Hernawan, Andry Dwi
Unknown Affiliation

Published : 4 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

HUBUNGAN ANTARA KEBIASAAN SARAPAN PAGI, SIKLUS MESTRUA DAN BEROLAHRAGA DENGAN ANEMIA GIZI BESI PADA REMAJA PUTRI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KAMPUNG BALI Sumiati, Sumiati; Hernawan, Andry Dwi; Marlenywati, Marlenywati
JUMANTIK (Jurnal Mahasiswa dan Peneliti Kesehatan) Vol 2, No 1 (2015): JUMANTIK: Jurnal Mahasiswa dan Peneliti Kesehatan
Publisher : Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pontianak

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1492 KB) | DOI: 10.29406/jjum.v2i1.157

Abstract

Data Profil Dinas Kesehatan Kota Pontianak Tahun 2012 jumlah penderita anemia pada remaja Puskesmas Kampung Bali sebanyak 612 kejadian, merupakan kejadian tertinggi di Kota Pontianak. Tujuan umum dalam penelitian ini adalah untuk memperoleh informasi hubungan antara kebiasaan sarapan pagi, siklus mestruasi dan akitifitas fisik dengan anemia gizi besi pada remaja putri di SMA wilayah kerja Puskesmas Kampung Bali, Penelitian ini merupakan penelitian analitis observasional dengan pendekatan “Cross Sectional dengan jumlah populasi 244 responden dan sampel 139 sampel, analisis data menggunakan uji Chi Square dengan kepercayaan 95% Tujuan dalam penelitian ini dapat disimpulkan sebagai berikut ini: ada hubungan antara kebiasaan sarapan pagi (p= 0,046 dan PR = 1,393), siklus mentruasi (p = 0,043 dan PR = 1,340) dan aktifitas fisik (p = 0,048 dan PR = 1,404) dengan kejadian anemia gizi besi pada remaja putri di wilayah kerja Puskesmas Kampung Bali. Diharapkan pihak puskesmas untuk memberikan penyuluhan mengenai pengertian anemia, bahaya anemia dan cara pencegahan anemia dengan cara memberikan penyuluhan atau membuat brosur dan leaflet yang diberikan pada siswa.
HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN, SIKAP, AKSES INFORMASI HIV/AIDS DAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN PERILAKU PENCEGAHANHIV/AIDS PADA PENGGUNA NAPZA SUNTIK DI KOTA PONTIANAK Chartika, Wenny; Hernawan, Andry Dwi; Ridha, Abduh
JUMANTIK (Jurnal Mahasiswa dan Peneliti Kesehatan) Vol 1, No 1 (2014): JUMANTIK: Jurnal Mahasiswa dan Peneliti Kesehatan
Publisher : Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pontianak

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2027.421 KB) | DOI: 10.29406/jjum.v1i1.108

Abstract

Kota Pontianak merupakan kota dengan kasus terbanyak HIV/AIDS di Kalimantan Barat, berdasarkan laporan Dinas Kesehatan Kota Pontianak kasus HIV(+) adalah sampai dengan Agustus 2010 jumlah kasus HIV(+) 1.268 kasus, kemudian meningkat menjadi 1.588 kasus HIV(+) sampai dengan September 2011, dan terus meningkat sampai dengan Oktober 2012 jumlah kasus HIV (+) menjadi 1.786 kasus. Sedangkan pada tahun 2012 jumlah kasus HIV/AIDS secara kumulatif mencapai 2.740 kasus. Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara pengetahuan, sikap, akses informasi HIV/AIDS, dan dukungan keluarga dengan perilaku pencegahan HIV/AIDS pada pengguna napza suntik di Kota Pontianak. Jenis penelitian ini adalah penelitian observasional yang bersifat analitik, dengan pendekatan cross sectional, sampel dalam penelitian ini berjumlah 68 responden. Uji statistik yang digunakan adalah Chi-square (X²), dengan derajat ketepatan 95% (á = 0,05). Berdasarkan hasil analisis bivariat diperoleh tidak ada hubungan antara pengetahuan dengan perilaku pencegahan HIV/AIDS pada pengguna napza suntik di Kota Pontianak (p value = 1,000) , ada hubungan antara sikap dengan perilaku pencegahan HIV/AIDS pada pengguna napza suntik di Kota Pontianak (p value = 0,000), Tidak ada hubungan antara akses informasi HIV/AIDS dengan perilaku pencegahan HIV/AIDS pada pengguna napza suntik di Kota Pontianak (p value = 0,215) dan Ada hubungan antara dukungan keluarga dengan perilaku pencegahan HIV/AIDS pada pengguna napza suntik di Kota Pontianak (p value = 0,009). Diharapkan Dinas Kesehatan Kota Pontianak untuk melakukan upaya intervensi pada pengguna napza suntik di Kota Pontianak dengan memberikan penyuluhan serta memberikan informasi kesehatan terkait bahaya penyalahgunaan narkoba dan bahaya HIV/AIDS
PERILAKU MEROKOK SEBAGAI FAKTOR YANG BERISIKO TERHADAP KEJADIAN GAGAL GINJAL KRONIK (Studi Kasus pada pasien Pralansia dan Lansia di RSUD dr. Soedarso Pontianak) Aisyah, Aisyah; Hernawan, Andry Dwi; Ridha, Abduh
JUMANTIK (Jurnal Mahasiswa dan Peneliti Kesehatan) Vol 2, No 3 (2015): JUMANTIK: Jurnal Mahasiswa dan Peneliti Kesehatan
Publisher : Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pontianak

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1516.619 KB) | DOI: 10.29406/jjum.v2i3.153

Abstract

Gagal ginjal kronik merupakan salah satu penyakit tidak menular yang menyebabkan meningkatnya angka kesakitan dan kematian yang signifikan secara global. Gagal ginjal kronik disebabkan karena terjadi kerusakan pada nefron secara perlahan dan diam-diam sehingga ginjal kehilangan fungsinya untuk menjaga darah tetap bersih dan seimbang secara kimiawi. Berdasarkan berbagai penelitian, merokok merupakan salah satu factor risiko kejadian gagal ginjal kronik. Berbagai bahan kimia yang terdapat dalam rokok dan terserap tubuh dapat menyebabkan penurunan laju GFR. Angka kejadian gagal ginjal kronik pada usia pralansia dan lansia di RSUD Dr. Soedarso cukup tinggi. Tahun 2012 proporsi gagal ginjal kronik usia pralansia dan lansia sebesar 68,75 %, Tahun 2013 sebesar 48,3 % dan Tahun 2014 sebesar 32,55 %. Penelitian bertujuan untuk mengetahui perilaku merokok sebagai faktor yang berisiko terhadap kejadian gagal ginjal kronik pada pralansia dan lansia di RSUD Dr. Soedarso Pontianak. Penelitian ini menggunakan desain kasus-kontrol.Sampel penelitian berjumlah 90 orang (45 kasusdan 45 kontrol) yang diambil dengan teknik purposive sampling. Uji statistik yang digunakan uji chi-square dengan tingkat kepercayaan 95%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara aktivitas merokok pada permulaan hari (p value = 0,011, OR= 3,967, CI 95% = 1,460-10,782), jumlah Batang rokok (p value = 0,003 , OR= 4,750, CI 95% = 1,754 - 12,866), waktu jeda rokok ( p value = 0,001, OR = 4,529, CI 95% = 1,852 – 11,077) dengan kejadian gagal ginjal kronik. Variabel yang tidak berhubungan yaitu jenis rokok ( p value = 0,590, OR = 0,645, CI 95 % = 0,221-1,879). Disarankan kepada RSUD Dr Soedarso untuk memonitoring kegiatan PKRS yang berkaitan dengan rokok, menggalakkan kerjasama dengan Dinas Kesehatan guna pencegahan tingkat dasar.
FAKTOR GAYA HIDUP DAN STRES YANG BERISIKO TERHADAP KEJADIAN PENYAKIT JANTUNG KORONER PADA PASIEN RAWAT JALAN Yadi, Ahmad; Hernawan, Andry Dwi; Ridha, Abduh
JUMANTIK (Jurnal Mahasiswa dan Peneliti Kesehatan) Vol 1, No 1 (2014): JUMANTIK: Jurnal Mahasiswa dan Peneliti Kesehatan
Publisher : Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pontianak

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2029.818 KB) | DOI: 10.29406/jjum.v1i1.101

Abstract

Coronary Heart Disease (CHD) began because of the presence of atherosclerosis in the coronary arteries resulting in inhibition of blood flow to the heart muscle. CHD event rates in RSUD Dr. Soedarso Pontianak each year has increased. In 2010 the proportion of CHD of  2.99%, an increase in 2011 amounted to 3.38%, and in 2012 amounted to 3.27%. This study aims to determine the risk factors for CHD in Outpatients Heart Clinic RSUD Dr. Sodarso Pontianak. This study uses a case-control design. Study sample, 72 respondents (36 cases and 36 controls) were taken using purposive sampling technique. Using the Chi-square test with a confidence level of 95%. The results showed there is a significant relationship between physical activity  (p value = 0.001; OR = 6.250, 95% CI = 2.090 to 18.695), the consumption of fried food = 2 times a week (p value = 0.009; OR = 4.02, 95% CI = 1.50 to 10.74), and smoking habits (p value = 0.034; OR = 3.14, 95% CI = 1.19 to 8.24). It is recommended to RSUD Dr. Soedarso Pontianak to establish a health promotion clinic, utilizing the waiting room and open space for education, healthy campaign activities, as well as socialization and supervision No Smoking Area and provide sanctions for violations No Smoking Area hospital.