Nashihin, Husna
Unknown Affiliation

Published : 4 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

MEMPERTEGAS PERSPEKTIF PENDIDIKAN MULTIKULTURAL DALAM TRADISI ISLAM NUSANTARA DI TEMANGGUNG Nashihin, Husna; Asih, Tri
Al Ghazali Vol 2 No 2 (2019)
Publisher : STAINU Purworejo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

This field research uses the Phenomenology approach in studying the Islamic tradition of the Archipelago as a phenomenon that can be used as a basis for multicultural education. This research uses descriptive qualitative data analysis. There are seven backgrounds that make this research urgent. First, multicultural education needs to be developed in Indonesia as a nation that has a lot of diversity. Second, multicultural education developed at this time does not prioritize multicultural education based on community traditions. Third, the Islamic Archipelago tradition can be the basis of multicultural education in society. Fourth, the Nusantara Islamic Tradition in Temanggung can be used as a basis for multicultural education. Fifth, there is no such research that studies multicultural education based on Nusantara Islamic traditions in Temanggung. Next, there are five discussions which are examined in more depth. The results of this study indicate that there are 25 kinds of Nusantara Islamic traditions in Temanggung and have been studied in depth through research so that they can be used as a basis for multicultural education for people in Temanggung. The twenty five archipelago Islamic traditions include the use of the terms of prayer, tahlilan, wayang syuro month, 10 muharam grebek, interfaith nyadran, coronary corpse, tobacco season tradition, wethonan tradition, sajen tide ceremony, earth ruwat tradition, megekah nasi megono, friday pahingan, titi sedak tradition, ha ha ki ageng putih, halal bi halal interfaith, supernatural "bodo", interfaith tolerance, 7 monthly tradition, moderate yasinan, the term 'send', borehan, aboge beliefs, tradition of kupatan, seven kinds of porridge vegetables, and apeman traditions.
IMPLEMENTASI TOTALQUALITYMANGEMENT (TQM) DI MADRASAH IBTIDAIYAH DARUL HUDA YOGYAKARTA ,, Hafidz; Nashihin, Husna
As-Sibyan Vol 3 No 2 (2020): Agustus - Desember 2020
Publisher : Program Studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah STAINU Purworejo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52484/as_sibyan.v3i2.189

Abstract

Penelitian ini termasuk peneltiian lapangan dengan mengambil MI Darul Huda sebagai sumber datanya. Penelitian ini menggunakan analisis data kualitatif deskriptif. Ada lima latar belakang penilitian ini, yaitu, pertama, globalisasi telah mengharuskan peningkatan kualitas mutu Pendidikan di Indonesia. Kedua, keberhasilan dalam persaingan dunia Pendidikan saat ini sangat tergantung pada kualitas mutu Pendidikan yang dimiliki. Ketiga, diperlukannya sebuah metode peningkatan mutu Pendidikan secara terpadu dan berkelanjutan. Keempat, Total Quality Mangement merupakan salah satu metode yang efektif diterapkan dalam dunia Pendidikan. Kelima, MI Darul Huda dapat menjadi contoh penerapan Total Quality Mangement yang baik.Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Total Quality Mangement di MI Darul Huda diterapkan pada lima aspek, yaitu Pelayanan Manajemen terhadap Pelanggan Internal, Pelayanan Manajemen terhadap Peserta Didik, Pelayanan Manajemen terhadap Orangtua, Pelayanan Manajemen terhadap Madrasah sebagai Sistem, dan Pelayanan Manajemen terhadap Madrasah Lanjutan.
Menepis Tuduhan Islam Misoginis Melalui Pengkajian Pendidikan Islam Perspektif Gender Nashihin, Husna; Nur Iftitah, Muthi’atun; Mulyani, Dede
Jurnal Pendidikan Islam Vol 1 No 1 (2019): AT-TUROTS: Jurnal Pendidikan Islam
Publisher : LPPM STIT Madani Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51468/jurnal pendidikan islam.v1i1.5

Abstract

Isu gender menjadi sebuah topik yang akan selalu relevan dikaji, termasuk salah satunya pengkajian pendidikan Islam perspektif gender. Banyaknya Ayat dan Hadist misogenis menjadi alasan kuat isu gender selalu aktual untuk dikaji. Banyaknya Ayat dan Hadist misogenis ini menyebabkan Islam dituduh oleh “musuh Islam” sebagai agama misogenis atau pembenci wanita. Secara konseptual, jelas bahwa Islam tidak memiliki konsep mengenai bias gender, justru Islam menempatkan perempuan dalam kedudukan yang mulai dan terhormat. Tuduhan Islam Misogenis ini bisa dibantah dengan melakukan pengkajian Islam perspektif gender. Pertama, mengkaji historis praktek kesetaraan gender pada masa Rasulullah SAW. Kedua, mengkaji konsep teoritis bias gender menurut tokoh Islam. Ketiga, mengkaji ulang atau reinterpretasi Ayat dan Hadist terkait gender menggunakan perspektif gender. Hasil pengkajian menunjukan bahwa pertama, secara historis praktek kesetaraan gender sudah dilakukan pada masa Rasulullah SAW. Kedua, secara teoritis menurut para tokoh gender muslim, bias gender masih terjadi karena faktor ekternal yang secara umum berupa subyektifitas penafsir atas Ayat dan Hadist terkait gender. Ketiga, reinterpretasi Ayat dan Hadist menggunakan perspektif gender mampu menghasilkan keadilan gender bagi perempuan. Berdasarkan pembahasan tersebut dapat disimpulkan bahwa Islam bukanlah agama Misogenis seperti yang dituduhkan dari dulu sampai saat ini
PEMANFAATAN KANTIN KEJUJURAN SEBAGAI MODEL EVALUASI PENDIDIKAN KARAKTER SANTRI DI PONDOK PESANTREN ZUHRIYAH YOGYAKARTA Nashihin, Husna; Asih, Tri
Jurnal Pendidikan Islam Vol 1 No 2 (2019): At-Turots: Jurnal Pendidikan Islam
Publisher : LPPM STIT Madani Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51468/jurnal pendidikan islam.v1i2.10

Abstract

Artikel ini merupakan penelitan lapangan yang menggunakan pendekatan Fenomenologi dalam menangkap ekspresi nilai karakter yang dilakukan santri melalui kantin kejujuran. Analisis data yang digunakan adalah analisis kualitatif. Penelitian ini memiliki latar belakang sebagai berikut; pertama, evaluasi pendidikan karakter yang berlangsung saat ini masih bersifat verbalistis. Kedua, belum adanya model evaluasi pendidikan karakter yang mampu mengarah pada evaluasi hasil belajar afektif. Ketiga, diperlukan pengembangan model evaluasi pendidikan karakter yang mampu mengarah pada ranah afektif. Keempat, Pondok Pesantren Zuhriyah merupakan lembaga pendidikan yang melakukan pemanfaatan kantin kejujuran sebagai model evaluasi pendidikan karakter. Kelima, belum adanya penelitian mengenai model evaluasi pendidikan karakter di Pondok Pesantren Zuhriyah. Selanjutnya ada dua hal yang urgen untuk dikaji, yaitu; pertama, konsep teoritis evaluasi pendidikan karakter di Pondok Pesantren Zuhriyah. Kedua, pemanfaatan kantin kejujuran sebagai model evaluasi pendidikan karakter di Pondok Pesantren Zuhriyah. Konsep teoritis evaluasi pendidikan karakter di Pondok Pesantren Zuhriyah sudah sesuai dengan konsp teoritis mengenai model, pendekatan, dan langkah-langkah evaluasi pendidikan karakter menurut beberapa tokoh pendidikan karakter. Berdasarkan pemanfaatan kantin kejujuran dalam evaluasi pendidikan karakter diketahui bahwa ada selisih pembayaran uang dalam kantin kejujuran sebesar 1,41%. Kemudian berdasarkan analisis kecenderuangan (trend analysis) diketahui bahwa ada kecenderungan penurunan selisih uang pembayaran yang dilakukan oleh santri selama proses evaluasi.