Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

PERBANDINGAN AKTIVITAS ANTIBAKTERI ANTARA CUKA APEL DAN AIR PERASAN LEMON TERHADAP Staphylococcus aureus Jannah, Alnur Miftahul; Lamri, Lamri; Kusumawati, Nursalinda
Jurnal Ilmu Kedokteran dan Kesehatan Vol 11, No 3 (2024): Volume 11 Nomor 3
Publisher : Prodi Kedokteran Fakultas Kedokteran Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jikk.v11i3.12182

Abstract

Abstrak: Perbandingan Aktivitas Antibakteri Antara Cuka Apel dan Air Perasan Lemon Terhadap Staphylococcus aureus. Jerawat merupakan infeksi berupa peradangan pada lapisan polisebaseus yang disertai penyumbatan dan penimbunan bahan keratin yang dipicu oleh bakteri salah satunya Staphylococcus aureus. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui perbandingan aktivitas antibakteri cuka apel dan air perasan lemon terhadap Staphylococcus aureus. Penelitian ini menggunakan metode eksperimental laboratoris murni (true experimental) dengan rancangan Posttest-Only With Control Group Design menggunakan kelompok yang diberi perlakuan berupa cuka apel dan air perasan lemon dengan berbagai konsentrasi dan kelompok yang tidak diberi perlakuan yaitu kloramfenikol sebagai kontrol positif dan aquadest steril sebagai kontrol negatif. Zona hambat ditentukan dengan melihat zona bening di sekeliling cakram. Hasil menunjukkan rata – rata diameter zona hambat yang dihasilkan cuka apel pada masing – masing konsentrasi 25%, 50%, 75%, dan 100% berturut – turut yaitu 2,18 mm; 2,81 mm; 3,86 mm; dan 7,02 mm. Kemudian pada air perasan lemon didapatkan rata-rata diameter zona hambatnya pada masing – masing konsentrasi 25%, 50%, 75%, dan 100% sebesar 2,13 mm; 2,73 mm; 3,95 mm; dan 4,60 mm. Berdasarkan analisis uji non parametrik dan parametrik diketahui adanya pengaruh perbedaan berbagai konsentrasi cuka apel dan air perasan lemon terhadap daya hambat pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus. Cuka apel menunjukkan potensi yang lebih besar dalam menghambat pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus, dibandingkan dengan air perasan lemon.
GAMBARAN JAMUR CANDIDA ALBICANS PADA URIN PENDERITA DM TIPE 2 DI SAMARINDA Agustina Setia, Skolastika; Azahra, Sresta; Kusumawati, Nursalinda
Jurnal Analis Laboratorium Medik Vol 8 No 2 (2023): JURNAL ANALIS LABORATORIUM MEDIK
Publisher : UNIVERSITAS SARI MUTIARA INDONESIA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51544/jalm.v8i2.4234

Abstract

Diabetes Melitus (DM) merupakan penyakit endokrin dan metabolik yang ditandai dengan meningkatnya kadar gula darah dari batas normal atau yang biasa disebut dengan hiperglikemia. Tingginya kadar glukosa di dalam darah, jaringan, dan urin dapat menyebabkan jamur tumbuh secara berlebihan dan menjadi patogen. Jamur yang paling banyak menyebabkan infeksi adalah Candida albicans. DM merupakan salah satu faktor predisposisi tumbuhnya Candida albicans yang dapat menyebabkan infeksi saluran kemih. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui adanya jamur Candida albicans pada urin penderita DM Tipe 2 di Puskesmas Harapan Baru. Jenis penelitian deskriptif dengan metode cross sectional. Sampel penelitian ini adalah 50 urin penderita DM Tipe 2 di Puskesmas Harapan Baru dengan teknik purposive sampling. Metode pemeriksaan jamur dilakukan secara makroskopis dan mikroskopis. Analisis data yang digunakan adalah analisis univariate. Hasil penelitian didapatkan karakteristik penderita DM Tipe 2 berdasarkan usia yang paling banyak adalah usia 45-59 tahun sebanyak 70% dengan jenis kelamin perempuan sebanyak 74%. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan terdapat 42% sampel negatif jamur Candida albicans, 48% sampel positif Candida non-albicans dan 10% sampel positif jamur Candida albicans. Kesimpulan penelitian ini adalah terdapat hasil positif jamur Candida albicans pada urin penderita DM Tipe 2.
GAMBARAN KADAR KREATININ PADA PASIEN TUBERKULOSIS PARU DENGAN PENGOBATAN OAT KATEGORI 1 Herman, Jumria; Wahyunie, Sri; Kusumawati, Nursalinda
Jurnal Medika Malahayati Vol 7, No 4 (2023): Volume 7 Nomor 4
Publisher : Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jmm.v7i4.11839

Abstract

Abstrak: Gambaran Kadar Kreatinin pada Pasien Tuberkulosis Paru dengan Pengobatan OAT Kategori 1. Penyakit tuberkulosis paru merupakan salah satu penyakit infeksi paru yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberkulosis Tatalaksana pengobatan tuberkulosis yaitu dengan mengkonsumsi Obat Anti Tuberkulosis (OAT) secara rutin selama 6 bulan masa pengobatan. Konsumsi obat secara terus menerus dalam jangka waktu lama akan memberikan pengaruh terhadap fungsi ginjal yang ditandai dengan peningkatan kadar kreatinin. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran kadar kreatinin pada pasien tuberkulosis paru dengan pengobatan OAT kategori 1. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif observasional dengan teknik total sampling sebanyak 28 sampel. Sampel berupa serum darah diambil pada pasien yang sedang menjalani pengobatan dan dianalisis menggunakan fotometer dengan panjang gelombang 520 nm menggunakan metode Jaffe reaction. Hasil penelitian menunjukkan terdapat pasien dengan jenis kelamin laki-laki sebanyak 50% dan perempuan sebanyak 50%. Pasien dengan kategori usia dewasa muda sebanyak 39,3% dan kategori usia dewasa tua sebanyak 60,7%. Kadar kreatinin pasien yang menjalani fase intensif 100% dalam batas normal. Sedangkan sebanyak 77,8% pasien pada fase lanjutan memiliki kadar kreatinin dalam batas normal dan sebanyak 22,2% pasien mengalami peningkatan. Mayoritas pasien tuberkulosis paru yang mengkonsumsi OAT kategori 1 memiliki kadar kreatinin dalam batas normal baik pada fase intensif maupun pada fase lanjutan.
Jamur Kontaminan Pada Nasi Berdasarkan Cara Penyimpanan: Contaminant Fungus In Rice Based On Storage Method Agustina, Shella; Azahra, Sresta; Kusumawati, Nursalinda
Borneo Journal of Medical Laboratory Technology Vol. 6 No. 1 (2023): Borneo Journal of Medical Laboratory Technology
Publisher : Institute for Research and Community Services Universitas Muhammadiyah Palangkaraya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33084/bjmlt.v6i1.6087

Abstract

Rice is a staple food for the people of Indonesia as a source carbohydrate. Improper rice storage can lead to contamination microorganisms. One of these microorganisms is fungus. Contaminant mold is an example of a type of fungus that can grow on foodstuffs such as rice. This study aims to determine the description of fungal contaminants in rice with various kinds of storage, namely rice cooker on, rice cooker off, and serving lid with storage time of 8 hours, 16 hours, and respectively 24 hours. This type of research is a descriptive observational approach cross sectional. The sample uses 3 brands of rice taken from the market Segiri Kota Samarinda with purposive sampling technique. Rice is processed then stored in various places and storage times. After that identification of contaminants macroscopically and microscopically. Data analyzed using univariate analysis. The results of the research show that there is 3 species of contaminating fungi namely Aspergillus sp, Muchor sp, and Penicillium sp. Based on the sample storage with rice cooker on, rice cooker off, and serving cap respectively indicate the percentage growth of the species the same fungus, namely 33.3%.
GAMBARAN FAAL HATI PADA PENDERITA DIABETES MELITUS BERDASARKAN NILAI SGOT DAN SGPT Hartini, Supri; Khotimah, Cantika Khusnul; Kusumawati, Nursalinda
Journal Health & Science : Gorontalo Journal Health and Science Community Vol 8, No 1 (2024): JANUARI: JOURNAL HEALTH AND SCIENCE : GORONTALO JOURNAL HEALTH AND SCIENCE COMMU
Publisher : Gorontalo State University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35971/gojhes.v8i1.21931

Abstract

Diabetes Melitus (DM) adalah sekelompok penyakit metabolik yang ditandai dengan tingginya kadar glukosa darah (hiperglikemia) akibat kelainan dalam sekresi insulin, kerja insulin, atau keduanya. Jika tidak terkendali, kondisi ini dapat menyebabkan komplikasi serius, termasuk hipertensi, neuropati diabetik, penyakit ginjal, penyakit jantung, stroke, dan gangguan hati. Untuk menilai kerusakan pada hati, enzim SGOT (Serum Glutamat Oksaloasetat Transaminase) dan SGPT (Serum Glutamat Piruvat Transaminase) sering digunakan. Kebaruan penelitian ini karena tempat penelitian dan kriteria responden yang mengidap diabetes melitus lebih dari 5 tahun. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan gambaran tentang faal hati pada penderita diabetes melitus berdasarkan nilai SGOT dan SGPT di Klinik Islamic Center Samarinda. Penelitian dilakukan dengan rekomendasi uji etik RSUD Abdoel Wahab Sjahranie Samarinda dengan nomor uji etik 105/KEPK-AWS/V/2023. Jenis penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan desain cross-sectional. Sampel diambil dari populasi penderita diabetes melitus dihitung menggunakan rumus Slovin sehingga diperoleh 45 sampel. Variabel penelitian ini merupakan variabel tunggal yaitu SGOT dan SGOT pada penderita diabetes melitus. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis univariat, yang memberikan gambaran statistik tentang variabel yang diteliti. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 29 responden (64,44%) memiliki kadar SGOT yang meningkat, sementara 16 responden (35,56%) memiliki kadar SGOT dalam batas normal. Sebanyak 41 responden (91,11%) memiliki kadar SGPT dalam batas normal, sedangkan 4 responden (8,89%) menunjukkan peningkatan kadar SGPT. Kesimpulannya terdapat kenaikan kadar SGOT dan SGPT pada penderita diabetes melitus di Klinik Islamic Center Samarinda.
Penghambatan Enzim Alpha-Glukosidase oleh Daun Mimba (Azadirachta indica) dan Rimpang Temu Mangga (Curcuma mangga) Kusumawati, Nursalinda; Haryoto, Haryoto; Indrayudha, Peni
Jurnal Kefarmasian Indonesia VOLUME 11, NOMOR 1, FEBRUARI 2021
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Biomedis dan Teknologi Dasar Kesehatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22435/jki.v11i1.3950

Abstract

Type 2 diabetes mellitus is a chronic disease of the digestive system characterized by high blood glucose levels. The main enzyme in carbohydrate metabolism is α-glucosidase. One of the therapeutic approaches to treat T2DM is to make glucose uptake into the blood delayed through inhibition of the α-glucosidase enzyme activity. Neem leaves and mango ginger are reported to reduce blood glucose levels. This study aims to determine the potential inhibitor of neem leaves extract and mango ginger extract and their respective fractions on α-glucosidase activity. Simplicia of neem leaves and mango ginger were macerated using 96% ethanol for 24 hours. The ethanol extract of neem leaves and mango rhizome were fractionated using silica gel 60 GF254 as adsorbent and a combination of ethyl acetate and n-hexane as eluent. The extracts of neem leaves and mango rhizome and fractions of both plants were tested for α-glucosidase inhibition with acarbose as a comparison. The results showed that both plants provided inhibitory activity on α-glucosidase with the lowest IC50 value from the semi-polar fraction of neem leaves about 24.16±4.58 μg/mL. Neem leaves and mango ginger have potential as α-glucosidase inhibitors to treat type 2 diabetes mellitus.