Claim Missing Document
Check
Articles

Found 17 Documents
Search

MENGATASI STRES YANG BERKELANJUTAN : STUDI TENTANG STRES MAHASISWA DI KELAS VIRTUAL SELAMA WABAH COVID 19 DI INDONESIA Fadhilla Yusri; Yeni Afrida
Jurnal Al-Taujih : Bingkai Bimbingan dan Konseling Islami Vol 7, No 2 (2021): Juli- Desember 2021
Publisher : Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Imam Bonjol Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15548/atj.v7i2.2899

Abstract

Pandemi covid 19 membawa banyak dampak bagi segala sektor kehidupan termasuk sektor pendidikan. Kegiatan pembelajaran yang harus dilaksanakan secara virtual menimbulkan masalah pada mahasiswa Indonesia yang pada umumnya belum terbiasa melakukan perkuliahan secara virtual. Penelitian ini bertujuan untuk mengungkapkan stress yang dialami oleh mahasiswa selama belajar virtual dan implikasinya terhadap pelayanan konseling yang dapat diberikan di perguruan tinggi pada masa pandemi. Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian eksploratif. Sampel dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa yang menjalani perkuliahan virtual selama pandemi covid 19 di Indonesia yang diambil secara random. Data penelitian dikumpulkan dengan menggunakan kuesioner yang disebarkan secara online kepada sampel. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 74,8% sampel mengalami peningkatan stress saat mengikuti pembelajaran virtual dengan gejala yang berbeda. Hasil penelitian akan dijadikan sebagai data awal untuk merancang model konseling yang efektif dan solutif di era new normal.
Behavior Chart: Sebuah Teknik Modifikasi Tingkah Laku Yeni Afrida
Jurnal Al-Taujih : Bingkai Bimbingan dan Konseling Islami Vol 4, No 1 (2018): Januari-Juni 2018
Publisher : Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Imam Bonjol Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15548/atj.v4i1.512

Abstract

Salah satu pendekatan konseling yang popular bahkan sampai saat ini adalah konseling behavioristik. Konseling behavioristik jamak dipilih sebagai intervensi khususnya dalam memodifikasi tingkahlaku. Asumsi dasar yang sangat popular dalam konseling behavioristik adalah bahwa tingkahlaku dipengaruhi oleh reinforcement yang diberikan terhadap tingkahlaku tersebut. Reinforcement berupa reward dan punishment yang diberikan sebagai konsekuensi terhadap tingkahlaku,  dipercayai mempengaruhi motivasi dan konsistensi seseorang dalam melakukan tingkahlaku tertentu. Teknik behavior chart merupakan salah satu dari sekian banyak teknik konseling yang berkembang dari asumsi dasar ini. Behavior chart  dipercaya dapat digunakan untuk  mengatasi dan mengubah tingkahlaku memanfaatkan asumsi dasar konseling behavioristik. Dalam makalah ini akan didiskusikan lebih lanjut mengenai teknik behavior chart. Diharapkan, makalah ini dapat menjadi referensi bagi praktisi yang ingin menggunakan konseling behavioristik khususnya teknik behavior chart dalam kasus-kasus yang ditemuinya.
Errors Behind Asking Open-Ended Questions: A Study in Individual Counseling Class Yeni Afrida; Fadhilla Yusri
Jurnal Educative: Journal of Educational Studies Vol 5, No 2 (2020): Desember 2020
Publisher : Institut Agama Islam Negeri Bukittinggi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30983/educative.v5i2.3679

Abstract

The skill of asking open-ended questions is one of the most important skills in counseling. Asking the right questions may help a counselor to understand the counselee's situation. This study aims to reveal the errors in asking open-ended questions during the implementation of individual counseling conducted by  27 fourth-semester students of the Guidance and Counseling Study Program, Faculty of Tarbiyah and Teaching Training, State Islamic Institute (IAIN) Bukittinggi. The research was conducted through a quantitative approach. This research found that there were some common errors made by students when using open-ended questions; they were 1) 70.37% of students used open-ended questions that were not coherent, 2) 66% of students used open-ended questions “why” in their question, 3) 40.74% used repeated open-ended questions that have the same meaning, 4) 29.62% used open-ended questions that did not in line with the context, 5) 14.81% students used open-tailed questions, 6) 11.11% students used 2 open-ended questions simultaneously at the same time, and 7) there were 11.11% who did not use open-ended questions at all during the counseling processBertanya adalah salah satu keterampilan yang paling penting dalam proses konseling. Pengajuan pertanyaan-pertanyaan yang tepat dapat membantu konselor memahami situasi konseli, alasan konseli menemui konselor, harapan-harapan konseli, dan informasi-informasi yang relevan dengan situasi yang dihadapi oleh konseli saat itu. Keterampilan menggunakan pertanyaan terbuka merupakan salah satu dari keterampilan bertanya yang penting tersebut. Penelitian ini berupaya mengungkapkan pertanyaan-pertanyaan terbuka yang digunakan oleh 27 orang mahasiswa semester IV Program Studi Bimbingan dan Konseling Institut Agama Islam Negeri Bukittinggi dalam pelaksanaan konseling individual. Secara spesifik penelitian ini bertujuan untuk mengungkapkan kesalahan-kesalahan penggunaan pertanyaan terbuka dalam konseling individual yang dilakukan oleh mahasiswa. Penelitian dilakukan melalui pendekatan kuantitatif. Melalui penelitian ini diperoleh informasi bahwa, terdapat beberapa kesalahan umum yang dilakukan mahasiswa pada saat menggunakan pertanyaan terbuka yaitu 1) 70,37% mahasiswa menggunakan pertanyaan terbuka yang tidak runtut, 2) 66% mahasiswa menggunakan pertanyaan terbuka dengan kata tanya mengapa, 3) 40,74% menggunakan pertanyaan terbuka yang berulang dengan makna sama, 4) 29,62 % menggunakan pertanyaan terbuka yang tidak sesuai konteks, 5) 14,81% mahasiswa menggunakan pertanyaan terbuka mengekor, 6) 11,11% mahasiswa menggunakan sekaligus 2 pertanyaan terbuka dalam waktu yang sama, dan 7) terdapat 11,11 persen yang sama sekali tidak menggunakan pertanyaan terbuka selama proses konseling.
Strategi Guru Bimbingan dan Konseling Dalam Meningkatkan Pengamalan Ibadah Siswa Inggra Fadhillah; Dodi Pasila Putri; Yeni Afrida
Ghaidan: Jurnal Bimbingan Konseling Islam dan Kemasyarakatan Vol 5 No 1 (2021): Ghaidan Jurnal Bimbingan Konseling Islam & Kemasyarakatan
Publisher : Fakultas Dakwah dan Komunikasi, UIN Raden Fatah Palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.19109/ghaidan.v5i1.6899

Abstract

As for the background of the authors conducting this research is the existence of some students who have not prayed properly such as not hastening to the mosque or mushalla after the call to prayer, I did not do the tahiyyatul prayer before sitting, most students prefer to do other activities, many also learners who perform prayers by force and are still lazing in the classroom despite being reprimanded by the homeroom teacher, not a few students who still took time to the canteen. Application or process (deed) fulfill (obligation, duty). From the research carried out, it can be seen that the Guidance and Counseling teacher strategy in providing an understanding of the practice of the students' prayers has gone quite well by providing material about prayer in general to students in accordance with the material students have learned. The research method by the author is one of the descriptive qualitative field research. This research was conducted on students of class VIII at MTsN 2 Bukittinggi. The key informants were guidance and counseling teachers and supporting informants for PAI students and teachers. The author collects data with observation, interview and documentation techniques. Data processing techniques using qualitative descriptive analysis and techniques to test the validity of the data with data triangulation.
The development of students' cultural awareness through an indonesian cross-cultural counseling Fadhilla Yusri; Yeni Afrida
International Journal of Technology, Innovation and Humanities Vol 1, No 2 (2020): International Journal of Technology, Innovation and Humanities
Publisher : Indonesian Institute For Counseling, Education and Therapy

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (316.465 KB) | DOI: 10.29210/08jces132400

Abstract

This research was conducted to increase the cultural awareness of prospective counselors in the implementation of cross-cultural counseling. The quality of cross-cultural counseling is influenced by the cultural awareness of the counselor and the counselee that get the serves form the counselor. This study aims to reveal the cultural awareness that counselors have in conducting cross-cultural counseling and increase it through three types of treatment: (1) counselors understand the culture of the counselee from experts who have different cultural backgrounds from the counselee to be reached; (2) prospective counselors understand the culture of the counselee from the peers who have different backgrounds from the counselee who wants to be understood; and (3) prospective counselors understand the culture through individuals who were born and raised in the culture of the counselee to be reached. This research was conducted using action research methods. The population in this study were all students of the BK IAIN Bukittinggi study program who took courses in cross-cultural counseling, as many as 110 people. The sampling technique used is an accidental sample of 40 people. The treatment for the development of cultural awareness was carried out in a classical format through three cycles. Analysis of the acquisition data in each cycle proves that cultural awareness can be developed through the treatments given.
Errors Behind Asking Open-Ended Questions: A Study in Individual Counseling Class Yeni Afrida; Fadhilla Yusri
Jurnal Educative: Journal of Educational Studies Vol 5, No 2 (2020): Desember 2020
Publisher : Universitas Islam Negeri Sjech M. Djamil Djambek Bukittinggi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (362.192 KB) | DOI: 10.30983/educative.v5i2.3679

Abstract

The skill of asking open-ended questions is one of the most important skills in counseling. Asking the right questions may help a counselor to understand the counselee's situation. This study aims to reveal the errors in asking open-ended questions during the implementation of individual counseling conducted by  27 fourth-semester students of the Guidance and Counseling Study Program, Faculty of Tarbiyah and Teaching Training, State Islamic Institute (IAIN) Bukittinggi. The research was conducted through a quantitative approach. This research found that there were some common errors made by students when using open-ended questions; they were 1) 70.37% of students used open-ended questions that were not coherent, 2) 66% of students used open-ended questions “why” in their question, 3) 40.74% used repeated open-ended questions that have the same meaning, 4) 29.62% used open-ended questions that did not in line with the context, 5) 14.81% students used open-tailed questions, 6) 11.11% students used 2 open-ended questions simultaneously at the same time, and 7) there were 11.11% who did not use open-ended questions at all during the counseling processBertanya adalah salah satu keterampilan yang paling penting dalam proses konseling. Pengajuan pertanyaan-pertanyaan yang tepat dapat membantu konselor memahami situasi konseli, alasan konseli menemui konselor, harapan-harapan konseli, dan informasi-informasi yang relevan dengan situasi yang dihadapi oleh konseli saat itu. Keterampilan menggunakan pertanyaan terbuka merupakan salah satu dari keterampilan bertanya yang penting tersebut. Penelitian ini berupaya mengungkapkan pertanyaan-pertanyaan terbuka yang digunakan oleh 27 orang mahasiswa semester IV Program Studi Bimbingan dan Konseling Institut Agama Islam Negeri Bukittinggi dalam pelaksanaan konseling individual. Secara spesifik penelitian ini bertujuan untuk mengungkapkan kesalahan-kesalahan penggunaan pertanyaan terbuka dalam konseling individual yang dilakukan oleh mahasiswa. Penelitian dilakukan melalui pendekatan kuantitatif. Melalui penelitian ini diperoleh informasi bahwa, terdapat beberapa kesalahan umum yang dilakukan mahasiswa pada saat menggunakan pertanyaan terbuka yaitu 1) 70,37% mahasiswa menggunakan pertanyaan terbuka yang tidak runtut, 2) 66% mahasiswa menggunakan pertanyaan terbuka dengan kata tanya mengapa, 3) 40,74% menggunakan pertanyaan terbuka yang berulang dengan makna sama, 4) 29,62 % menggunakan pertanyaan terbuka yang tidak sesuai konteks, 5) 14,81% mahasiswa menggunakan pertanyaan terbuka mengekor, 6) 11,11% mahasiswa menggunakan sekaligus 2 pertanyaan terbuka dalam waktu yang sama, dan 7) terdapat 11,11 persen yang sama sekali tidak menggunakan pertanyaan terbuka selama proses konseling.
DINAMIKA RESILIENSI PADA SISWA BROKEN HOME DI SMAN 1 IV KOTO Annisa Khaira G; Yeni Afrida; Mawar Mustika Rahmi
CENDEKIA: Jurnal Ilmu Sosial, Bahasa dan Pendidikan Vol. 3 No. 1 (2023): Februari : Jurnal Ilmu Sosial, Bahasa dan Pendidikan
Publisher : Pusat Riset dan Inovasi Nasional

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55606/cendikia.v3i1.658

Abstract

Broken home merupakan suatu hal yang tidak diinginkan oleh semua orang. Anak yang mengalami broken home akan berdampak terhadap perkembangan seorang anak. Broken home sendiri mengalami permasalahan akibat dari orangtua mereka, seperti orangtua mereka berpisah sehingga seorang anak tidak mendapatkan kasih sayang yang semestinya. Dalam mengatasi broken home, seorang anak harus memiliki kemampuan resiliensi, yaitu kemampuan untuk bangkit kembali serta mencari dan menemukan kebahagian mereka sendiri, karena setiap orang berhak untuk mencapai kebahagian. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif dengan sampel 7 orang di SMAN 1 IV Koto pada kelas X dan menggunakan teknik total sampling. Teknik pengumpulan data nya berupa wawancara dan observasi dan teknik analisis datanya reduksi data. Dan penelitian ini bertujuan untuk melihat bagaimanakah dinamika siswa broken home dengan hasil penelitian siswa yang memiliki kemampuan resiliensi mendapatkan dinamika atau perubahan pada dirinya.
STRATEGI IBU ASUH DALAM MENDIDIK ANAK BERAKHLAK MULIA DI PANTI ASUHAN AISYIYAH PUTRI BUKITTINGGI Riska Nurjannah; Yeni Afrida; Yuniarti Yuniarti
Sejahtera: Jurnal Inspirasi Mengabdi Untuk Negeri Vol. 2 No. 1 (2023): Januari : Jurnal Inspirasi Mengabdi Untuk Negeri
Publisher : Universitas Maritim AMNI Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.58192/sejahtera.v2i1.428

Abstract

Strategi adalah sebuah keunggulan kompetitif yang memiliki tujuan untuk merencanakan suatu hal dengan cara yang strategis. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana strategi Ibu Asuh dalam mendidik Anak di Panti Asuhan agar bisa menjadi anak yang berakhlak mulia dan bisa menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari dari usia muda hingga usia tiba masanya. Penelitian ini menggunakan pendekatan Kualitatif Deskriptif. Instrumen yang dapat digunakan adalah dengan metode Observasi, Wawancara dan interview langsung ke Panti Asuhan Aisyiyah Putri bukittinggi. Dari hasil observasi peneliti menemukan bahwasanya Ibu Asuh meeberikan berbagai Strategi berupa Aturan yang harus dilaksanakan dalam kehidupan sehari-hari untuk dapat di jadikan kebiasaan yang baik. Anak Panti tidak merasa keberatan dengan aturan yang telah di buat dengan Ibu Asuh dan Pimpinan Panti. Karena tujuannya adalah untuk mendidik Anak agar bisa berakhlakul Karimah. Jika dilihat dari hasil Wawancara Peneliti memberikan gambaran bahwasanaya Ibu Pimpinan dan Ibu Asuh sudah beusaha memberikan yang terbaik kepada semua anak di panti tanpa membeda-bedakannya. Begitu juga dengan tanggapan Anak di Panti bahwanya aturan yang telah di terapkan dapat membuat anak merasa tidak sendrian karena selalu di liputi dengan berbagai aktivitas yang membuat anak panti sibuk dengan kegiatannya masing-masing. Dalam aturan yang telah di buat ternyata masih ada juga anak panti yang melanggar aturan tersebut. Dikarenakan kekurang terbukaanya mengenai apa yang diingnkan dan apa yang di butuhkan anak. Sehingga kadang anak panti mencari perhatian lebih di luar Panti Asuhan. Hal ini yang menjadi tindak lnjut lagi oleh ibu Asuh dalam memberikan contoh perilaku yang baik dalam kehidupan sehari-hari.
IMPLEMENTASI LAYANAN BK KOMPREHENSIF TERHADAP PEMILIHAN JURUSAN KE PERGURUAN TINGGI DI MAN 2 KOTA PAYAKUMBUH Faiza Maulida; Yeni Afrida
CENDEKIA: Jurnal Ilmu Sosial, Bahasa dan Pendidikan Vol. 3 No. 1 (2023): Februari : Jurnal Ilmu Sosial, Bahasa dan Pendidikan
Publisher : Pusat Riset dan Inovasi Nasional

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55606/cendikia.v3i1.679

Abstract

Kesalahan terbesar yang sering terjadi oleh siswa kelas XII ialah salah dalam memilih jurusan ke perguruan tinggi. Kesalahan ini membuat mereka tidak bersemangat menjalani proses perkuliahan yang sudah menjadi kewajiban mereka. Salah satu factor pemicu kesalahan pemilihan jurusan adalah karena mereka kurang atau tidak peka menyesuaikan jurusan yang tepat dengan kemampuan yang mereka miliki. Maka disinilah peran Guru BK apakah dapat melaksanakan layanan BK Komprehensif dengan tepat untuk membantu siswa dalam mengenali jurusan diperguruan tinggi yang sesuai dengan minat dan kemampuan yang dimiliki siswa. Dalam penelitian ini akan melihat bagaimana Implementasi atau bentuk pelayanan BK komprehensif berjalan di MAN 2 Kota Payakumbuh. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif dengan teknik pengumpulan data Observasi, dengan teknik analisis reduksi data.
The differences of cultural awareness based on gender, age, race, and region of the students Fadhilla Yusri; Yeni Afrida
Konselor Vol 11, No 4 (2022): KONSELOR
Publisher : Universitas Negeri Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1240.452 KB) | DOI: 10.24036/02022114119545-0-00

Abstract

Objectives: This study was conducted to reveal differences in cultural awareness based on gender, age, ethnicity, and region of origin.Methods: The research conducted to reveal differences in student cultural awareness based on gender, age, ethnicity, and region of origin is a comparative type. The research sample amounted to 41 people who were selected using the accidental sampling technique. Data was collected by giving the cultural awareness instrument directly to the sample. The research datasets were processed using univariate and multivariate analysis.Results: The results showed that the average cultural awareness score of students was 71.8%, with SD 1.04 being in the medium category. There is no significant difference in student cultural awareness based on gender, age, ethnicity, and region of origin. Differences in gender, age, ethnicity, and region of origin have no impact on the cultural awareness they have. External efforts are needed to increase cultural awareness so that cross-cultural counseling activities can be carried out properly and appropriately.Conclusion: The mastery of student cultural awareness has an impact on the cross-cultural counseling activities that will be carried out. The results of this study can be used as a guide for teachers in the guidance and counseling study program to consider the treatment that can be given to increase the cultural awareness of students in implementing cross-cultural counseling.