Claim Missing Document
Check
Articles

Found 11 Documents
Search

EFEKTIFITAS TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK (TAK) STIMULUS PERSEPSI TERHADAP HALUSINASI PADA PASIEN SKIZOFRENIA PARANOID DI RSJKO SOEPRAPTO BENGKULU TAHUN 2010 Pardosi, Sariman
JURNAL MEDIA KESEHATAN Vol 5 No 1 (2012): Jurnal Media Kesehatan Poltekkes Kemenkes Bengkulu Volume 5 Nomor 1 Juni Tahun 20
Publisher : Politeknik Kesehatan Kemenkes Bengkulu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33088/jmk.v5i1.177

Abstract

The most frequent type of schizophrenia is paranoid schizophrenia, whereas in patients with schizophrenia have common criteria and experiencing hallucinations or delusions (Suseno, 2001). Incidence of paranoid schizophrenia in RSJKO Soeprapto Bengkulu in 2008 was (58.84%) and in 2009 was (68.44%) (Medical Record, RSJKO Soeprapto, 2010). Paranoid schizophrenic with hallucinations and panic can act led to the occurrence of suicide or homicide. (Suseno, 2001). Nursing actions appropriate to address a group hallucination is a therapeutic group activities (TAK) (Siahaan HB, 1999). The purpose of research is known influence of group activity therapy (TAK) stimulation perception to hallucinations in RSJKO Soeprapto Bengkulu in 2010.Design research is an experiment: pre and post test. The population was all patients with paranoid schizophrenia who were treated at RSJKO hallucinations Soeprapto Bengkulu, on July 1 to August 31 in 2010, totaling 38 people. Purposive sampling technique with sampling. Analyses were performed by univariate and bivariate frequency distribution with one sample.T test, with α = 5%.The results were: ther’s a relationship bof group activity therapy (TAK) stimulation perception: recognition hallucinations (p = 0.00), controlling hallucinations (p = 0.00), preparation of the schedule of events (p = 0.01), the way drinking either drug (p = 0.00).It is hoped that nurses in RSJKO more intensified activities group activity therapy (TAK) regularly, at least once a week for paranoid schizophrenia patients with hallucinations. In order to speed up eliminating hallucinations and shorten the lengthofthepatient.
PENGARUH SENAM LANSIA DALAM PENINGKATAN FUNGSI KOGNITIF KELOMPOK LANSIA DI BALAI PELAYANAN PENYANTUNAN LANJUT USIA (BPPLU) BENGKULU Pardosi, Sariman; Marsinova, Derison
JURNAL MEDIA KESEHATAN Vol 14 No 2 (2021): Jurnal Media Kesehatan Poltekkes Kemenkes Bengkulu Volume 14 No 2 Desember 2021
Publisher : Politeknik Kesehatan Kemenkes Bengkulu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33088/jmk.v14i2.701

Abstract

Pembangunan nasional di segala bidang yang selama ini telah dilaksanakan oleh pemerintah, telah mampu meningkatkan derajat kesehatan masyarakat secara umum antara lain dapat dilihat dari menurunnya angka kematian ibu dan bayi serta meningkatnya angka umur harapan hidup. Berdsarkan Susenas tahun 2014 jumlah lansia di Indonesia mencapai 20,24 juta jiwa setara dengan 8.03% dari jumlah penduduk Indonesia. Jumlah lansia perempuan lebih banyak daripada laki-laki, 10,77 juta lansia dibandingkan dengan 9,47 juta laki-laki dan diproyeksikan pada tahun 2020 akan meningkat sebesar 11,34% (BPS, 2014). Pemberian latihan olahraga pada usia lanjut dimulai dengan intensitas dan waktu yang ringan kemudian meningkat secara pelahan-lahan serta tidak bersifat kompetitif/ bertanding. Latihan olahraga bagi manula mempunyai manfaat besar karena dapat meningkatkan kemampuan aerobik yaitu akan meningkatkan aliran dan volume pasokan darah yang membawa oksigen ke organ-organ tubuh terutama ke organ otak. Hal ini didukung oleh penelitian selama 10 tahun pada pria usia lanjut berdasarkan data dari Finlandia, Italia dan Belanda oleh B.M. Van Gelder dan kawan-kawan (2004) tentang hubungan aktifitas fisik dengan penurunan kognitif. Penelitian tersebut menyimpulkan bahwa penurunan intensitas dan durasi aktifitas akan mempercepat proses penurunan fungsi kognitif. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian pre eksperiment dengan rancangan penelitian yang digunakan one group pre and post test. yaitu sampel pada penelitian ini diobservasi terlebih dahulu sebelum diberi perlakuan, kondisi setelah diberikan perlakuan sampel. Analisis dilakukan dengan univariat dan analisis bivariat. Sebelum uji statistik, dilakukan terlebih dahulu dilakukan uji normalitas data dengan uji Kolmogorof Smirnov yang dikumpulkan kemudian di tentukan uji statistik yang akan dilakukan dengan uji Wilcoxon bertujuan untuk mengetahui dampak dari perlakuan terhadap nilai MMSE setelah senam lansia dengan tingkat kepercayaan 95% atau nilai α = 0,05. Hasil penelitian menunjukan bahwa responden lansia menurut tingkat pendidikan sebanyak 16 orang atau 80% dengan tingkat pendidikan SD, dan menurut umur minimal 60 tahun dan maksimal 84 tahun nilai mean MMSE untuk pre senam lansia sebesar 21,70 dan nilai mean MMSE untuk post senam lansia sebesar 25,35, terjadi peningkatan nilai mean sebesar 3,65. Nilai p value 0,001 < 0,05 dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh senam lansia terhadap peningkatan kognitif lansia
Gaya Hidup Memengaruhi Status Kesehatan Lanjut Usia Pardosi, Sariman; Buston, Erni
Jurnal Kesehatan Vol 13 No 3 (2022): Jurnal Kesehatan
Publisher : Poltekkes Kemenkes Tanjung Karang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26630/jk.v13i3.3184

Abstract

The government has been able to improve the degree of public health, which can be seen in the decrease in maternal and infant mortality, and the increase in life expectancy which is influenced by lifestyle. A healthy lifestyle can be done by eating a nutritionally balanced diet, doing physical activity/sports correctly and regularly, and not smoking. The active participation of the elderly themselves and their families is important in carrying out a healthy lifestyle. The type of research is analytically observational with a cross-sectional design. The number of samples was as many as 96 respondents. The analysis was performed bivariate and multivariate. Statistical tests were carried out by cross-sectional followed by linear regression to determine the effect of lifestyle variables on the health status of the elderly with a 95% confidence level or the value of=0.05. The study showed that the health status of the elderly in the working area of the West Ring Health Center in Bengkulu City was 58.3% classified as not good. There is a relationship between lifestyle (diet, physical activity, rest habits, and smoking history) with the health status of the elderly in the work area of the West Ring Health Center in Bengkulu City. All lifestyle variables (diet, physical activity, rest habits, and smoking history) simultaneously affect the health status of the elderly in the work area of the West Circle Health Center, Bengkulu City.
RELAKSASI OTOT PROGRESIF EFEKTIF PENURUNAN GLUKOSA DARAH PADA PENDERITA DIABETES MELITUS TIPE II Sari, Dika Permata; Husni, Husni; Pardosi, Sariman; Annisa, Rahma; Asmawati, Asmawati
Mitra Raflesia (Journal of Health Science) Vol 14, No 1 (2022)
Publisher : LPPM STIKES BHAKTI HUSADA BENGKULU

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51712/mitraraflesia.v14i1.234

Abstract

ABSTRACTBaground : According to the International Diabetes Federation, the global prevalence of diabetes mellitus reached 371 million people in 2012, with type 2 diabetes accounting for 95% of those diagnosed (IDF, 2012). The surge in prevalence is due to a failure to control blood glucose levels. If blood glucose levels are not controlled, they will have long-term repercussions, including death.One of the purposes of this progressive muscular relaxation is to see if blood glucose levels in Type II diabetic patients drop. Method : This form of pre-experimental research uses a pretest-posttest design with one group. In 2017, the Eastern Ring Health Center compiled a population of all diabetic patients. With a glucometer test study instrument, a consequtive sampling technique of 22 responders was used. Wilcoxon tests with a confidence level of 95% (=0.05). The study's findings showed a difference of 18 mg/dl in blood glucose levels before and after progressive muscle relaxation. Result : The results of statistical testing revealed a significant difference in average blood glucose levels in Type II DM patients before and after progressive muscle relaxation (p value 0.002 0.05). Conclusion : Progressive muscular relaxation may lower blood glucose levels in type 2 diabetic patients, according to the findings of this study.Keywords: Blood Glucose, Diabetic Type II, PMR ABSTRAKLatar Belakang : International Diabetes Federation menyebutkan Prevalensi angka kejadian diabetes melitus tahun 2012 yang mencapai 371 juta jiwa di dunia, dimana proporsi kejadian diabetes melitus tipe 2 mencapai 95% dari populasi diabetes melitus di dunia (IDF, 2012). Peningkatan prevalensi disebabkan ketidakmampuan dalam mengendalikan kadar glukosa darah. Apabila kadar glukosa darah tidak mampu dikendalikan maka akan terjadi komplikasi kronik bahkan kematian. Salah satu tujuan relaksasi otot progresif ini untuk mengetahui penurunan kadar glukosa darah pada pasien diabetes mellitus Tipe II. Metode : Jenis penelitian pra eksperimental dengan desain one group pretest-postest. Populasi seluruh pasien DM terdata di Puskesmas Lingkar Timur tahun 2017.Teknik sampling adalah consequtive sampling berjumlah 22 responden dengan instrument penelitian glucometer test. Uji statistik menggunakan wilcoxon dengan tingkat kepercayaan 95% (α=0,05).Hasil : Hasil penelitian yakni selisih kadar glukosa darah sebelum dan setelah dilakukan relaksasi otot progresif yaitu sebesar 18 mg/dl. Hasil uji statistik menyatakan ada perbedaan signifikan rerata kadar glukosa darah sebelum dan setelah dilakukan relaksasi otot progresif pada pasien DM Tipe II (p value 0.002 < 0.05).Simpulan : Kesimpulan dalam penelitian ini adalah relaksasi otot progresif dapat menurunkan kadar glukosa darah pada pasien diabetes melitus tipe II.Kata kunci: DM tipe II, Gula darah, Relaksasi otot progresif   
PENGARUH REMINISCENCE THERAPY TERHADAP PENURUNAN TINGKAT STRESS PADA LANSIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA (PSTW) PROVINSI BENGKULU Buston, Erni; Pardosi, Sariman; Efendi, Pauzan; Oktavia, Oktavia
Mitra Raflesia (Journal of Health Science) Vol 14, No 1 (2022)
Publisher : LPPM STIKES BHAKTI HUSADA BENGKULU

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51712/mitraraflesia.v14i1.225

Abstract

ABSTRAKPendahuluan : stres pada lansia disebabkan oleh beberapa kondisi seperti penurunan fungsi fisik, kemampuan dalam bekerja, penghasilan yang pas-pasan dan masalah terhadap diri sendiri, keluarga serta lingkungan. Reminiscence therapy  merupakan salah satu terapi yang digunakan untuk menurunkan tingkat stres dan meningkatkan kemampuan beradaptasi terhadap stres.Metode : Penelitian ini menggunakan  pre experimental dengan one-group pretest-posttest without control group design. Sampel penelitian menggunakan non-probability sampling dengan teknik consecutive sampling dengan jumlah sampel 28 responden. Metode pengumpulan data menggunakan kuesioner DASS 42 dan analisa data pada penelitian ini menggunakan uji non parametrik yaitu marginal homogeneity.Hasil : Hasil penelitian menunjukkan rata-rata sebelum dilakukan terapi nilai stres 17.64 dan setelah dilakukan terapi nilai stres yaitu 13.93. pada uji marginal homogeneity diketahui nilai Asymp.Sig. (2-tailed) atau nilai p = 0.000 ≤ 0.05.Simpulan : Kesimpulan dari hasil penelitian yaitu ada pengaruh reminiscence therapy terhadap penurunan tingkat stres pada lansia di Panti Sosial Tresna Werdha (PSTW) Provinsi Bengkulu tahun 2021. Disarankan agar para lansia yang mengalami stres di PSTW dapat diberikan terapi reminiscence untuk mengurangi tingkat stres lansia.Kata Kunci: Tingkat Stres, Lansia, Terapi Reminiscence ABSTRACTIntroduction  : stress on the elderly is caused by several conditions such as decreased physical function, ability to work, reasonable income and problems with yourself, family and the environment. Reminiscence therapy is one of the therapies used to lower stress levels and improve adaptability to stress.Methods : This study uses pre experimental with one-group pretest-posttest without control group design. The research sample used non-probability sampling with consecutive sampling technique with a sample count of 28 respondents. The method of data collection using DASS 42 questionnaire and data analysis in this study using non-parametric test is marginal homogeneity.Results : The results showed the average before the therapy stress score 17.64 and after therapy stress value is 13.93. on marginal homogeneity tests known values asymp.sig. (2-tailed) or the value p = 0.000 ≤ 0.05.Conclusion : The conclusion of the study is that there is an influence of reminiscence therapy on decreasing stress levels in the elderly at the Tresna Werdha Social Home (PSTW) of Bengkulu Province in 2021. It is recommended that the stressed elderly in PSTW may be given reminiscence therapy to reduce the stress levels of the elderly.Keywords: Stress Levels, Elderly, Reminiscence Therapy
PENGARUH TERAPI RELAKSASI BENSON TERHADAP PERUBAHAN TINGKAT KECEMASAN LANSIA DI PANTI TRESNA WERDHA BENGKULU PARDOSI, SARIMAN; BUSTON, ERNI; NUGROHO, NEHRU; DONSU, JENITA DT; EKWANTINI, ROSA DELIMA
Journal of Nursing and Public Health Vol 11 No 2 (2023)
Publisher : UNIVED Press, Universitas Dehasen Bengkulu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37676/jnph.v11i2.5177

Abstract

Pendahuluan: Menurut World Health Organization (WHO, 2001), jumlah orang yang menderita kecemasan ada 5% dari jumlah penduduk Indonesia. Eric j. Lenze, MD di University of Pittsburg School of Medicine, Menunjukkan bahwa gangguan kecemasan lebih umum pada orang tua, dengan menunjukkan kecemasan 7% terjadi pada lanjut usia. Menurut World Health Organization (WHO, 2001), jumlah orang yang menderita kecemasan ada 5% dari jumlah penduduk Indonesia. Salah satu upaya non farmakologis untuk mengatasi kecemasan adalah dengan teknik relaksasi salah satunya relaksasi benson dan relaksasi nafas dalam. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui apakah ada pengaruh terapi relaksasi benson terhadap perubahan kecemasan lansia. Metode: Desain penelitian yang digunakan adalah quasi experiment dengan pre-post test with control group design. Teknik pengambilan sampel secara purposive sampling dengan jumlah responden 40 responden yang terdiri dari 20 responden untuk kelompok intrvensi dan 20 responden untuk kelompok kontrol. Instrument penelitian yang digunakan berupa modul/SOP relaksasi benson, dan untuk menilai skor kecemasan digunakan Hamilton Anxiety Rate Scale (HARS). Hasil dan Pembahasan: Analisis menggunakan Wilcoxon dengan hasil p-value 0.000 < 0.05 yang berarti ada perbedaan rata-rata skor kecemasan sesudah dilakukan intervensi pada kelompok intervensi dan kelompok kontrol sehingga dapat disimpulkan H0 ditolak dan ha diterima yang berarti ada pengaruh terapi relaksasi benson terhadap perubahan tingkat kecemasan lansia di Panti Tresna Werdha. Kesimpulan: Terapi benson efektif untuk menurunkan tingkat kecemasan pada lansia di Panti Sosial Tresna Werdha propinsi Bengkulu.
PENGARUH EDUKASI SEKS MELALUI MEDIA VIDEO ANIMASI LAGU MENGENAL SENTUHAN TERHADAP PENGETAHUAN SEKSUALITAS ANAK USIA SEKOLAH DASAR HUSNI, HUSNI; PARDOSI, SARIMAN; VELIA, RIZKI
Journal of Nursing and Public Health Vol 12 No 1 (2024)
Publisher : UNIVED Press, Universitas Dehasen Bengkulu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37676/jnph.v12i1.6344

Abstract

Pendahuluan: Pravalensi kejadian kekerasan seksual anak meningkat kepada usia yang lebih deawasa, hal ini ditunjukkan bahwa korban kekerasan seksual anak pada usia 6-12 tahun meningkat menjadi 33%. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui apakah ada pengaruh edukasi seks melalui media video animasi lagu mengenal sentuhan terhadap pengetahuan seksualitas pada anak usia sekolah dasar. Desain penelitian yang digunakan adalah quasi experiment dengan pre-post test with control group design. Teknik pengambilan sampel secara purposive sampling dengan jumlah responden 60 responden yang terdiri dari 30 responden untuk kelompok intervensi dan 30 responden untuk kelompok kontrol. Pemberian intervensi selama 2 siklus (2 hari) dimana dalam 1 siklus terdapat 2 sesi dan pada kelompok kontrol dilakukan selama 2 siklus (2 hari) dalam 1 siklus terdapat 2 sesi yang dilakukan dalam 4 minggu yang terdiri dari 2 minggu pada kelompok intervensi dan 2 minggu pada kelompok kontrol. Instrumen yang digunakan video animasi “Mengenal Sentuhan” dan leaflet “AKU MANDIRI”, lembar kuisioner pengetahuan, dan lembar karakteristik responden. Analisis menggunakan paired sample t-test dengan nilai hasil p-value 0.000 < 0.05 yang berarti ada perbedaan rata-rata nilai pengetahuan sesudah dilakukan intervensi antara kelompok intervensi dan kelompok kontrol sehingga dapat disimpulkan Ho ditolak dan Ha diterima yang berarti ada pengaruh edukasi seks melalui media video animasi lagu mengenal sentuhan terhadap pengetahuan seksualitas pada anak usia sekolah dasar di Kota Bengkulu.
PENDAMPINGAN POKJAKES LEMPUING INDAH DALAM MENINGKATKAN PENGETAHUAN DAN PERILAKU ANAK DAN KELUARGA TENTANG PERAWATAN GIGI DAN MULUT DI RW I KELURAHAN LEMPUING WILAYAH PUSKESMAS KOTA BENGKULU Hartiana, Hartiana; Pardosi, Sariman; Wijaya, Andra Saferi; Dahrizal, Dahriza; Nugroho, Nehru
Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Pusat Unggulan Iptek Penanggulangan Stunting Berbasis Kesehatan Ibu dan Anak Vol 2 No 1 (2023): JPKM PUSTINGKIA 2023
Publisher : Poltekkes Kemenkes Bengkulu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33088/jpustingkia.v2i1.247

Abstract

Abstrak Karies gigi merupakan salah satu penyakit mulut yang ditandai dengan demeneralisasi jaringan gigi yang bersifat kronis keras kemudian diikuti dengan kerusakan zat organiknya yang menyebabkan hancurnya email dan dentin sehingga muncul lubang pada gigi. Karies gigi merupakan penyakit tidak menular yang sering dialami atau terjadi pada anak anak. (Soesilawati, 2020). Faktor yang menunjang tingginya angka prevalensi karies gigi anak yaitu anak anak pada umumnya menyukai makanan manis, apabila anak terlalu banyak makan gula-gula dan jarang membersihkannya maka akan menimbulkan akibat yakni gigi - giginya akan banyak yang mengalami karies gigi. Hal ini akan menjadi lebih parah. pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut pada anak yang mengalami karies gigi, diperoleh data yaitu anak memiliki karies dentis (67%), sebagian besar anak mempunyai kebiasaan jajanan terbuka di sekolah (87%), dan masih ada anak yang tidak memeriksa kesehatan gigi ke pelayanan kesehatan (34%). Metode kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini menggunakan metode pemberdayaan masyarakat dan partisipasi masyarakat dengan pendekatan keperawatan keluarga melalui pengenalan masalah, memutuskan merawat, merawat, memodifikasi lingkungan dan memanfaatkan fasilitas kesehatan. Rencana pelaksanaan kegiatan dialokasika di RW I Kelurahan Lempuing Kota Bengkulu. Evaluasi kegiatan dan monitoring dilakukan secara formatif dan sumatif melalui instrument yang telah disiapkan. Kata Kunci: Karies gigi, Anak-anak, Pengetahuan
PENDAMPINGAN POKJAKES LEMPUING INDAH DALAM MENINGKATKAN PENDIDIKAN DAN PENGETAHUAN SEKS PADA ANAK DI RW I KELURAHAN LEMPUING WILAYAH PUSKESMAS KOTA BENGKULU Febriana, Erna; Pardosi, Sariman; Dahrizal, Dahrizal; Nugroho, Nehru; Wijaya, Andra
Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Pusat Unggulan Iptek Penanggulangan Stunting Berbasis Kesehatan Ibu dan Anak Vol 1 No 2 (2022): JPKM PUSTINGKIA JULI 2022
Publisher : Poltekkes Kemenkes Bengkulu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33088/jpustingkia.v1i2.252

Abstract

Abstrak Kekerasan seksual terhadap anak meningkat dari tahun ketahun. Peningkatan ini terjadi dibanyak negara, termasuk juga di Indonesia. Dari banyak Propinsi di Indonesia, kekerasan seksual menjadi masalah yang mengkhawatirkan. Banyak anak yang menjadi korbannya, tidak hanya anak perempuan, anak laki- lakipun rawan untuk dijadikan korban kekerasan seksual (Meri Neherta, 2017). Berdasarkan hasil pemaparan dari guru TK IT Al-Pundi pada MMK 2 didapatkan hasil pada tahun 2019 terjadi pelecehan pada anak. Metode kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini menggunakan metode pemberdayaan masyarakat dan partisipasi masyarakat dengan pendekatan keperawatan keluarga melalui pengenalan masalah, memutuskan merawat, merawat, memodifikasi lingkungan dan memanfaatkan fasilitas kesehatan. Rencana pelaksanaan kegiatan dialokasika di RW I Kelurahan Lempuing Kota Bengkulu. Evaluasi kegiatan dan monitoring dilakukan secara formatif dan sumatif melalui instrument yang telah disiapkan. Kata Kunci: Anak, Pelecehan, Pendidikan Seks Abstract Sexual violence against children is increasing from year to year. This increase occurred in many countries, including Indonesia. From many provinces in Indonesia, sexual violence is a worrying problem. Many children are victims, not only girls, boys are also prone to be victims of sexual violence (Meri Neherta, 2017). Based on the results of the explanation from the Al-Pundi IT Kindergarten teacher at MMK 2, it was found that in 2019 child abuse occurred. This community service activity method uses community empowerment and community participation methods with a family nursing approach through identifying problems, deciding to care for, caring for, modifying the environment and utilizing health facilities. The plan for the implementation of the activities was allocated in RW I, Lemembu Sub-district, Bengkulu City. Evaluation of activities and monitoring are carried out in a formative and summative manner through the instruments that have been prepared.Keywords: School Children, Covid-19, Knowledge, New Normal Keywords: Children, Harassment, Sex Education
EDUKASI KEBERSIHAN GIGI DAN MULUT DENGAN CARA MENGGOSOK GIGI DENGAN BENAR PADA ANAK KOTA BENGKULU TAHUN 2024 mutia, masayu; Pardosi, Sariman; Ervan, Ervan; Riyadi, Agung
Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Pusat Unggulan Iptek Penanggulangan Stunting Berbasis Kesehatan Ibu dan Anak Vol 3 No 1 (2024): JPKM PUSTINGKIA JANUARI 2024
Publisher : Poltekkes Kemenkes Bengkulu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33088/jpustingkia.v3i1.715

Abstract

Menyikat gigi secara baik dan benar merupakan faktor yang penting untuk pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut. Keberhasilan pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut juga dipengaruhi oleh pola menyikat gigi. Karies gigi pada anak usia sekolah dasar kebiasaan makan makanan kariogenik. Anak memasuki usia sekolah pada umumnya mempunyai resiko karies yang tinggi, karena pada usia ini anak-anak suka jajan sembarangan seperti makanan yang manis dan Iengket.Anak usia sekolah adalah satu usia yang rentan terhadap penyakit gigi dan mulut karena umumnya pada usia tersebut masih mempunyai perilaku atau kebiassan diri yang kurang menunjang terhadap kesehatan gigi.(kariogenik). Kondisi mulut yang selalu basah, gelap, dan lembab sangat mendukung pertumbuhan dan perkembangbiakan bakteri yang membentuk plak. Karies gigi adalah sebuah penyakit infeksi yang merusak struktur jaringan keras gigi. penyakit ini ditandai dengan gigi berlubang. lubang gigi disebabkan oleh beberapa tipe dari bakteri penghasil asam yang dapat merusak karena reaksi fermentasi karbohidrat termasuk sukrosa,fruktosa dan glukosa. Banyak masalah yang terjadi dalam kesehatan gigi dan mulut sehingga perlu untuk memperhatikan kebersihan gigi dan mulut terutama pada anak-anak yang berada di Paud Harapan Bangsa Sawah Lebar Baru. Sehubung dengan hasil windshield survey yang dilakukan ditemukan bahwa di kelurahan sawah lebar baru banyak anak-anak belum mengetahui cara menggosok gigi dengan benar. Sesuai kesepakatan pada musyawarah masyarakat kelurahan (MMK) bahwa akan diadakan penyuluhan tantang kesehatan gigi dan mulut.