SURBAKTI, CHRISTICA ILSANNA
Unknown Affiliation

Published : 11 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search
Journal : Jurnal Farmanesia

EVALUASI PROTAP RECALL DI PEDAGANG BESAR FARMASI PT. MILLENNIUM PHARMACON INTERATIONAL TBK CABANG MEDAN Surbakti, Christica Ilsanna; Waruwu, Syukur Berkat; Tampubolon, Manuppak Irianto
Jurnal Farmanesia Vol 10 No 1 (2023): Jurnal Farmanesia
Publisher : UNIVERSITAS SARI MUTIARA INDONESIA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51544/jf.v10i1.4873

Abstract

Penarikan kembali suatu produk atau lebih dikenal dengan product recall Hal ini biasa terjadi pada produk cacat yang disebabkan oleh kelalaian perusahaan pada saat produksi. Produsen melakukan tindakan product recall untuk meningkatkan citra produsen dan menjaga kepercayaan konsumen, karena produsen tentunya tidak ingin kehilangan konsumennya. Adapun tujuan recall adalah menjamin proses penarikan obat dari seluruh gudang (pusat/cabang) dan/atau pelanggan dalam batas waktu yang telah ditentukan, dengan prinsip: tepat waktu, dalam jumlah yang tepat, dan dengan proses yang baik dan benar sesuai dengan ketentuan yang berlaku. sesuai petunjuk BPOM/prinsipal agar tidak menimbulkan kerugian bagi masyarakat
EVALUASI PENYIMPANAN OBAT DI PT. MILLENIUM PHARMACON INTERNATIONAL TBK CABANG MEDAN Sianipar, Artha Yuliana; Surbakti, Christica Ilsanna; Tarigan, Modesta Harmoni
Jurnal Farmanesia Vol 9 No 1 (2022): Jurnal Farmanesia
Publisher : UNIVERSITAS SARI MUTIARA INDONESIA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51544/jf.v9i1.4877

Abstract

Kesehatan merupakan faktor penting bagi keberhasilan pembangunan nasional. Upaya Kesehatan adalah kegiatan memelihara dan meningkatkan kesehatan yang bertujuan untuk menciptakan derajat kesehatan yang optimal bagi masyarakat. Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia no. 1148/MENKES/PER/VI/2011 tentang Pedagang Besar Farmasi adalah perusahaan berbentuk badan hukum yang mempunyai izin untuk melakukan pengadaan, penyimpanan, peredaran obat dan/atau bahan obat dalam jumlah besar sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Tujuannya adalah untuk meningkatkan pemahaman calon apoteker tentang cara penyimpanan obat/bahan obat di Pedagang Besar Farmasi. Metode yang digunakan adalah penyimpanan tindakan korektif dan preventif (CAPA). untuk pembahasannya cara penyimpanan produk jadi di PBF MPI yaitu barang disimpan sesuai ketentuan masing-masing, tempatkan barang sesuai suhu penyimpanannya. Kesimpulan yang dapat diperoleh adalah MPI yaitu PBF PT. MPI Cabang Medan merupakan salah satu pedagang besar farmasi yang telah memenuhi beberapa aspek Cara Distribusi Obat yang Baik (CDOB) dalam setiap kegiatannya.
IDENTIFIKASI DRUG RELATED PROBLEM (DRPs) PADA PASIEN DISPEPSIA DI KLINIK UTAMA NEHEMIA MEDAN Br Ginting, Grace Anastasia; Surbakti, Christica Ilsanna; Marbun, Eva Diansari
Jurnal Farmanesia Vol 9 No 2 (2022): Jurnal Farmanesia
Publisher : UNIVERSITAS SARI MUTIARA INDONESIA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51544/jf.v9i2.4879

Abstract

Dispepsia menggambarkan suatu keluhan atau kumpulan gejala (sindrom) yang terdiri dari nyeri atau rasa tidak nyaman pada daerah epigastrium, mual, muntah, kembung, cepat kenyang, rasa penuh, bersendawa, dan rasa terbakar di dada. Identifikasi Masalah Terkait Obat dalam pengobatan penting dilakukan untuk mengurangi angka kesakitan, kematian, dan biaya terapi obat. Hal ini akan sangat membantu dalam meningkatkan efektivitas terapi obat, terutama pada penyakit yang memerlukan pengobatan jangka panjang. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif, dengan pengumpulan data retrospektif kemudian dikaji dan dianalisis. Data yang diperoleh berupa rekam medis pasien dispepsia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui terjadinya Drug Associated Problems (DRPs) pada pasien dispepsia di Klinik Utama Nehemia Medan pada bulan Januari sampai Maret 2023. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan terhadap 68 pasien, terdapat 3 pasien (4,41%) yang mengalami DRP, sedangkan 65 pasien (95,59%) tidak mengalami DRP dengan kategori DRP berhubungan dengan interaksi obat yang tidak diinginkan.