Claim Missing Document
Check
Articles

Found 16 Documents
Search

FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN LAMA HARI RAWAT INAP PASIEN DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KOTA KENDARI TAHUN 2017 Syahwal, Muhammad
Preventif Journal Vol 2, No 2 (2018): PREVENTIF JOURNAL
Publisher : Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (141.472 KB) | DOI: 10.37887/epj.v2i2.5434

Abstract

ABSTRAKDengue Hemorrhagic Fever (DHF) disease is still the second largest contributor as the most hospitalized disease inhospital. Beginning date obtained from the General Hospital Kendari city in 2017 recorded the March period 24patients (9,48%) of 253 cases of DHF hospitalization. The purpose of this research is to know related factors tothe length of the day of DHF patient hospitalization at Kendari City Hospital . Type of this research is analyticsurvey research with cross sectional study design . The population in this study were all denguefever patients being treated at Kendari City Hospital centre which in January - March 2017 that 66 people whilethe sample of research as many as 24 respondents. Analitic research results using statistical test of chisquare(X 2) and the alternative test fisher's exact test (p) m show there is relationship are ; age, history ofbleeding, result of laboratory examination (thrombocyte) and duration of illness before being treated with longdays of DHF patient care in Kendari City Hospital. Suggested to nurses who served in Kendari City Hospitalto always improve the quality of nursing services provided to patients with DHF by always increasing socializationprevention and handling of dengue cases in patients and their families .
HUBUNGAN KUALITAS PELAYANAN DENGAN KEPUASAN PASIEN RAWAT INAP DI RUANG LAVENDER RSUD ABUNAWAS KOTA KENDARI Umrana, Siti; Syahwal, Muhammad
Preventif Journal Vol 2, No 1 (2017): Preventif Journal
Publisher : Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1026.327 KB) | DOI: 10.37887/epj.v2i1.7539

Abstract

KuaUtas pelavanan cfi rumah sakit sangat ditcntukan oleh pelavanan asuhan keperewata n, sebab perawatberada dalam 24 jam rnemberlkan  asuhan  keperawatan.  H�sil  i.vav.;ahcara  awal  yang dilakul<"an  pada  10  pasien rawat map khususnya di Ruane Lavender scbagai ruangan dengon  :lngka kunjun_gan pasien rerbanvak (periode Januan -Mar9.t  tahun  2015  sudah  mencapai 426 orang]  menunjukan  bahwa  sckitar   54% keluhan  pasi,�n  rawat  inapdltlJjukan  kapada   pelavanan  kep2rai.vat.an.  Penelittan   ini  bertujvan  untuk  mengelahui   hubungan  kualitas pel.:iyanan kcperawatan dengan kepuasan  pasien rawat inap di Rt.:�ng Lavender RSUD Abunawas Kota  Kend;iri. Jenis  pPf'!elltian  ini  adalah suNe�,  analitik  dcngan   desa;n   penelitian   cross sectlono!  study.   Pcpulasl  dalam peneHtian  ·ini  r11datah  semua  pasien yang  dirawat  di ruang Lavender  RSUD Abunawas Kota  Kendari  pada  saat penelttlan  ber1angsung dongan Jumlah sampal sebanyak  59 pasien  yang diambil rnenggunakan tcknik accidental sampling.  Pengolahan  hasil  p'cneliti•n  rnenggunakan uji statlstl  cbi-squor«  (X2) dan  uji olternotif fisher's cxacc rest (p).  Hasil penelitian inl menunjukkan hahwa  variobel yang berhubungan adalah  penarnpilan fisik perawat (p= 0,31],), kehandalan perawat (p = U,562) dan ket,anggapan perawat (p = 0,43). Disaran,on kepada  perawat yangbertugas di ruang rawat inap tavendar ijSUD Abunawas Kata  Kendarl  agar senantiasa rnempertahankan babkan mC?nlngkatkan kuahtas pelayanan keperowatan y::.ng diberikan kepada  pasien dengan sensntlasa mernperhatikan dimensi pencapalan kualitas pclayanan perawatan, Kata Kunci   : Kualitas pelaYanan. Kepuasan pasien 
Therapeutic Effect Of Warm Fragrant Lemongrass Foot Soak Against Changes In The Joint Pain Scale Of Rheumatoid Arthritis Patients Syahwal, Muhammad; Aluddin
International Journal of Science, Technology & Management Vol. 2 No. 4 (2021): July 2021
Publisher : International Journal of Science, Technology & Management

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46729/ijstm.v2i4.265

Abstract

Uric acid is a natural antioxidant produced by the human body, but it can trigger rheumatoid arthritis if the amount exceeds the normal threshold with typical symptoms in the form of pain accompanied by swelling in the joint area, even in advanced conditions there is joint stiffness. Cymbopogon nardus (L.) Rendle or lemongrass is an effective plant to reduce joint pain and swelling. The purpose of this study was to describe the effect of warm lemongrass foot bath therapy on changes in the scale of joint pain in patients with rheumatoid arthritis. This study is a pre-experimental study with one group pre-test and post-test design without a control group, changes after two days of soaking warm lemongrass feet by observing changes in the pain scale of 23 respondents. The Wilcoxon test results showed that there was a change in the pain scale after intervention with a value of p = 0.01, which means that warm scented lemongrass foot soak affects reducing the pain scale of patients with rheumatoid arthritis. The warm sensation of the foot soaking intervention provides a peripheral vasodilation effect which causes a decrease in joint pain in inflamed tissues, the chemical effect of citronellal compounds is around 32-45%, geraniol 12-18%, and citronellol 12-25% in citronella plants are also proven to play a role in reducing pain. This study concluded that warm lemongrass foot soaking therapy affected the changes in the scale of joint pain in Rheumatoid Arthritis.
Implementasi Pendidikan Kesehatan Dalam Meningkatkan Kemampuan Menggososk Gigi Siswa Sekolah Dasar Negeri 07 Dongkala Kecamatan Kabaena Timur Kabupaten Bombana Nanik Israyanti; Adi Try Wurjatmiko; Herman Herman; Muhammad syahwal; Risnawati Risnawati
Jurnal Kesehatan Masyarakat Celebes Vol 2 No 03 (2021): JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT CELEBES VOLUME 02 NOMOR 03
Publisher : Pengurus Daerah Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia (IAKMI) Sulawesi Tenggara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Anak sekolah dasar tidak lepas dari masa bermain sehingga menyebabkan berbagai persoalan terkait personal hygiene yang terabaikan, dampak psikologis yang terjadi akibat kurang baiknya personal hygiene berupa penurunan konsentrasi anak dalam belajar dan malas mengerjakan tugas sekolah maupun tugas dirumah, hasil survei awal diketahui sekitar 8-10 ketidakhadiran anak disebabkan masalah kesehatan masalah kesehatan gigi dan mulut seperti sakit gigi dan pembengkakan gusi. Tujuan penelitian memberikan gambaran Implementasi Pendidikan Kesehatan Dalam Meningkatkan Kemampuan Menggososk Gigi Siswa Sekolah Dasar Negeri 07 Dongkala Kecamatan Kabaena Timur Kabupaten Bombana. Jenis penelitian ini adalah deskriptif observasional dengan pendekatan studi kasus. Berdasarkan hasil penelitian yang dilaksanakan pada tanggal 18 - 20 Agustus 2021 didapatkan data hasil observasi pra-intervensi diketahui semua subjek memperoleh skor 6 artinya masih ada beberapa komponen cara menggosok gigi yang belum mampu dilakukan, selanjutnya terjadi peningkatan kemampuan menggosok gigi setelah diberikan dua kali pendidikan kesehatan yang disertai demonstrasi menggososk gigi yang diperagakan oleh peneliti, selanjutnya hasil evaluasi akhir pada post-intervensi diketahui semua subjek mampu melakukan tindakan menggosok gigi 8 langkah dengan benar dan teratur. Kesimpulan penelitian bahwa pendidikan kesehatan dapat meningkatkan kemampuan menggososk gigi siswa SD Negeri 07 Dongkala Kecamatan Kabaena Timur Kabupaten Bombana. Kepada masyarakat agar menjadikan tindakan menggosok gigi sebagai perilaku yang wajib diterapkan setiap hari dalam rangka meningkatkan status kesehatan anak dan mencegah anak dari berbagai penyakit yang berkaitan dengan kebersihan gigi dan mulut.
Penatalaksanaan Penyuluhan Kesehatan Dalam Meningkatkan Kemampuan Mencuci Tangan Pada Siswa Sekolah Dasar Negeri 07 Dongkala Kecamatan Kabaena Timur Kabupaten Bombana Alisa Darmayani; Risnawati Risnawati; Muhammad syahwal; Sitti Umrana
Jurnal Kesehatan Masyarakat Celebes Vol 2 No 03 (2021): JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT CELEBES VOLUME 02 NOMOR 03
Publisher : Pengurus Daerah Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia (IAKMI) Sulawesi Tenggara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Masalah kesehatan anak usia sekolah diantaranya kurang memperhatikan kebiasaan mencuci tangan, setelah bermain mereka biasanya langsung mengkonsumsi jajanan tanpa mencuci tangan terlebih dahulu dan kebiasaan ini memberikan kontribusi nyata pada angka kesakitan anak. Gambaran masalah kesehatan yang dihadapi yakni seringnya ketidakhadiran anak didik akibat penyakit diare, cacingan dan thypus abdominalis sekitar 29 kasus ditemukan setiap tahunnya, telah tersedia keran air cuci tangan namun belum dimanfaatkan dengan baik dan hanya digunakan sebagai ajang bermain air. Jenis penelitian ini adalah deskriptif observasional dengan pendekatan studi kasus untuk memberikan gambaran peningkatan kemampuan mencuci tangan pada anak sekolah dasar. Berdasarkan hasil penelitian yang dilaksanakan pada tanggal 18 - 20 Agustus 2021 didapatkan data hasil observasi pra-intervensi diketahui kemampuan semua subjek dalam hal mencuci tangan berkategori kurang selanjutnya terjadi peningkatan kemampuan mencuci tangan setelah diberikan dua kali penyuluhan kesehatan yang disertai demonstrasi mencuci tangan yang diperagakan oleh peneliti, selanjutnya hasil evaluasi akhir pada post-intervensi diketahui seluruh siswa mampu melakukan tindakan mencuci tangan 6 langkah dengan benar dan teratur. Kesimpulan hasil penelitian adalah penyuluhan kesehatan dapat meningkatkan kemampuan mencuci tangan siswa SD Negeri 07 Dongkala Kecamatan Kabaena Timur Kabupaten Bombana. Disarankan kepada masyarakat menjadikan tindakan mencuci tangan sebagai perilaku yang wajib diterapkan setiap hari dalam rangka meningkatkan status kesehatan anak dan mencegah anak dari berbagai penyakit yang berkaitan dengan kebersihan tangan.
Hubungan Pengetahuan Dengan Penerapan Lima waktu Cuci Tangan Pada Perawat Di Unit Rawat Inap Blud Rs Konawe Selatan Suciati Eka Purwaningsih; Muhammad Syahwal; Muhammad Asrul; Sahmad Sahmad
Jurnal Keperawatan Vol 3 No 02 (2019): JURNAL KEPERAWATAN : JURNAL PENELITIAN DISIPLIN ILMU KEPERAWATAN
Publisher : STIKes Karya Kesehatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46233/jk.v3i02.217

Abstract

Abstrak. Infeksi nosokomial atau healthcare-associated infections (HAIs) adalah infeksi yang terjadi di rumah sakit atau fasilitas pelayanan kesehatan setelah dirawat 2 x 24 jam dimana sebelum dirawat, pasien tidak memiliki gejala tersebut dan sudah mempengaruhi kesehatan ratusan juta pasien di seluruh dunia setiap tahun. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan pengetahuan dengan penerapan mencuci tangan pada perawat rawat inapdi BLUD RS Konawe Selatan tahun 2019. Penelitian ini adalah penelitian korelasi dengan pendekatan cross sectional. Populasi dalam penelitian ini yaitu seluruh perawat yang bertugas di ruang rawat inap di BLUD RS Konawe Selatan berjumlah 67 orang dengan jumlah sampel sebanyak 41 orang diambil dengan teknik accidental Sampling. Hasil penelitian menunjukkan sebagian besar responden berpengetahuan baik sebanyak 25 orang (61.0%) dan berpengetahuan kurang sebanyak 16 orang (39.0%). Sebagian besar responden menerapkan five moment mencuci tangan sebanyak 23 orang (56.1%) dan yang tidak menerapkan five moment yaitu sebanyak 18 orang (43.9%). Ada hubungan pengetahuan dengan penerapan mencuci tangan pada perawat pasien rawat inap(X2hit = 6.578 > X2tab = 3.481). Simpulan penelitian adalah ada hubungan pengetahuan dengan penerapan mencuci tangan pada perawat pasien rawat inapdi BLUD RSUD Konawe Selatan. Saran peneliti adalah dapat mengambil kebijakan progresif agar perawat dan seluruh elemen yang bertugas di rumah sakit melaksanakan penertiban pelaksanaan lima waktu cuci tangan dengan baik dan kepada perawat rawat inap agar selalu menerapkan lima waktu mencuci tangan agar dapat mencegah terjadinya infeksi nosokomial. Absctract. Nosocomial infections or healthcare-associated infections (HAIs) are infections that occur in hospitals or health care facilities after being treated 2 x 24 hours where before they are treated, patients do not have these symptoms and have affected the health of hundreds of millions of patients worldwide every year. This study aims to determine the relationship of knowledge with the application of hand washing in hospitalized nurses at BLUD Konawe Selatan Hospital in 2019. This type of research is an analytic cross sectional approach. The population in this study were all nurses who served in the inpatient room at BLUD Konawe Selatan Hospital amounted to 67 people with a total sample of 41 people taken by accidental sampling technique. The results showed that most respondents were good knowledgeed as many as 25 people (61.0%) and less knowledge as many as 16 people (39.0%). Most respondents applied five moments of washing their hands as many as 23 people (56.1%) and those who did not apply five moments were as many as 18 people (43.9%). There is a relationship of knowledge with the application of hand washing to nurses. The conclusion of the study is that there is a relationship of knowledge with the application of hand washing to nurses inpatients in BLUD Konawe Selatan Hospital. Researcher's suggestion to the South Konawe Hospital BLUD can take a progressive policy so that nurses and all elements in charge of the hospital carry out five moments of hand washing properly and to nurses inpatient to always implement the five moments of hand washing in order to prevent nosocomial infections
Implementasi Health Education Meningkatkan Kesiapan Keluarga Merawat Pasien Stroke Muhammad Syahwal
Jurnal Keperawatan Vol 3 No 03 (2020): JURNAL KEPERAWATAN : JURNAL PENELITIAN DISIPLIN ILMU KEPERAWATAN
Publisher : STIKes Karya Kesehatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46233/jk.v3i03.255

Abstract

Editor yang terhormat... Stroke merupakan penyakit kardiovaskuler yang diperkirakan 25 juta penderitanya secara global berakhir dengan kematian pada tahun 2030. Angka kejadian stroke di Indonesia pada tahun 2018 adalah 12,1 kasus per 1000 penduduk yang didominasi oleh laki-laki berusia 75 tahun keatas1,2. Stroke terjadi akibat terhentinya aliran darah pada otak, ditandai dengan hilangnya kemampuan motorik dan komunikasi serta kemunduran kognitif sehingga pasien sering mengalami keputusasaan dalam proses penyembuhan3,4. Dukungan keluarga pada fase rehabilitasi sangat dibutuhkan dalam rangka meningkatkan kualitas hidup pasien pasca stroke16. Penyampaian informasi dankoordinasi antar tim kesehatan yang kurang baik menyebabkan pengetahuan keluarga tentang penanganan penyakit tidak lengkap2.Sebagian keluarga belum sepenuhnya siap dalam melanjutkan perawatan dirumah setelah pemulangan padahal hampir semua penderita stroke yang bertahan hidup mengandalkan keluarga dalam memenuhi kebutuhan hidupnya5,6,11. Penyuluhan dan edukasi merupakan salah satu pilar pengelolaan pasienstroke7. Pengetahuan tentang pencegahan decubitus, penanganan nyeri, keberlanjutan terapi, pemenuhan diet serta keterampilan keluarga melakukan Range of motionmenyebabkan keluarga lebih siap dalam merawat anggota keluarganya8,9. Kewajiban perawat memberikan edukasi dan memastikan transisi perawatan kepada keluarga sebagai agen perawatan bagi pasien saat dirumah10. Pemberian edukasi minimal dua kali, pertemuan pertama ditujukan pada fungsi memori jangka pendek dengan substansi materi ringkas dan terarah sedangkan follow up pada pertemuan kedua membantu pasien dan keluarga mengingat kembali materi yang telah disampaikan agar terserap kedalam memori jangka panjangnya11,12.Identifikasi anggota keluarga untuk kepentingan edukasi perlu memperhatikan latar pendidikan dan tingkatan usia produktif sedangkan pemilihan media yang edukasi yang efektif adalah kombinasi komponen audio, visual dan video serta komponen penentunya adalah kemampuan komunikasi terapeutik perawat yang sangat berpengaruh pada fase terminasi proses layanan keperawatan13-15.
Budaya Makan Masyarakat Pesisir Yang Beresiko Terjadi Hipertensi Pada Lansia Dini Di Kabupaten Konawe Musdalifah Musdalifah; Diah Indriastuti; Muhammad Syahwal
Jurnal Keperawatan Vol 4 No 02 (2020): JURNAL KEPERAWATAN : JURNAL PENELITIAN DISIPLIN ILMU KEPERAWATAN
Publisher : STIKes Karya Kesehatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46233/jk.v4i02.405

Abstract

Abstrak. Hipertensi merupakan faktor risiko utama penyakit kardiovaskuler, stroke, gagal ginjal dan kebutaan dan penyebab utama kematian di seluruh dunia. Konsumsi makanan laut yang tinggi serta hiperkolesterolemia berperan dalam kecenderungan hipertensi. Penelitian ini bertujuan mengeksplorasi budaya makan masyarakat pesisir yang beresiko terjadi hipertensi pada lansia dini. Penelitian dilaksanakan secara kualitatif dengan pendekatan fenomenologi. Partisipan adalah lansia dini yang mengalami hipertensi dengan jumlah partisipan sebanyak 5 orang diambil dengan teknik purposive Sampling. Pemilihan partisipan didasarkan pada budaya mereka tentang fenomena yang sedang diteliti. Hasil penelitian ini menghasilkan 2 tema yakni budaya makan dan kebiasaan makan. Pada budaya makan diketahui bahwa partisipan gemar mengonsumsi meti-meti (sebutan khas suku bajo yang mencakup kerang-kerang, ballor, tetehe, bulu babi, babadoh) yang tinggi kandungan kolesterol, dan cara konsumsi dengan makan mentah atau dijemur dengan menggunakan garam sebagai pengawet dimana dapat meingkatkan resiko hipertensi. Pada kebiasaan makan, partisipan tetap mengkonsumsi meti-meti, bulu babi, gurita, cumi walau sudah menderita hipertensi dan partisipan akan minum rebusan air daun sirsak atau daun belimbing, bawang putih dan mentimun untuk menurunkan tekanan darah mereka. Kesimpulan bahwa partisipan gemar mengkonsumsi makanan yang berisiko meningkatkan hipertensi dan tidak merubah kebiasaan makan yang menimbulkan hipertensi. Absctract. Hypertension is a major risk factor for cardiovascular disease, stroke, kidney failure, and blindness and a leading cause of death worldwide. High seafood consumption and hypercholesterolemia play a role in the tendency to hypertension. This study aims to explore the eating culture of coastal communities who are at risk of developing hypertension in the early elderly. The research was conducted qualitatively with a phenomenological approach. Participants were young elderly with hypertension with a total of 5 participants taken by a purposive sampling technique. The selection of participants is based on their culture of the phenomenon being studied. The results of this study resulted in 2 themes, namely eating culture and eating habits. In the eating culture, it is known that the participants like to consume meti-meti (a typical term for the Bajo tribe which includes shellfish, ballor, tetehe, sea urchin, babadoh) which is high in cholesterol, and how to consume it by eating raw or drying it in the sun using salt as a preservative. can increase the risk of hypertension. In eating habits, participants continue to consume meti-meti, sea urchins, octopus, squid even though they are already suffering from hypertension and participants will drink boiled water from soursop leaves or star fruit, garlic and cucumber to lower their blood pressure. The conclusion is that the participants like to consume foods that have the risk of increasing hypertension and do not change their eating habits that cause hypertension.
Faktor - Faktor yang Berhubungan dengan Pendokumentasian Asuhan Keperawatan di Ruang Rawat Inap BLUD RSU Kabupaten Konawe Muhammad Syahwal
TERAPEUTIK JURNAL : Jurnal Ilmiah Ilmu Keperawatan dan Kedokteran Komunitas Vol 2 No 01 (2016): Terapeutik Jurnal : Jurnal Ilmiah Ilmu Keperawatan dan Kedokteran Komunitas
Publisher : LPPM STIKes Karya Kesehatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Dokumentasi secara umum merupakan suatu catatan otentik yang dapat dibuktikan atau dijadikan bukti dalam persoalan hukum. Sedangkan dokumentasi keperawatan merupakan bukti pencatatan dan pelaporan yang dimiliki perawat dalam melakukan catatan perawatan dengan tim kesehatan dalam memberikan pelayanan kesehatan dengan dasar komunikasi yang akurat dan lengkap secara tertulis dengan tanggung jawab perawat (Aziz, 2007). Pelaksanaan penerapan Standar Asuhan Keperawatan (SAK) RS Kab. Konawe untuk ruang rawat inap tahun 2012 meliputi : Pengkajian keperawatan 56,97%, Diagnosa keperawatan 60,50%, rencana keperawatan 57,29%, tindakan keperawatan 52,10%, evaluasi keperawatan 57,20%. Pencapaian rata-rata dokumentasi keperawatan baru mencapai 57,04%. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan Pendokumentasian Asuhan Keperawatan di Ruang Rawat Inap BLUD Rumah Sakit Kabupaten Konawe. Jenis penelitian ini adalah penelitian survey analitik dengan desain penelitian cross sectional j ,j RSU Kabupaten Konawe sebanyak 128 orang dan sampel penelitian sebanyak 96 orang. Selanjutnya hasil penelitian dianalisis dengan menggunakan Uji chi square (X2) dan uji koefisien phi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pendokumentasian asuhan keperawatan yang berkategori cukup sebanyak 82 (85,42%) orang dan kategori kurang sebanyak 14 (14,58%) orang. Faktor yang berhubungan adalah faktor pengetahuan, sikap dan pengawas dengan pendokumentasian asuhan keperawatan (kekuatan hubungan sedang). Disarankan kepada pihak Rumah Sakit melakukan perbaikan sikap pimpinan unit (Ka. Ru, Ka. Bangsal dan Direktur RS) agar melakukan pengawasan secara bertingkat. Abstract Documentation in general is an authentic record that can be proven or used as evidence in legal matters. While nursing documentation is evidence of recording and reporting owned nurses in the health care record with the team in providing basic health services with accurate and complete communication in writing with the responsibility of nurses (Aziz, 2007). Implementation of the application of Nursing Standards (IFRSs) Hospital District. Konawe for inpatient space in 2012 include: 56.97% of nursing assessment, nursing diagnosis is 60.50%, 57.29% nursing plan, nursing actions 52.10%, 57.20% of nursing evaluation. Average achievement of nursing documentation has reached 57.04%. This study aims to determine the factors associated with Nursing Documentation in Space Inpatient Hospital BLUD Konawe. This research is analytic survey research withcross sectional study design. The population in this study was a nurse who served in Space Hospital Inpatient BLUD Konawe many as 128 people and sample as many as 96 people. The results were analyzed using the chi-square test (X 2) and phi coefficient test. The results of this study indicate that the documentation of nursing care that category quite as much as 82 (85.42%) people and less category as much as 14 (14.58%) people.Factor is a factor related knowledge, attitudes and supervisors with documentation of nursing care with the power relationships are. Recommended to the hospital make improvements attitude unit leader (Ka. Ru, Ka. Ward and Director RS) in order to conduct surveillance in increments.
Faktor Resiko Kejadian Benigna Prostat Hiperplasia (BPH) Di Poli Klinik Urologi Rumah Sakit Bhayangkara Kendari Muhammad Syahwal; Indriana Dewi
TERAPEUTIK JURNAL : Jurnal Ilmiah Ilmu Keperawatan dan Kedokteran Komunitas Vol 2 No 02 (2016): Terapeutik Jurnal : Jurnal Ilmiah Ilmu Keperawatan dan Kedokteran Komunitas
Publisher : LPPM STIKes Karya Kesehatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Jumlah kasus BPH di Provinsi Sulawesi Tenggara untuk tahun 2015 belum diketahui pasti, berdasarkan data awal yang diperoleh dari poliklinik urologi RS. Bhayangkara Kendari periode September - Desember tahun 2015 tercatat 75 (38,65%) kasus BPH dari 194 pasien yang memeriksakan diri sedangkan pada tahun 2016 periode Januari - Maret sebanyak 154 (34,37%) kasus BPH dari 448 pasien yang memeriksakan diri. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor resiko kejadian Benigna Prostat Hiperplasia (BPH) di Poliklinik Urologi Rumah Sakit Bhayangkara Kendari. Jenis penelitian ini adalah penelitian survey analitik dengan desain penelitian cross sectional study. Populasi dalam penelitian ini semua pasien BPH yang tercatat di Poliklinik Urologi Rumah Sakit Bhayangkara Kendari yang pada bulan Januari - Maret 2016 sebanyak 154 pasien. Hasil penelitian diolah menggunakan uji statisti chi-square (X2) dan uji alternatif fisher’s exact test (p). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa riwayat genetik (OR = 4,04), penyakit diabetes mellitus (OR = 4,20), aktifitas seksual (OR = 1,23) sebagai faktor resiko kejadian Benigna Prostat Hiperplasia (BPH) di Poli Klinik Urologi Rumah Sakit Bhayangkara Kendari. Disarankan kepada perawat yang bertugas di Poli klinik Urologi agar terus melaksanakan upaya penyuluhan kesehatan kepada penderita BPH dan keluarganya tentang faktor risiko kejadian BPH untuk memberikan dan meningkatkan pengetahuan serta pemahaman mereka tentang faktor risiko BPH. Abstract Cases of BPH in Southeast Sulawesi Province for 2015 is not yet known for sure, based on preliminary data obtained from urology clinic Bhayangkara hospital Kendari period from September to December recorded 75 (38.65%) of 194 cases of BPH patients while in 2016 the period of January to March of 154 (34.37%) of 448 cases of BPH patients who present. This study aims to determine risk factors for the incidence of benign prostate hyperplasia (BPH) in Urology Polyclinic Bhayangkara Hospitals Kendari. Type of this research is analytic survey with cross sectional study design. The population in this study all patients with BPH were recorded in the Urology Clinic Bhayangkara Hospitals Kendari which in January - March 2016 as many as 154 patients. Results were analyzed using chi-square test statisti (X2) and the alternative test Fisher's exact test (p). These results indicate that the genetic history (OR = 4,04), diabetes mellitus (OR = 4,20), sexual activity (OR = 1,23) as a risk factor for the incidence of benign prostate hyperplasia (BPH) in Poly Clinic Urology Bhayangkara Hospitals Kendari. Suggested to the nurse on duty poly urology clinic doing to improve health education efforts to BPH patients and their families about the risk factors of BPH to provide and improve the knowledge and understanding of risk factors for BPH.