Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Puasa pada Wanita Hamil dan Menyusui Mappaware, Nasrudin; Syahril, Erlin; Royani, Ida; Bamahry, Aryanti; Safitri, Asrini; Nurmadila, Nesyana; Hamsah, M; Nulanda, Mona
UMI Medical Journal Vol 5 No 1 (2020): UMI Medical Journal
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Muslim Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33096/umj.v5i1.88

Abstract

Berpuasa salah satu ibadah yang identik dengan berpantang, terutama untuk berniat, berucap, dan atau melakukan perbuatan yang merupakan pantangan demi mencapai kesempurnaan akhlak, dimana sifat-sifat Allah menjadi terpresentasikan dalam diri manusia. Kehamilan merupakan kondisi khusus yang hanya dihadapi oleh perempuan dan menjadi ujian yang sangat menegangkan bagi seorang perempuan. Banyak perubahan yang terjadi selama kehamilan berlangsung, baik dari psikis maupun fisik. Dalam Islam, perempuan yang tidak diharuskan berpuasa adalah perempuan hamil, mereka yang menyusui, mereka yang haid, dan para perempuan yang berada dalam masa nifas. Periode aman berpuasa bagi wanita hamil pada trisemester 1 dan 2 (di 4-6 bulan). Zat-zat yang diperlukan pada ibu hamil adalah protein, karbohidrat, zat lemak, mineral atau bermacam-macam garam; terutama kalsium, fosfor, dan zat besi (Fe); vitamin dan air. Kekurangan nutrisi pada ibu hamil dan menyusui dapat menyebabkan berbagai gangguan kesehatan seperti anemia, abortus pada ibu hamil, partus prematurus, inertia uteri, perdarahan pasca persalinan, sepsis puerperalis, dan lain-lain. Sedangkan makan berlebihan pada ibu hamil dianggap untuk 2 orang, ibu dan janin, dapat menyebabkan komplikasi seperti gemuk, pre-eklamsia, janin besar, dan sebagainya. Puasa pada ibu hamil dan menyusui tergantung pada kesehatannya saat itu serta ada izin dan pengawasan dari dokter. Maka dari itu hukum islam yang mengatur akan hal tersebut tidak mewajibkan seorang ibu hamil dan menyusui untuk berpuasa dan meng-qadha dengan berpuasa dihari lain ataupun membayar fidyah.
Nutrition Therapy on Cutaneous Lymphoma Patient with Anemia and Hypoalbuminemia: A Case Report Tyas, Fitri; As'ad, Suryani; Safitri, Asrini; Bamahry, Aryanti
Green Medical Journal Vol 2 No 2 August (2020): Green Medical Journal
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Muslim Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33096/gmj.v2i2.53

Abstract

Nutrition is a part of cancer management during therapy, recovery, remission, and recurrence prevention. Malnutrition and cachexia often occur in cancer patients and influence morbidity, mortality, and quality of life, especially in the advanced stage of malignancy. We reported a case of cutaneous lymphoma with anemia and hypoalbuminemia in the terminal condition. This case report focuses on nutritional therapy and palliative care on nutrition. We reported a case of a 40-year-old-man with Cutaneous Lymphoma (CL) and moderate protein-energy malnutrition that was developed to severe protein-energy malnutrition due to difficulty in dietary access. He had an eating problem because of multiple tumors and ulcers on his mouth. We provided access for parenteral nutrition from Central Venous Catheter (CVC) and orogastric tube (OGT) for enteral feeding. Even though the dietary target was never accomplished, there was a slight recovery on hypoalbuminemia and renal function during hospitalization. This case showed a considerable challenge in nutritional therapy due to limited dietary access. Since death was inevitable, we have tried different dietary access to provide adequate intake.
Soil-Transmitted Helminthiasis, Nutritional Status, and Hemoglobin Levels of School-Age Children in Makassar Fattah, Nurfachanti; Nurmadilla, Nesyana; Irmayanti, Irmayanti; Safitri, Asrini
Green Medical Journal Vol 3 No 2 August (2021): Green Medical Journal
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Muslim Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33096/gmj.v3i2.83

Abstract

Introduction: Soil-transmitted helminthiasis (STH) is common in areas with poor sanitation. In Indonesia, the prevalence of the disease is still high ranging from 16–72%, despite the elimination efforts that have been done. This study aimed to determine the prevalence of STH, nutritional status, and hemoglobin levels of elementary school-age children in of slum area in Makassar. Methods: This was an observational study with a cross-sectional approach. Subjects were 33 elementary school-age children in one of the slum areas in Makassar, South Sulawesi, Indonesia. Stool samples were collected and examined using the Kato-Katz method. Hemoglobin levels were examined with the Azidemet hemoglobin method using capillary blood samples. Assessment of nutritional status was carried out anthropometrically using weight for height, height for age, and body mass index (BMI) for age as indicators. Results: The prevalence of STH in this study was 27%, all of them had low nutritional status. As many as 15% and 45% of subjects were severely wasted and wasted, respectively, based on the weight for height indication, 61% were wasted based on the BMI for age indicator, and 12% were stunted based on the height for age indicator. Ten percent of the subjects had low hemoglobin levels, none of them had STH. Conclusion: The STH prevalence of school-age children in one of the slum areas in Makassar is still high. Subjects with STH also experienced low nutritional status.