p-Index From 2019 - 2024
0.562
P-Index
This Author published in this journals
All Journal JURNAL FLYWHEEL
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 8 Documents
Search

MANAJEMEN PERHITUNGAN KOMPONEN PERMESINAN PADA USAHA KECIL MENENGAH Ekasari, L. D.; Widi, K. A.
JURNAL FLYWHEEL Vol 7 No 1 (2016): Jurnal Flywheel
Publisher : Teknik Mesin S1 ITN Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47549/flywheel.v7i1.660

Abstract

Manajemen perhitungan peralatan mesin pada UKM tidak jauh berbeda dengan manajemen organisasi bisnis pada umumnya. Sebagai sebuah organisasi bisnis, keseluruhan fungsi manajemen sebaiknya dijalankan dengan mempertimbangkan jenis dan skala bisnis dari usaha yang dilakukan. Jadi, manajemen usaha kecil tidak jauh berbeda dengan manajemen perusahaan pada umumnya. Hanya saja, jenis dan skala bisnis dari usaha yang dijalankan menyebabkan, dalam beberapa hal, manajemen usaha kecil tidak sama dengan manajemen perusahaan pada umumnya (yang berskala menengah dan besar). Karena skala usaha bisnisnyalebih kecil, justru pengelolaan sumber daya organisasi bisnis dari usaha kecil menjadi lebih sederhana dan mudah dikelola, sehingga fungsi-fungsi operasional dari manajemen usaha kecil lebih mudah direncanakan dati dikendalikan. Akan tetapi, karena sumber daya organisasi yang dikelola relatif kecil, maka jenis usaha yang dipilih juga perlu dipertimbangkan agar sesuai dengan kemampuan sumber daya organisasi. Tujuan penyusunan laporan keuangan harus mengikuti SPI 3, dimana salah satu ketentuannya adalah nilai aset operasional dinyatakan dalam Nilai Pasar Untuk Penggunaan Yang Ada sedangkan nilai aset investasi atau non-operasional dinyatakan dalam Nilai Pasar.Secara garis besar, untuk berbagai tujuan penilaian nilai mesin dan peralatan dapat dibedakan sebagai Nilai Pasar atau Selain Nilai Pasar. Untuk menganalisa penilaian terhadap suatu produk mesin dan peralatan industri perlu mempertimbangkan langkah-langkah berikut untuk menghasilkan nilai yang optimal, yaitu menentukan metode pendekatan kalkulasi biaya yang diterapkan terhadap peralatan mesin.
SERBUK ALUMINA SEBAGAI KATALIS DIDALAM REAKTOR FLUIDISED BED Sujana, W.; Widi, K. A.
JURNAL FLYWHEEL Vol 7 No 1 (2016): Jurnal Flywheel
Publisher : Teknik Mesin S1 ITN Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47549/flywheel.v7i1.662

Abstract

Teknologi fluidized bed saat ini telah dimanfaatkan untuk proses perlakuan thermokimia gas dalam menghasilkan kekerasan permukaan baja. Serbuk alumina dimanfaatkan sebagai media pada teknologi ini bertujuan untuk meningkatkan transfer panas dari dinding dapur menuju ke specimen baja dengan demikian akan menghasilkan peningkatan kualitas kekerasan permukaan. Namun kualitas pengerasan permukaan sangat ditentukan oleh paduan dari baja tersebut. Perbedaan unsur paduan bahan akan menghasilkan lapisan pasif yang berbeda pada permukaan masing-masing bahan tersebut sehingga tentunya akan mempengaruhi perbedaan transfer panas dipermukaan specimen. Pada penelitian ini akan memanfaatkan berbagai jenis baja dengan paduan berbeda yaitu baja paduan rendah (baja perkakas), baja paduan tinggi (baja tahan karat) dan baja lapis paduan murni (baja hard khrom) yang akan diberi perlakuan didalam dapur fluidized bed dengan dan tanpa memanfaatkan serbuk alumina. Karakterisasi specimen hasil proses ini akan diamati kualitas lapisan kerasnya dengan memanfaatkan pengujian distribusi kekerasan (metode Vickers), pengujian distribusi komposisi kimia (metode EDAX) dan pengamatan struktur mikro dengan mikroskop electron dan scanning electron microscope (SEM). Hubungan dan peran serbuk alumina dan unsur paduan didalam baja akan memberikan informasi fenomena yang terjadi sehingga didapatkan suatu analisis yang tepat terhadap metode dalam menghasilkan peningkatan kualitas pengerasan permukaan thermokimia.
Studi Analisa Pengembangan Produk Limbah Plastik Berbasis Tekanan Teknologi Injection Moulding Widi, K. A.; Ekasari, L. D.
JURNAL FLYWHEEL Vol 8 No 2 (2017): Jurnal Flywheel
Publisher : Teknik Mesin S1 ITN Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47549/flywheel.v8i2.693

Abstract

Sampah plastik merupakan sampah yang sangat sulit terurai dengan sendirinya. Indonesia merupakan negara terbesar kedua peyumbang sampah plastik ke laut. Untuk menjaga rusaknya lingkungan terutama lingkungan laut yang diakibatkan oleh sampah plastik , maka sampah plastik botol didaur ulang kemudian dijadikan bahan untuk membuat produk plastik dengan mesin injection molding. Tekanan merupakan variabel penting pada proses injeksi molding agar biji plastik yang telah meleleh dapat mengisi mold. Besarnya tekanan yang dibutuhkan dipengaruhi oleh temperatur. Proses penekanan pada injection molding dilakukan dengan dua tahap. Tahap pertama dilakukan dengan tekanan tinggi untuk menginjeksikan plastik cair agar mengisi rongga cetakan. Tahap kedua pada tekanan yang lebih rendah atau disebut holding pressure, pemberian tekanan ini dimaksudkan untuk menahan produk selama proses pembekuan sehingga terbentuk sempurna. Batasan tekanan injeksi tergantung pada kemampuan mesin untuk menekan dan mengklem. Tekanan ini harus dapat menahan tegangan produk dari over packing. Sedangkan penurunan tekanan (pressure drop) yang masih diijinkan selama proses injection molding adalah 80% dari tekanan maksimum injeksi. Jika melebihi batas tersebut, salah satu upaya yang perlu dilakukan adalah dengan menaikkan tekanan maksimum injeksi. Selain itu dapat juga dilakukan penambahan pada temperatur lebur plastik. Menurut Mochamad Fatich Asror, peningkatan tekanan injeksi menyebabkan terjadinya penambahan kekuatan impact dikarenakan semakin banyak kristalin yang terbentuk. Sedangkan tingkat kekerasan produk menurun dikarenakan berkurangnya kadar armorf produk. Untuk mengetahui apakah perbedaan nilai tekanan yang mempengaruhi kekerasan akan mempengaruhi struktur makro produk serta untuk mengetahui cacat / defect yang terjadi akibat variasi tekenan pada produk injection molding maka penulis melakukan penelitian ini.
Perancangan Mesin Pengolahan Kedelai Otomatisasi Ramah Lingkungan dan Higienis Sujana, W.; R., Teguh; Widi, K. A.
JURNAL FLYWHEEL Vol 8 No 2 (2017): Jurnal Flywheel
Publisher : Teknik Mesin S1 ITN Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47549/flywheel.v8i2.696

Abstract

Kegitan ini merupakan riset pembuatan alat yang akan diaplikasikan pada masyarakat yaitu berupa produk TTG (teknologi tepat guna). Tujuan kegiatan ini adalah dapat mempekerjakan usia-usia produktif (20-30 tahun), dimana dengan teknologi ini, akan mempermudah proses pelembangan, dapat meningkatkan produktifitasnya tanpa adanya penyakit-penyakit yang dapat membahayakan kesehatan pekerjanya dan kualitas biji kedelai dapat ditingkatkan, dapat meningkatkan produksinya karena waktu proses pelembangan dengan mesin dapat dilakukan secara terus menerus tanpa harus berhenti karena kecapean atau keram atau kaku, dengan terpenuhinya parameter pengerjaan olahan kedelai seperti lama perendaman maka akan dihasilkan kualitas biji kedelai yang lebih baik. Disamping itu, keahlian operator sudah tidak terlalu penting sehingga jika ada pengalihan pekerja tidak terlalu bermasalah terhadap produksi. Dan satu hal yang menjadi pertimbangan dari pembuatan alat ini yaitu diharapkan menggunakan jumlah listrik (watt) yang rendah karena home industri tersebut rata-rata memiliki kapasitas listrik terpasang yang rendah (sekitar 450900 watt).
Analisa Mampu Las Material besi Tuang Memanfaatkan Elektroda Nikel (Studi Kasus komponen Cylinder Head Pc750se-7 Yang Mengalami Fretting) Widi, K. A.; W. Sujana; T. Rahardjo
JURNAL FLYWHEEL Vol 9 No 2 (2018): Jurnal Flywheel
Publisher : Teknik Mesin S1 ITN Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47549/flywheel.v9i2.707

Abstract

Tujuan pengembangan metode ini adalah berdasarkan studi kasus dilapangan dimana ditemukan banyak sekali komponen barbahan baku besi tuang yang yang sudah tidak bisa dimanfaatkan lagi. Tidak berfungsinya komponen-komponen tersebut sebagian besar diakibatkan karena terjadi kekegagalan produk baik saat diaplikasikan maupun saat proses manufaktur pembuatannya. Dengan demikian, peneliti mencoba mencari solusi terhadap permasalahan tersebut yaitu dengan mencari metode manufaktur yang tepat, efisien dan praktis untuk dikembangkan dalam memperbaiki kegagalan yang umumnya terjadi pada komponen tersebut. Adapun kegegalan yang sering terjadi diantaranya adalah kegegalan akibat retak dan freeting. Besi cor memiliki kadar karbon yang tinggi (lebih dari 2 wt%) sehingga mempunyai sifat mampu las (weldability) yang kurang baik. Pada penelitian ini akan memanfaatkan komponen cylinder head PC750SE-7 yang terbuat dari besi cor kelabu FC250 yang mengalami kegagalan fretting. Tingkat kegegalan ini akan diamati memanfaatkan pengujian tidak merusak (NDT) dengan metode dye penetrant.Produk gagal tersebut selanjutnya akan dilakukan analisa dengan menerapkan metode pengelasan. Pengamatan akan dilakukan pada sifat mekanis berupa kekerasan pada base metal, HAZ (heat affected zone), PMZ (partially melted zone), weld metal, hasil lasan pada permukaan dan retak las, serta struktur mikro. Proses pengelasan menggunakan SMAW (shielded metal arc welding) dengan elektroda nikel CIN-1 dengan proses perlakuan panas preheat 2000C dan PWHT (post weld heat treatment) 6000C. Untuk meningkatkan kemampulasan, pada penelitian ini juga memanfaatkan proses normalisasi setelah proses pengelasan. Pengamatan juga akan dilakukan berupa kekerasan dan SEM/EDAX. Dari pengamatan, kekerasan antara weld metal dan base metal tidak jauh berbeda yaitu 24,36 HRC dan 27,32 HRC. Kekerasan pada PMZ sebesar 769,72 HV. Hasil pada permukaan hasil lasan baik karena tidak adanya indikasi crack/retak dan porositas yang diuji dengan dye penetrant. Berdasarkan hasil pengamatanstruktur mikro terlihat matriks yang terbentuk berupa perlit dengan grafit berupa flake(serpih) yang tipis dan panjang. Struktur mikro pada PMZ terbentuk eutektik ledeburit dan pada HAZ terbentuk struktur martensit. Sedangkan struktur mikro pada weld metal terdiri dari matriks austenit dengan persebaran partikel grafit yang merata.
Studi Penyerapan Energi Beban Kejut Laminasi Komposit Epoxy-Karet Kurniawan, A; Widi, K. A.; Uhib, M. A.; Saskara, P. S.; Dwipayana, M. A.; Wijaya, G. N. R.; Rizaldi, A.; Arisudana, P. W. S. P.
JURNAL FLYWHEEL Vol 11 No 2 (2020): Jurnal Flywheel
Publisher : Teknik Mesin S1 ITN Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36040/flywheel.v11i2.2843

Abstract

Penelitian ini untuk memenuhi kebutuhan panel rompi anti peluru. Dengan menggunakan material komposit di maksudkan untuk mengurangi kelemahan penggunaan logam sebagai panel rompi anti peluru adalah sifatnya yang dapat mengabsorbsi air dan juga berat sehingga dapat menurunkan sifat mekaniknya. Untuk itu dilakukan penelitian ini menggunaan material komposit yang terdiri dari serat karbon kevlar,serat rami, dan serat agave, sebagai penguat material komposit anti peluru dipilih mengingat karakteristik fisikal yang sangat baik. Sifatnya yang kuat, ringan, tahan terhadap panas sampai dengan suhu 400_C, stabil secara kimia dan fleksibel sangat mendukung untuk penggunaannya sebagai bahan dasar penyusun komposit material anti peluru. Matriks penyusun komposit adalah resin dengan jenis resin epoxy dan di padukan dengan karet dengan variasi campuran 30%,40% dan 50% karet sebagai matriks nya dan serat karbon kevlar,serat rami ,serat agave sebagai penguat. Metode pembuatan dilakukan dengan teknik penaburan serat karbon yang kemudian dilaminasi secara kontinyu dengan sistem resin atau di sebut juga metode hand lay up. Hasil uji laboratorium yaitu uji tembak langsung yang akan di adakan di Pusdik Arhanud, sehingga dapat mengetahui seberapa kuat komposit ini terhadap peluru. Karena keterbatasan peluru saat pengujian tembak di Pusdik Arhanud, kami melakukan uji impact untuk menentukan campuran mana yang paling kuat untuk di uji tembak. Hasil dari uji impact menunjukan variasi campuran karet dengan 30% karet yang memiliki kekuatan tertinggi dan spesimen kering dengan cepat dan tepat. Dengan Teknik hand lay up kami membuat rompi anti peluru dengan variasi campuran karet 30%.
Analisa Pengaruh Kecepatan Putaran terhadap Kualitas Produk Pada Mesin Three In One Widi, K. A.; Sudiasa, N.; Sujana, W.; Qadhafi , F.
JURNAL FLYWHEEL Vol 11 No 2 (2020): Jurnal Flywheel
Publisher : Teknik Mesin S1 ITN Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36040/flywheel.v11i2.2847

Abstract

Mesin Pembuat Lidi Bambu Three in One Adalah sebuah alat mesin yang berfungsi untuk membuat lidi bambu yang produknya sebagai tusuk sate, tusuk gigi, tusuk bakso, lidi sangkar burung. Mesin pembuat lidi atau tusuk sate yang kami buat mempunyai kenggulan 3 proses sekaligus dalam pengerjaanya. Pertama yaitu proses penipisan, proses ini menipiskan bambu yang masih mempunyai ketebalan dan berbentuk balok. Kedua adalah proses perajang, prosesnya merajang menjadi belahan bambu kotak kecil-kecil. Ketiga adalah penyerutan yaitu proses dari perajangan bambu lidi yang masih berprofil kotak akan di serut menjadi profil bulat. Dalam pembuatan mesin tusuk sate memerlukam komponen besar yaitu motor sebagai penggerak, dan komponen pendukung lainya seperti besi siku sebagai kerangka, pully, rantai gir motor, roll karet , bering besi as. Bahan yang digunakan untuk membuat benda uji adalah sebuah bambu yang tua kisaran umur 2 tahun, kemudian di potong dan di belah kemudian akan dimasukkan ke mesin untuk melalui pisau penipis dilanjutkan kepisau perajang (dibelah kecil-kecil berbentuk profil kotak). Selanjutnya akan di masukkan kembali melalui pisau serut, pisau yang berbentuk kerucut sehingga akan membentuk lidi berbentuk profil bulat. Analisis data menggunakan dengan meninjau grafik yang terbentuk, data yang diperlukan berupa data kecepatan putaran (rpm) dan produk lidi, kemudian dibandingkan hasil data pengujian memakai kecepatan putaran (rpm) rendah 2000, sedang 2500, dan tinggi 3000. Pengujian menggunakan panjang produk 25cm dengan rata-rata jumlah sampel 60. Percobaan kecepatan 2000 didapatkan dari semua percobaan didapat rataan gagal produk sebanyak 3%. Percobaan kecepatan 2500 didapatkan dari semua percobaan didapat rataan gagal produk sebanyak 1,6%. Percobaan kecepatan 3000 didapatkan dari semua percobaan didapat rataan gagal produk sebanyak 9,6%.
Analisa Waktu Perlakuan Nitridisasi Besi Tuang Kelabu Pada Temperatur 650 ⁰C Sujana, W; Widi, K. A.; Rahardjo, T; Darmaputra , S
JURNAL FLYWHEEL Vol 11 No 2 (2020): Jurnal Flywheel
Publisher : Teknik Mesin S1 ITN Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36040/flywheel.v11i2.2853

Abstract

Besi cor kelabu, jenis cor ini sering dipakai karena memiliki banyak kelebihan. Kelebihan tersebut adalah mudah dituang atau dicor menjadi bentuk yang rumit, mudah dilakukan proses permesinan, tahan aus karena grafit dapat berfungsi sebagai pelumas, mempunyai kemampuan meredam getaran yang tinggi, mempunyai kekuatan tekan tinggi, sifat ketahan korosinya baik dibandingkan dengan baja konstruksi biasa, Spesimen yang sebelum proses diperoleh kekerasan tertiinggi yaitu 284,4 HV dengan kedalaman 30 μm, setelah diproses nitridisasi dengan temperature 6500C dengan holding 1,2, dan 3 jam, maka didapat kekerasan tertinggi sebesar 277,2 HV, 261,1 HV, 273,4 HV kekerasan naik pada holding 1 jam itu disebabkan karena reaksi kimia antara nitrogen dengan spesimen sehingga konsentrasi nitrogen pada permukaan spesimen yang berasal dari difusi nitrogen akan lebih banyak membentuk lapisan nitride. Pada pengujian spesimen dengan holding 1 jam didapat ketebalan lapisan 10, 20, 30, 40 μm dan permukaan tepi dari inti tidak merata sehingga lapisan menjadi tidak merata atau bergelombang, sedangkan pada temperatur 6500C dengan waktu 2 jam ketebalan ditunjukan hanya sampai pada 30 μm dan 40 μm, garis grafik mengalami kenaikan dikarenakan lapisan nitride dan permukaan tepi dari inti tidak merata sehingga lapisan menjadi bergelombang. Struktur mikro diperoleh dari hasil metalografi row material dan spesimen yang sesudah mengalami proses nitridisasi. Hasil dari struktur mikro sudah terlihat grafit berbentuk serpih keabu-abu an dan terlihat adanya sedikit korosi dikarenakan spesimen belum dilakukan proses