Hasil penelitian menunjukkan bahwa metode general boundary yang dilakukan pada citra resolusi tinggi Quickbird tahun 2007 secara keseluruhan memenuhi toleransi apabila akan digunakan dalam memenuhi kebutuhan geometrik bentuk dan luas. Akan tetapi apabila untuk memenuhi kebutuhan geometrik posisi, cara ini tidak bisa diterima.
Perancangan Sistem Informasi Geografis Zona Nilai Tanah Berbasis Web Menggunakan Leaflet Javascript Library (Studi Kasus: Kecamatan Kenjeran, Kecamatan Gubeng, Kecamatan Tambak Sari dan Kecamatan Bulak, Kota Surabaya, Jawa Timur) Webie Ni Maja Dj; Agung Budi Cahyono
Jurnal Teknik ITS Vol 5, No 2 (2016)
Publisher : Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat (DRPM), ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1096.036 KB) | DOI: 10.12962/j23373539.v5i2.17366

Abstract

Kemajuan teknologi informasi mendorong penyebaran informasi sangat cepat. Dengan teknologi tersebut seseorang dapat mengakses berbagai informasi yang dibutuhkan dengan sangat mudah begitu pula dengan dalam penyebaran informasi. Salah satu informasi yang penting yaitu nilai tanah. Karena dengan nilai tanah adalah dasar pembentukan nilai jual objek pajak (NJOP). NJOP merupakan dasar dalam penentuan penentuan besarnya pajak. Karena kondisi yang menuntut agar proses penilaian tanah harus dilakukan secepat dan semudah mungkin. Maka diperlukan suatu media tertentu untuk mengatasi masalah tersebut. Salah satunya yaitu dengan memanfaatkan Sistem Informasi Geografis berbasis web atau dikenal dengan istilah WebGIS. Dalam penelitian ini dilakukan pembuatan WebGIS zona nilai tanah yang dapat memasukkan data secara online sekaligus pembaharuan data secara otomatis dan memiliki fasilitas untuk mencetak dokumen nilai tanah. Dari penelitian ini didapatkan bahwa WebGIS yang telah dibuat dapat mengolah data secara otomatis, memperbaharui data secara online dan memiliki fasilitas untuk mencetak dokumen nilai tanah. Hasil RMSE dari analisis nilai tanah yang dihasilkan program dan analis nilai tanah sebesar 0 rupiah. Besar persentase kelayakan untuk uji fungsionalitas sebesar 100 % dengan predikat sangat baik, uji usabilitas sebesar 72 % dengan predikat baik dan uji portabilitas sebesar 85 % dengan predikat sangat baik.
Pemilihan Lokasi Pengolahan Air Limbah di Kota Surabaya Berdasarkan Unit Pengembangan Menggunakan Metode Spatial Multi Criteria Evaluation Gatot Cakra Wiguna; Agung Budi Cahyono
Jurnal Teknik ITS Vol 6, No 2 (2017)
Publisher : Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat (DRPM), ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (441.857 KB) | DOI: 10.12962/j23373539.v6i2.24180

Abstract

Sanitasi merupakan salah satu permasalahan yang timbul ditengah-tengah masyarakat, umumnya terjadi dikawasan perkotaan. Kota Surabaya merupakan kota terbesar kedua dimana jumlah penduduknya mencapai lebih dari dua juta jiwa. Hal tersebut yang mendasari pentingnya sanitasi bagi masyarakat perkotaan. Penyediaan sistem pengolahan air limbah dapat mengendalikan permasalahan sanitasi yang ada dimasyarakat. Oleh karena itu penelitian ini bertujuan untuk menentukan lokasi pengolahan air limbah di Kota Surabaya.Salah satu metode dalam menentukan kawasan yang sesuai untuk pengolahan air limbah adalah dengan menggunakan metode Spatial Multi-Criteria Evaluation yaitu suatu teknik yang membantu untuk membuat keputusan (Decision Support System). Pada penelitian ini digunakan berbagai kriteria diantaranya jenis tanah, tata guna lahan, badan air penerima, kawasan rawan banjir, dan faktor jarak terhadap pusat kota. Sehingga didapatkan nilai kesesuaian lokasi IPAL dengan mengklasifikasikan menjadi lima kriteria yaitu kesesuaian sangat tinggi, tinggi, menengah, rendah dan tidak sesuai.Berdasarkan analisa yang dilakukan pada penelitian ini didapatkan daerah yang sesuai untuk lokasi IPAL terletak pada unit pengembangan XII Sambikerep dengan tingkat presentase kesesuaian sangat tinggi sebesar 20% , tinggi 13%, menengah 24%, rendah 20%, tidak sesuai 23%.
Pemodelan 3 Dimensi Candi Wringinlawang Menggunakan Metode Structure from Motion untuk Dokumentasi Cagar Budaya Selfi Naufatunnisa; Agung Budi Cahyono
Jurnal Teknik ITS Vol 6, No 2 (2017)
Publisher : Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat (DRPM), ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1008.408 KB) | DOI: 10.12962/j23373539.v6i2.24751

Abstract

Candi Wringinlawang merupakan salah satu cagar budaya peninggalan kerajaan Majapahit yang bertempat di Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur. Dengan riwayat pemugaran terakhir pada tahun 1991/1992 s.d. 1994/1995, perlu dilakukan pendokumentasian sesuai dengan UU no 11 tahun 2010 tentang Cagar Budaya.Seiring berkembangnya teknologi, penelitian untuk mendapatkan bentuk 3D banyak dilakukan seperti pengaplikasian Structure from Motion (SfM) dalam pendokumentasian cagar budaya. Karena untuk keperluan dokumentasi, diperlukan model 3D yang sudah bergeoreference dengan akurasi kurang dari 0.5 m sesuai dengan syarat bangunan dengan LoD 3.Penggunaan kamera non metrik Sony Exmor 12.4 M yang dibantu dengan wahana DJI Phantom 3 dalam pengambilan foto candi menghasilkan 155 buah foto, 465,487 titik sparse cloud, 5,996,415 titik dense cloud, 1,155,740 faces, dan 580,147 vertices. Setelah dilakukan analisa menggunakan titik ICP lapangan, didapatkan besar RMSEx=0.042 m, RMSEy=0.047 m, RMSEz=0.048 m.
Aplikasi Peta Interaktif Berbasis Teknologi Augmented Reality Kawasan Pariwisata Pulau Bawean Fakhrusy Luthfan Mahfuzh; Agung Budi Cahyono
Jurnal Teknik ITS Vol 6, No 2 (2017)
Publisher : Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat (DRPM), ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1042.276 KB) | DOI: 10.12962/j23373539.v6i2.24827

Abstract

Pulau Bawean merupakan salah satu kawasan pariwisata di Jawa Timur. Pulau Bawean terletak di Laut Jawa, sekitar 100 kilometer sebelah utara Kota Gresik. Kawasan Pariwisata Pulau Bawean masih sangat kurang dalam penyebaran informasi, jika dibandingkan dengan kawasan pariwisata lainnya.Dalam penelitian ini dilakukan sebuah pembuatan peta interaktif berbasis teknologi Augmented Reality kawasan pariwisata Pulau Bawean. Augmented Reality merupakan teknologi yang menggabungkan benda maya dua dimensi dan ataupun 3 dimensi lalu memproyeksikan benda-benda maya tersebut secara real time. Peta interaktif kawasan pariwisata Pulau Bawean berbasis teknologi Augmented Reality akan ditampilkan dalam sebuah bentuk aplikasi smartphone. Sehingga informasi dapat menyebar luas dan diperoleh secara mudah.Peta interaktif berbasis teknologi Augmented Reality kawasan pariwisata berhasil diimplementasikan pada device android. Dalam hasil uji coba pengguna dapat melihat visualisasi pariwisata Pulau Bawean menggunakan device android. Dalam aplikasi tersebut digunakan 5 marker peta kawasan pariwisata yang terdapat di Pulau Bawean yang kemudian jika discan salah satu marker tersebut akan menampilkan sebuah peta 3D dari kawasan pariwisata di Pulau Bawean. Aplikasi dapat digunakan sebagai media informasi yang dapat menyebarkan informasi pada smartphone dengan tampilan yang user friendly dan mudah digunakan sehingga dapat digunakan oleh masyarakat
Analisis Perbandingan DTM (Digital Terrain Model) dari LiDAR (Light Detection and Ranging) dan Foto Udara dalam Pembuatan Kontur Peta Rupa Bumi Indonesia Novita Duantari; Agung Budi Cahyono
Jurnal Teknik ITS Vol 6, No 2 (2017)
Publisher : Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat (DRPM), ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (707.874 KB) | DOI: 10.12962/j23373539.v6i2.26275

Abstract

Digital Terrain Model (DTM) adalah deskripsi digital dari permukaan medan poin 3D. DTM kemudian dapat digunakan untuk pembuatan kontur peta. Ketelitian kontur pada peta RBI diatur dalam Peraturan Kepala Badan Informasi Geospasial No. 15 Tahun 2014 .Data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu data LiDAR dan foto udara. Pengolahan kedua data tersebut pun memiliki perbedaan. Pengolahan data LiDAR diawali dengan proses editing masspoint dan menghilangkan noise serta spike. Setelah proses editing dilakukan kemudian dilakukan pembuatan model TIN untuk mendapatkan kontur dari DTM data LiDAR. Sedangkan, data foto udara diolah dengan menggunakan cara stereoplotting. Proses stereoplotting ini diawali dengan pembuatan stereomate dan pembentukan model stereo. Hasil dari penelitian ini yaitu uji LE90 pengolahan data LiDAR sebesar 0,571 m dan foto udara sebesar 1,099 m. Berdasarkan Perka BIG No. 15 Tahun 2014 pada  ketelitian peta skala 1:5000, hasil pengolahan data LiDAR masuk ke dalam klasifikasi kelas 1 dan foto udara masuk kelas 2. Berdasarkan hasil kontur yang dihasilkan, kontur hasil stereoplotting lebih sederhana karena hanya menampilkan kontur yang diperlukan dalam sebuah peta, tidak terdapat titik-titik tinggi hasil perekaman yang tidak diperlukan, dan lebih mudah dipahami pengguna sesuai dengan syarat peta apabila dibandingkan dengan hasil kontur LiDAR.
Analisa Kalibrasi Kamera Sony Exmor pada Nilai Orientasi Parameter Interior untuk Keperluan Pemetaan (FUFK) Mohammad Avicenna; Agung Budi Cahyono; Husnul Hidayat
Jurnal Teknik ITS Vol 7, No 1 (2018)
Publisher : Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat (DRPM), ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (792.584 KB) | DOI: 10.12962/j23373539.v7i1.28557

Abstract

Berkembangnya teknologi Rapid Mapping dengan menggunakan wahana tanpa awak (UAV) menjadi salah satu metode penting saat ini. Namun penggunaan UAV khususnya seperti drone memiliki kelemahan dalam memperoleh hasil yang baik, karena sifat dari kamera non metrik. Oleh karena itu diperlukan kalibrasi kamera untuk memperoleh nilai parameter interior pada kamera. Kalibrasi pada penelitian ini dilakukan dengan 2 metode yaitu, kalibrasi In-Field dan kalibrasi In-Flight. Pada penelitian ini dilakukan analisa kalibrasi In-Field menggunakan marker/grid dengan 12 orientasi pengambilan foto pada saat posisi kamera drone stabil dan tidak dalam keadaan terbang. Data yang dihasilkan berupa 7 parameter IOP dengan hasil RMS  0.48 pixel. Hasil parameter dari kalibrasi In-Field ini akan digunakan pada kalibrasi In-Flight sebagai perbandingan nilai IOP dengan menggunakan software australis (demo),  Nilai parameter yang dihasilkan menjadi 13 parameter dengan RMS 0,56  pixel. Kedua metode kalibrasi kamera tersebut diolah dengan menggunakan menggunakan bundle adjustment self-calibration[7].Hasil penelitian ini menunjukan bahwa kamera non-metrik Sony Exmor dapat digunakan untuk melakukan pemetaan dengan skala besar dengan area yang relatif kecil (FUFK) dengan acuan akurasi horizontal pada peta dasar yang berada pada Perka BIG No.15 tahun 2014, dengan nilai RMS yang dihasilkan sebesar 0.159 m.