Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

PENERAPAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) DI LINGKUNGAN KERJA INDUSTRI Yulianti, S.T., M.T., Ririn; Apriniyadi, Mohammad; Novi Hartami, Pantjanita; Suliestyah, Suliestyah; Palit, Christin; Pattiruhu, Daniel Lopez
Jurnal Abdi Masyarakat Indonesia (JAMIN) Vol 5 No 2 (2023): JURNAL ABDI MASYARAKAT INDONESIA (JAMIN)
Publisher : Universitas Trisakti

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25105/jamin.v5i2.17363

Abstract

Kegiatan industri bergerak maju kearah yang lebih masif. Seiring berjalannya waktu, kebutuhan akan berbagai komoditas menuntut industri untuk meningkatkan produktiftasnya untuk memenuhi permintaan yang ada. Faktor penting yang sering menimbulkan kecelakaan dan penyakit akibat kerja bagi pekerja di perusahaan yaitu kurangnya implementasi standar K3. Kurangnya penerapan K3 di perusahaan menyebabkan dampak besar pada lingkungan sosial masyarakat sekitar. Demi terlaksananya kegiatan industri yang produktif, Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) merupakan hal utama yang harus diperhatikan agar kegiatan industri dapat berjalan dengan baik. Kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) memiliki tujuan untuk  menyampaikan betapa pentingnya penerapan K3 di lingkungan kerja industri kepada siswa SMK Migas Cibinong  sehingga nantinya dapat diterapkan saat terjun ke dunia kerja industri.
Technical Assessment Of Mud Handling Planning With Dredger Pump In Mining Front Area Of Pt. Makmur Lestari Primatama, Southeast Sulawesi, Indonesia Reza Aryanto; Herza Mitha Fortuna; Purwiyono, Taat Tri; Suliestyah, Suliestyah
Journal of Geoscience, Engineering, Environment, and Technology Vol. 9 No. 3 (2024): JGEET Vol 09 No 03 : September (2024)
Publisher : UIR PRESS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25299/jgeet.2024.9.3.16829

Abstract

The high intensity of rain can affect mining activities because rainwater will be collected and stored in the area with the lowest elevation. In mining areas that have the lowest elevation point, namely the pit area, this will have an impact on mining activities. The pit area will not be disturbed if water or eroded slopes will enter and be accommodated in well-made drainage and vice versa if drainage is not formed properly, water and mud will be retained and accommodated in the pit area. If the water and mud are left unchecked, the water will overflow and mining will be temporarily halted, affecting the previously planned mining system. In this case, the pit whose water has been pumped out leaves the mud at the bottom of the pit trapped, so action is needed to remove the mud from the pit area and the need for qualified tools according to the existing mud criteria. The mud at PT Makmur Lestari Primatama has an SG criteria of 1.39 (top elevation mud) - 1.5 (bottom elevation mud) with mud grains of 0.005mm to 2mm, it can be concluded that the mud has liquid mud criteria to hard mud. So that the determination of a tool to be able to move mud using a pump, the selection of this pump There are three important parameters: Grain size, Specific Gravity, and also variations in material concentration that must be considered because they can affect the total head or flowrate. The difference between the Slurry pump and the dredger pump is in the pumping process, the dredger pump is able to pump hard mud with the help of a little water while the slurry pump is difficult to pump hard mud because it requires quite a lot of water to pump it. Therefore, a dredger pump is chosen to move the mud in the mining area so that it can pump liquid mud to hard mud, the selection of this dredger pump is based on pump specifications including max capacity 120-200m3/h, solid handling 35mm - 60mm, speed 1180 RPM, and effieciency 46%-51%. The planning analysis of the use of dredger pumps uses the Bernoulli equation and the amount of mud that must be pumped using the USLE method. Based on the results of a series of studies that have been carried out, researchers found that the total potential erosion is 8,574.2 tons/year, the total actual erosion is 7,716.8 tons/year, and the total volume of mud that must be pumped is 5,074.86m3 with a slurry weight of 1,448.2 kg/m3. So the most ideal dredger pump for this purpose is Dragflow HY85A with a capacity of 210m3/h, pumping hours of 16.6 hours / day, pumping duration of 2 days 15 hours and efficiency of 40% using HDPE type 10 inch diameter pipe.
Uji Kualitas Briket Berbahan Arang Ampas Kelapa Berdasarkan Nilai Kadar Air Chusniyah, Dina Asmaul; Pratiwi, Reno; Benyamin, Benyamin; Suliestyah, Suliestyah
JURNAL PENELITIAN DAN KARYA ILMIAH LEMBAGA PENELITIAN UNIVERSITAS TRISAKTI Volume 7, Nomor 1, Januari 2022
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Universitas Trisakti

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25105/pdk.v7i1.9778

Abstract

ABSTRAKKetersediaan bahan bakar fosil yang semakin langka berakibat pada kenaikan harga BBM, oleh karena itu diperlukan suatu energi alternatif untuk mengurangi penggunaan bahan bakar minyak. Salah satu energi alternatif tersebut yaitu dengan penggunaan energi biomassa. Dalam penelitian ini biomassa yang digunakan adalah ampas kelapa. Tujuan dalam penelitian ini yaitu memanfaatkan ampas kelapa secara optimal dengan memfokuskan pada uji kualitas kadar air briket berbahan arang ampas kelapa. Penelitian ini menggunakan sampel barupa arang ampas kelapa dengan prosedur kerja meliputi proses pengeringan ampas kelapa, kemudian proses karbonisasi, penggilingan dan penyaringan, pencampuran bahan perekat, pencetakan dan pengeringan dengan menggunakan oven dengan suhu 100oC, dan penentuan mutu briket berdasarkan kadar airnya. Kadar air mempunyai peran besar terhadap mutu suatu produk. Nilai kadar air rata-rata yang diperoleh pada penelitian ini nilai di bawah 8 % pada sampel nomor 1, 2 dan 3 yang memiliki nilai kadar air berkisar antara 4% - 6%, berdasarkan nilai kadar air ini sehingga dapat diketahui bahwa kuliatas briket yang di hasilkan memiliki kualitas yang bagus, briket dengan kadar air di bawah 8%. Sedangkan untuk sampel nomor 4,5 dan 6 memiliki nilai kadar air yang berkisar antara 9% - 13 %, berdasarkan nilai kadar air yang diperoleh, maka dapat di identifikasi bahwa briket nomor 4, 5 dan 6 memiliki kualitas yang kurang bagus. Briket dengan kadar air tinggi agak sulit utuk dinyalakan, hal ini berakibat akan menghambat proses pembakaran. 
STUDI ISOTERMAL ADSORPSI KARBON AKTIF BATUBARA DENGAN AKTIVASI ASAM POSPAT TERHADAP LOGAM Fe dan Mn DALAM AIR ASAM TAMBANG Yulianti, Ririn; Suliestyah, Suliestyah; Tuheteru, Edy Jamal; Palit, Christin; Yomaki, Caroline Claudia
JURNAL PENELITIAN DAN KARYA ILMIAH LEMBAGA PENELITIAN UNIVERSITAS TRISAKTI Volume 9, Nomor 1, Januari 2024
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Universitas Trisakti

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25105/pdk.v9i1.18804

Abstract

Air Asam Tambang (AAT) merupakan limbah cair dampak aktifitas penambangan yang mengandung logam Fe dan Mn yang dapat menyebabkan pencemaran lingkungan. Penelitian ini bertujuan untuk melihat potensi karbon aktif berbahan batubara sebagai adsorben dalam pengolahan AAT. Karbon aktif dibuat dari batubara dengan mengaktifkannya dengan H3PO4 dengan perbandingan berat 40% dan karbonisasi pada suhu 800°C selama 120 menit. Hasil karaketisasi menunjukkan Luas permukaan BET, volume pori total, dan bilangan iodin masing-masing 296,379 m2/g, 0,1562 cc/g, dan 1206 mg/g. Banyaknya pori, rekahan, saluran, dan gugus aktif pada permukaan dibuktikan oleh analisis FT-IR dan SEM. Treatment karbon aktif untuk mereduksi logam Fe dan Mn menggunakan 2 gram karbon aktif yang dicampurkan ke dalam 200 ml AAT artificial dengan 4 variasi konsentrasi awal logam Fe dan Mn yang berbeda. Didapatkan hasil pada perlakuan yang paling optimal untuk konsentrasi awal logam Fe sebesar 28,2541 mg/L dan logam Mn 15,2241 mg/L setelah dilakukan treatment karbon aktif mengalami penurunan konsentrasi logam Fe menjadi 0,1473 mg/L (tereduksi 99,47%) dan logam Mn 0,0103 mg/L (tereduksi 99,93%). Studi adsorpsi isothermal menunjukkan bahwa adsorpsi logam Fe mengikuti model isothermal Langmuir dengan nilai R2 sebesar 99% dan kapasitas adsorpsi terbesar 2,81 mg/g , sedangkan adsorpsi logam Mn mengikuti model Freundlich dengan nilai R2 sebesar 92% dan kapasitas adsorpsi terbesar 1,52 mg/g.
Production of activated carbon from coal with H3PO4 activation for adsorption of Fe(II) and Mn(II) in acid mine drainage Suliestyah, Suliestyah; Tuheteru, Edy Jamal; Yulianti, Ririn; Palit, Christin; Yomaki, Caroline Claudia; Ahmad, Shahrul Nizam
Journal of Degraded and Mining Lands Management Vol. 11 No. 3 (2024)
Publisher : Brawijaya University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15243/jdmlm.2024.113.5755

Abstract

Acid Mine Drainage (AMD) contains Fe(II) and Mn(II) metals, which can cause environmental pollution. This research aimed to investigate the potency of activated carbon made from coal as an adsorbent in AMD treatment. The carbon was made of coal and activated with H3PO4 in a weight ratio of 40%, 800 °C for 120 minutes while supplying 1.5 L/min of nitrogen during the carbonization process. The result shows that BET surface area, total pore volume, and iodine number were 296.4 m2/g, 0.156 cc/g, and 1205 mg/g, respectively. The surface contained many fractures, channels, and big holes, as evidenced by the FT-IR and SEM investigations, and it also had acidic surface functional groups. The optimum contact time adsorption for AMD treatment was 30 minutes, and the first concentration of Fe(II) and Mn(II) metals affected the adsorption. The optimum removal of Fe(II) in AMD treatment was 95.27% at an initial concentration of 3.51 ppm, while the optimum removal of Mn(II) was 99.82% at an initial concentration of 5.71 ppm. This activated carbon has a considerable potency to be used as the adsorbent in AMD treatment to reduce Fe(II) and Mn(II) levels.