Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

VARIASI GENETIK KAMBING BENGGALA DI KABUPATEN MANGGARAI BARAT BERDASARKAN METODE RANDOM AMPLIFIED POLYMORPHIC DNA Pakpahan, Suhendra; Artama, Wayan Tunas; Widayanti, Rini; Budisatria, I Gede Suparta
Jurnal Bioteknologi & Biosains Indonesia (JBBI) Vol. 5 No. 2 (2018): December 2018
Publisher : Balai Bioteknologi, Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (629.593 KB) | DOI: 10.29122/jbbi.v5i2.2943

Abstract

Genetic Variation of Benggala Goats in West Manggarai Regency Based on Random Amplified Polymorphic DNA Method ABSTRACTIndonesia has several types of local goats that have had an extended period of adaptation to the natural conditions in Indonesia. Goat is one of the most important germplasm in supporting the economy of rural communities. Benggala is a local breed of goat originating from Flores Island, East Nusa Tenggara province and has distinctive characteristics. The RAPD technique has several advantages and has been widely used in studies of the genetic diversity of goats. A total of 50 blood samples of Benggala goats were taken from four sub-districts in West Manggarai Regency. This study was conducted to estimate genetic variations of Benggala goats using OPA-6 and OPA-16 primers. The OPA-6 primer consisted of 0-11 bands, while the OPA-16 primer consisted of 0-7 bands. The total bands produced on the OPA-6 primer from all samples was 456, whilst OPA-16 primer was 314. The lowest genetic similarity between individuals of Benggala goats was 44% from the sample K46. Based on the sample population, the average genetic similarity level was 72%. These results show that the genetic diversity of Benggala goats is low.Keywords: Benggala  goat, genetic similarity,genetic variation, RAPD, West Manggarai ABSTRAKIndonesia memiliki beberapa jenis kambing lokal yang memiliki periode adaptasi yang panjang dengan kondisi alam di Indonesia. Kambing merupakan salah satu plasma nutfah yang sangat penting dalam mendukung perekonomian masyarakat pedesaan. Benggala adalah jenis kambing lokal yang berasal dari pulau Flores, propinsi Nusa Tenggara Timur dan kambing Benggala memiliki ciri khas. Teknik RAPD memiliki beberapa keunggulan dan telah banyak digunakan pada studi keragaman genetik kambing. Total 50 sampel darah kambing Benggala yang diambil dari empat kecamatan di Kabupaten Manggarai Barat. Penelitian ini dilakukan untuk menguji variasi genetik kambing Benggala dengan menggunakan primer OPA-6 dan OPA-16. Primer OPA-6 terdiri dari 0-11 band, sedangkan primer OPA-16 terdiri dari 0-7 band. Total jumlah pita yang dihasilkan pada primer OPA-6 dari semua sampel adalah 456, sementara primer OPA-16 adalah 314. Kemiripan genetik terendah antara individu-individu kambing Benggala adalah 44% dari sampel K46. Berdasarkan populasi sampel, tingkat kemiripan genetik rata-rata adalah 72%. Hasil ini menunjukkan bahwa keragaman genetik kambing Benggala tergolong rendah.Kata Kunci: kambing Benggala, kemiripan genetik, Manggarai Barat , RAPD, variasi genetik
Studi Karakteristik Sarang Orangutan (Pongo pygmaeus morio) di Resort Sangatta dan Resort Sangkima Taman Nasional Kutai Tikurara Londong Allo, Marcelina; Kisworo; Pakpahan, Suhendra
SCISCITATIO Vol 1 No 1 (2020): Volume 1, Number 1, January 2020
Publisher : Universitas Kristen Duta Wacana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21460/sciscitatio.2020.11.17

Abstract

Orangutan (Pongo pygmaeus morio) merupakan satwa langka yang harus dikonservasi melalui pelestarian Taman Nasional Kutai (TNK). Studi karakteristik sarang orangutan merupakan bagian dari upaya pelestarian. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan jalur transek dengan menghitung sarang orangutan serta mencatat karakteristik sarang orangutan yang meliputi kelas sarang, posisi sarang, tinggi sarang, tinggi pohon, diameter pohon dan jenis pohon sarang. Pada lokasi penelitian ditemukan sebanyak 173 sarang orangutan yang terdiri dari 84 sarang di resort Sangatta dan 89 sarang di resort Sangkima. Jenis sarang didominasi oleh kelas sarang C dan D dengan posisi sarang sebagian besar terdapat pada ujung dahan (UD) di resort Sangatta, posisi sarang terbanyak ada pada ujung dahan (UD) dan pucuk pohon (PP) di resort Sangkima. Rata-rata tinggi sarang orangutan adalah 12,2 - 40,2 m, diameter pohon 17,4 - 110 cm, dan tinggi pohon 12,2 - 40,2 m di resort Sangatta. Pada resort Sangkima rata-rata tinggi sarang orangutan adalah 10,2 - 24,2 m dengan diameter pohon 20 - 109,4 cm dan rata-rata tinggi pohon 14-28,6 m. Karakteristik sarang orangutan menjadi indikator kondisi habitat orangutan yang ada di TNK
Kandungan Logam Berat Timbal (Pb) pada Ikan Nila (Oreochromis niloticus) dan Ikan Bawal (Colossoma macropomum) di Sungai Winongo, Yogyakarta Purwanto, Annabelle Indryana; Prihatmo, Guruh; Pakpahan, Suhendra
SCISCITATIO Vol 1 No 2 (2020): Volume 1, Number 2, July 2020
Publisher : Universitas Kristen Duta Wacana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21460/sciscitatio.2020.12.31

Abstract

Sungai Winongo memiliki peran cukup penting di masyarakat kota Yogyakarta. Penelitian ini bertujuanuntuk mengetahui konsentrasi Pb ada air, sedimen (batu, kerikil, pasir dan lempung) dan tiga organ ikan Nila(Oreochromis niloticus) serta ikan Bawal (Colossoma macropomum) yaitu organ viscera, tulang dan daging. Sampeldiperoleh dari tiga titik yaitu bagian hulu, tengah dan hilir. Total 120 sampel diekstraksi menggunakan metodeaqua regia digestible dengan perbandingan larutan HCl : HNO3(3:1, v/v) dan ekstrak dianalisis menggunakanAtomic Absorption Spectrophotometry (AAS). Ditemukan rata-rata konsentrasi Pb pada air (0,054 mg/L), sedimen(38,29 mg/kg), ikan Nila ( viscera 11,35 mg/kg; tulang 10,28 mg/kg; daging 6,46 mg/kg ), dan ikan Bawal (viscera 5,31 mg/kg; 9,85 mg/kg; daging 5,23 mg/kg ). Konsentrasi Pb pada air telah melebihi batas baku mutuPPRI No. 82 Th 2001 (0,03mg/L). Konsentrasi pada ketiga bagian ikan Nila dan Bawal yang diteliti (viscera,tulang, daging) telah melebihi batas baku mutu yang ditetapkan oleh SNI 7387:2009 (0,3 mg/kg).