Pengembangan lahan tegalan di Kelurahan Sasa Kecamatan Ternate Selatan melibatkan pengolahan tanah secara intensif sehingga memiliki struktur tanah yang renggang dengan porositas yang tinggi. Demikian juga dengan kondisi alami tanahnya yang bertekstur lempung dan berpasir dapat menyebabkan meningkatnya laju infiltrasi serta turut menentukan ketersediaan air yang ada. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kapasitas infiltrasi, infiltrasi kumulatif dan karakteristik tanah yang memengaruhi kapasitas infiltrasi. Penelitian ini menggunakan metode percobaan lapangan dengan menggunakan double ring infiltrometer dalam mengukur laju infiltrasi. Analisis data meliputi laju infiltrasi aktual, kapasitas infiltrasi dan infiltrasi kumulatif. Hasil penelitian menunjukkan lahan tegalan dengan olah tanah minimum (Tg-Otm) memiliki kapasitas infiltrasi lebih rendah dibandingkan dengan lahan tegalan tanpa olah tanah (Tg-Tot) dan lahan tegalan dengan olah tanah intensif (Tg-Oti), demikian juga dengan infiltrasi kumulatifnya. Kondisi tersebut terjadi karena lahan tegalan dengan olah tanah minimum (Tg-Otm) memiliki tekstur tanah agak halus, bahan organik tanah rendah, berat volume tanah lebih tinggi, berat jenis partikel lebih rendah, porositas tanah sedang, kadar air tanah lebih tinggi dan permeabilitas tanah agak lambat.