Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

ANALISA DEFORMASI CRASH BOX DENGAN VARIASI DIAMETER MENGGUNAKAN SIMULASI SOFTWARE ANSYS 14.5 Nanang Tawaf
Jurnal Riset Kajian Teknologi dan Lingkungan Vol. 2 No. 2 (2019): Jurnal Riset Kajian Teknologi dan Lingkungan
Publisher : LPPM Universitas Samawa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Perkembangan teknologi dan perkembangan sistem keamanan pada alat transportasi sangat diperlukan oleh industry otomotif. Berbicara mengenai alat transportasi maka tidak lepas dengan kemungkinan kecelakaan lalu lintas yang akan terjadi, tentunya hal ini merupakan sesuatu yang tidak diharapkan, sehingga para produsen alat transportasi selalu berpikir untuk memberikan solusi terhadap hal tersebut dengan cara menambahkan beberapa sistem keamanan pada produknya agar dapat meminimalisasi efek yang ditimbulkan akibat kecelakaan.Dengan variasi diameter crash box maka deformasi yang terjadi semakin besar, yaitu crash box I diameter 90 mm, crash box II diameter 85 mm, crash box III diameter 80 mm, crash box IV diameter 75 mm, masing – masing memiliki deformasi sebesar 0.021075 m, 0.028341 m, 0.028616 m dan 0.034857 m.Semakin berkurangnya rasio (D/L) maka efisiensi perpindahannya semakin kecil sehingga deformasi plastis yang dihasilkan makin besar pula sehingga penyerapan energinya makin maksimal dan efek deselerasi nya makin menurun, efisiensi gaya tabrak makin menurun dikarenakan perbandingan gaya puncak dan gaya rata-rata semakin kecil akibat pemadatan atau compaction yang terjadi akibat tumbukan hal ini berpengaruh terhadap meningkatnya efek deselerasi yang kurang menguntungkan.Semakin besar diameter crash box, maka luas permukaannya juga semakin besar sehingga momen inersia luasannya pun juga semakin besar, besarnya momen inersia luasan berpengaruh terhadap nilai beban kritis yang dihasilkan, semakin besar momen inersia luasannya maka beban kritis yang diperlukan untuk mendeformasi crash box juga semakin besar karena beban kritis berbanding lurus dengan momen inersia luasan, besar beban kritis sendiri berpengaruh terhadap gaya yang diterima oleh crash box semakin besar beban kritis maka gaya awal yang diterima crash box untuk mengalami buckling pada dinding juga semakin besar, gaya awal inilah yang mengawali terjadinya lipatan-lipatan pada dinding crash box.
ANALISA DEFORMASI CRASH BOX DENGAN VARIASI DIAMETER DENGAN SIMULASI SOFTWARE ANSYS 14.5 Nanang Tawaf; Asroni Asroni
TURBO [Tulisan Riset Berbasis Online] Vol 2, No 1 (2013): Juni 2013
Publisher : Universitas Muhammadiyah Metro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (825.565 KB) | DOI: 10.24127/trb.v2i1.33

Abstract

Perkembangan teknologi dan perkembangan sistem keamanan pada alat transportasi sangat diperlukan oleh industry otomotif. Berbicara mengenai alat transportasi maka tidak lepas dengan kemungkinan kecelakaan lalu lintas yang akan terjadi, tentunya hal ini merupakan sesuatu yang tidak diharapkan, sehingga para produsen alat transportasi selalu berpikir untuk memberikan solusi terhadap hal tersebut dengan cara menambahkan beberapa sistem keamanan pada produknya agar dapat meminimalisasi efek yang ditimbulkan akibat kecelakaan. Dengan variasi diameter crash box maka deformasi yang terjadi semakin besar, yaitu crash box I diameter 90 mm, crash box II diameter 85 mm, crash box III diameter 80 mm, crash box IV diameter 75 mm, masing – masing memiliki deformasi sebesar 0.021075 m, 0.028341 m, 0.028616 m dan 0.034857 m. Semakin berkurangnya rasio (D/L) maka efisiensi perpindahannya semakin kecil sehingga deformasi plastis yang dihasilkan makin besar pula sehingga penyerapan energinya makin maksimal dan efek deselerasi nya makin menurun, efisiensi gaya tabrak makin menurun dikarenakan perbandingan gaya puncak dan gaya rata-rata semakin kecil akibat pemadatan atau compaction yang terjadi akibat tumbukan hal ini berpengaruh terhadap meningkatnya efek deselerasi yang kurang menguntungkan. Semakin besar diameter crash box, maka luas permukaannya juga semakin besar sehingga momen inersia luasannya pun juga semakin besar, besarnya momen inersia luasan berpengaruh terhadap nilai beban kritis yang dihasilkan, semakin besar momen inersia luasannya maka beban kritis yang diperlukan untuk mendeformasi crash box juga semakin besar karena beban kritis berbanding lurus dengan momen inersia luasan, besar beban kritis sendiri berpengaruh terhadap gaya yang diterima oleh crash box semakin besar beban kritis maka gaya awal yang diterima crash box untuk mengalami buckling pada dinding juga semakin besar, gaya awal inilah yang mengawali terjadinya lipatan-lipatan pada dinding crash box.
PENDAMPINGAN PENGOLAHAN SAMPAH MENGGUNAKAN ALAT PEMBAKAR SAMPAH TANPA ASAP (APSTA) DI DUSUN PRAJAK Dwi Mardhia; Nanang Tawaf
Jurnal Pendidikan dan Pengabdian Masyarakat Vol. 3 No. 4 (2020): November
Publisher : FKIP Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (365.641 KB) | DOI: 10.29303/jppm.v3i4.2210

Abstract

Dusun Prajak berada di gugusan Teluk saleh yang dijuluki sebagai akuarium dunia. Kondisi perairan pesisir Prajak terlihat sangat kumuh karena banyak sampah yang menumpuk di sekitar pesisir maupun di laut. Sebagai ujung tombak kampanye kebersihan di Prajak, pokdarwis Bunga Karang melakukan upaya penanganan sampah dengan cara dikumpul dan dibakar. Penanganan seperti ini justru menimbulkan masalah yang jauh lebih buruk yaitu pencemaran udara, gangguan kesehatan manusia dan organisme serta ketidaknyamanan bagi wisatawan. Penggunaan alat pembakar sampah tanpa asap (APSTA) adalah solusi tepat karena dengan alat tersebut tidak ada asap yang mencemari lingkungan. Tujuan dari kegiatan pengabdian ini adalah mendampingi Pokdarwis Bunga karang dalam mengolah sampah menggunakan APSTA. Metode yang digunakan adalah penyuluhan, pelatihan, pendampingan dan transfer teknologi pengolahan sampah berupa APSTA. Hasil dari kegiatan ini adalah tersedianya teknologi APSTA, meningkatnya pengetahuan dan keterampilan pokdarwis Bunga Karang dalam menerapkan APSTA dan tertanganinya sampah di pesisir Prajak dengan kapasitas alat sebesar 250 kg/m3.