Claim Missing Document
Check
Articles

Found 11 Documents
Search

Kajian Variasi Temperatur Kerja Terhadap Efisiensi Volumetrik Kompresor Piston dan Kinerja Sistem Refrigerasi Kompresi Uap Juliawati, Lola; Mitrakusuma, Windy Hermawan; Prasetyo, Bowo Yuli; Akmal, Muhammad
Prosiding Industrial Research Workshop and National Seminar Vol 14 No 1 (2023): Vol 14 (2023): Prosiding 14th Industrial Research Workshop and National Seminar
Publisher : Politeknik Negeri Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35313/irwns.v14i1.5356

Abstract

Beberapa jenis kompresor yang sering digunakan salah satunya kompresor piston atau bisa juga disebut sebagai kompresor reciprocating. Kelebihan pada kompresor piston diantaranya mempunyai daerah operasi dengan tekanan kerja yang tinggi serta maintenance yang mudah. Dalam penggunaannya, kemampuan kompresor pada sistem dapat diketahui menggunakan efisiensi volumetrik pada kompresor. Efisiensi volumetrik ini didefinisikan sebagai nilai perbandingan antara volume refrigeran yang dihisap oleh kompresor dengan volume langkah pada kompresor. Penelitian ini dilakukan dengan memvariasikan parameter menggunakan REFPROP Software lalu diintegrasikan dengan Microsoft Excel. Parameter yang divariasikan adalah temperatur kondensasi dan temperatur evaporasi serta superheat. Hasil akhir dari penelitian ini menunjukan kenaikan pada kinerja sistem saat efisiensi volumetrik semakin tinggi pada temperatur evaporasi 10 oC dan temperatur kondensasi 40 oC, serta superheat 0 K. Efisiensi volumetrik tertinggi yang didapatkan yaitu 84,90% dengan faktor clearance 5%. Kapasitas pendinginan tertinggi pada kondisi temperatur kerja tersebut adalah 20,49 kW, dan perbandingan rata-rata kapasitas pendinginan antara katalog kompresor dengan hasil perhitungan pada kondisi tersebut adalah 2,15%.
Rancang Bangun Ice Block Machine dengan Kapasitas 12 Kg Menggunakan Calcium Chloride sebagai Refrigeran Sekunder Giovanni, Aldi; Mitrakusuma, Windy Hermawan; Prasetyo, Bowo Yuli
Prosiding Industrial Research Workshop and National Seminar Vol 14 No 1 (2023): Vol 14 (2023): Prosiding 14th Industrial Research Workshop and National Seminar
Publisher : Politeknik Negeri Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35313/irwns.v14i1.5378

Abstract

Mesin es balok adalah mesin yang dapat memproduksi es berbentuk balok yang digunakan untuk mendinginkan ikan. Mesin es balok dirancang menggunakan sistem refrigerasi kompresi uap dengan metode pendinginan tidak langsung (indirect expansion). Dengan menggunakan refrigeran primer R404A dan refrigeran sekunder campuran air 69% dan Calcium Chloride 31% sebagai media penyerap kalor untuk mendinginkan produk hingga temperatur rancangan produk -10°C. sistem ice block machine ini memiliki kapasitas produksi es balok sebesar 12 kg dengan beban total pendinginan, yaitu 538,9 Watt. Tujuan penelitian ini adalah merancang sistem ice block machine serta menguji kinerja sistem ice block machine. Dari hasil perancangan, dengan menggunakan condensing unit berkapasitas 542 Watt, mesin es balok ini dapat memproduksi es balok dengan massa total 12 kg pada 6 buah cetakan es balok selama 230 menit untuk mencapai temperatur produk -10,91°C. COPaktual didapat sebesar 2,06 dan COPCarnot sebesar 3,53 dengan efisiensi sistem sebesar 58,35%.
Rancang Bangun Pemanas Air dengan Memanfaatkan Discharge Line pada AC Split Aliansyah, Ridwan; Prasetyo, Bowo Yuli; Mitrakusuma, Windy Hermawan
Prosiding Industrial Research Workshop and National Seminar Vol 14 No 1 (2023): Vol 14 (2023): Prosiding 14th Industrial Research Workshop and National Seminar
Publisher : Politeknik Negeri Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35313/irwns.v14i1.5387

Abstract

Air conditioning dan water heater merupakan salah satu dari banyaknya sistem yang dibutuhkan oleh keseharian manusia. Penggunaan air conditioning dan water heater secara bersamaan memerlukan banyak energi. Dengan modifikasi air conditioning pada discharge line ini dapat dimanfaatkan untuk membuat water heater yang lebih hemat energi. Penelitian ini bertujuan untuk memanfaatkan kalor yang terbuang sebagai media untuk memanaskan air dengan menambahkan heat exchanger. Heat exchanger berjenis bare tube yang dirangkai secara helical tube dipasang berderet atau seri dengan kondenser. Hasil dari penelitian ini didapatkan kapasitas dari bare tube adalah 3140 kJ/s. Nilai efisiensi cooling sistem adalah 87,87% dan nilai efisiensi heating adalah 89,04%. Air berhasil dipanaskan dari temperatur awal air sebesar 27⁰C hingga 50⁰C dalam waktu 40 menit.
Investigasi Performa Integrasi Heat Recovery dan AC Split dengan Variasi Aliran Air Nugraha, Yusup Hadian; Prasetyo, Bowo Yuli; Mitrakusuma, Windy Hermawan
Prosiding Industrial Research Workshop and National Seminar Vol 14 No 1 (2023): Vol 14 (2023): Prosiding 14th Industrial Research Workshop and National Seminar
Publisher : Politeknik Negeri Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35313/irwns.v14i1.5389

Abstract

Pada mesin Air Conditioning terdapat bagian yang menghasilkan panas yang dapat dimanfaatkan untuk kehidupan sehari-hari manusia contohnya untuk memanaskan air untuk kebutuhan mandi manusia yaitu pada outdoor unit pada pipa discharge line. Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui perbandingan nilai performansi kerja atau COP (Coefficient of Performance), efisiensi dan kapasitas pendinginan pada setiap variasi. Metode penelitian yang digunakan yaitu membandingkan performansi AC Split pada setiap konfigurasi berdasarkan parameter. Pada penelitian ini akan dilakukan konfigurasi seperti mode normal atau mode AC, mode seri dengan kondenser, mode hanya menggunakan HX (Heat Exchanger) dengan pengujian air diam dan air mengalir. Hasil dari variasi sistem tersebut pada mode seri air diam dan air mengalir memiliki nilai COP 6,72 dan 7,77, nilai efisiensi 87,87% dan 90,34 %, dan kapasitas pendinginan 2,64 kW dan 2,87 kW, pada mode HX air diam maupun air mengalir memiliki nilai COP yaitu 3,02 dan 5,94, nilai efisiensi 62,1% dan 85,83 %, dan kapasitas pendinginan 1,41 kW dan 2,03 kW. Pada mode seri menunjukan adanya peningkatan nilai performansi dibandingkan dengan mode AC dengan memiliki nilai COP 6,36, efisiensi 81,9 kW, dan kapasitas pendinginan 2,58 kW, pada mode HX nilai performansi memiliki nilai yang lebih kecil dibandingkan mode seri dan AC.
Perbandingan Kinerja Sistem Refrigerasi Kompresi Uap menggunakan Refrigeran Dimethyl Ether (DME) dan R134a Padilla, Widya Putri Nur; Mitrakusuma, Windy Hermawan; Prasetyo, Bowo Yuli; Murniati, Sri
Prosiding Industrial Research Workshop and National Seminar Vol 14 No 1 (2023): Vol 14 (2023): Prosiding 14th Industrial Research Workshop and National Seminar
Publisher : Politeknik Negeri Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35313/irwns.v14i1.5410

Abstract

Refrigeran R134a mengandung Hydrofluorocarbon (HFC) dengan nilai Global Warming Potential (GWP) sebesar 1430 perlu dicarikan alternatif pengganti dengan karakteristik yang serupa, di antaranya Dimethyl Ether (DME/RE170). Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan refrigeran R134a dengan DME dengan melakukan simulasi pada sistem refrigerasi kompresi uap menggunakan software Reference Fluid and Transport Properties (REFPROP) versi 10.0.0.98 dengan variasi temperatur kondensasi, temperatur evaporasi, subcooled, superheated, efisiensi isentropik dan penggunaan Liquid to Suction Heat Exchanger (LSHX). Pada keadaan temperatur kondensasi yang sama, efisiensi sistem refrigerasi yang menggunakan DME rata-rata lebih tinggi 7,51%. Pada keadaan temperatur evaporasi yang sama, efisiensi sistem refrigerasi menggunakan DME rata-rata lebih tinggi 7,61% dibandingkan R134a. Pada temperatur subcooled yang sama, efisiensi sistem refrigerasi yang menggunakan DME rata-rata lebih tinggi 4,99% dibandingkan R134a. Pada temperatur superheated yang sama, efisiensi sistem refrigerasi yang menggunakan DME rata-rata lebih tinggi 5,57% dibandingkan R134a. Pada nilai efisiensi isentropik yang sama, efisiensi sistem refrigerasi yang menggunakan DME rata-rata lebih tinggi 8,80% dibandingkan R134a. Pada sistem yang menggunakan LSHX dengan temperatur superheated yang sama, efisiensi sistem refrigerasi yang menggunakan DME rata-rata lebih tinggi 2,86% dibandingkan R134a. Dengan demikian, refrigeran DME dapat dijadikan refrigeran alternatif untuk menggantikan R134a karena rata-rata menghasilkan efisiensi sistem yang lebih tinggi.
Perbandingan Uji Kinerja AC Mobil Menggunakan R134a dan RE170 (Dimethyl-Ether) terhadap Variasi Putaran Kompresor Fajriyah, Hana; Mitrakusuma, Windy Hermawan; Pramudantoro, Triaji Pangripto; Akmal, Muhammad
Prosiding Industrial Research Workshop and National Seminar Vol 14 No 1 (2023): Vol 14 (2023): Prosiding 14th Industrial Research Workshop and National Seminar
Publisher : Politeknik Negeri Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35313/irwns.v14i1.5411

Abstract

Refrigeran R134a digunakan pada sistem AC mobil karena memiliki sifat termodinamika yang baik dan memiliki nilai ODP nol. Namun, nilai GWP pada R134a cukup besar yaitu 1300 yang dipengaruhi unsur fluor (F) yang dikandungnya. Sehingga besarnya nilai GWP yang dimiliki R134a berpotensi menyebabkan pemanasan global. DME (dimethyl-ether) dapat menjadi refrigeran alternatif untuk menggantikan R134a pada AC mobil. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara putaran RPM kompresor dengan performansi AC mobil menggunakan refrigeran R134a dan DME. Pengujian ini dilakukan dengan cara pengambilan data secara langsung pada AC mobil di Laboratorium Tata Udara Jurusan Teknik Refrigerasi dan Tata Udara, Politeknik Negeri Bandung. Pengujian dilakukan dengan variasi putaran kompresor sebesar 1000 RPM, 1100 RPM, 1300 RPM dan 1500 RPM pada R134a atau DME. Hasil yang diperoleh adalah perbandingan variasi RPM menggunakan R134a dengan DME. Pada RPM tertinggi, R134a mempunyai nilai rasio kompresi dan daya motor lebih tinggi sebesar 11,78% dan 13,67% dibandingkan dengan DME. Akan tetapi, RE170 (DME) mempunyai nilai COP aktual, efisiensi refrigerasi, efek refrigerasi dan kerja spesifik kompresor yang lebih tinggi berturut-turut sebesar 38,85%, 33,31%, 166,65% dan 139,52% dibandingkan dengan R134a.
Kaji Eksperimental Perbandingan Penggunaan Pipa Tembaga Dan Pipa Multilayer Terhadap Kinerja Refrigerator R134a Adzim, Ali Rahmatul; Margana, Ade Suryatman; Mitrakusuma, Windy Hermawan
Prosiding Industrial Research Workshop and National Seminar Vol 14 No 1 (2023): Vol 14 (2023): Prosiding 14th Industrial Research Workshop and National Seminar
Publisher : Politeknik Negeri Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35313/irwns.v14i1.5436

Abstract

Refrigerator merupakan alat rumah tangga untuk menyimpan dan membekukan produk makanan dan minuman dengan cepat. Pada penelitian ini alat yang digunakan yaitu refrigerator dengan jenis refrigeran adalah R134a dan dilakukan pengujian untuk mengetahui kinerja sistem dengan suction line dan liquid line berbeda yaitu pipa tembaga dan pipa multilayer. Setelah melakukan pengumpulan data dan analisis bahwa Penggunaan pipa tembaga pada sistem memiliki perbedaan terhadap waktu pendinginan sistem refrigerator. Sistem menggunakan pipa tembaga cut-off pada menit ke 85 sedangkan sistem menggunakan pipa multilayer yaitu cut-off pada menit ke 92. Nilai COPaktual, COPcarnot, dan effisiensi pada saat menggunakan pipa tembaga lebih besar dibandingkan sistem menggunakan pipa multilayer di suction line dan liquid line. COPaktual yang dihasilkan saat menggunakan pipa tembaga sebesar 2,44 dan COPcarnot yaitu 3,90 dan effisiensi sebesar 62,5% sedangkan COPcarnot ketika sistem menggunakan pipa multilayer sebesar 2,35 dan COPcarnot sebesar 3,83 dengan effisiensi sebesar 61%. Energi listrik yang digunakan pipa tembaga lebih rendah daripada menggunakan pipa multilayer. Ketika menggunakan pipa tembaga sebesar 0,168 kWh sedangkan sistem menggunakan pipa multilayer sebesar 0,204 kWh.
Penentuan Panjang Pipa Kapiler Menggunakan Metode Analisis Komputasi Drop Tekanan Khofifah, Ananda Anggis; Mitrakusuma, Windy Hermawan; Kurniasetiawati, Annisa Syafitri; Yuningsih, Nani
Prosiding Industrial Research Workshop and National Seminar Vol 14 No 1 (2023): Vol 14 (2023): Prosiding 14th Industrial Research Workshop and National Seminar
Publisher : Politeknik Negeri Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35313/irwns.v14i1.5444

Abstract

Pipa kapiler merupakan salah satu komponen penting sistem refrigerasi. Untuk mengaplikasikannya, dibutuhkan panjang pipa yang tepat. Pada studi ini akan dilakukan penentuan panjang pipa kapiler menggunakan suatu algoritma dari metode analisis komputasi drop tekanan dan formula dari Reference Thermodynamic and Transport Properties (REFPROP) dengan menginput parameter-parameter penting, sebagai bahan pembanding apakah algoritma tersebut dapat menghasilkan panjang pipa kapiler yang sama atau mendekati hasil seleksi panjang pipa menggunakan software selektor dan tabel seleksi yang telah ada. Untuk mendapatkan panjang pipa kapiler dilakukan komputasi dari algoritma eksisting dengan mengubah nilai dari beberapa parameter, yaitu rentang kapasitas pendinginan 0,15 kW – 0,25 kW; diameter dalam pipa kapiler sebesar 0,026 inch, 0,031 inch, dan 0,036 inch; rentang temperatur evaporasi (-25℃) - 10℃; rentang temperatur kondensasi ≥25℃ - 5℃; dan refrigeran yang diujikan adalah R22 dan R404A. Nilai parameter didapatkan dari software REFPROP dengan berdasarkan selisih penurunan temperatur sebanyak 1℃. Dari perhitungan akan diperoleh panjang pipa kapiler, yang kemudian ditampilkan pada tabel koreksi pipa kapiler. Dengan rentang panjang pipa mulai dari 0,7 m – 11 m. Untuk memvalidasi hasil perhitungan dilakukan analisis persentase error dengan membandingkan panjang pipa hasil perhitungan dengan algoritma baru dan aplikasi CapSel. Didapatkan hasil error terkecil 0,82% dan error terbesar 158,62%.
Rancang Bangun Miniatur Arena Ice Skating Dengan Sistem Brine Cooling Pamungkas, Kevin Putra; Mitrakusuma, Windy Hermawan; Lukitobudi, Arda Rahardja
Prosiding Industrial Research Workshop and National Seminar Vol 14 No 1 (2023): Vol 14 (2023): Prosiding 14th Industrial Research Workshop and National Seminar
Publisher : Politeknik Negeri Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35313/irwns.v14i1.5451

Abstract

Sistem refrigerasi tidak hanya digunakan untuk industri rumahan, transportasi saja melainkan digunakan untuk hiburan juga. Salah satunya industri pariwisata. Perlu diketahui di Indonesia masih jarang adanya ice skating rink dikarenakan musim di Indonesia yaitu tropis. Untuk itu di Indonesia sendiri ice skating rink dibuat menggunakan sistem refrigerasi. Temperatur air yang dibutuhkan untuk membuat ice skating rink -10°C. ice skating rink dalam perancangan ini menggunakan refrigeran sekunder yang berfungsi untuk menyerap kalor dari air, supaya terbentuk produk yang diinginkan. Dalam perancangan ini harus membuat perhitungan terlebih dahulu dan pembuatan alat sistem. Sistem ini menggunakan kompresor 3/4 PK dan menggunakan alat ekspansi pipa kapiler dengan panjang 2,2 meter, didapat hasil percobaan yang dilakukan yaitu COPaktual sebesar 3,1 sedangkan perancangan 1,59 dan COPcarnot 4,241 sedangkan perancangan 3,30. Efisiensi sistem yang didapat yaitu 73% sedangkan perancangan 48%, dan chilling time produk es yang didapat yaitu 6 jam 20 menit, dan itu lebih lama 20 menit dari perancangan.
Numerical Investigation of the Effect of Changes in Glass Typeon the Cooling Load in a Building Sunardi, Cecep; Mitrakusuma, Windy Hermawan; Pradita, Didiet Tricahya; Kasni, Sumeru; Sulaimon, Shodiya
Jurnal Internasional Penelitian Teknologi Terapan Vol 5 No 1 (2024): February 2024
Publisher : Bandung State Polytechnic (Politeknik Negeri Bandung)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35313/ijatr.v5i1.145

Abstract

Solar radiation enters the building through the glass by both radiation and conduction. The heat passing through the glass is one of the largest cooling loads. Therefore, modifying the glass type, will potentially reduce the cooling load significantly. This numerical study uses Cooling Load Temperature Difference (CLTD) method to calculate the change in cooling load in a five-story hospital. The Glass material was changed from clear glass to coated glass. Based on the calculation of cooling load per hour, from 07.00 to 19.00, it is obtained that the peak load occurs at 17.00, both when using clear glass clear and coated glass. The replacement of clear glass with coated glass results in a 70.0% decrease in radiation cooling load, from 104.59 kW to 31.38 kW. In addition, replacing this type of glass will reduce the total cooling load by 17.0%, from 418.80 kW to 347.57 kW. The decrease in total cooling load will lead to a decrease in the operational cost of the air conditioning system. If it is assumed that the AC system operates at 75% peak load for 16 hours per day, then replacing the glass will reduce electricity costs by approximately Rp. 43.6 million/month.