Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

PENERAPAN CURTURALLY RESPONSIVE TEACHING DENGAN MEDIA LKPD BERBASIS KEBUDAYAAN MASYAKARAT DESA SADE YANG MELUMURI LANTAI DENGAN KOTORAN TERNAK UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK PADA MATERI HIDROKARBON Febriani, Nadia; Junaidi, Eka; Martini, Hasinah
Jurnal Kependidikan Vol. 8 No. 2 (2023): Jurnal Kependidikan
Publisher : FKIP Universitas Samawa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik di kelas XI SAINTEK 2 SMA Negeri 2 Mataram pada materi hidrokarbon dengan menerapkan pendekatan Curturally Responsive Teaching (CRT) melalui media LKPD berbasis kebudayaan masyakarat desa sade yang melumuri lantai dengan kotoran ternak. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang mengacu pada model Kemmis dan Taggart. Penelitian ini di lakukan dalam 2 siklus yang terdiri dari tahap perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Data penelitian berupa hasil belajar kognitif yang diambil dengan teknik tes dari LKPD. Hasil penelitian menunjukan bahwa pada siklus I presentase hasil belajar peserta didik sebesar 76,32% dan meningkat pada siklus II sebesar 82,86%. Hal ini menunjukkan bahwa penerapan penerapan pendekatan Curturally Responsive Teaching dengan media LKPD pada materi hidrokarbon dapat meningkatkan hasil belajar kognitif peserta didik.
Social media use for climate change campaign among Indonesian millennials Zein, Muhammad Rifki Adinur; Fadillah, Kurnia Lucky; Febriani, Nadia; Nasrullah, Riki; Khang, Nguyen Tan
PRofesi Humas Vol 8, No 2 (2024): PRofesi Humas Accredited by Kemenristekdikti RI SK No. 230/E/KPT/2022
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/prh.v8i2.50167

Abstract

Background: Climate change has threatened humanity and brought about serious impacts for at least two decades. The terrible threat can be addressed through social media. Purpose: This study examined how Indonesian millennials use social media to discuss and advocate for climate change. Methods: It employed mixed methods to combine climate change data from scholarly sources and strategic communication strategies in social media campaigns. Results: The results indicated a predominant presence of millennials, particularly in the 20-29 age group, using Instagram as the primary platform for climate change discussions. Social media highlighted limited engagement with experts and concerns about misinformation and emphasized the vital role of celebrities and influencers in climate change campaigns on social media. Conclusion: The research suggested that social media platforms like Instagram and WhatsApp facilitate climate change discussions among Indonesian millennials. They enable tailored communication strategies and emphasize the potential for social media campaigns to influence a certain behavior. This research also emphasizes the need for a combined approach involving online and offline channels, better climate change education, and collaboration. Implications: The findings underscore the necessity for Indonesia’s climate change advocacy to integrate offline and online communication strategies that are tailored to individual preferences and enhance millennials’ understanding through targeted education and social media campaigns. Public figures may also be involved for broader impacts.
Pengolahan Pangan Fungsional dari Ekstrak Kayu Secang untuk Kesehatan: Optimalisasi Program MBKM Proyek Independen Kimia Pangan Febriani, Nadia; Kurnia, Nova; Muhali, Muhali; Mirawati, Baiq; Ali, Nur Aini Abdurrahman; Sumarlin, Muhamad
Jurnal Pengabdian Masyarakat Kedokteran Vol 3, No 2 (2024): Mei
Publisher : Fakultas Kedokteran, Universitas Islam Sultan Agung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30659/abdimasku.3.2.47-56

Abstract

Kayu secang (Caesalpinia sappan L.) menjadi salah satu tanaman yang banyak tumbuh di hutan Sumbawa Barat. Kayu secang mengandung berbagai senyawa bioaktif yang bermanfaat bagi kesehatan sehingga berpotensi untuk dikembangkan menjadi produk pangan fungsional. Perguruan tinggi memiliki peran untuk melakukan hilirasasi keilmuan dan hasil risetnya, salah satunya melalui program proyek independen Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM). Pengabdian kepada Masyarakat ini bertujuan untuk mengembangkan pangan fungsional dari ekstrak kayu secang melalui optimalisasi program proyek independen MBKM. Kegiatan PkM menggunakan metode pemberian informasi dan praktik langsung pembuatan produk pangan fungsional dari ekstrak kayu secang di Desa Tamekan, Kabupaten Sumbawa Barat. Kegiatan PkM telah mampu menghasilkan produk pangan fungsional dalam bentuk permen jelly dari ekstrak kayu secang. Masyarakat sangat antusias dan merespon baik kegiatan PkM ini melalui partisipasinya dalam proses pengolahan langsung. Produk permen jelly ekstrak kayu secang ini juga disukai oleh kalangan anak-anak.Secang wood (Caesalpinia sappan L.) is one of the plants that grow abundantly in the forests of West Sumbawa. Secang wood contains various bioactive compounds that are beneficial to health, thus having the potential to be developed into functional food products. Higher education institutions have a role in advancing scientific knowledge and research results, one of which is through the independent project program, Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM). Community service aims to develop functional foods based on secang wood  through the optimization of the MBKM independent project program. The community service activities utilize methods of providing information and direct practice in the production of functional food products from secang wood extract in Tamekan Village, West Sumbawa Regency. The community service activities have successfully produced functional food products in the form of secang wood extract-based jelly candies. The community has shown great enthusiasm and responded positively to these community service activities by actively participating in the product-making process. The secang wood extract jelly candies are also well-liked by children.