Claim Missing Document
Check
Articles

Found 9 Documents
Search

PERBEDAAN IDENTITAS SOSIAL ANTARA ANGGOTA KELOMPOK REOG PONOROGO DENGAN ANGGOTA KELOMPOK REOG DI LUAR KOTA PONOROGO Baharuddin, Fahyuni; Rachma, Eva Nur; Satrio, Prakrisno
Civic-Culture : Jurnal Ilmu Pendidikan PKN dan Sosial Budaya Vol 4 No 1 (2020): March
Publisher : Penerbit STKIP PGRI Bangkalan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (243.583 KB) | DOI: 10.31597/cc.v4i1.203

Abstract

Indonesian original art is very diverse. One of them is Reog art which is an original art from the city of Ponorogo. The perpetrators of this traditional art then migrated throughout Indonesia by bringing the Reog art culture. Some cities that become their destinations include: Jember, Madiun, Ngawi, Yogyakarta, Palembang, South Sumatra, and Jakarta. Reog has the characteristics carried out communally, a combination of dance, sports, gamelan music and poetry. This study aims to see whether there are differences in social identity between members of the Reog Ponorogo group and members of the Reog group outside the city of Ponorogo. Social identity theory is related to a sense of connectedness, caring, proud; derived from one's knowledge in various categories of social membership with other members, even without the need to have a close personal relationship. (Hogg, 2006). Data is collected on a scale based on the concept of social identity from Ellemers (1999). The research subjects were 30 members of the Reog group in Ponorogo and 30 members of the Reog group outside the city of Ponorogo. Then the data collected was analyzed using the t test method. Statistical analysis showed that there were differences in social identity between members of the Reog Ponorogo group and members of the Reog group outside the city of Ponorogo.
Social support and psychological wellbeing among urbanites during the pandemic: mattering and life satisfaction Jun Kit Tan; Kususanto Ditto Prihadi; Prakrisno Satrio
International Journal of Public Health Science (IJPHS) Vol 11, No 2: June 2022
Publisher : Intelektual Pustaka Media Utama

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.11591/ijphs.v11i2.21417

Abstract

The change of social interaction pattern amidst the implementation of social distancing policies during the pandemic had altered the way individuals evaluated themselves and their social environment, including the way they develop perceived social support (PSS) that would lead to another change in the way they develop their satisfaction with life (SWL). This might have affected the development of their psychological wellbeing (PWB), which is highly contingent upon psychosocial constructs. Another variable that might alter the formation of PWB is the sense that we matter to others (Mattering), which was also altered by the limitation of in-person interactions. We purposively recruited 403 Malaysian urban adults affected by the social distancing policies by having to study or work from home, to respond to our survey in order to test the hypothesis that the SWL would fully mediate the association between PSS and PWB among individuals with higher levels of mattering. The results of the bootstrap analysis with 5,000 samples and 95% confident interval supported our hypothesis, with a caveat that the mediation of SWL also occurred among individuals with moderate levels of mattering. PSS was still a significant predictor of PWB when controlling for mattering and SWL, which indicated that the mediation of SWL was only partially occurred.
Students’ societal mattering as a protective factor against depression and suicidal thoughts Sheng Yee Wan; Kususanto Ditto Prihadi; Prakrisno Satrio
International Journal of Public Health Science (IJPHS) Vol 11, No 3: September 2022
Publisher : Intelektual Pustaka Media Utama

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.11591/ijphs.v11i3.21490

Abstract

Suicide ideation or suicidal thought has been reported to be one of the major mental wellbeing issues among university students following the increase of the depressive symptoms. The implication of social distancing in the form of lockdown did not help to reduce the aforementioned cases. While we know that reducing depressive symptoms among university students might be almost impossible to be done without any drastic change to the educational system, we would like to investigate whether the sense of mattering to the university might moderate the development of suicide ideation when the students have developed depressive symptoms. We recruited 435 university students and had they voluntarily responded to the Beck’s depression inventory, satisfaction with life scale, societal mattering scale, and the suicidal ideation attributes scale. The data was analyzed by bias-free bootstrap analysis with 5,000 samplings and 95% confidence interval in PROCESS Macro model 59 and model 1, and the results reported that high university mattering levels might moderate the link between depression symptoms and suicide ideation through life satisfaction. In other words, in the situation where the students were locked-down, the chance of develop depression and the idea to end their own life tend to be higher. However, the more they believe that they matter to their university as a society, the less they will develop depression symptoms and the suicide ideation.
Pendampingan Pemuda Penggiat Seni Reyog Ponorogo (PPSRP) Malang Raya untuk Menjadi Art-Preneur dengan Pemanfaatan Media Online Fahyuni Baharuddin; Tri Siwi Agustina; Prakrisno Satrio
JAPI (Jurnal Akses Pengabdian Indonesia) Vol 6, No 2 (2021)
Publisher : Universitas Tribhuwana Tunggadewi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33366/japi.v6i2.2597

Abstract

Masyarakat seni merupakan salah satu pihak yang terkena dampak saat pandemi Covid-19 melanda dunia. Salah satu masyarakat seni yang menjadi mitra pengabdian kepada masyarakat adalah Komunitas Pemuda Penggiat Seni Reyog Ponorogo (PPSRP) Malang Raya.Kegiatan komunitasPPSRP adalah memenuhi panggilan pertunjukan seni yang biasanya menjadi salah satu penyumbang penghasilan ekonomi komunitas, namun akibat pandemi Covid-19 komunitas tidak dapat bekerja seperti biasanya. Berdasarkan kondisi tersebut pengabdi berupaya membantu membangkitkan kondisi perekonomian komunitas PPSRP Malang Raya dengan melakukan pendampingan da npelatihan dengan konsep art-preuneur yang menggabungkan pengetahuan dan ketrampilan dibidang seni dan bisnis. Selain itu pengabdi mengenalkan produk PPSRP Malang Raya yang dihasilkan sehingga komunitas didorong untuk mengenalkan produk seninya secara digital dengan media online. Konsep digital diperkenalkan melalui workshop pengelolaan website dan e-commerce. Dari kegiatan PKM tersebut anggota PPSRP Malang Raya mendapatkan banyak manfaat dan dapat meningkatkan kemandirian bagi kelompoknya sehingga semua anggota komunitas menjadi sejahtera. 
PENGARUH PSYCHOLOGICAL WELL BEING TERHADAP PERILAKU MELAYANI MAHASISWA DI UNIVERSITAS “X“ DI SURABAYA Eva Nur Rachmah; Fahyuni Baharuddin; Prakrisno Satrio; Setiabudhi Setiabudhi
Jurnal Neo Societal Vol 5, No 1 (2020): Edisi Januari
Publisher : Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (353.973 KB) | DOI: 10.52423/jns.v5i1.10759

Abstract

Pada penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh psychological well being terhadap perilaku melayani mahasiswa di Universitas X di Surabaya. Populasi dalam penelitian ini adalah dosen  di lingkungan Universitas X Surabaya dan subjek dalam penelitian ini berjumlah 75 orang dengan menggunakan sample jenuh. Penelitian ini menggunakan metode kuantitaif. Teknik pengumpulan data menggunakan kuisioner dengan 5 (lima) skala Likert. Reliabilitas  psychological well being sebesar 0,876, dan reliabilitas perilaku melayani sebesar 0,917. Sedangkan nilai pengaruh psychological well being terhadap perilaku melayani mahasiswa sebesar 0,488.
MASYARAKAT PENDALUNGAN (Sekilas Akulturasi Budaya di Daerah “Tapal Kuda” Jawa Timur) Prakrisno Satrio; Suryanto Suryanto; Bagong Suyanto
Jurnal Neo Societal Vol 5, No 4 (2020): Edisi Oktober
Publisher : Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (372.089 KB) | DOI: 10.52423/jns.v5i4.14316

Abstract

Masyarakat Pendalungan adalah contoh kecil dari bangsa Indonesia yang memiliki banyak ragam suku bangsa, dengan banyak pula latar belakang budayanya. Masyarakat Pendalungan berlatar dua kultur yang memiliki banyak perbedaan walau berasal dari satu rumpun yang sama, yaitu kultur Jawa dan kultur Madura. Walaupun kultur Madura adalah sub-kultur dari kultur Jawa namun diantara keduanya terdapat perbedaa-perbedaan mendasar. Dua kultur tersebut berakulturasi menjadi Pendalungan. Penelitian kualitatif ini merupakan penelitian pendahuluan yang melibatkan 3 orang informan dan beberapa ahli. Lokasi penelitian ini adalah di daerah Kabupaten Jember dan daerah kabupaten Lumajang, Jawa Timur, Indonesia. Dari penelitian ini didapatkan beberapa hal yang merupakan bukti-bukti bahwa masyarakat Pendalungan melakukan adaptasi untuk mengatasi perubahan yang terjadi dan mengurangi tekanan akulturasi yang datang dari adanya pertemuan budaya Jawa dan Madura. Adaptasi tersebut akhirnya berpengaruh pula pada identitas sosial individu. Strategi akulturasi yang dipergunakan untuk beradaptasi oelh masyarakat Pendalungan juga memunculkan adanya budaya baru sebagai peleburan dari budaya yang sudah ada.
Pendampingan Pemuda Penggiat Seni Reyog Ponorogo (PPSRP) Malang Raya untuk Menjadi Art-Preneur dengan Pemanfaatan Media Online Fahyuni Baharuddin; Tri Siwi Agustina; Prakrisno Satrio
JAPI (Jurnal Akses Pengabdian Indonesia) Vol 6, No 2 (2021)
Publisher : Universitas Tribhuwana Tunggadewi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (548.244 KB) | DOI: 10.33366/japi.v6i2.2597

Abstract

Masyarakat seni merupakan salah satu pihak yang terkena dampak saat pandemi Covid-19 melanda dunia. Salah satu masyarakat seni yang menjadi mitra pengabdian kepada masyarakat adalah Komunitas Pemuda Penggiat Seni Reyog Ponorogo (PPSRP) Malang Raya.Kegiatan komunitasPPSRP adalah memenuhi panggilan pertunjukan seni yang biasanya menjadi salah satu penyumbang penghasilan ekonomi komunitas, namun akibat pandemi Covid-19 komunitas tidak dapat bekerja seperti biasanya. Berdasarkan kondisi tersebut pengabdi berupaya membantu membangkitkan kondisi perekonomian komunitas PPSRP Malang Raya dengan melakukan pendampingan da npelatihan dengan konsep art-preuneur yang menggabungkan pengetahuan dan ketrampilan dibidang seni dan bisnis. Selain itu pengabdi mengenalkan produk PPSRP Malang Raya yang dihasilkan sehingga komunitas didorong untuk mengenalkan produk seninya secara digital dengan media online. Konsep digital diperkenalkan melalui workshop pengelolaan website dan e-commerce. Dari kegiatan PKM tersebut anggota PPSRP Malang Raya mendapatkan banyak manfaat dan dapat meningkatkan kemandirian bagi kelompoknya sehingga semua anggota komunitas menjadi sejahtera. 
Strategi Peningkatan Daya Saing Batik Tulis Kamsatun di Desa Jetis, Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur dengan Implementasi Peralatan Ergonomi dan Pengolah Limbah Portable Ida Kusnawati Tjahjani; Prakrisno Satrio; Evi Yuliawati
JPP IPTEK (Jurnal Pengabdian dan Penerapan IPTEK) Vol 6, No 2 (2022)
Publisher : LPPM ITATS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31284/j.jpp-iptek.2022.v6i2.3593

Abstract

Jetis merupakan suatu desa di Kabupaten Sidoarjo yang terkenal dengan sebutan “Kampoeng Batik” setelah diresmikan Bupati Sidoarjo tanggal 3 Mei 2008 sehingga konsumennya berkembang dari berbagai daerah di Indonesia. Hal tersebut memotivasi para perajin untuk berinovasi tiada henti memunculkan motif baru agar sesuai permintaan pasar, khususnya kaum milenial. Namun, para perajin masih harus berjuang mempertahankan daya saing yang dimiliki di tengah masalah yang dialaminya. Terdapat dua masalah yang terjadi pada mitra kami, yakni terkait dengan: (1) bidang produksi, yaitu tidak ergonomisnya beberapa peralatan membatik sehingga perajin cepat lelah dan dikhawatirkan mengalami cedera, meliputi: meja pengeblat pola, kursi pembatik, kursi mencanting, dan tidak adanya alat pengolah limbah yang sesuai ketentuan sehingga perajin langsung membuang air ke sungai atau selokan yang dapat mencemari lingkungan; serta (2) bidang manajemen yang terkait dengan kemampuan manajerial, daya inovasi pembatik, dan perubahan selera masyarakat. Oleh karena itu, mitra memerlukan inovasi beberapa peralatan membatik agar lebih ergonomis dan alat pengelolaan limbah cair portable serta workshop dan pelatihan tentang kemampuan manajerial, pentingnya pengawasan dalam produksi, dan tambahan wawasan tentang tren batik yang sedang diminati pasar sebagai strategi peningkatan daya saingnya.
Relationship among Workplace Spirituality, Work Engagement and Grit Setiabudhi Setiabudhi; Prakrisno Satrio; Rammansyah Hidayat; Eva Nur Rachmah; Fahyuni Baharudin
EKONOMIKA45 :  Jurnal Ilmiah Manajemen, Ekonomi Bisnis, Kewirausahaan Vol. 10 No. 1 (2022): Desember : Jurnal Ilmiah Manajemen, Ekonomi Bisnis, Kewirausahaan
Publisher : Fakultas Ekonomi Universitas 45 Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30640/ekonomika45.v10i1.637

Abstract

Workplace Spirituality is an emerging concept of occupational health and positive psychology that realizes that employee’s inner life at workplace in context with the community is nurtured by meaningful work. It is known to enhance work performance by nourishing the spirit of employees at work. The present study aimed to investigate the relationship among workplace spirituality, work engagement and grit. The authors collected data from 275 full-time employees in Kabupaten Pamekasan using convenient sampling. The relationship among workplace spirituality, work engagement and grit was measured using correlation and the influence of demographic variables (age, tenure and educational qualification) on workplace spirituality, work engagement and grit was measured using ANOVA. Results showed significant positive correlation between meaning at work and work engagement (r = .359, p<0.05). ANOVA findings indicate that age, tenure and educational qualification significantly differed across workplace spirituality, work engagement and grit.