Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

PENGARUH PELAKSANAAN KELAS IBU HAMIL TERHADAP PENGETAHUAN TENTANG TANDA-TANDA BAHAYA KEHAMILAN DAN SIKAP DALAM PEMILIHAN PENOLONG PERSALINAN DI WILAYAH KERJA UPTD YANKES PACET KABUPATEN BANDUNG Liska, Cici; Ruhayati, Ratih
Syntax Literate Jurnal Ilmiah Indonesia
Publisher : CV. Ridwan Publisher

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (280.347 KB)

Abstract

Berdasarkan data UPTD Yankes Pacet Kabupaten Bandung tahun 2016, persentase ibu hamil yang mengikuti kelas ibu hamil masih rendah yaitu 47,5% dari target yang diharapkan 80%, padahal kelas ibu hamil merupakan salah satu upaya meningkatkan pengetahuan ibu hamil tentang tanda bahaya kehamilan, sehingga setiap ibu hamil dapat melaksanakan deteksi dini terhadap segala kemungkinan komplikasi yang terjadi pada masa kehamilan, diharapkan setelah pengetahuannya baik, akan meningkatkan sikap positif, terutama sikap tentang pemilihan penolong persalinan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pelaksanaan kelas ibu hamil terhadap pengetahuan ibu hamil tentang tanda-tanda bahaya kehamilan dan sikap dalam pemilihan penolong persalinan. Jenis penelitian yang digunakan adalah pre experimental design dengan jenis one-group pretest-posttest design dengan pendekatan cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu hamil di Wilayah Kerja UPTD Yankes Pacet Kabupaten Bandung, yaitu sebanyak 132 orang yang berada di 7 desa, dengan jumlah sampelnya sebanyak 99 orang, diambil dengan teknik proportional to size. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata pengetahuan ibu hamil tentang tanda-tanda bahaya kehamilan pada saat pretest sebesar 77,31 dan saat postest sebesar 80,73 yang artinya ada peningkatan sebesar 3,42. Terdapat pengaruh pelaksanaan kelas ibu hamil terhadap pengetahuan ibu hamil tentang tanda-tanda bahaya kehamilan dengan nilai signifikan sebesar 0,012 (< 0,05). Sedangkan rata-rata sikap ibu hamil tentang pemilihan penolong persalinan saat pretest sebesar 84,65 dan saat postest 88,89 yang artinya ada peningkatan sebesar 4,24, serta terdapat pengaruh pelaksanaan kelas ibu hamil terhadap sikap pemilihan penolong persalinan dengan nilai signifikan sebesar 0,003 (< 0,05). Pelaksanaan kelas ibu hamil sangat bermanfaat dan mampu meningkatkan pengetahuan dan sikap ibu hamil. Pengetahuan akan meningkat dengan adanya pelaksanaan kelas ibu hamil minimal 3 kali. Dengan pertemuan tersebut terjadi pemberian informasi penting untuk ibu hamil tentang tanda-tanda bahaya kehamilan, yang pada akhirnya memberikan kemampuan pada ibu agar dapat melakukan deteksi dini terhadap setiap komplikasi yang terjadi pada masa kehamilan. Selain itu juga dapat meningkatkan sikap positif ibu terhadap pemilihan penolong persalinan oleh tenaga kesehatan. Kata kunci: Kelas Ibu Hamil, Pengetahuan, Sikap, Tanda-Tanda Bahaya Kehamilan
Hubungan Status Gizi Dengan Kejadian Dismenore Pada Remaja Putri Kelas X Di SMAN 1 Banjaran Liska, Cici
Jurnal Syntax Fusion Vol 2 No 10 (2022): Jurnal Fusion: Jurnal Nasional Indonesia
Publisher : Rifa' Institute

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54543/fusion.v2i10.261

Abstract

Dismenore merupakan nyeri haid pada bagian bawah perut menjalar kedaerah pinggang dan paha, terkadang disertai dengan mual, muntah, diare, sakit kepala dan emosi labil. Faktor-faktor yang terkait dengan dismenore meliputi usia dibawah 20 tahun, merokok, usia menarche (awal menstruasi), gangguan lamanya siklus menstruasi, infeksi panggul, faktor psikologis, genetik dan status gizi. Status gizi merupakan hal yang penting dari kesehatan manusia.Status gizi yang buruk pada remaja menyebabkan berbagai gangguan atau kelainan pada fungsi organ tubuh salah satunya fungsi organ reproduksi. Siswi yang mengalami dismenore cukup mengganggu pada aktivitas kesehariannya, terutama saat belajar disekolah. Tujuan penelitian untuk mengetahui Hubungan Status Gizi Dengan Kejadian Dismenore Pada Remaja Putri Kelas X di SMAN 1 Banjaran Kecamatan Banjaran Kabupaten Bandung. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis penelitian deskriptif kuantitatif dengan pendekatan cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswi kelas X di SMAN 1 Banjaran Kecamatan Banjaran Kabupaten Bandung yang berjumlah 228 orang, dengan jumlah sampelnya sebanyak 70 Siswi, diambil dengan metode penelitian Simple Random Sampling dan Uji Chi Square. Hasil Penelitian Menunjukan ada hubungan antara status gizi dengan kejadian dismenore dimana nilai P value sebesar 0,015%. Hasil P value lebih kecil dari 0,05 yang artinya ada hubungan yang nyata dan signifikan antara status gizi dengan dismenore. Hasil penelitian Siswi diharapkan untuk melakukan pola hidup sehat seperti mengkonsumsi makanan seimbang, beraktifitas cukup serta menghindari kebiasaan yang mengganggu kesehatan lainnya yang dapat menyebabkan dismenore. Bagi siswi yang sedang menderita dismenore dapat melakukan beberapa cara untuk mengatasi atau mengurangi nyeri dismenore yaitu dengan melakukan kompres hangat serta mengkonsumsi nutrisi yang bergizi seimbang. Selalu memperhatikan status gizi dengan cara menjaga pola makanannya dan berolahraga untuk meminimalisirkan rasa nyeri saat menstruasi
Hubungan Dukungan Suami Dengan Minat Ibu Dalam Pemilihan Metode Kontrasepsi Jangka Panjang Pada Ibu Multiparitas Di Puskesmas Ciparay DTP Kab. Bandung Tahun 2024 Rahayu, Indah; Liska, Cici; Destiani S, Tria
Jurnal Syntax Fusion Vol 4 No 08 (2024): Jurnal Fusion: Jurnal Nasional Indonesia
Publisher : Rifa' Institute

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54543/fusion.v4i08.427

Abstract

In Indonesia, the number of active family planning participants is 63.7% of family planning acceptors choosing injections as a contraceptive, 17% choosing pills, 7.4% choosing implants, 7.4% choosing intrauterine devices (IUD) and 4.4% others. In general, people choose non-MKJP methods, so MKJP family planning methods such as Intra Uterine Devices (IUD), Implants, Male Operative Medical (MOP) and Female Operative Medical (MOW) are less popular (BKKBN, 2019). The cause of low MKJP is influenced by husband's support. Husband's support has a big influence on the decision to use or not and what method to use. The form of support given to couples can be in the form of reminding them to take control, taking them to get family planning services, providing funds and giving approval for the contraceptives used by their partners. The more mothers who receive approval and support from their husbands to use MKJP, it is hoped that more potential acceptors will use MKJP (Syahdrajat, 2015). The design of this research is Correlation Analysis. This research was carried out using a cross sectional design to analyze variable data collected at a certain point in time. The results of the research regarding the relationship between husband's support and the interest of multiparous mothers in choosing a long-term contraceptive method are the results of the Chi Square test showing a P value of 0.004 with a significance level of α 5% (0.05). Based on these results, the P value is 0.004 <α (0.05), this means that it is significant or there is a relationship between husband's support and the mother's interest in choosing a long-term contraceptive method for multiparous mothers.
PEMERIKSAAN HEMOGLOBIN DAN PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG ANEMIA PADA REMAJA PUTRI, SEBAGAI UPAYA DETEKSI DINI ANEMIA DAN PENINGKATAN TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA PUTRI TENTANG ANEMIA, DI DESA DUKUH KABUPATEN BANDUNG Ruhayati, Ratih; Insani, Wulan Nur; Liska, Cici; Rahayu, Indah; Handriana, Idris; Rais, Yulia
Community Development Journal : Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol. 5 No. 1 (2024): Volume 5 No 1 Tahun 2024
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/cdj.v5i1.25470

Abstract

Anemia adalah keadaan ketika tubuh kekurangan sel darah merah fungsional atau kadar hemoglobin (Hb) kurang dari 12 g/dL pada perempuan dan kurang dari 13,5 g/dL pada laki-laki. Masalah anemia bukan hanya berlaku pada kelompok usia tertentu, tetapi juga mempengaruhi remaja yang sedang berada di fase pertumbuhan dan perkembangan penting. Di Indonesia, anemia rentan terjadi pada kelompok remaja. Tidak hanya remaja perempuan, tetapi remaja laki-laki juga berisiko mengalami anemia. Hanya saja, prevalensi anemia pada perempuan 6% lebih tinggi daripada laki-laki. Menurut data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) Badan Litbangkes Kemenkes RI tahun 2018, prevalensi anemia pada anak usia 5-14 tahun sebesar 26,8% dan pada usia 15-24 tahun sebesar 32%. Dampak dari anemia pada remaja putri mungkin tidak dapat langsung terlihat, namun dapat berlangsung lama dan mempengaruhi kehidupan remaja selanjutnya. Anemia pada remaja putri dapat berdampak panjang bagi dirinya dan juga anak yang dilahirkan kelak. Dampak dari anemia adalah terganggunya pertumbuhan dan perkembangan, meningkatnya kerentanan terhadap infeksi karena sistem kekebalan tubuh yang menurun, hingga lebih rentan terhadap keracunan. Metode pengabdian ini yaitu melaksanakan kegiatan pemeriksaan haemoglobin pada remaja putri dan juga pemberian Pendidikan kesehatan mengenai anemia pada remaja putri Kegiatan ini dilakukan terhadap 132 orang remaja putri yang bersekolah di SMP Negeri 2 Ibun Kabupaten Bandung serta Remaja putri yang putus sekolah di wilayah Desa Dukuh Kabupaten Bandung. Setelah dilakukan pemeriksaan terhadap remaja perempuan di Desa Dukuh, dari 132 remaja yang diperiksa hanya 4 orang (3%) yang memiliki kadar haemoglobin di bawah normal, yaitu di bawah 12,0 gram/dl. Walaupun demikian pendidikan kesehatan mengenai anemia pada remaja tetap dilakukan dengan topik bahasan mengenai pengertian anemia, ciri-ciri anemia, dampak anemia dan bagaimana cara mencegah agar tidak terkena anemia. Dengan meningkatkan kesadaran tentang anemia, pendekatan pencegahan yang tepat, dan penanganan medis yang baik, kita dapat membantu menjaga kesehatan generasi muda ini agar tumbuh dan berkembang dengan optimal. Untuk mencegah anemia sangat disarankan untuk memenuhi zat besi dengan cara makan makanan bergizi yang seimbang setiap hari.