Tanjung, Firza Yusani
Unknown Affiliation

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Gambaran Orientasi Kewirausahaan Siswa SMA Ditinjau dari Variabel Demografi Tanjung, Firza Yusani; Kadiyono, Anissa Lestari
Intuisi : Jurnal Psikologi Ilmiah Vol 11, No 3 (2019): November 2019
Publisher : Jurusan Psikologi, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/intuisi.v11i3.22149

Abstract

Kenaikan angka angkatan kerja setiap tahunnya menimbulkan beberapa dampak, salah satunya peningkatan angka pengangguran jika tidak tersedia lapangan pekerjaan yang cukup. Salah satu cara untuk mengatasi hal tersebut adalah meningkatkan jumlah wirausahawan. Upaya untuk meningkatkan perilaku berwirausaha adalah menumbuhkan orientasi wirausaha yang akan mendorong individu untuk dapat memiliki motivasi berwirausaha. Orientasi berwirausaha sebaiknya ditumbuhkan sejak dini, yaitu sejak individu berada pada bangku sekolah. Gambaran orientasi wirausaha pada siswa SMA perlu untuk diketahui, sebagai bentuk tolak ukur upaya untuk menumbuhkan semangat wirausaha sejak dini telah berhasil. Metode penelitian yang dilakukan adalah metode penelitian kuantitatif dan sampling menggunakan simple randomized sampling untuk menentukan sampel dari populasi siswa SMA X di Sumedang. Penelitian ini melakukan tiga uji beda orientasi kewirausahaan dengan variabel demografi seperti orang tua yang berwirausaha, kelas dan jenis kelamin. Hasil penelitian menunjukkan bahwa jenis kelamin menunjukkan perbedaan yang signifikan (p=.042), sementara untuk orang tua yang berwirausaha (p=.077) dan perbedaan kelas (p=.060) tidak memiliki perbedaan signifikan. Hal ini menunjukkan bahwa pada siswa SMA, perempuan memiliki orientasi wirausaha yang lebih tinggi dibandingkan laki-laki meski keduanya masih berada pada level yang sama yaitu sedang. Dibutuhkan upaya yang lebih matang dalam meningkatkan orientasi wirausaha SMA karena secara internal, orientasi wirausaha siswa masih berada pada level menengah sehingga masih memerlukan peningkatan lebih lanjut.An increase in the labor force every year has several impacts, one of which is an increase in unemployment if there are not enough jobs available. One way to overcome this is to increase the number of entrepreneurs. Efforts to improve entrepreneurial behavior is to foster entrepreneurial orientation that will encourage individuals to have entrepreneurial motivation. Entrepreneurial orientation should be grown early, namely since individuals are in school. The description of entrepreneurship orientation in high school students needs to be known, as a form of measurement of efforts to foster entrepreneurial spirit early on has been successful. The research method used is quantitative research methods and sampling using simple randomized sampling to determine the sample of the population of high school students X in Sumedang. This study conducted three different tests of entrepreneurial orientation with demographic variables such as entrepreneurial parents, class and gender. The results showed that gender showed significant differences (p = .042), while for parents who were entrepreneurs (p = .077) and class differences (p = .060) did not have significant differences. This shows that in high school students, women have a higher entrepreneurial orientation than men even though both are still at the same level, that is, moderate. More mature efforts are needed in improving the orientation of high school entrepreneurs because internally, the entrepreneurial orientation of students is still at the middle level so it still needs further improvement. 
Psychological Well-Being Sebagai Prediktor Tingkat Kesepian Mahasiswa Simanjuntak, Janice Grace Lusiani Larasati; Prasetio, Clement Eko; Tanjung, Firza Yusani; Triwahyuni, Airin
Jurnal Psikologi Teori dan Terapan Vol 11, No 2 (2021)
Publisher : Universitas Negeri Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26740/jptt.v11n2.p158-175

Abstract

Loneliness leads to several health risks, especially among university students who are prone to experience it. In order to cope with loneliness, university students need functional psychological resources, which can be measured by six-dimensional of psychological well-being (PWB) by Ryff. Thus, this study aims to predict university students’ loneliness using the multidimensional PWB. Loneliness was measured using Revised UCLA Loneliness Scale and PWB was measured using Ryff’s multi-dimensional PWB. A total number of 376 undergradute students in Faculty of Psychology Universitas Padjadjaran Indonesia were participated in this study. The test of correlation using Pearson’s r resulted all dimensions were negatively correlated. Stepwise regression analysis resulted that positive relationship, self-acceptance, environmental mastery, and autonomy were the significant predictors, predicted 74.7% of the variance, of loneliness among participants. These findings indicate that dimensions mentioned can be used as predictors of university students’ loneliness.Keywords: Loneliness, psychological well-being, university students Abstrak: Kesepian dapat memicu berbagai risiko kesehatan, terutama bagi mahasiswa yang rentan mengalaminya. Untuk menghadapi kesepian, mahasiswa memerlukan keberfungsian psikologis yang dapat ditandai oleh tingkat psychological well-being (PWB) oleh Ryff. Maka dari itu, penelitian ini bertujuan untuk memprediksi tingkat kesepian dengan menggunakan PWB multidimensional. Tingkat kesepian diukur dengan kuesioner Revised UCLA Loneliness Scale, sementara tingkat PWB diukur dengan kuesioner PWB multidimensional dari Ryff. Sebanyak 376 mahasiswa tingkat sarjana Fakultas Psikologi Universitas Padjadjaran Indonesia berpartisipasi. Uji korelasi (r) Pearson menunjukkan semua dimensi PWB berkorelasi negatif dengan kesepian. Analisis regresi stepwise menunjukkan prediktor terkuat adalah dimensi relasi positif, penerimaan diri, penguasaan lingkungan, dan otonomi, memprediksi 74,7% varians tingkat kesepian. Hasil ini mengindikasikan bahwa keempat dimensi tersebut dapat digunakan sebagai prediktor tingkat kesepian pada mahasiswa.