Claim Missing Document
Check
Articles

Found 14 Documents
Search

NETRALITAS POLITIK KIAI DALAM PERSPEKTIF TEORI INTERAKSI SIMBOLIK Nurma Yuwita; Ahmad Aminuddin; Gatut Setiadi
Jurnal Dakwah Risalah Vol 30, No 2 (2019): December 2019
Publisher : Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24014/jdr.v30i2.8047

Abstract

The researcher examines the neutrality of the Kiai in the political year due to the existence of one of the candidates for the vice president who participated in the 2019 election is a great Ulama. The political stage not only presents the political maneuver of political figures and parties, but also the role of the Kiai who also took part in the democratic party. One of the kiai who has neutrality in politics is K.H. Sholeh Bahruddin, better known by the name of Kiai Sholeh. The purpose of this study is to analyze the neutrality of the kiai’s politics in the perspective of symbolic interaction theory. The methodology used in this research is descriptive qualitative. This research uses Symbolic Interactionism theory for its analysis. The result of the analysis shows that the neutrality of the Kiai is a solution to create peaceful election. Kiai Sholeh made several efforts to realize a peaceful election by: Firstly, Kiai Sholeh committed to uphold the integrity and sovereignty of the Republic of Indonesia based on Pancasila; Secondly, Kiai Sholeh supported the democratic system and the process of democratization as a political mechanism of the state; and finally, prioritizing peace, tolerance, and togetherness amid differences in political choices.
Penerapan Teknik Group Investigation Untuk Meningkatkan Keterampilan Menulis Teks Deskripsi Siswa Didik Kelas VII SMP Bhinneka Tunggal Ika Pasuruan Gatut Setiadi

Publisher : Universitas Yudharta Pasuruan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (362.04 KB)

Abstract

Writing skills are the main thing in learning Indonesian, because these skills become a basic aspect of a child's language ability. A child's writing skills require a continuous process at every level of education. So this study aims to improve the writing skills of text description for VII grade students of Bhinneka Tunggal Ika Pasuruan Middle School by using group investigation techniques. The approach used in this study is a qualitative approach to the type of class cycle research design (CAR). In order to achieve maximum results, this study was conducted in three cycles, namely pre cycle, cycle I, and cycle II. In the pre cycle, collecting data from the results of the implementation of the learning of writing description text skills without using group investigation techniques. In cycle I and cycle II the researchers carried out learning using group investigation techniques. Each cycle includes 1) planning, 2) implementation, 3) observation, and 4) reflection. The research subjects were 36 M grade students of Bhinneka Tunggal Ika Pasuruan Junior High School as many as 36 students. In the cycle before the process of writing description text skills reached 53% and 71% in the first cycle, while in the second cycle the results of writing description text skills reached 81%. Increased students' writing skills due to using group investigation (GI) techniques they collaborate in working on writing descriptive text
Hypogram Sastra Teks dan Interteks dalam Karya Sastra Mahabharata dan Bharatayuda Gatut Setiadi; Nurma Yuwita
Akademika: Jurnal Manajemen Pendidikan Islam Vol. 1 No. 2 (2019): Akademika: Jurnal Manajemen Pendidikan Islam (Edisi Desember)
Publisher : Program Studi Manajemen Pendidikan Islam Institut Agama Islam Sunan Kalijogo Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Sastra teks merupakan bentuk karya tulis yang mengandung berbagai makna di dalamnya. Agar memahami makna yang ada didalam suatu sastra teks, maka dilakukan berbagai upaya, salah satunya dengan membandingkan beberapa karya sastra melalui kajian interteks. Secara umum interteks merupakan suatu kajian yang saling menghubungkan antara teks yang baru dengan teks-teks sebelumnya. Julia Kristeva adalah tokoh yang memperkenalkan kajian interteks ini. Dalam kajian interteks unsur hypogram menjadi pusat inti dalam kajian interteks ini. Hypogram merupakan dasar atau latar belakang munculnya sebuah sastra teks yang baru. Text literature is a form of writing that contains various meanings in it. In order to understand the meaning that is in a literary text, various efforts have been made, one of which is by comparing several literary works through intertext studies. In general, intertext is a study that interconnects new texts with previous texts. Julia Kristeva is a figure who introduced this intertext study. In the intertext study the hypogram element becomes the core center in this intertext study. Hypogram is the basis or background of the emergence of a new text literature.
Pengembangan Modul Mata Kuliah Bahasa Indonesia Menggunakan Model ADDIE bagi Mahasiswa IAI Sunan Kalijogo Malang Gatut Setiadi; Nurma Yuwita
Akademika: Jurnal Manajemen Pendidikan Islam Vol. 2 No. 2 (2020): Akademika: Jurnal Manajemen Pendidikan Islam
Publisher : Program Studi Manajemen Pendidikan Islam Institut Agama Islam Sunan Kalijogo Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51339/akademika.v2i2.207

Abstract

Modul menjadi salah satu sarana untuk membantu mahasiswa dalam menguasai materi perkuliahan kuliah, maka itu pelaksanaan penelitian pengembangan modul untuk mata kuliah Bahasa Indonesia ini memiliki tujuan agar dapat mendeskripsikan: (1) desain pengembangan modul bahasa Indonesia, dan (2) hasil nilai kelayakan dan efektifitas produk modul Bahasa Indonesia yang dapat digunakan dalam perkuliahan. Pengembangan modul ini menggunakan model pengembangan ADDIE yang diterapkan untuk membuat produk modul tersebut. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah kuesioner dan angket tertutup. Analisis data menggunakan teknik analisis deksriptif kualitatif dan deskriptif kuantitatif. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa modul Bahasa Indonesia yang dikembangkan dengan menerapka model ADDIE yang meliputi lima tahap, yaitu: (1) analisis (analyze), (2) perancangan (design), (3) pengembangan (development),(4) implementasi (implementation), dan (5) evaluasi (evaluation) sebagai acuan untuk pengembangan modul Bahasa Indonesia memiliki hasil yang menunjukkan bahwa: (1) validasi ahli isi (materi) menilai buku ajar berkualitas baik, (2) validasi ahli desain pembelajaran menilai bawa modul memliki kualitas baik, dan (3) ahli modul pembelajaran menilai modul berkualitas sangat baik. Secara keseluruhan terdapat beberapa saran yang diberikan oleh para ahli yang digunakan untuk perbaikan modul Bahasa Indonesia. Rerata hasil validasi oleh para mahasiswa terhadap produk modul Bahasa Indonesia, mayoritas memberikan nilai modul memiliki kualitas baik.
Pengembangan E-Learning Menggunakan Adobe Animate Creative Cloud dengan Penerapan Metode Multimedia Development Life Cycle (MDLC) Ninuk Riswandari; Nurma Yuwita; Gatut Setiadi
Akademika: Jurnal Manajemen Pendidikan Islam Vol. 3 No. 1 (2021): Akademika: Jurnal Manajemen Pendidikan Islam
Publisher : Program Studi Manajemen Pendidikan Islam Institut Agama Islam Sunan Kalijogo Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51339/akademika.v3i1.310

Abstract

Materi pembelajaran akan lebih menarik minat belajar peserta didik jika disajikan secara interaktif, maka peneliti memanfaatkan sebuah aplikasi yakni Adobe Animate Creative Cloud untuk mengembangkan media pembelajaran interaktif, karena aplikasi ini merupakan salah satu aplikasi yang dapat digunakan untuk menggabungkan multimedia seperti gambar, audio, film, dan animasi. Sekolah yang menjadi tempat penelitian untuk pengembangan media pembelajaran interaktif keberagaman SARA adalah SMP Bhinneka Tunggal Ika yang terdapat di Desa Sengonagung, Kabupaten Pasururan. Berdasarkan hasil observasi diketahui: (1) kurikulum untuk kelas VII telah menggunakan kurikulum 2013, (2) belum adanya media pembelajaran interaktif PPKn dengan memuat materi pelajaran tentang keberagaman SARA pada kelas VII, (3) terdapat sebuah laboratorium komputer yang memadai untuk pembelajaran dengan menggunakan media pembelajaran interaktif. Metode yang digunakan untuk mengembangkan media ini adalah metode Multimedia Development Life Cycle (MDLC). Tujuan dari penelitian pengembangan media pembelajaran keberagaman SARA yaitu: 1) memberikan media pembelajaran interaktif tentang keberagaman SARA berbentuk flash dengan format (.exe); 2) memudahkan guru dalam menyampaikan materi keberagaman SARA dan juga memudahkan peserta didik dalam memahami keberagaman SARA. Penelitian ini menggunakan pendekatan interpretatif-konstruktivis, sedangkan metodologi yang digunakan kualitatif deskriptif dengan metode pengambilan sampel purposive sampling. Metode dalam pengumpulan data yaitu wawancara mendalam, observasi dan dokumentasi. Media pembelajaran interaktif yang dikembangkan di dalamnya memuat tentang 4 bagian yakni 1) Kompetensi Dasar, 2) Bahan Ajar, 3) Soal Latihan, dan 4) Materi Pendukung. Selanjutnya media pembelajaran interaktif keberagaman SARA telah melalui beberapa penilaian dengan hasil Layak dan Baik, kemudian di kemas dalam bentuk DVD dengan format file (.exe), lalu didistribusikan kepada pengguna yakni guru dan peserta didik di SMP Bhinneka Tunggal Ika dengan tujuan agar dapat digunakan dalam pembelajaran PPKn khususnya tentang keberagaman SARA.
Pengembangan Buku Ajar Bagi Penyandang Disleksia dengan Menerapkan Metode Orton Gillingham Gatut Setiadi; Nurma Yuwita
Akademika: Jurnal Manajemen Pendidikan Islam Vol. 4 No. 1 (2022): Akademika: Jurnal Manajemen Pendidikan Islam
Publisher : Program Studi Manajemen Pendidikan Islam Institut Agama Islam Sunan Kalijogo Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51339/akademika.v4i1.463

Abstract

Media pembelajaran interaktif merupakan salah satu bentuk media pembelajaran yang didesain dengan tujuan untuk menarik bagi anak dan membuat mereka dapat aktif belajar sebab media ini bersifat interaktif. Membaca menjadi sebuah aspek penting dalam proses belajar anak, namun kesulitan membaca dapat dialami oleh anak sehingga membuat proses belajar mereka terhambat, khususnya bagi anak penyandang disleksia, hal ini membutuhkan perhatian dan metode khusus untuk melatih mereka sampai dapat membaca. Maka itu metode dalam pengembangan buku ajar ini menggunakan metode ADDIE dan pendekatan pembelajaran yang diterapkan dalam buku ajar adalah menggunakan pendekatan orton Gillingham, salah satu pendekatan khusus yang tepat bagi anak penyandang disleksia. Hasil pengembangan media pembelajaran interaktif bagi penyandang disleksia ini dapat dimanfaatkan bagi orang tua atau pun guru di sekolah dasar atau sederajat sebagai media pembelajaran interaktif yang dapat digunakan untuk anak penyandang disleksia sehingga dapat menjadi salah satu sarana dalam belajar membaca bagi mereka.
Pelayanan Konseling Agama Bagi Orang dengan HIV/AIDS (ODHA) Ika Saputri Mahyu Lisa; Gatut Setiadi
Al-Isyrof: Jurnal Bimbingan Konseling Islam Vol. 1 No. 2 (2019): Al-Isyrof: Jurnal Bimbingan Konseling Islam
Publisher : PRODI BIMBINGAN KONSELING ISLAM INSTITUT AGAMA ISLAM SUNAN KALIJOGO MALANG

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ODHA merupakan singkatan dari Orang Dengan HIV/AIDS. Penyakit satu ini merupakan penyakit menular dengan cara yang tidak mudah dan tidak mudah juga untuk menyembuhkannya, yang artinya tidak dapat disembuhkan dan hanya dapat ditekan perkembangan virusnya dengan obat dan pola hidup sehat. ODHA membutuhkan dorongan atau motivasi untuk tetap menjalani hidup. Salah satu yang dapat melakukan hal tersebut adalah konselor. Dengan layanan konseling yang dilakukan konselor membantu ODHA agar membangun psikologis yang baik kemudian membuat fisiknya juga tetap dalam keadaan baik. Layanan konseling agama menjadi pilihan yang tepat dalam pelaksanaan konseling dengan ODHA. Agama menjadi benteng dalam kehidupan individu begitu juga bagi ODHA. Penanaman nilai agama menjadi sangat penting agar ODHA tetap menjadi manusia yang bermakna.
Peranan Guru Bimbingan Konseling dalam Memotivasi Peserta Didik selama Masa Pandemi Covid-19 di SMA Darut Taqwa Pasuruan Gatut Setiadi; M. Sholihun; Nurma Yuwita
Al-Isyrof: Jurnal Bimbingan Konseling Islam Vol. 2 No. 2 (2020): AL-ISYROF: Jurnal Bimbingan Konseling Islam
Publisher : PRODI BIMBINGAN KONSELING ISLAM INSTITUT AGAMA ISLAM SUNAN KALIJOGO MALANG

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51339/isyrof.v2i2.224

Abstract

Motivasi belajar menjadi aspek penting guna mencapai tujuan pembelajaran yang telah direncanakan baik itu di dalam sekolah maupun di luar sekolah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tindakan guru BK dalam memberikan motivasi belajar terhadap peserta didik di SMA Darut Taqwa selama masa pelaksanaan pembelajaran di rumah akibat dari pandemi COVID-19 di Indonesia. Mewabahnya COVID-19 ini memaksa pihak sekolah harus melaksanakan pembelajaran secara online dikarenakan untuk memutus rantai penularan virus tersebut dan demi keselamatan semua peserta didik. Metode penelitian yang diterapkan yakni deskriptif kualitatif, sedangkan teknik pengumpulan data dilakukan melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi. Setelah diperoleh berbagai data yang dibutuhkan, maka semua data valid tersebut dianalisis dengan tahapan reduksi data, hingga dapat dilakukan penyajiaan data dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa peran guru BK untuk memberikan motivasi belajar pada peserta didik dengan cara memberikan pemahaman tentang pentingnya belajar dalam kondisi yang tidak stabil disebabkan karena mewabahnya suatu virus memberikan suatu pengaruh yang signifikan, karena di saat pembelajaran dilaksanakan secara daring peserta didik justru semakin membutuhkan perhatian dan bimbingan lebih intens. Beberapa tindakan yang dilakukan guru BK di SMK Darut Taqwa yakni dengan cara memberikan informasi cara belajar yang efektif terhadap seluruh peserta didik, mulai teknik menghafal, mengorganisasi materi pelajaran secara daring, dan teknik menghadapi ujian online dengan memberikan tips cara meningkatkan kesadaran metakognitif peserta didik.
Pemerolehan Bahasa Anak Usia 1-2 Tahun Yul Mahmudah; Gatut Setiadi
Al-Isyrof: Jurnal Bimbingan Konseling Islam Vol. 3 No. 1 (2021): AL-ISYROF: Jurnal Bimbingan Konseling Islam
Publisher : PRODI BIMBINGAN KONSELING ISLAM INSTITUT AGAMA ISLAM SUNAN KALIJOGO MALANG

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51339/isyrof.v3i1.269

Abstract

Perkembangan bahasa pada diri manusia merupakan bagian dari perkembangan kognitif. Perkembangan bahasa sebagai salah satu dari kemampuan dasar yang harus dimiliki anak, sesuai dengan tahapan usia dan karakteristik perkembangannya. Perkembangan tata bahasa anak, bergerak dari satu kata atau kalimat holographic phrases ke telegraphic phrases, tetapi beberapa kata dalam kalimat kompleks dengan frase kata depan, aturan, dan bentuk jamak perlu di koreksi lagi. Karena diawal perkembangan bahasa anak banyak yang salah sebagai orang tua harus sabar memperbaiki kata yang salah pada tahap perkembangan bahasa pada anak.
Peranan Teori Kultivasi terhadap Perkembangan Komunikasi Massa di Era Gobalisasi Fathul Ulum; Gatut Setiadi
Al-Ittishol: Jurnal Komunikasi dan Penyiaran Islam Vol. 1 No. 1 (2020): Jurnal Komunikasi dan Penyiaran Islam
Publisher : PRODI KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM INSTITUT AGAMA ISLAM (IAI) SUNAN KALIJOGO MALANG

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Teori Kultivasi (Cultivation Theory) merupakan salah satu teori komunikasi massa yang mencoba menjelaskan keterkaitan antara media komunikasi atau dalam hal ini adalah televisi dengan tindak kekerasan. Teori ini pada dasarnya menyatakan bahwa para pecandu televisi membangun keyakinan yang berlebihan bahwa “dunia itu menakutkan”. Lebih-lebih televisi merupakan salah satu media komunikasi massa yang dimana informasi yang disajikan bisa menjangkau massa dalam skala yang luas. Dan informasi yang cenderung bernuansa kekerasan lebih digambarkan pada kejadian sehari-hari. Itulah yang menyebabkan segelintir orang mengatakan hal yang demikian tentang kehidupan di dunia ini. Bicara tentang komunikasi massa pasti tidak lepas dengan media televisi. Karena di era perindustrian atau bisa dikatakan era Globalisasi seperti ini, kebutuhan akan informasi lebih bersifat spesifik artinya lebih mudah pengambilannya suatu informasi, maka akan lebih banyak mengambil minat masyarakat (informasi yang berbasis visual). Dan televisi memiliki peranan penting dalam mengembangkan komunikasi massa menjadi sebuah media komunikasi yang bisa menyediakan informasi yang aktual dan faktual juga berupa visual untuk menarik minat maTeori Kultivasi (Cultivation Theory) merupakan salah satu teori komunikasi massa yang mencoba menjelaskan keterkaitan antara media komunikasi atau dalam hal ini adalah televisi dengan tindak kekerasan. Teori ini pada dasarnya menyatakan bahwa para pecandu televisi membangun keyakinan yang berlebihan bahwa “dunia itu menakutkan”. Lebih-lebih televisi merupakan salah satu media komunikasi massa yang dimana informasi yang disajikan bisa menjangkau massa dalam skala yang luas. Dan informasi yang cenderung bernuansa kekerasan lebih digambarkan pada kejadian sehari-hari. Itulah yang menyebabkan segelintir orang mengatakan hal yang demikian tentang kehidupan di dunia ini. Bicara tentang komunikasi massa pasti tidak lepas dengan media televisi. Karena di era perindustrian atau bisa dikatakan era Globalisasi seperti ini, kebutuhan akan informasi lebih bersifat spesifik artinya lebih mudah pengambilannya suatu informasi, maka akan lebih banyak mengambil minat masyarakat (informasi yang berbasis visual). Dan televisi memiliki peranan penting dalam mengembangkan komunikasi massa menjadi sebuah media komunikasi yang bisa menyediakan informasi yang aktual dan faktual juga berupa visual untuk menarik minat masyarakat akan pengetahuan yang mereka butuhkan.