Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

Kaji Eksperimental Pengaruh Variasi Diameter Pipa Kapiler Terhadap Performansi Coolbox Menggunakan R-134a Alfa, Mufty Luay Salsabilla; Pramudantoro, Triaji Pangripto; Lukitobudi, Arda Rahardja
Prosiding Industrial Research Workshop and National Seminar Vol 14 No 1 (2023): Vol 14 (2023): Prosiding 14th Industrial Research Workshop and National Seminar
Publisher : Politeknik Negeri Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35313/irwns.v14i1.5368

Abstract

Pipa kapiler merupakan salah satu jenis alat ekspansi yang sering digunakan pada sistem refrigerasi kompresi uap terutama pada kapasitas kecil. Pipa kapiler memiliki berbagai macam ukuran, ukuran pipa kapiler berpengaruh terhadap performansi sistem refrigerasi. Oleh karenanya, dibutuhkan ukuran pipa kapiler yang sesuai agar mesin dapat bekerja dengan optimal. Penelitian ini menggunakan metode eksperimental dengan membandingkan beberapa variasi diameter pipa kapiler antara diameter 0,028 inci, 0,031 inci, dan 0,036 inci dengan panjang 1,81 meter. Berdasarkan hasil penelitian yang telah didapatkan dari perhitungan COPaktual, COPCarnot, dan efisiensi sistem, pipa kapiler diameter 0,031 inch dengan panjang 1,81 meter menghasilkan nilai efisiensi yang lebih besar dibandingkan dengan variasi lainnya dengan nilai COPaktual 2,66, COPCarnot 3,18, dan efisiensi sistem 83,64%.
Perbandingan Uji Performansi Sistem Cool Box Menggunakan R-134a Yang Di-Retrofit Ke R-436a Untuk Penyimpanan 2 Kg Mentimun Shofwan, Luqman Alvus; Pramudantoro, Triaji Pangripto; Lukitobudi, Arda Rahardja
Prosiding Industrial Research Workshop and National Seminar Vol 14 No 1 (2023): Vol 14 (2023): Prosiding 14th Industrial Research Workshop and National Seminar
Publisher : Politeknik Negeri Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35313/irwns.v14i1.5373

Abstract

Cool box merupakan salah satu media yang dapat dijadikan sebagai media pengawetan sekaligus pendinginan secara khusus. Refrigeran yang digunakan adalah R-134a dengan jenis hidrofluorokarbon (HFC) tetapi refrigeran tersebut masih memiliki efek pemanasan global. Oleh karena itu, refrigeran dengan jenis hidrokarbon (HC) menjadi salah satu alternatif yang dapat digunakan karena memiliki sifat ramah lingkungan dan hemat energi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui performansi dengan membandingkan nilai COP, efisiensi sistem, dan konsumsi daya listrik dari sistem cool box terhadap R-134a yang di-retrofit ke R-436A. Metode yang digunakan pada penelitian ini dilakukan dengan cara eksperimen pengambilan data saat sistem dalam kondisi steady. Berdasarkan hasil dari pengujian yang dilakukan, sistem menggunakan R-134a memiliki COPactual sebesar 2,589, COPCarnot sebesar 4,091, dan 63,28% untuk efisiensi sistem yang dihasilkan, sedangkan sistem yang menggunakan R-436A memiliki COPactual sebesar 2,588, COPCarnot sebesar 6,123, dan efisiensi sistem yang dihasilkan 42,27%, selanjutnya energi listrik yang dibutuhkan saat sistem menggunakan R-134a yaitu sebesar 0,0855 kWh, sedangkan saat menggunakan R-436A dibutuhkan sebesar 0,0897 kWh. Nilai yang diperoleh dari perhitungan menunjukkan bahwa saat menggunakan R-134a energi listrik yang digunakan lebih hemat 4,4% dibandingkan saat menggunakan R-436A.
Kaji Eksperimental Pengaruh Variasi Konsentrasi Kalsium Klorida sebagai Refrigeran Sekunder terhadap Performansi Sistem pada Mesin Es Balok Seftanda, Andre Raka; Pramudantoro, Triaji Pangripto; Lukitobudi, Arda Rahardja
Prosiding Industrial Research Workshop and National Seminar Vol 14 No 1 (2023): Vol 14 (2023): Prosiding 14th Industrial Research Workshop and National Seminar
Publisher : Politeknik Negeri Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35313/irwns.v14i1.5380

Abstract

Brine cooling system pada tugas akhir ini menggunakan pendinginan secara tidak langsung dengan menggunakan refrigeran sekunder untuk penyerapan kalor pada produk. Nilai penurunan titik beku pada brine ditentukan oleh jumlah konsentrasi zat yang ditambahkan pada air sebagai refrigeran sekunder, selain itu ketidaksesuaian penambahan konsentrasi akan berpengaruh terhadap performansi sistem tersebut, sehingga konsentrasi zat pada air sebagai refrigeran sekunder perlu diperhitungkan. Dengan menguji salah satu brine cooling system, yaitu mesin pembuatan es balok kapasitas 12 kg, kapasitas kompresor 3/4 pk dengan temperatur evaporasinya yaitu -30℃, menggunakan refrigeran sekunder, yaitu campuran air dan kalsium klorida (CaCl2) dengan kapasitas 50 liter, refrigeran primer yang digunakan yaitu R404A dan temperatur produk -10℃, variasi konsentrasi kalsium klorida yang dipakai yaitu 27%, 29%, dan 31% dalam weight percent terhadap air, dari setiap variasi akan dilakukan pengambilan data untuk mengetahui dan dilakukan perhitungan terhadap performansi sistem pendinginan tersebut. Hasil dari ketiga variasi campuran brine tersebut berturut-turut untuk nilai COPaktual yaitu 1,81, 1,87 dan 1,92 dengan efisiensi mesin 51,3%, 52,8% dan 54,4% dan untuk chilling time yaitu 295 menit, 245 menit dan 230 menit.
Analisis Performansi Centifugal Water Cooled Chiller Di Grand Indonesia Mall (West Mall) Andriansyah, Al Wahyudi; Badarudin, Apip; Lukitobudi, Arda Rahardja
Prosiding Industrial Research Workshop and National Seminar Vol 14 No 1 (2023): Vol 14 (2023): Prosiding 14th Industrial Research Workshop and National Seminar
Publisher : Politeknik Negeri Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35313/irwns.v14i1.5426

Abstract

Semakin meningkatnya pusat perbelanjaan di kota-kota besar maka akan semakin banyak juga pendingin yang dibutuhkan sesuai dengan kapasitas, seperti mall dan plaza yang memiliki pengunjung dengan jumlah ratusan hingga ribuan dalam satu ruangan. Maka dari itu mall dan plaza menggunakan pendingin water cooled chiller yang menyesuaikan dengan beban penghuni yang tinggi, dan jam operasional hingga 12 jam dalam sehari. karena memiliki waktu running time yang panjang sehingga harus diperhatikan dalam performansi unit pendingin water cooled chiller seperti melakukan performance test secara berkala agar mengetahui bahwa unit bekerja secara maksimal dan mencegah kerusakan komponen yang tidak diinginkan. Water cooled chiller yang dianalisis di Grand Indonesia Mall adalah untuk mendinginkan lalu di supply ke AHU untuk mengkondisikan udara dan di supply langsung ke ruangan-ruangan. Grand Indonesia Mall memiliki 3 buah chiller pada gedung West Mall masing-masing 2090 TR dan chiller A3 dengan kapasitas yang sama digunakan sebagai back up. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui performansi chiller yang beroperasi di Grand Indonesia Mall (West Mall) dengan metode pengambilan data dilakukan selama 3 hari pada tanggal 27, 28, dan 29 Januari 2020, hasil analisa yang dilakukan bahwa chiller A1 memiliki performansi COP dengan nilai 7,16 serta efisiensi sebesar 73,5 %, sedangkan chiller A2 memiliki performansi COP dengan nilai 7,89 serta efisiensi sebesar 68,8 %. Dari hasil performansi tersebut terlihat bahwa kondisi chiller memiliki performansi yang baik.
Rancang Bangun Sistem Heat Pump Untuk Pemanas Air Prasetyo, Yosafat Dwi; Prasetyo, Bowo Yuli; Lukitobudi, Arda Rahardja
Prosiding Industrial Research Workshop and National Seminar Vol 14 No 1 (2023): Vol 14 (2023): Prosiding 14th Industrial Research Workshop and National Seminar
Publisher : Politeknik Negeri Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35313/irwns.v14i1.5429

Abstract

Heat Pump merupakan suatu mesin yang dapat difungsikan baik untuk pendinginan maupun pemanasan dengan memanfaatkan panas dari kondenser. Kondenser biasanya didinginkan menggunakan fan, tetapi disini didingankan melalui air dan panas airnya dimanfaatkan. Pada tugas akhir ini, Heat Pump difungsikan sebagai pemanas air, sistem ini akan memanfaatkan kompresor sebagai pemeran utama dan mengefisienkan energi panas yang dihasilkan lewat kondenser, pipa kondenser berada di dalam air yang ingin dipanaskan. Pemanasan air sebanyak 20 liter dapat dipanaskan sampai 40 °C dengan waktu 14 menit, sedangkan dari hasil perancangan didapat 16 menit. Secara keseluruhan hasil data yang diambil maka dapat disimpulkan sistem heat pump ini berhasil.
Rancang Bangun Miniatur Arena Ice Skating Dengan Sistem Brine Cooling Pamungkas, Kevin Putra; Mitrakusuma, Windy Hermawan; Lukitobudi, Arda Rahardja
Prosiding Industrial Research Workshop and National Seminar Vol 14 No 1 (2023): Vol 14 (2023): Prosiding 14th Industrial Research Workshop and National Seminar
Publisher : Politeknik Negeri Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35313/irwns.v14i1.5451

Abstract

Sistem refrigerasi tidak hanya digunakan untuk industri rumahan, transportasi saja melainkan digunakan untuk hiburan juga. Salah satunya industri pariwisata. Perlu diketahui di Indonesia masih jarang adanya ice skating rink dikarenakan musim di Indonesia yaitu tropis. Untuk itu di Indonesia sendiri ice skating rink dibuat menggunakan sistem refrigerasi. Temperatur air yang dibutuhkan untuk membuat ice skating rink -10°C. ice skating rink dalam perancangan ini menggunakan refrigeran sekunder yang berfungsi untuk menyerap kalor dari air, supaya terbentuk produk yang diinginkan. Dalam perancangan ini harus membuat perhitungan terlebih dahulu dan pembuatan alat sistem. Sistem ini menggunakan kompresor 3/4 PK dan menggunakan alat ekspansi pipa kapiler dengan panjang 2,2 meter, didapat hasil percobaan yang dilakukan yaitu COPaktual sebesar 3,1 sedangkan perancangan 1,59 dan COPcarnot 4,241 sedangkan perancangan 3,30. Efisiensi sistem yang didapat yaitu 73% sedangkan perancangan 48%, dan chilling time produk es yang didapat yaitu 6 jam 20 menit, dan itu lebih lama 20 menit dari perancangan.