Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Biodegradation of Cyanogenic Glycoside of Cassava Leaves (Manihot esculenta Crantz) Via Fermentation as A Mean of Ruminant Feed Supply Prayitno, CH; Suwarno, Suwarno; Rahardjo, T
ANIMAL PRODUCTION Vol 13, No 1 (2011): January
Publisher : Universitas Jenderal Soedirman, Faculty of Animal Science, Purwokerto-Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (350.658 KB)

Abstract

The development of ruminants must always be followed by forage sources as its feed. The usage of agro industrial by-product like cassava leaves is one of steps that can be conducted.  The purpose of this research was to study the effect of leaves-of-bitter-cassava fermentation using a mixture of Aspergillus niger-cattle bolus on the concentrations of HCN, crude protein, digestibilities of dry matter and organic matters.  Experimental method was used in this study, using completely randomized design with six treatments namely fresh and wilted leaves of bitter cassava, added with Aspergillus niger and 0, 2, 4, 6, and 8% of cattle bolus, each of which was repeated four times. The results showed that the mixture of Aspergillus niger-cattle bolus in cassava leaves had a highly significant effect on HCN, crude protein, dry matter and organic matter digestibilities. The conclusion of this research is that fermentation of leaves of bitter cassava with 6% of Aspergillus niger and cattle bolus is able to degrade cyanogenic glycoside and increase digestibility. (Animal Production 13(1):18-23 (2011)Key Words: cassava leaves, glycoside, Aspergillus, cattle-bolus.
Analisa Waktu Perlakuan Nitridisasi Besi Tuang Kelabu Pada Temperatur 650 ⁰C Sujana, W; Widi, K. A.; Rahardjo, T; Darmaputra , S
JURNAL FLYWHEEL Vol 11 No 2 (2020): Jurnal Flywheel
Publisher : Teknik Mesin S1 ITN Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36040/flywheel.v11i2.2853

Abstract

Besi cor kelabu, jenis cor ini sering dipakai karena memiliki banyak kelebihan. Kelebihan tersebut adalah mudah dituang atau dicor menjadi bentuk yang rumit, mudah dilakukan proses permesinan, tahan aus karena grafit dapat berfungsi sebagai pelumas, mempunyai kemampuan meredam getaran yang tinggi, mempunyai kekuatan tekan tinggi, sifat ketahan korosinya baik dibandingkan dengan baja konstruksi biasa, Spesimen yang sebelum proses diperoleh kekerasan tertiinggi yaitu 284,4 HV dengan kedalaman 30 μm, setelah diproses nitridisasi dengan temperature 6500C dengan holding 1,2, dan 3 jam, maka didapat kekerasan tertinggi sebesar 277,2 HV, 261,1 HV, 273,4 HV kekerasan naik pada holding 1 jam itu disebabkan karena reaksi kimia antara nitrogen dengan spesimen sehingga konsentrasi nitrogen pada permukaan spesimen yang berasal dari difusi nitrogen akan lebih banyak membentuk lapisan nitride. Pada pengujian spesimen dengan holding 1 jam didapat ketebalan lapisan 10, 20, 30, 40 μm dan permukaan tepi dari inti tidak merata sehingga lapisan menjadi tidak merata atau bergelombang, sedangkan pada temperatur 6500C dengan waktu 2 jam ketebalan ditunjukan hanya sampai pada 30 μm dan 40 μm, garis grafik mengalami kenaikan dikarenakan lapisan nitride dan permukaan tepi dari inti tidak merata sehingga lapisan menjadi bergelombang. Struktur mikro diperoleh dari hasil metalografi row material dan spesimen yang sesudah mengalami proses nitridisasi. Hasil dari struktur mikro sudah terlihat grafit berbentuk serpih keabu-abu an dan terlihat adanya sedikit korosi dikarenakan spesimen belum dilakukan proses