Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search
Journal : JURNAL MEDIA KESEHATAN

EFEKTIFITAS TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK (TAK) STIMULUS PERSEPSI TERHADAP HALUSINASI PADA PASIEN SKIZOFRENIA PARANOID DI RSJKO SOEPRAPTO BENGKULU TAHUN 2010 Pardosi, Sariman
JURNAL MEDIA KESEHATAN Vol 5 No 1 (2012): Jurnal Media Kesehatan Poltekkes Kemenkes Bengkulu Volume 5 Nomor 1 Juni Tahun 20
Publisher : Politeknik Kesehatan Kemenkes Bengkulu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33088/jmk.v5i1.177

Abstract

The most frequent type of schizophrenia is paranoid schizophrenia, whereas in patients with schizophrenia have common criteria and experiencing hallucinations or delusions (Suseno, 2001). Incidence of paranoid schizophrenia in RSJKO Soeprapto Bengkulu in 2008 was (58.84%) and in 2009 was (68.44%) (Medical Record, RSJKO Soeprapto, 2010). Paranoid schizophrenic with hallucinations and panic can act led to the occurrence of suicide or homicide. (Suseno, 2001). Nursing actions appropriate to address a group hallucination is a therapeutic group activities (TAK) (Siahaan HB, 1999). The purpose of research is known influence of group activity therapy (TAK) stimulation perception to hallucinations in RSJKO Soeprapto Bengkulu in 2010.Design research is an experiment: pre and post test. The population was all patients with paranoid schizophrenia who were treated at RSJKO hallucinations Soeprapto Bengkulu, on July 1 to August 31 in 2010, totaling 38 people. Purposive sampling technique with sampling. Analyses were performed by univariate and bivariate frequency distribution with one sample.T test, with α = 5%.The results were: ther’s a relationship bof group activity therapy (TAK) stimulation perception: recognition hallucinations (p = 0.00), controlling hallucinations (p = 0.00), preparation of the schedule of events (p = 0.01), the way drinking either drug (p = 0.00).It is hoped that nurses in RSJKO more intensified activities group activity therapy (TAK) regularly, at least once a week for paranoid schizophrenia patients with hallucinations. In order to speed up eliminating hallucinations and shorten the lengthofthepatient.
PENGARUH SENAM LANSIA DALAM PENINGKATAN FUNGSI KOGNITIF KELOMPOK LANSIA DI BALAI PELAYANAN PENYANTUNAN LANJUT USIA (BPPLU) BENGKULU Pardosi, Sariman; Marsinova, Derison
JURNAL MEDIA KESEHATAN Vol 14 No 2 (2021): Jurnal Media Kesehatan Poltekkes Kemenkes Bengkulu Volume 14 No 2 Desember 2021
Publisher : Politeknik Kesehatan Kemenkes Bengkulu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33088/jmk.v14i2.701

Abstract

Pembangunan nasional di segala bidang yang selama ini telah dilaksanakan oleh pemerintah, telah mampu meningkatkan derajat kesehatan masyarakat secara umum antara lain dapat dilihat dari menurunnya angka kematian ibu dan bayi serta meningkatnya angka umur harapan hidup. Berdsarkan Susenas tahun 2014 jumlah lansia di Indonesia mencapai 20,24 juta jiwa setara dengan 8.03% dari jumlah penduduk Indonesia. Jumlah lansia perempuan lebih banyak daripada laki-laki, 10,77 juta lansia dibandingkan dengan 9,47 juta laki-laki dan diproyeksikan pada tahun 2020 akan meningkat sebesar 11,34% (BPS, 2014). Pemberian latihan olahraga pada usia lanjut dimulai dengan intensitas dan waktu yang ringan kemudian meningkat secara pelahan-lahan serta tidak bersifat kompetitif/ bertanding. Latihan olahraga bagi manula mempunyai manfaat besar karena dapat meningkatkan kemampuan aerobik yaitu akan meningkatkan aliran dan volume pasokan darah yang membawa oksigen ke organ-organ tubuh terutama ke organ otak. Hal ini didukung oleh penelitian selama 10 tahun pada pria usia lanjut berdasarkan data dari Finlandia, Italia dan Belanda oleh B.M. Van Gelder dan kawan-kawan (2004) tentang hubungan aktifitas fisik dengan penurunan kognitif. Penelitian tersebut menyimpulkan bahwa penurunan intensitas dan durasi aktifitas akan mempercepat proses penurunan fungsi kognitif. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian pre eksperiment dengan rancangan penelitian yang digunakan one group pre and post test. yaitu sampel pada penelitian ini diobservasi terlebih dahulu sebelum diberi perlakuan, kondisi setelah diberikan perlakuan sampel. Analisis dilakukan dengan univariat dan analisis bivariat. Sebelum uji statistik, dilakukan terlebih dahulu dilakukan uji normalitas data dengan uji Kolmogorof Smirnov yang dikumpulkan kemudian di tentukan uji statistik yang akan dilakukan dengan uji Wilcoxon bertujuan untuk mengetahui dampak dari perlakuan terhadap nilai MMSE setelah senam lansia dengan tingkat kepercayaan 95% atau nilai α = 0,05. Hasil penelitian menunjukan bahwa responden lansia menurut tingkat pendidikan sebanyak 16 orang atau 80% dengan tingkat pendidikan SD, dan menurut umur minimal 60 tahun dan maksimal 84 tahun nilai mean MMSE untuk pre senam lansia sebesar 21,70 dan nilai mean MMSE untuk post senam lansia sebesar 25,35, terjadi peningkatan nilai mean sebesar 3,65. Nilai p value 0,001 < 0,05 dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh senam lansia terhadap peningkatan kognitif lansia