Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search
Journal : Diglosia

NILAI-NILAI SOSIAL DALAM NOVEL CINTA DI UJUNG SAJADAH KARYA ASMA NADIA SEBAGAI BAHAN AJAR SASTRA DAN MODEL PEMBELAJARANNYA DI SMA Eny Tarsinih; Sutinih Sutinih
Diglosia : Jurnal Pendidikan, Kebahasaan, dan Kesusastraan Indonesia Vol 4, No 2 (2020): Agustus
Publisher : Universitas Majalengka

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (381.183 KB)

Abstract

Sastra bersumber dari kenyataan yang berupa fakta sosial bagi masyarakat sekaligus sebagai pembaca dapat memberikan tanggapannya dalam membangun karya sastra. Karya sastra merupakan hasil kreasi sastrawan melalui berbagai fenomena kehidupan dalam lingkungan sosialnya. Hasil penelitian ini dapat disimpulkan sebagai berikut (1) unsur intrinsik dalam novel Cinta di Ujung Sajadah karya Asma Nadia memuat tema yaitu tentang seorang anak yang mencari keberadaan ibu kandungnya. Tokoh utama Cinta. Alur campuran (alur maju dan alur mundur). Latar dalam novel ini yaitu tempat, waktu, dan sosial. Sudut pandang penceritaan yang digunakan adalah sudut pandang orang ke tiga “dia” yaitu sebagai tokoh utama dan tokoh tambahan. Gaya bahasa mudah dipahami. Amanat kita harus menghormati orang tua apapun keaadaannya. (2) Nilai-Nilai Sosial novel Cinta di Ujung Sajadah karya Asma Nadia meliputi persahabatan, kepedulian, keagamaan dan kehidupan sosial. (3) novel Cinta di Ujung Sajadah karya Asma Nadia memenuhi kriteria yang layak sebagai bahan ajar sastra baik dari segi bahasa, segi kematangan jiwa (psikologi), dan segi latar belakang budaya siswa, antara lain sebagai berikut: (a) aspek bahasa yang terdapat pada novel Cinta di Ujung Sajadah mudah dipahami oleh siswa, (b) aspek psikologi dalam novel Cinta di Ujung Sajadah sangat baik karena dala nilai-nilai sosial tokoh dalam cerita tersebut dapat dijadikan motivasi, (c) aspek latar budaya novel Cinta di Ujung Sajadah menceritakan kehidupan mantan seorang pelacur yang sekarang dicari oleh anaknya. (4) Model pembelajaran yang digunakan dalam penelitian tersebut yaitu model pembelajaran Kooperatif Investigasi Kelompok.Kata kunci: unsur-unsur intrinsik, nilai-nilai sosial, bahan ajar, model pembelajaran kooperatifLiterature originates from the fact that it is social facts for the community as well as readers who can provide their responses in building literary works. Literary works are the creation of writers through various phenomena of life in their social environment. The results of this study can be concluded as follows (1) the intrinsic elements in the novel Cinta di Ujung Sajadah by Asma Nadia contains a theme that is about a child who is looking for the existence of his biological mother. The main character of Love. Mixed flow (forward groove and reverse groove). The setting in this novel is place, time, and social. The storytelling point of view used is the point of view of the third person "dia", namely as the main character and an additional character. The language style is easy to understand. Our mandate is to respect our parents regardless of the circumstances. (2) The Social Values of the novel Cinta di Ujung Sajadah by Asma Nadia include friendship, caring, religion and social life. (3) The novel Cinta di Ujung Sajadah by Asma Nadia fulfills the criteria that are appropriate as literary teaching materials both in terms of language, mental maturity (psychology), and students' cultural background, including the following: (a) the language aspects contained in the novel Cinta di Ujung Sajadah it is easy for students to understand, (b) the psychological aspects in the novel Cinta di Ujung Sajadah are very good because the social values of the characters in the story can be used as motivation, (c) the cultural background aspects of the novel Cinta di Ujung Sajadah tell the life of a former prostitute her son is now looking for. (4) The learning model used in the study was the Cooperative Investigation Group learning model. Keywords: intrinsic elements, social values, teaching materials, cooperative learning models
KESANTUNAN BERBAHASA DALAM PELAYANAN PUBLIK PERPUSTAKAAN DAERAH INDRAMAYU DITINJAU DARI TEORI LEECH Eny Tarsinih
Diglosia : Jurnal Pendidikan, Kebahasaan, dan Kesusastraan Indonesia Vol 7, No 2 (2023): Agustus
Publisher : Universitas Majalengka

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan kesantunan berbahasa pada pelayanan publik Perpustakaan Daerah Indramayu berdasarkan maksim Leech 1983. Metode yang digunakan adalah penelitian kualitatif. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian lapangan. Sumber data dalam penelitian adalah tuturan bahasa oleh pihak pelayanan Perpustakaan Daerah Indramayu dengan menggunakan metode simak dimana proses pengumpulan datanya yaitu; teknik simak bebas libat cakap, teknik catat dan teknik rekam. Langkah-langkah analisis data penelitian ini meliputi: tahap deskripsi atau tahap orientasi, tahap reduksi, dan tahap seleksi. Jumlah data yang diteliti dalam kesantunan berbahasa adalah 7 tuturan. Berdasarkan penelitian terdapat empat maksim kesantunan bertutur. Maksim kearifan sebanyak lima data, maksim kedermawanan sebanyak tujuh data, maksim Pujian sebanyak empat data, maksim kebijaksanaan sebanyak dua data, maksim kedermawanan sebanyak tiga data, maksim kerendahan hati sebanyak satu data, dan maksim kesepakatan sebanyak satu data. Hasil penelitian menunjukkan kesantunan bertutur yang digunakan pihak pelayanan perpustakaan saat berkomunikasi sesuai dengan maksim-maksim teori Leech, yang menunjukkan bahwa; memiliki sikap bijaksana (maksim kebijaksanaan), sikap pemurah hati (maksim kedermawanan), rasa ketidakmampuan diri atau sikap rendah hati (maksim kerendahan hati), dan sikap sependapat (maksim kesepakatan). Sehingga, dapat disimpulkan bahwa hanya terdapat empat maksim  dan dikatakan cukup santun.Kata Kunci: kesantunan berbahasa; pelayanan publik; perpustakaan daerah Indramayu.