Buntara, Arga
Program Studi Kesehatan Masyarakat Program Sarjana, Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jakarta

Published : 7 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search

Analisis Faktor yang Berhubungan dengan Keluhan Hand Arm Vibration Syndrome pada Pekerja Konstruksi Annisa Nabila; Azizah Musliha Fitri; Arga Buntara; Dyah Utari
Jurnal Penelitian Kesehatan SUARA FORIKES Vol 11 (2020): Nomor Khusus Januari-Februari 2020
Publisher : FORIKES

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (122.254 KB) | DOI: 10.33846/sf11nk103

Abstract

In the construction area there are many jobs that use hand-held vibration devices with the function of making holes, destroying and compacting concrete. Workers who use hand-held vibration devices have the potential to experience occupational diseases, especially Hand Arm Vibration Syndrome (HAVS). This study aimed to analyze the relationship between age, vibration exposure, years of service, use of Personal Protective Equipment (PPE) and smoking with complaints of HAVS in workers at PT X in 2019. This type of research was quantitative research with a cross-sectional design. Samples of this study were all workers (64 workers) who used hand-held vibration devices. The results showed that the variables associated with HAVS complaints were age (p-value = 0.001), vibration exposure (p-value = 0.001), years of service (p-value = 0.042), use of PPE (p-value = 0.001) and smoking (p-value = 0.002). Based on these results, the company is expected to provide health workers which conduct periodic health checks, provide health information about HAVS, provide information regarding the importance of PPE and the dangers of smoking to the body and the workers are expected to take a rest for ten minutes per hour and must report to HSE officers if they feel the symptoms of HAVS. Keywords: hand arm vibration syndrome; individual characteristics; job factors; health factors ABSTRAK Di area konstruksi banyak menggunakan alat vibrasi genggam yang berfungsi untuk membuat lubang, menghancurkan dan memadatkan beton. Pekerja yang menggunakan alat vibrasi genggam berpotensi mengalami penyakit akibat kerja khususnya Hand Arm Vibration Syndrome (HAVS). Penelitian ini bertujuan menganalisis hubungan antara umur, pajanan getaran, masa kerja, penggunaan Alat Pelindung Diri (APD), dan merokok dengan keluhan HAVS pada pekerja di PT X tahun 2019. Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan desain cross-sectional. Sampel dalam penelitian ini adalah seluruh pekerja yang menggunakan alat vibrasi genggam yang berjumlah 64 orang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel yang berhubungan dengan keluhan HAVS adalah umur (p-value = 0,001), pajanan getaran (p-value = 0,001), masa kerja (p-value = 0,042), penggunaan APD (p-value = 0,001), dan merokok (p-value = 0,002). Berdasarkan hasil tersebut, perusahaan diharapkan untuk menyediakan tenaga kesehatan yang melakukan pemeriksaan kesehatan berkala, memberikan informasi kesehatan mengenai HAVS, memberikan informasi terkait pentingnya APD dan bahaya rokok bagi tubuh serta para pekerja diharapkan untuk melakukan istirahat selama sepuluh menit perjam dan wajib melapor kepada petugas K3 bila merasakan gejala HAVS. Kata kunci: hand arm vibration syndrome; karakteristik individu; faktor pekerjaan; faktor kesehatan
Hubungan Pengetahuan dengan Sikap Tenaga Kesehatan dalam Tanggap Darurat Bencana Banjir di Puskesmas Bidara Cina Jakarta Timur Fathinah Ranggauni; Adella Rismadianti; Arga Buntara; Fandita Tonyka Maharani; Rafiah Maharani Pulungan
Majalah Geografi Indonesia Vol 34, No 2 (2020): Majalah Geografi Indonesia
Publisher : Fakultas Geografi, Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/mgi.49765

Abstract

Abstrak. Tanggap darurat adalah suatu tindakan yang dilakukan dengan secepat mungkin pada saat bencana terjadi untuk mencegah potensi buruk terhadap masyarakat. Dalam tanggap darurat bencana ini, dibutuhkan tenaga kesehatan yang memiliki pengetahuan dan pengalaman pelatihan terkait tanggap darurat bencana banjir. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui hubungan pengetahuan dengan sikap tenaga kesehatan dalam tanggap darurat bencana banjir di Puskesmas Bidara Cina. Desain penelitian ini adalah cross-sectional dengan pendekatan kuantitatif dan kualitatif untuk mengetahui peran Puskesmas Bidara Cina 1, 2 dan 3. Sebanyak 32 tenaga kesehatan dilibatkan dalam penelitian ini dengan teknik total sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan pengisian kuesioner oleh responden dan wawancara. Hasil penelitian menunjukkan terdapat hubungan yang bermakna antara pengetahuan dengan dengan sikap tenaga kesehatan dalam tanggap darurat bencana banjir (p=0,029). Bagi penelitian selanjutnya, disarankan untuk menambahkan simulasi tanggap darurat bencana banjir sebagai variabel tindakan tanggap darurat bencana. Abstact.Emergency Response is an immediate action conducted when a disaster occurs to prevent any potential adverse impact on people. In emergency response, community health workers who have sufficient knowledge and training experience in flood disaster emergency response are required. The purpose of this research was to examine the relationship between knowledge and attitude of community health workers about flood disaster emergency response at Bidara Cina Primary Health Cares (PHC). The design of this research was a cross-sectional design with quantitative and qualitative approaches to know the role of Bidara Cina 1, 2 and 3 Primary Health Cares in flood disaster emergency response. A total of 32 community health workers were recruited in this research by using total sampling technic. Data collection was conducted by questionnaires filling and interviews. The result shows that there was a significant relationship between knowledge and attitude of community health workers about flood disaster emergency response (p=0,029). Further studies which use a flood disaster emergency response simulation as an additional variable are recommended.
THE ANALYSIS OF FIRE ENGINEERING AND ADMINISTRATIVE CONTROL AT BUILDING X UNIVERSITY Y YEAR 2018 Fandita Tonyka Maharani; Azizah Musliha Fitri; Arga Buntara
The Indonesian Journal of Occupational Safety and Health Vol. 8 No. 1 (2019): The Indonesian Journal of Occupational Safety and Health
Publisher : Universitas Airlangga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (811.97 KB) | DOI: 10.20473/ijosh.v8i1.2019.57-65

Abstract

Jakarta Provincial Fire and Rescue Agency mentioned that the capital approximately has 900 high building, however only 20 % of them possessed adequate safety precaution. Data from the Jakarta Provincial Fire and Rescue Agency show that in 2018, 1,106 fire cases caused economic loss worth around Rp 151,498,186,111. Building X University Y is used every day with more than 500 occupants for education purpose. The aim of this study was to analyze fire engineering and administrative controls in the building according to the standards (National Fire Protection Association standards and the Regulation of Minister of Public Works No. 26/PRT/M/2008). This study used analytical descriptive design with direct observation as study method. The study was conducted in July 2018. The study found that the building has not met the adequate standards yet, such as active and passive protection systems, and the means of the evacuation system. There were no active protection systems. The only implemented passive protection system was a compartmentation system which divided the building into cells designed to resist the fire spread when it happens. There were no other passive protection systems found in the structure. All doors and windows were made of woods and glasses. There were no means of evacuation in the building. There were no administrative controls in the building. Appropriate controls are required in the building, involving fire engineering and administrative controls because the building lack of fire protective and precaution systems.Keywords: evacuation system, fire control, protection system
Faktor-Faktor Kecemasan Tenaga Kesehatan Selama Pandemi COVID-19 Tyara Aderalda Deminanga; Azizah Musliha Fitri; Arga Buntara; Dyah Utari
INSAN Jurnal Psikologi dan Kesehatan Mental Vol 6 No 2 (2021): INSAN Jurnal Psikologi dan Kesehatan Mental
Publisher : Airlangga University Press, Universitas Airlangga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20473/jpkm.V6I22021.127-137

Abstract

Salah satu dampak dari pandemi COVID-19 adalah meningkatnya prevalensi kecemasan tenaga kesehatan. Penelitian ini bersifat analisis kuantitatif dengan desain studi cross-sectional. Sebanyak 167 tenaga kesehatan yang bekerja di RSUD Pasar Rebo direkrut sebagai sampel menggunakan teknik convenience sampling. Pengumpulan data dilakukan menggunakan kuesioner Zung Self-Rating Anxiety Scale yang disebarkan secara daring. Data dianalisis dengan menggunakan uji Chi Square. Hasil analisis menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara jenis kelamin, usia, status pernikahan, status memiliki anak, bekerja sebagai perawat, dan beban kerja berat dengan tingkat kecemasan pada tenaga kesehatan. Diharapkan rumah sakit dapat mengambil upaya khusus untuk menjaga kesehatan mental tenaga kesehatan seperti memberikan konsultasi, mensosialisasikan mekanisme coping yang efektif pada tenaga kesehatan
Hubungan Kerja Lembur dan Shift Kerja dengan Stres Kerja Pada Pekerja Proyek Fit-Out Interior Kantor IFG PT X Jakarta Selatan Tahun 2021 Gian Jordan; Rizki Amalia; Arga Buntara
Jurnal Ergonomi dan K3 Vol 7, No 1 (2022): MARET 2022
Publisher : Perhimpunan Ergonomi Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Lingkungan kerja memiliki peluang untuk menjadi sumber stres pekerja. Stres kerja merupakan masalah global yang dihadapi 54 negara di dunia (termasuk Indonesia). Negara di wilayah Asia Pasifik memiliki tren stres kerja dengan tingkat melebihi rerata dunia secara statistik. Stres kerja dapat dipengaruhi oleh kerja lembur dan shift kerja. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui hubungan kerja lembur dan shift kerja dengan stres kerja pada pekerja di Proyek Fit-Out Interior PT X. Penelitian ini merupakan penelitian analitik kuantitatif dengan desain cross-sectional. Sebanyak 47 pekerja Proyek Fit-Out Interior PT X diikutsertakan sebagai sampel dalam penelitian ini dengan menggunakan teknik total sampling. Data dianalisis dengan menggunakan uji Fisher’s Exact. Hasil penelitian menunjukkan terdapat 38 pekerja mengalami stres kerja. Hasil analisis bivariat menunjukkan kerja lembur (p-value = 0.049 dan nilai POR=4.971) dan shift kerja (p-value = 0.039 dan nilai POR=8.000) memiliki hubungan yang signifikan dengan stres kerja. Saran untuk perusahaan adalah menerapkan sistem manajemen stres yang baik dan menerapkan sistem rotasi cepat kerja lembur dan shift malam. Saran untuk pekerja adalah melakukan manajemen stres dan istirahat atau tidur yang cukup. Kata kunci: Pembagian Waktu Kerja, Renovasi Interior, Tekanan Terkait Kerja, Waktu Kerja Berlebih
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN TERJADINYA KECELAKAAN KERJA PADA PEKERJA PROYEK PEMBANGUNAN GEDUNG DI PT. X TAHUN 2020 Nikhmatul Huda; Azizah Musliha Fitri; Arga Buntara; Dyah Utari
Jurnal Kesehatan Masyarakat (Undip) Vol 9, No 5 (2021): SEPTEMBER
Publisher : Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (290.568 KB) | DOI: 10.14710/jkm.v9i5.30588

Abstract

The construction sector is ranked first as the most dangerous occupation in the world and is an area with a high risk of occupational accidents. According to BPJS Ketenagakerjaan data in 2019, cases of work accidents in Indonesia 2017 increased in 2018. The purpose of this study was to determine the relationship between age, OHS knowledge, OHS supervision, unsafe act, and unsafe condition for building construction project workers at PT. X. This research was quantitative study with a cross-sectional study design. The sampling technique used simple random sampling where the sample amounted to 109 workers. The results of the research analysis using the chi-square statistical test showed that the variables of age (p-value = 0,662), OHS knowledge (p-value 0,003), OHS supervision (p-value 0,001), unsafe act (p-value 0,002), unsafe condition (p-value 0,000) with a significance limit of α = 0,05. It can be concluded that there is an associated between OHS knowledge, OHS supervision, unsafe act, and unsafe condition with work accidents and there is no associated between age with work accidents. It is recommended that companies provide education to workers in the form of providing OHS knowledge through the toolbox meeting program and periodically monitoring of conditions in the work field.
Study Deskriptif: Kajian Personal Hygiene Mahasiswa Program Kesehatan untuk Menghadapi Masa Endemi Covid-19 Nayla Kamilia Fithri; Rizki Amalia; Arga Buntara; Erlina Riyantiasis; Sartika Alifia
Malahayati Nursing Journal Vol 5, No 4 (2023): Volume 5 Nomor 4 2023
Publisher : Universitas Malahayati Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/mnj.v5i4.8310

Abstract

ABSTRACT Recently, the government has started calling for the transition to the COVID-19 endemic. The transition to endemic can be implemented if the public is aware and accustomed to independently implementing health protocols for themselves and their families. One of the things that you must get used to is doing good personal hygiene. Adolescents are an age group that is vulnerable to COVID-19 and transmits it to families at home in which there are vulnerable age groups such as the elderly. So it is important to apply personal hygiene practices to adolescents to face the transition period of the COVID-19 endemic. To to find out the personal hygiene practices of health program students during face-to-face lectures at the Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jakarta. The type of research used is descriptive analytic with a cross-sectional approach. The research sample amounted to 290  respondents, with the sampling technique carried out by convenience sampling by distributing online questionnaires for 30 days. There were 130 (48.7%) respondents who did not perform hygiene behavior well and 65 (22%) respondents never disinfect masks. Conclusion Most of the health students still do not practice good personal hygiene. The recommendation is to provide input to campusess and the local government to develop policies related to increasing understanding and monitoring in the educational environment in dealing with the learning process with new habits during the COVID-19 period. KeyWord: Students, Personal Hygiene, Survey  ABSTRAK Akhir-akhir ini masa transisi menuju Endemi COVID-19 sudah mulai diserukan oleh pemerintah, transisi menuju endemi dapat diterapkan jika masyarakat sudah dapat menyadari dan membiasakan secara mandiri untuk melakukan protokol kesehatan pada diri dan keluarga. Salah satu yag harus dibiasakan adalah melakukan personal higiene yang baik. Remaja adalah kelompok usia yang rentan untuk terkena COVID-19 dan menularkannya pada keluarga dirumah yang didalamnya ada kelompok usia rentan seperti lansia. Maka penting menerapkan praktik kebersihan diri pada remaja untuk menghadapi masa transisi endemi COVID-19.  Untuk mengetahui praktik personal hygiene  mahasiswa program kesehatan pada masa perkuliahan tatap muka secara langsung di Universitas Pembangunan Nasional Jakarta. jenis penelitian yang digunakan adalah  deskriptif kualitatif dengan pendekatan cross-sectional. Sampel penelitian berjumlah 290 responden, dengan teknik pengambilan sampel dilakukan secara convenience sampling dengan menyebarkan kuesioner secara online selama 30 hari. Penelitian ini menunjukkan bahwa 136 (47%) responden melakukan personal hygeine yang kurang baik dan 65 (22%) responden menjawab tidak mernah mendesinfektan masker sebelum dibuang. Sebagian besar mahasiswa kesehatan masih banyak yang tidak mempraktikan personal hygiene yang baik. Rekomendasinya adalah memberikan masukan kepada kampus dan pemerintah setempat untuk pengembangan kebijakan yang berkaitan dengan peningkatan pemahaman dan monitoring dilingkungan pendidikan dalam menghadapi proses pembelajaran dengan kebiasaan baru pada masa COVID-19. Kata Kunci: Mahasiswa, Kebersihan Individu, Survei