Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

DEGUMMING, PERLAKUAN ALKALI, DAN KARAKTERISASI SERAT PANDAN BERDURI (PANDANUS TECTORIUS) Sudarisman, Sudarisman; Atmaja, Nanda Satria; Nur Rahman, Muhammad Budi; Purbono, Kunto
JMPM : Jurnal Material dan Proses Manufaktur Vol 3, No 1 (2019): JUNI 2019
Publisher : JMPM : Jurnal Material dan Proses Manufaktur

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.18196/jmpm.3136

Abstract

AbstrakPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh parameter degumming terhadap sifat tarik serat pandan berduri (Pandanus Tectorius). Daun pandan berduri lokal direndam dalam waterbath pada suhu 95?C selama 1, 2, 3, atau 4 jam, kemudian dipres untuk diambil seratnya. Serat kemudian direndam dalam larutan NaOH dengan kadar 2,5 wt% atau 5 wt% selama 2 jam. Selanjutnya, proses dilanjutkan dengan menetralisasi dengan direndam dalam air bersih selama 8×6jam dan dikeringkan pada suhu kamar. Uji tarik dilakukan untuk mengetahui kuat tarik, regangan dan modulus elastisitas serat. Pemisahan serat dari daun pandan berduri berhasil dilakukan. Hasil uji tarik menunjukkan bahwa serat yang dialkalisasi dengan NaOH 5 wt% diperoleh kuat tarik yang lebih rendah dibandingkan dengan yang konsentrasi NaOH-nya 2,5 wt%. Pada kadar NaOH 2,5 wt%, naiknya lama waktu perendaman sampai dengan 3 jam juga akan menaikkan kuat tarik serat. Kuat tarik, regangan patah dan modulus elastisitas tertinggi diperoleh dengan perlakuan alkali dengan kadar NaOH 2,5 wt%. Kuat tarik, regangan patah dan modulus elastisitas tertinggi, berturut-turut 203,02 MPa, 3,733% dan 11,938 GPa, diperoleh dari lama waktu perendaman 3 jam. AbstractThe objective of this research is to determine the effect of degumming parameters on tensile properties of the resulted local (Pandanus Tectorius) fiber. Prickly pandanus leaves were soaked in a waterbath containing plain water at 95?C for either 1, 2, 3, or 4 hours, then pressed to yield their fibers. The fibers were then soaked in a solution containing either 2,5 wt% or 5 wt% of NaOH for 2 hours. Next, the fibers were neutralized by soaking them in plain water for 8×6 hours, and slowly dried at room temperature. Tensile test was carried out to obtain the tensile strength, strain-to-failure and modulus of the fibers. Fiber separation from Pandanus Tectorius leaves has successfully been carried out. It was found out that pretreatment using 2,5 wt% NaOH content solution produced higher tensile strength, strain-to-failure and elastic modulus in comparison with those using 5 wt% NaOH content  solution. Tensile properties increases with the increase of soaking time up to 3 hours. The highest tensile strength, strain-to-failure and modulus, 203.02 MPa, 3.733 % and 11.938 GPa, respectively, were obtained at 3 hours of soaking time.
GRAFIR BATU ALAM DENGAN MESIN CNC ROUTER UNTUK MENINGKATKAN RAGAM PRODUK KREATIF INDONESIA Suharto Suharto; Kunto Purbono; Ahmad Supriyadi; Karnowahadi Karnowahadi
JURNAL SIMETRIK Vol 8, No 2 (2018)
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (P3M) Politeknik Negeri Ambon

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (449.003 KB) | DOI: 10.31959/js.v8i2.208

Abstract

Pengembangan mesin Computer Numerical Controller (CNC) router khusus pembuatan kerajinan produk kreatif perlu didorong untuk meningkatkan ragam dan kualitas hasil di Indonesia. Grafir batu alam (marmer, granit) secara manual dengan mengandalkan ketrampilan orang dan peralatan sederhana akan menghasilkan produk dengan waktu lama. Kompetisi dalam dunia usaha dan industri diperlukan untuk meningkatkan efektifitas dan efisiensi dengan indikator waktu pembuatan singkat, harga murah, variasi disain lebih banyak dan menarik. Tujuan penelitian untuk menemukan parameter pemesinan yang efektif dan efisien, menganalisis faktor yang berpengaruh terhadap kekasaran permukaan, dan pengkayaan ragam disain  produk kreatif bahan batu marmer. Penelitian ini menggunakan pendekatan metode eksperimen yaitu penelitian untuk menemukan  pengaruh variabel putaran spindle, kecepatan pemakanan, kedalaman pemakanan terhadap kualitas kekasaran permukaan. Hasil penelitian menemukan parameter pemesinan kecepatan potong 30 (m/min), putaran spindle 12000 (rpm), kecepatan/laju pemakanan 2000 (mm/min). Analisis faktor yang berpengaruh terhadap kekasaran permukaan grafir marmer semakin tinggi   kecepatan/laju pemakanan, kedalaman pemakanan maka semakin tinggi pula nilai kekasaran permukaan batu marmer. Aplikasi komputer dan engineering software mampu meningkatkan ragam disain produk kreatif.
Rancang Bangun dan Uji Kelayakan Finansial Alat Pengering Mekanis untuk Pemenuhan Pasokan Eceng Gondok (Eichhornia Crassipes) sebagai Bahan Baku Kerajinan Kunto Purbono; Makhmudun Ainuri; Suryandono Suryandono
agriTECH Vol 30, No 2 (2010)
Publisher : Faculty of Agricultural Technology, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (925.003 KB) | DOI: 10.22146/agritech.9677

Abstract

Mechanical dryer is needed to accomplishment of dry eichhornia crassipes materials and quality increasing of materi- als and eichhornia crassipes handicraft products. The research method used to design of mechanical dryer and feasi- bility test of technical, quality of materials result of draining, and finance. The result of the research was mechanical dryer of ‘cabinet dryer’ type which has dimension of length x width x height 120 x 120 x 208 (cm3), maximal capacity80 (kg/10hours) with wood coal fire source, and drying duration for 10 hours. The average highest of temperature per-formance was reached at chimney drying 50 (kg/10hours) capacity was 62,3 0C, with temperature distribution between62,95 0C-65,45 0C, the highest heat requirement was reached  by chimney dryer 80 (kg) capacity was 14.087,1 (kJ) with 36,753 % efficiency, 12,195 % moisture content, and 16,26397 (kg/hour) was needed for drying air. The maximum average of tensile strength was reached by chimney drying 50 (kg) capacity was 23,537 (N/mm2), while the maximum tensile strength in sun drying as 15,681 (N/mm2), eichhornia crassipes’s color most coming near to natural colour (green’s colour) at chimney drying was L 36, while the colour in sun drying at L 51, 89. Financially, with the analysis of incremental BCR was 1,015, analysis of NPV Rp. 2.569.148,31, IRR 39 %, BEP was reached after the drier has been producing 962,1 (kg)(s) or equivalent to cost Rp.5.291.288,30, so that mechanical dryer usage for drying of eichhornia crassipes can get good benefit.ABSTRAKAlat pengering mekanis diperlukan guna pemenuhan pasokan bahan baku eceng gondok kering dan peningkatan kuali- tas bahan dan produk kerajinan eceng gondok. Metode penelitian yang digunakan yaitu rancang bangun dan uji ke- layakan teknis, kualitas bahan hasil pengeringan, dan finansial. Hasil penelitian, alat pengering mekanis tipe cabinet dryer, dengan dimensi panjang x lebar x tinggi, 120 x 120 x 208 (cm3), kapasitas maksimal 80 (kg/10jam), bahan bakar arang kayu, dan waktu pengeringan 10 (jam). Rerata capaian suhu pengeringan tertinggi dicapai pada pengeringan cerobong dengan kapasitas 50 (kg/10jam) sebesar 62,3 0C, dengan sebaran suhu antara 62,95 0C-65,45 0C, kebutuhan kalor tertinggi dicapai pada pengeringan cerobong kapasitas 80 (kg) sebesar 14.087,1 (kJ) dengan efisiensi 36,753%, kadar air 12,195 %, kebutuhan udara pengering 16,26397 (kg/jam).  Rerata kekuatan tarik terbesar dicapai pada pengeringan cerobong kapasitas 50 (kg) sebesar 23,537 (N/mm2), sedang kekuatan tarik hasil penjemuran hanya sebesar 15,681 (N/mm2), warna paling mendekati alami (kehijauan) terdapat pada hasil proses pengeringan cerobong kapasitas 50 (kg) yaitu L 36,39; sedang warna hasil penjemuran L 51,89. Secara finansial, dengan analisis incremental BCR didapat angka 1,015, analisis NPV Rp. 2.569.148,31, IRR 39 %, dan BEP dicapai setelah alat memproduksi eceng gondok kering 962,1 (kg), atau telah menghasilkan Rp. 5.291.288,30, sehingga pemakaian alat pengering mekanis untuk pengeringan eceng gondok sangat menguntungkan.
Rancang Bangun Mesin Pengupas Biji Mete (Anacardium Occidentale) Menggunakan Sistem Pneumatik Muhammad Devi; Suyadi Suyadi; Kunto Purbono
Jurnal Rekayasa Mesin Vol 13, No 2 (2018): Volume 13, Nomor 2, Agustus 2018
Publisher : Jurusan Teknik Mesin - Politeknik Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (154.237 KB) | DOI: 10.32497/rm.v13i2.1245

Abstract

Kacang mete adalah salah satu komoditas yang digunakan untuk pembuatan beberapa macam bahan baku makanan. Untuk menghasilkan kacang mete, terlebih dahulu harus mengupas biji mete, dari dulu pengupasan ini dilakukan dengan menggunakan alat yang dinamakan kacip yaitu alat yang masih tradisional dan penggunaannya sendiri masih dalam skala produksi kecil. Dengan menggunakan kacip dalam proses pengupasannya sebelumnya dapat menghasilkan 4 kg/jam. Maka untuk meningkatkan produktifitas, merancang mesin pengupas biji mete menggunakan sistem pneumatik. Metode perancangan yang dilakukan yaitu mencari referensi, membuat sketsa gambar, perhitungan gaya tekan pada mete, perhitungan pada poros, perhitungan diameter silinder, pembuatan komponen, perakitan komponen, pengujian mesin, dan spesifikasi mesin. Dengan menggunakan mesin ini diharapkan pengupasan biji mete dapat dilakukan secara otomatis. Dari hasil pengujian mesin pengupas biji mete didapatkan spesifikasi, panjang 670 mm, lebar 500 mm, tinggi 600 mm, tekanan kompresor 8 bar, gaya tekan mete 24 N, dan kapasitas mesin 6 kg/jam.
PENINGKATAN KETRAMPILAN DALAM BIDANG LAS DENGAN MENGGUNAKAN TEKNOLOGI LAS GESEK BAGI MASYARAKAT PELAKU BIDANG LAS DI SEMARANG Poedji Haryanto; Suharto Suharto; Haryanto Haryanto; Kunto Purbono
Jurnal Hilirisasi Technology kepada Masyarakat (SITECHMAS) Vol 2, No 1 (2021): Vol. 2 No. 1 April 2021
Publisher : Politeknik Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (430.716 KB) | DOI: 10.32497/sitechmas.v2i1.2613

Abstract

Las gesek (friction welding) termasuk jenis pengelasan solid state welding dimana proses pengelasan dilakukan pada fasa padat. Panas pengelasan diperoleh dari konversi langsung nergi mekanik menjadi energy termal melalui gesekan. Panas yang dihasilkan dari proses gesekan antar interface akan menaikan temperature benda dalam arah aksial dengan jarak yang relative sangat pendek. Las gesek sampai saat ini belum banyak pelajari dan dikembangkan oleh pelaku bidang las. Pengabdian kepada masyarakat dalam bidang las gesek ini memeperkenalkan proses las gesek dengan menggunakan mesin las gesek hasil penelitian. Kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini meliputi ceramah dan pelatihan tentang las gesek. Jumlah peserta direncanakan sebanyak 20 orang dengan latar belakang, pendidik, pelaku dan mahasiswa.