Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search
Journal : Jurnal Artefak

OKOMAMA MENURUT TRADISI MASYARAKAT SUKU DAWAN DI OELBITENO KECAMATAN FATULEU TENGAH KABUPATEN KUPANG Oktoviana Meluk; Moses Kollo; Diana Rohi
Jurnal Artefak Vol 9, No 1 (2022): April
Publisher : Universitas Galuh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (448.259 KB) | DOI: 10.25157/ja.v9i1.7254

Abstract

Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui makna dan fungsi Okomama Menurut Tradisi Masyarakat Suku Dawan di Oelbiteno Kecamatan Fatuleu Tengah Kabupaten Kupang. Yang menjadi lokasi penelitian adalah Desa Oelbiteno Kecamatan Fatuleu Tengah Kabupaten Kupang. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Teknik penentuan informan yang digunakan adalah purposive sampling. Data penelitian dapat dikumpulkan dengan teknik wawancara informan, observasi dan telaah pustaka. Kemudian data tersebut dianalisis secara kualitatif melalui tiga tahap ykni reduksi data, sajian data dan penarikan simpulan. Hasil penelitiaan menunjukkan bahwa menurut tradisi masyarakat Suku Dawan di Oelbiteno Kecaatan Fatuleu Tengah Kabupaten Kupang, Okomama memiliki fungsi sebagai perekat hubungan sosial antar sesama masyarakat. Hal ini terwujud melalui suatu kebiasaan yang dimiliki masyarakat setempat bahwa, jika seseorang berkunjung ke rumah orang lain, wajib untuk disuguhi Okomama (tempat atau alat untuk menyuguhi sirih dan pinang) kepadanya. Tindakan ini menyimbolkan keramahan, penerimaan dan rasa hormat yang ditonjolkan oleh tuan atau pemilik rumah terhadap tamu. Dengan demikian, maka dapat dilihat bahwa makna yang terkandung di dalam Okomama menurut kebiasaan masyarakat Suku Dawan di Oelbiteno Kecamatan Fatuleo Tengah Kabupaten Kupang mengandung nilai harmoni sosial yang dapat menjamin solidaritas dan kerukunan hidup bermasyarakat dan bernegara. Karena itu, tradisi ini harus terus diwarisi dari waktu ke waktu terutama oleh generasi penerus yang memilikinya agar tidak punah melainkan tetap eksis sebagai bagian dari kekayaan bangsa Indonesia.
Sea Nono Heu dan Martabat Wanita dalam Tradisi Perkawinan Adat Masyarakat Suku Amarasi di Timor Moses Kollo; Yanrini Martha Anabokay; Diana Rohi
Jurnal Artefak Vol 10, No 2 (2023): September
Publisher : Universitas Galuh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25157/ja.v10i2.10417

Abstract

Sea Nono Heu. Sea Nono Heu is a custom in traditional marriage owned by the Amarasi Tribe community in Timor, East Nusa Tenggara region. This study aims to describe "The process of implementing the traditional sea nono heu ritual for the Amarasi Tribe community in Timor. The location for the implementation of this research is the Amarasi area on Timor Island. This research uses qualitative methods. Research data were collected using interviews, observation, and literature review techniques. Research data is analyzed through three stages of qualitative analysis: data reduction, data presentation, and conclusion drawing or verification. The results of this study revealed that the Amarasi Tribe is a tribe found on the island of West Timor with a traditional marriage tradition called Sea Nono Heu. Sea Nono Heu is the final stage in a series of traditional marriages of the Amarasi Tribe on the island of Timor. At this stage, a bride or groom has the right to pin his surname for the wife after he has completed or completed several customary requirements as determined by the wife's family (bride). The customary requirements are paying belies (dowry), salendang, betel nut, and a female cow. There are three stages in the implementation of Sea Nono Heu, namely the planning stage, the implementation stage, and the closing stage. The people involved in the execution of Sea Nono Heu are the bride and groom (bride and groom), the biological parents of the bride and groom, the extended family of the bride and groom, and other guests.